Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw
Senin 19 Febuari 2018
-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Yang kita hormati dan kita cintai para guru-guru kita yang hadir pada malam hari ini wabil khusus tamu kita yang datang dari negeri yang jauh dari Baidho Hadramaut guru kita Assyekh Ahmad Azzohiri kita doakan panjang umur sehat wal afiyah. Demikian yang mendampangi beliau Assyekh Abduljalil kita doakan panjang umur sehat wal afiyah. Demikian kepada guru kita tercinta yang senantiasa membimbing kita Al-Habib Muhammad Bagir bin Alwi bin Yahya kita doakan panjang umur sehat wal afiyah. Wabil khusus juga malam ini guru kita tercinta Al-Habib Alwi bin Ustman bin Yahya kita doakan panjang umur sehat wal afiyah. Perwakilan cabang Majelis Rasulullah Lampung yang tadi telah menyampaikan sambutan Al-Habib Ahmad Al-Idrus kita doakan panjang umur sehat wal afiyah. Guru kita Ust Abdussalam.
Hadirin dan Hadirat jamaah Majelis Rasulullah baik yang hadir maupun yang mendengar Live Streaming Majelis Rasulullah mudah-mudahan kita semua mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah Swt. Kita baca Hadist malam ini Hadist yang ke 71
- عن أبي ثرية بن معبد الجهني رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (عَلِّمُوا الصَّبِيَّ الصَّلَاةَ ابْنَ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا ابْنَ عَشْرٍ) حديث حسن رواه أبو داود و الترمذي و قال حديث حسن
Dari Abu Thurayya bi n Ma’bad AlJuhani RA, Rasulullah SAW bersabda “Ajarkanlah anak kalian shalat saat umur tujuh tahun, dan pukullah dia saat umur sepuluh tahun” (Hadits Hasan HR Abu Daud dan Tirmidzi beliau berkata Hadits Hasan)
Sampailah kita malam ini Hadist yang ke 71 dari rangkuman kitab Qutuful Falihin yang telah di rangkum oleh guru kita tercinta Sayyidil Walid Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim Bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim kita doakan mudah-mudahan beliau panjang umur sehat wal afiyah. Hadist yang ke 71
Dari seorang sahabat yang bernama Al-Imam Abi Thurayya bin Ma’bad Al Juhani salah seorang sahabat Rasulullah Saw yang meriwayatkan Hadist malam ini dan beliau juga salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan Hadist-Hadist yang lain. Jumlah Hadist yang telah di bawa oleh beliau kurang lebih 19 Hadist. Ulama mengungkapkan beliau adalah salah seorang sahabat yang panjang umurnya meninggal pada zaman Khilafah Mu’awiyyah. Semoga Allah meridhoinya dan kita mendapatkan barokahnya.
Baliau berkata bahwasannya Rasul telah bersabda ajarkan anak-anak kita laki atau perempuan artinya sebelum sampai mereka pada usia baligh. Ajarkan anak-anak kita ketika mereka masih berawal umur 7 Tahun. Ajarkan anak-anak kita untuk mengetahui sholat. Lalu pukullah anak-anak itu pada usia ke 10 Tahun
Hadist malam ini berbicara tentang perhatian orang tua kepada anaknya di dalam suatu hal yang sangat penting yaitu Sholat. Kita lihat bagaimana bahasa Hadist Ajarkan anak-anak kalian untuk megetahui tentang sholat. Kita lihat bagaimana standar umur yang di garis oleh Rasulullah yaitu usia 7 Tahun.
Kenapa Rasul Saw menyuruh usia 7 Tahun anak sholat? Karena biasanya anak-anak kecil itu kalau sudah sampai usia 7 Tahum dia mulai mengerti. Itu di sebut Dalam ilmu Fiqih sampai pada usia Tamyiz. Karena yang usia 7 Tahun ini biasanya sudah mulai mengerti liat bapaknya sholat, liat ibunya sholat, oleh karena itu Rasul menghimbau kepada kita ajak mereka Sholat agar mereka terbiasa semenjak usia nya 7 tahun sudah kenal sholat sudah mengerti Fatihah sampai usia 8 9 tahun dia sudah tidak asing lagi untuk melaksanakan Sholat.
Ada lagi standar umur dari baginda Nabi kita Muhammad Saw dalam riwayat Imam Abu Dawud: anak itu kalau sudah tau mana kanan mana kiri maka surulah anak-anak itu untuk sholat
Ibu bapak Hadirin dan Hadirat yang di rahmati oleh Allah. Mungkin kalau anak-anak zaman sekarang 7 tahun dia mulai kenal sholat, 8 tahun sudah mulai menghapal Juz Amma, tapi berbeda dengan zaman terdahulu . imam Syafii pada usia 6 tahun sudah menghafal Al-Qur’an 30 Juz di luar kepala.
Lalu di katakan dalam Hadist Rasulullah Saw bersabda: pukullah dia ketika dia teledor meninggalkan sholat sementara umurnya sudah 10 tahun. Dari 7 tahun di ajak hukumnya sunnah. Bagus kalau dia sholat kita ajarkan Wudhu lalu dia sholat pahalanya buat kita. Tapi tidak wajib bagi dia melaksanakannya. Kalau sudah 9 tahun sudah mulai aqil Baligh maka hokum Taklif sudah wajib bagi dia untuk melaksanakannya. Kalau dia tidak juga melaksanakannya Rasul menyuruh kita memberikan teguran dengan pukulan. Pukulan yang bagaimana? Pukulan yang tidak melukai dia. Jangan sampai kulitnya lecet , apalagi berdarah, apalagi patah tulangnya, jangan sampai kita pukul anak kita untuk sholat sampai membuat anak itu memar dan ketakutan.
Ibu bapak Hadirin wal Hadirat yang di rahmati oleh Allah. Rasulullah Saw ,menyuruh kita dan mengajarkan kepada kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita sholat dari mulai usia 7 tahun. Kalau dia tidak sholat ketika umur 10 tahun pukul. Perlu 1 hal yang kita harus tau. Anak kita itu punya hak. Anak kita punya hak yang orang tua harus melaksanakan hak anaknya. Di antara hak anak-anak kita orang Muslim punya kewajiban mengajak anak nya sholat hukumnya wajib.
Dalam riwayat Imam Muslim Rasul pernah menyuruh sahabat memberitahu kepadanya sesungguhnya anakmu itu punya hak atasmu yang harus kamu tunaikan. Kalau Hadist mala mini kita tau kalau menyuruh anak sholat hukumnya wajib bukan saja keluar dari lisannya Sayyiduna Muhammad saja. Bahkan perintah dari Allah. Dalam surat thoha
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Jadi kita ini ibu bapak yang belum mempunyai anak mudah-mudahan di takdir oleh Allah di beri anak yang Soleh dan Solehah. Tapi ketika kita punya anak itu adalah Amanah., Tanggung Jawab, Bapak di Tanya oleh Allah bagaimana Tanggung Jawab kamu kepada anakmu., kepada istrimu,
Dalam kitab Ihya Ulumuddiin di letakkan suatu riwayat Hadist nanti di hari kiamat hal yang pertama menggelayut di diri kita yaitu urusan istri dan anak kita. Kita di sidang oleh Allah Swt gara-gara urusan mereka. Mereka teriak-teriak di hari kiamat. Anak kita berteriak Ya Allah dia jangan di masukan ke dalam surga terlebih dahulu kami meminta bagian haknya kami sebagai anaknya dari dia. Dulu di dunia kita tidak pernah di ajarkan apapun dalam hal ibadah. Yang di kasih kepada kita makanan yang haram. Kami tidak sholat, kami makan yang haram, karena kami tidak tau hukumya. Akhirnya di tahan tidak jadi di masukan ke dalam surga di ambil bagiannya di bagi rata sama mereka.
Tidak jadi masuk surge karena dulu di dunia bapaknya tidak mengajak anaknya untuk sholat. Dia asik 5 waktu sholat di masjid anaknya tidak sholat dia tidak perduli. Ini dosa besar saudara.
Dalam suatu riwayat Hadist baginda Nabi kita Muhammad Saw pernah bersabda seorang itu tidak meninggal dunia bawa dosa yang paling besar melebihi besarnya dosa seorang suami yang membiarkan istrinya bodoh, anaknya bodoh, tidak mengerti ilmu agama, tidak mengerti sholat, tidak mengerti wudhu, tidak mengerti yang namanya puasa, ini dosa yang besar yang di bawa oleh seorang kepala rumah tangga.
Ada orang tua yang kerjanya dari pagi sampai sore. Anaknya di taro sama pembantu. Pas sore dia pulang Tanya anak saya tadi di kasih makan?kasih, tidur dia? Tidur, tidak di Tanya sholat zuhur gak? Asar gak? Ada lagi kerja dari pagi sampai larut malam dia balik anak-anaknya sudah tidur, lalu Tanya istrinya tadi anak kita makan apa? Pr di kerjakan atau tidak, jangan sampai tidak karena itu penting, itu mendukung kesuksesan dia, nanti dia bisa mendapatkan Ranking, dan mendapatkan pekerjaan yang bagus, karena dia rajin belajar. Tapi sedikit pun tidak di Tanya apakah tadi anak kita sholat Magrib. Apakah anak kita tadi sholat Isya? Ini zaman saudara terjadi orang tua sibuk dengan pekerjaanya, seorang ibu sibuk dengan hp nya, sibuk dengan urusannya masing-masing anaknya tidak mengerti Qur’an, tidak mengerti Hadist, tidak mengerti sholat,
Dalam kitab Tadzkirotul Musthofa yang di karang oleh Al-Habib Abu Bakar Masyhur dan meletakkan 1 Hadist : akan datang kata Nabi zaman orang lebih senang mengurusi anak binatang, melihara kucing, melihara anjing, melihara Ayam, melihara Bebek, Burung Dara, dia lebih senang melihara binatang dari pada ngurusin anaknya sendiri. Sore dia cari Ayamnya, Sore dia cari Bebeknya, pagi melek mata ngempani Burungnya, kasih makan Burung nya satu-satu, duduk membaca Koran, sang Ibu buka Hp, anaknya jam 8 pagi masih Tidur.
Kita lihat orang tua di zaman dahulu di Hadramaut, di Tarim terlebih khusus, anak-anak kecil itu tidak di beri makan sama ibu nya ketika waktu Habis Isya akan tetapi buru-buru di tidurin, nanti jam satu pagi di bangunin dan di beri makan. Dari mulai kecil sampai usia 10 tahun setiap jam 1 pagi bangun untuk makan. Dari 10 tahun sampai 20 tahun itu anak mikir tengah malam bangun rugi kalau buat makan lalu di pakai buat Sujud, di pakai buat Tahajjud, sampai meninggal dunia mereka tidak pernah meninggalkan Tahajjud, tidak pernah meninggalkan ibadah Sunnah apalagi yang Wajib.
Ibu bapak Hadirin wal Hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt anak itu tergantung kita. Ente suka berburu anak ente bakal suka berburu. Kita suka mencuri anak kita jadi raja copet. Suka nipu anak kita jadi raja tipu. Kita suka sholat anak kita jadi doyan sholat. Anak itu tergantung bagaimana orang tua. Mau di masukin Islam , di masukin Yahudi, Nasrani, urusan dari bapaknya. Dia suci , ibu bapak, orang yang paling sayang sama anaknya siapa kalau bukan bapak dan ibunya. Ente jalan, anak ente liat ada duri anak ente tidak sadar buru-buru ente angkat, kenapa? Karena sayang sama anak. Anak ente main api ente Tarik jangan main api kenapa? Takut terbakar. Ini masih di dunia. Tapi ketika kita menyepelekan sholat seakan-akan kita menyiramkan Bensin kepada anak kita. Api nya bukan api dunia akan tetapi apinya nanti di hari kiamat.
Ibu bapak kenapa Nabi menyuruh kita untuk memerintahkan anak kita sholat? Karena sholat itu ibadah yang paling penting. Kalau orang rajin sholat rumahnya berkah orang-orangnya juga berkah. Selamat dunia dan akhirat.
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar
Karena celaka yang paling bahaya yang muncul yang di sebabkan orang tidak sholat. Bukan kita saja yang terkena apesnya orang dekat sama kita terkena apes gara-gara kita tidak sholat.
Dalam kitab Majmu’ Arba Rosa ilhamma karangan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mengatakan kejahatan dan malapetaka yang Allah tumpahkan gara-gara 1 Muslim yang tidak sholat 70 tetangga rumahnya terkena.
Dahulu ada ulama namanya Sa’id ibnul Mussayyid. Dia sholat setiap malam anaknya bertanya wahai abah kenapa bah setiap malam sholat terus? Saya akan terus tambahkan sholat wahai anakku semoga kamu di jaga sama Allah Swt. Ini bapak tidak mengajak anaknya ayo sholat akan tetapi dia sudah menjadi contoh. Kalau bapak mengajak anaknya sholat dianya tidak sholat kira-kira berhasil atau tidak? Tidak akan berhasil. Kita sebagai orang tua contohkan kepada anak kita bahwa kita orang yang senantiasa mejaga sholat. Insya Allah anak kita melihat dakwah hal kita mereka akan tergugah hatinya untuk ikut sholat bersama kita. Dan yang terakhir jangan pernah tinggalkan doa nya Nabi Ibrahim yang Allah letakkan di dalam Al-Qur’an
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Ibu bapak hadirin wal hadirat yang di rahmati oleh Allah itulah penjabaran dari pada Hadist malam ini Hadist yang ke 71 mudah-mudahan yang sedikit ini ada guna dan manfaatnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.