Home › Forums › Forum Masalah Umum › Pengajian Kehamilan 4 Bulan › Reply To: Pengajian Kehamilan 4 Bulan
Wa alaikum salam wa rohmatullahi wa barokatuh.. saudaraku yang dimuliakan ALLAH.
Sebetulnya tidak ada ritual dan waktu yang ditentukan secara khusus oleh syariah untuk mengadakan acara tasyakuran atas kehamilan seorang ibu, Kapan saja boleh.
Yang terpenting adalah, jangan melakukan hal yang jelas dilarang oleh agama, seperti ; memandikan wanita hamil itu ditengah orang banyak. Sebagaimana terdapat pada beberapa adat istiadat.
Ada pendapat, waktu yang lebih tepat untuk tasyakuran tersebut, ialah setelah ditiupkan ruh kedalam diri janin, yaitu setelah 120 hari (4bulan). Untuk menunjukkan rasa syukur atas kehidupan bayi, juga memohon kebaikan buat si bayi dan ibunya.
Sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW ;
حَدَّثَنَا الحَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ، حَدَّثَنَا أَبُو الأَحْوَصِ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوقُ، قَالَ: ” إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، وَيُقَالُ لَهُ: اكْتُبْ عَمَلَهُ، وَرِزْقَهُ، وَأَجَلَهُ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ، فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ ”
“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallohu a’lam.
Semoga ALLAH menjaga ibu dan anaknya dan kelak mempermudah proses melahirkan dan menjadikan anak yang sholeh/sholehah kebanggaan hati kedua orang tua dan khususnya baginda Rasulallah SAW.
Wa alaikum salam wa rohmatullahi wa barokatuh.