Home › Forums › Forum Masalah Umum › Salam Ta\’zhim teruntuk Habibana › Re:Salam Ta\’zhim teruntuk Habibana
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
cahaya kemuliaan Nya semoga selalu menuntun anda dalam kebahagiaan selalu,
mengenai syeikh, mursyid, murabbiy, guru, kesemuanya sama saja, yaitu seorang pembimbing dan pengajar kepada syariah islamiyah.
namun semakin jauh dari zaman nabi saw maka semakin terpisahlah makna makna guru, karena guru yg sebenarnya adalah pengajar syariah, pengajar makrifah, pembimbing kepada Allah swt.
namun kini guru guru mulai terpisah, mereka tak perduli dengan keadaan muridnya, mereka hanya tahu mengajar dan selesai, muridpun hanya tahu belajar dan selesai,
bukan ini makna guru dalam islam yg sebenarnya, guru adalah ayah ruhani bagi setiap muridnya, membimbing mereka dengan syariah dan makrifah kepada Allah swt,
dan muridpun bukan sekedar pelajar, namun layaknya seorang anak dan pennuntut ilmu yg berkhidmah kepada gurunya.
dizaman zaman terdahulu, setiap ayah adalah guru pertama bagi anaknya, barulah setelah itu sang anak akan mengenal guru lainnya setelah ayahnya, berbeda dg masa kini.
maka ketika murid berbakti pada gurunya dan memuliakan gurunya, dan gurupun mendoakan murdnya dan memperhatikannya bagai anak anak kandungnya sendiri, maka disinilah mengalir cahaya ilmu yg terwariskan dari Rasul saw.
guru mulia adalah guru yg dapat memberi contoh tauladan pada muridnya, yg dapat dipanut sebagai sosok sunnah, cukup mendalami ilmu syariah dan mengamalkannya, mencintai Allah dan Rasul Nya, sosok mereka ini walaupun tak selalu bertemu dg muridnya namun mereka ini adalah mendidik ruh murid2nya, sebagaimana ikan dapat mendidik anak anaknya dengan pandangan mata, demikian dan lebih lebih lagi Murabbiy Ruh..
kalau satu orang bernama munzir ini belum mampu menjadi murid yg baik, bagaimana akan dijadikan guru atau pendidik..
wallahu a\’lam