Home › Forums › Forum Masalah Umum › masalah keluarga akhi30(8) › Re:masalah keluarga akhi30(8)
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
1. Karena Rasul saw mengajarkan keduanya, dan Allah swt berfirman : Wahai orang orang yg beriman, bertakwalah kepada Allah dan selalulah bersama orang orang yg shadiq (bersungguh sungguh dalam keshalihannya) QS Attaubah 119).
karena mereka jauh dari dosa, dan selalu mengajarkan orang menjauhi dosa.
syariah saja bisa menjadi pelaku dosa besar, karena syariah mayoritasnya adalah muamalah / pekerjaan Jasadiyah., dan bisa berbuat kelicikan dg kedok syariah.
misalnya zakat harta yg hampir mencapai haul, maka ia segera membelanjakannya, demi tidak terkena zakat harta, karena zakat harta mesti mencapai haul, lalu sehari kemudian ia mengumpulkan lagi uangnya, ia lakukan itu hanya demi tidak mengeluarkan zakat harta setiap tahun, tentunya perbuatan itu membuatnya tidak terkena wajib zakat dalam syariah, namun dosa besar karena telah berkhianat pada Allah swt.
atau orang yg mengetahui bahwa berjimak dg istri dibulan ramadhan akan terkena membayar puasa 2 bulan berturut turut, maka ia membatalkan dulu puasa ramadhannya sebelum berjimak, lalu berjimak dg istrinya, maka ia hanya terkena qadha satu hari saja, demi menghindari terkena puasa 2 bulan berturut2, tentunya hal itu bisa saja dalam syariah, namun ia telah berkhianat pada Allah swt dg hal itu, dan terkena dosa besar.
sifat sombong, riya, ujub, dengki, dll tidak terkena hukum dalam syariah, atau berzina sembunyi sembunyi tak terkena hukum dalam syariah, namun hal itu menghancurkan ibadah kita,
Rasul saw membawakan kepada kita tuntunan luhur berupa makrifah dan syariah.
maka secara dhohir dan batin dalam keluhuran.
2. yg dimaksud adalah 7 lapis langit, demikian dalam Tafsir Ibn Abbas ra.
3. ayat itu dijelaskan oleh Ibn Abbas ra bahwa orang Yahudi bertanya kepada Rasul saw mengenai ruh, maka Allah swt memfirmankan bahwa itu tak perlu diperluas pada mereka, karena hal itu adalah urusan Allah swt,
dan Allah memberi pengetahuan kepada Nabi saw dan para Rasul lainnya sangat sedikit, dibandingkan ilmu ilmu Allah swt, namun itu sangat banyak dan luas, namun sedikit yg dimaksud adalah sedikit disisi Allah swt. (Tafsir Ibn Abbas ra Al Israa 85).
3. maksud hadits itu adalah tidak semua ilmu boleh diajarkan kepada sembarang orang, riwayat serupa pada shahih Bukhari bahwa Sayyidina Ali kw berkata demikian pula, yg dimaksud adalah kita mestilah memberi peringatan dengan melihat sikon, dan kemampuan orang yg kita ajari.
sebagaimana riwayat shahih Bukhari ketika seorang mengadu pada Rasul saw ia bermakmum dalam shalat jamaah bersama muadz ra sebagai imamnya, lalu Muadz ra membaca surat Al Baqarah, maka ia meninggalkan shalat dan meneruskan shalat sendiri dg ringan, maka ketika Muadz ra dilapori itu maka Muadz berkata bahwa Ia munafik, maka orang itu mengadu pada Rasul saw, maka Rasul saw menghardik Muadz ra dg Ucapan : Kau pembuat fitnah kah wahai Muadz, pembuat fitnah.. pembuat fitnah.. pembuat fitnah..!.
maksudnya lihatlah keadaan orang lain, jika makmumnya setuju kesemuanya maka bolehlah dg surat panjang, jika makmum keberatan maka jangan dipaksakan.
4. sebagian besar para Imam menafsirkan Yaasiin, Thahaa, nuun, kesemuanya nama nabi saw, mengenai alif laam mim sebagian menafsirkan Alif adalah Allah, Laam adalah Jibril, miim adalah Muhammad saw, yaitu firman dari Allah diturunkan pada jibril as, disampaikan pada nabi Muhammad saw.
diambil huruf laam, bukan dari huruf pertamanya yaitu jiim, namun Laam adalah akhir dari lafadh Jibril karena nabi Muhammad saw lebih mulia dari Jibril as.
namun penafsirannya sangat banyak dan berbeda.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a\’lam