Home › Forums › Forum Masalah Fiqih › maulid dg telur › Re:maulid dg telur
alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
cinta dan rindu yg berpadu pada Dzat Allah swt semoga selalu berpijar pada anda dengan cahaya kebahagiaan
saudaraku yg kumuliakan,
adat istiadat, selama tak bertentangan dengan syariah maka mubah hukumnya, mengenai telur itu, awal muasalnya adalah diadakan untuk jamuan sedekah bagi fuqara, lalu kemudian selanjutnya adalah dibuat menarik seperti hadiah hadiah dengan berwarna warni tsb, lalu diperebutkan.., masya Allah, hal itu lebih cenderung pada kegembiraan saja, tak bertentangan dengan syariah,
riwayat shahih Bukhari ketika orang Najasyi bermain bola di masjid nabawi maka Rasul saw melarang Umar ra yg akan mengusir mereka, Rasul saw duduk menontonnya dan tersenyum, beliau berkata : \"biarkanlah, sungguh ini hari Ied\"
maka hari hari yg berupa hari kegembiraan, maka adat istiadat boleh saja diperbuat asal tak melanggar syariah, bahkan main bola di masjid pun masih ditolelir oleh Nabi saw menginat mereka muallaf.
dalam kejadian lainnya Rasul saw didatangi orang anshar yg memakai Mizmar, bersenandung didepan beliau saw, maka Abubakar ra marah dan Rasul saw bersabda : Biarkan wahai Abubakar, setiap kaum punya hari raya, inilah hari raya kita. (shahih Bukhari)
ada riwayat bahwa riwayat shahih ini bukan di hari ied, tapi dihari Mina, dan Nabi saw menamakan Mina pula hari Ied, maka y dimaksud oleh nabi saw adalah hari hari mulia boleh saja bergembira dan membuat perayaan,
maka jika semacam telur itu, atau percon dll hal itu ditolelir dalam syariah jika berkenaan dg hari hari yg boleh disambut dg gembira, dan layaknya kita gembira dengan hari kelahiran Rasul saw.
namun kalau pribadi saya ditanya, tentunya dengan duduk dan mendengar rawi, shalawat, dan tausyiah, rasanya lebih sejuk dan sakinah daripada ada perebutan seperti itu, sehingga makna maulid nabi saw lebih membekas dalam jiwa, bukan hanya sekedar gembira, berebutan, lalu bubar
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam