Home › Forums › Forum Masalah Umum › tarekat,pesantren,wahabi dll. › Re:tarekat,pesantren,wahabi dll.
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya kemuliaan Bulan Rasulullah saw ini semoga selalu menerangi hari hari anda dalam kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
1. mengenai mimpi di Talqin oleh rasul saw dalam mimpi adalah suatu kemuliaan, namun terpisah daripada kejadian orang tersebut menjadi pemimpin tarekat, ringkasnya semua tarekat itu bertujuan untuk mencari suatu cara agar sampai pd dzikir yg khusyu, bila sudah berhasil mencapainya maka ia tak perlu tarekat lagi, tapi umumnya mereka yg telah berhasil mereka menjadi pengajar, demi menuntun adik2nya mencapai khusyu nya dzikir,
mengenai syeikh alhallaj itu, adalah seorang sufi yg Ikhlas, dia mengatakan ana Al Haqq dengan makna bahwa seluruh yg ada dialam ini adalah menunjukkan / cermin AL Haqq, apapun dan siapapun.., tidak satupun yg ada dialam ini yg nafi dari Nama Allah Al Haqq, karena kesemuanya dibawah kekuasaan Allah, dalam pengaturan Allah swt, termasuk dirinya sendiri,
namun ucapan ini tak disetujui oleh para ulama tentunya, karena akan menimbulkan fitnah, maka ia dilarang dan ia terus mengucapkannya, maka ia dipancung dipinggir pantai oleh penguasa dimasa itu, dan darahnya sebagian jatuh ketanah dan menulis ana Al Haqq, dan sebagian tercecer ke laut dan tiba tiba ombak itu berguncang dan bersuara : Ana Alhaqq.. Ana Alhaqq..,
ini menunjukkan bahwa ia seorang yg shalih dan benar, karena jika ia seorang penyihir atau musyrik maka tak akan terjadi demikian setelah ia dibunuh, mustahil alam akan bersuara untuk membela seorang Musyrik apalagi setelah ia wafat,
namun perbuatannya tetap menyalahi syariah karena akan menimbulkan fitnah, maka ia pun dihukumi I\’dam (dipancung).
nah.. jika semua yg mereka lakukan itu tak bertentangan dg syariah secara nyata, maka hal itu boleh boleh saja, namun bila bertentangan dg syariah maka hal itu adalah tarekat yg keliru.
syeikh siti jenar kabarnya pengikut Al Hallaj, maka iapun dihukumi sama oleh para wali songo.
2. mengenai Syeikh Ibn Abdulwahhab saya tak memiliki profilnya, dan saya tak pernah tahu jika ia mengaku sebagai mujtahid, sebab terdapat kabar simpang siur atasnya, ada yg mengatakan bahwa ia sudah bertobat sebelum wafatnya dan merubah fatwa fatwanya, namun murid2nya menyembunyikan fatwa fatwa baru itu dan meneruskan fatwanya yg lama, wallahu a\’lam mana yg benar dan saya tak berani mengambil keputusan untuk menilai beliau.
3. mengenai bakar dupa, adalah hal yg bukan berbau mistik atau kemusyrikan, itu hanya diada adakan oleh orang wahabi yg sengaja menyudutkan aswaja dan menuduh semaunya bahwa hal itu syirik,
begini saudaraku, dupa gahru adalah kebiasaan para salafusshalih untuk mewangikan ruangan, ia adalah pewangi ruangan yg sangat efektif, sebagaimana kita ketahui ketika di majelis majelis taklim atau majelis dzikir itu mestilah dipadati hadirin, dan umumnya (terutama dimasa itu) tak ada kipas angin dan atau ac, maka (maaf) bau badan akan merasuk dan mengganggu kekhusyuan, maka dibakarlah kayu gahru dan memang daya wangi sangat tajam dan kuat,
jauh lebih kuat dari spray, sekerat gahru sebesar ibu jari bisa mewangikan pakaian ratusan hadirin, dan ruangan menjadi wangi, sirna bau keringat, atau bau dari dapur, atau bau dari aliran kotor, semua terkalahkan oleh wanginya gahru,
tentunya Rasul saw menyukai yg wangi wangi, dan rasul saw tak menyukai yg bau, atau makanan berbau, atau tubuh yg berbau tak sedap, sebagaimana disunnahkan mandi di hari jumat, diriwayatkan dalam shahih Bukhari bahwa di hari jumat banyak para sahabat yg hadir Jumatan dan mereka adalah kuli atau petani, bau tubuhnya menyengat, maka sejak itu Rasul saw menyunnahkan mandi sebelum shalat Jumat,
nah.. boleh boleh saja kita ganti dupa itu dg spray, sebagaimana sekarang sudah banyak dipakai spray pewangi di majelis taklim, maulid atau lainnya,
namun dupa pewangi ini tetap merupakan hal yg mustahab fiih, (baik dilakukan), karena merupakan kebersihan dan wewangian,
beda dengan \"kemenyan\", naudzubillah memang baunya pun busuk dan saya percaya deh kalau dipakai tuk mengundang Jin atau syaitan, memang baunya busuk dan mengerikan, tapi pun kita tak bisa menghukumi musyrik bagi mereka yg memakainya sebelum ada bukti bukti yg jelas,
namun saudaraku, kalau saya pribadi tak memakai dupa apapun di majelis majelis maulid saya, karena saya mempunyai penyakit asma, yg lumayan peka terhadap asap,
tapi bila kebetulan hadir disuatu majelis yg memakai dupa maka saya ikuti aja, karena hal itu dibenarkan oleh syariah,
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a’lam