Home › Forums › Forum Masalah Umum › tentang jamaah tabligh
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 14 years, 1 month ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
August 19, 2010 at 7:08 am #189059220al jihadMember
ayahanda yang dimuliakan Allah swt,
sy cm ingin ayahanda meralata kata2 bodoh pd JT, dan ayahanda jgn sebut jamaah ini dgn JT,krna anda tal lebih dgn wahabi dan yg lainnya, krna jamaah ini tak pernah memberikan nama pd jamaahnya.
ayahanda begini kah cara rasulullah untuk mengingatkan atau memperbaiki saudaranya yang salah dgn menyebut mereka bodoh dan tercela.ini kah sikap yg dicontohkan rasulullah, saya rasa rasulullah tidak akan begitu bila mengingatkan ummat nya yg salah.
ayahanda yg dimuliakan Allah, saya dulu bodoh dgn ilmu agama tetapi dgn ikut jamaah ini alhamdulillah bnyak ilmu yg saya dapat,dr tata cara sholat smpai tata cara tidur yg sesuai dgn rasulullah.jd dimanakah yg ayahanda katakan bodoh.apa semua yg tak sesuai dgn cara ayahanda,ayahanda katakan bodoh.
maaf ayahanda,saya hnya orang yg lemah ilmu,yg mencari ilmu yg sedang belajar, sekiranya ayahanda adalah orang yg bisa membenarkan itu semua,tolong dibenarkan,jgn cm ayahanda mengatakan bodoh dan tercela,kl ayahanda sperti itu tak lain ayahanda sama dgn para wahabi yg ayahanda sesatkan.August 21, 2010 at 4:08 am #189059223Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
beribu maaf jika ada ucapan saya yg demikian, namun bodoh secara mutlak, tidak saya ucapkan, jika kalimat bodoh dalam syariah, atau bodoh dalam dakwah, hal itu mungkin dalam pemahaman umum adalah celaan, bukan demikian saudaraku, saya berbicara dg istilah syariah, didalam fiqih, ushul, mustalah hadits, tafsir, dll sering kalimat itu disampaikan tanpa bermaksud menghina, tapi membenahi dan memperjelas, bukan mencaci, misalnya orang bertanya : sah kah imam yg shalih namun fatihah nya tidak benar?, mestilah penjawab yg mengerti syariah akan menjelaskan : berimam kepada orang yg bodoh dalam syariah sah shalatnya, asal tidak melanggar rukun rukun shalat, dan fatihah adalah rukun shalat, namun jika di wilayah itu tak ada imam lain yg betul dalam membaca fatihah, dan masyarakat banyak dalam keadaan bodoh dalam syariah, maka bermakmum padanya sah, karena demikian keadaan wilayah itu, dan jika tidak merubah makna namun karena kejahilannya/kebodohannya dalam syariah, sah fatihah nya dan sah bermakmum padanya.jawaban seperti ini bukan mencela orang shalih itu, tapi penjelasan dalam syariah, tanpa bermaksud menghina imam itu.
sebagaimana ucapan Makruh, secara bahasa maknanya hal yg dibenci, namun dalam syariah sungguh jauh berbeda, yaitu hal yg jika diperbuat tidak menjadi dosa, namun jika dihindari maka mendapat pahala.
demikian pula kalimat bodoh dalam syariah, bukan menghina, bisa saja ia wali Allah swt, shalih, orang baik, namun berkekurangan pemahamannya dalam syariah.
sesekali saya tidak mencela jamaah tabligh, namun jika ada yg bertanya tenang kesalahan yg mereka perbuat, mestilah saya menjelaskan bahwa itu karena ketidak fahamannya dalam syariah, atau kebodohannya dalam syariah,
maka saudaraku, itu bukan celaan, jika anda mempelajari ilmu mustalah hadits, tafsir, fiqih, anda akan lebih memahami ucapan saya, dan banyak menemukan istilah itu umum digunakan dalam syariah.
mengenai gelar JT, saya menyesuaikan dg penanya, walau jamaah tabligh tidak menamakan itu pada kelompoknya, namun mereka berkelompok, maka istilah apa yg harus saya sebutkan kalau bukan menyebut gelar yg diberikan masyarakat umum padanya?
itu bukan celaan saudaraku, sebagaimana ahlussunnah waljamaah dikenal di dunia maya dg gelar aswaja, atau mereka yg mengikuti madzhab syafii mereka digelari syafi;iyyun, atau madzhab maliki dg gelar malikiyyun, hal itu lumrah dan bukan hinaan.
Rasul saw menggelari kelompok yg terakhir keluar dari neraka dg gelar Jahannamiyyun, apakah beliau saw mencela?, tidak, namun memang mereka penduduk neraka jahannam yg terakhir keluar dari neraka, Rasul saw menggelari dg gelar itu adalah bermakna pujian, karena mereka berhasil keluar dari neraka, tidak kekal didalamnya, ucapan diatas (jahannimyyun), riwayat ini bisa anda temukan pada Shahih Bukhari dan lainnya.
dalam kali yg lain Muadz bin Jabal ra seorang sahabat besar, seorang yg terkemuka diantara kelompok sahabat, bahkan termasuk kelompok ahli syariah diantara para sahabat besar, namun ketika ia memanjangkan bacaaan suratnya di shalat subuh ketika menjadi imam, hingga seorang awam mengeluh ia tak mau lagi shalat berjamaah subuh karena ia punya pekerjaan dan tak bisa menghadiri shalat sepanjang itu, Rasul saw bersabda atas muadz : Fattaan..!, fattaan..!, fattaan..! (dg mengulanginya 3x), demikiran riwayat shahih Bukhari dan lainnya, anda tahukah makna Fattaan?, fattan artinya tukang fitnah..!, atau pemfitnah.., atau pembawa fitnah.., ucapan itu dilontarkan Rasul saw dihadapan para sahabat radhiyallahu\’anhum,
namun sungguh adakah akhlak yg lebih mulia dari beliau saw?, apakah beliau saw penggunjing?, tentunya itu bukan bermakna celaan, tapi peringatan utk muadz ra dan sahabat lainnya bahwa perbuatan itu tidak benar, tanpa mengelompokkan muadz bin jabal ra sebagai kelompok tukang fitnah, walau ucapannya demikian.
maka jika anda menilai sekilas tanpa mempelajari asbabul wurud (sebab sebab munculnya hadits itu), maka anda akan mengatakan Rasul saw mencela muadz ra didepan umum dg celaan yg tak layak dijatuhkan pada Sayyidina Muadz ra.
namun jika anda mempelajari siapa Rasul saw, dan sebab musabab munculnya hadits itu, dan riwayat riwayat lain dari sabda Rasul saw yg memuji muadz ra, maka anda akan memahami bahwa itu bukan celaan, tapi peringatan.
demikian Allah swt berbuat, disuatu waktu Allah swt mencela para pendosa, di ayat lain Allah swt menyeru para pendosa agar jangan putus asa dari rahmat Nya,
di suatu ayat Allah swt mencela istir istri nabi saw ketika berbuat salah, di ayat lain Allah swt memuji mereka.
demikian yg saya lakukan saudaraku, jangan tersinggung dalam hal ini, saya banyak memuji jamaah tablig, lebih banyak daripada hal hal yg mengkritik mereka.
anda dapat lihat di link berikut
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=7&id=13541〈=id#13541
hal yg mencolok dan perlu dibenahi pada tubuh jamaah tabligh adalah lebih mendahulukan yg sunnah daripada yg fardhu, dakwah adalah fardhu kifayah, cara tidur Rasul saw adalah sunnah, cara makan, doa makan, dlsb itu semua sunnah, namun sebenarnya sebelum kita mempelajari yg sunnah, kita layak mempelajari yg fardhu dulu, jika anda tanyakan berapa rukun shalat pd mereka belum tentu mereka bisa menjawabnya, jika mereka berdakwah lalu ditanya tentang pertanyaan2 syariah oleh masyarakat bagaimana mereka menjawabnya?inilah saudaraku dari beberapa kendala yg mesti dibenahi pada jamaah tabligh, tanpa kita mengatakan mereka itu salah dan sesat secara mutlak, karena manusia penuh kekurangan, butuh saling mengisi dan mengingatkan,
dan semua yg saya sampaikan demi semakin sempurnanya jamaah tabligh, bukan untuk menghancurkan mereka dan mencela tanpa sebab yg jelas, mereka baik, sopan, berakhlak, namun perlu lebih mendalami syariah sambil menjalankan dakwahnya.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.