Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kesejahteraan,
saudaraku yg kumuliakan,
mengenai panjangnya mad, telah ada dari masa Rasul saw, sesuai qira;ah sab\’ah yg masyhur teriwayatkan.
mengenai ayat Laa Yamassuhu illal mutahharuun, berikhtilaf para Imam Madzhab dalam menafsirkannya, dan Imam Syafii menafsirkan jika kitabullah sudah terkumpul menjadi satu, maka menyentuhnya harus dengan wudhu.
Alqur\’an di masa Nabi saw sudah diatur urutannya, namun belum menjadi satu kumpulan, maka Imam Syafii berfatwa jika sudah menjadi satu kumpulan maka terkena pada ayat tsb, karena itulah Alqur\’anulkarim.
dan fatwa imam lain lebih berat maknanya, yaitu yg menyentuh alqur\’an (memahami alqur\’an) adalah orang orang yg suci, maka para pendosa tak bisa menelaah alqur;an, padahal banyak non muslim yg membaca Alqur\’an lalu mendapat hidayah dan masuk islam, berarti mereka menyentuh makna agung ALqur\’an.
dan dimasa Nabi saw tak ada orang suci, hanya Rasul saw seorang, lalu bagaimana mereka bisa mengenal islam yaitu \"menyentuh\" makna alqur\’an sedangkan mereka sudah digelari najis oleh Allah swt, (bahwa orang orang musyrik itu najis maka tak sepantasnya masuk ke masjidillharam sebagaimana Attaubah 24).
mengenai hadits celaan terhadap orang yg melupakan hafalan Alqur\’an, telah disyarahkan oleh para muhaddits bahwa yg dimaksud adalah jika melupakannya karena sengaja dan meremehkan alqur\’an, namun jika tidak sengaja, atau lemah hafalan, maka tak termasuk pada hadits tsb
mengenai bacaan doa kuat hafalan, anda dapat melihatnya di forum tanya jawab ini pada : file arsip majelis rasulullah. saw
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam