Home Forums Forum Masalah Umum Tanggapan Shalat Tarawih Re:Tanggapan Shalat Tarawih

#82200999
Munzir Almusawa
Participant

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya Keberkahan Syuhada Badr semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
Tarawih tak pernah ada di zaman Nabi saw, yg beliau lakukan itu bukanlah tarawih, itu shalat witir, karena hadits Aisyah ra mengatakan Rasul saw tak pernah shalat malam lebih dari 11 rakaat di bulan ramadhan dan selain ramadhan, ini menunjukkan bukan tarawih, karena ramadhan hanya dilakukan saat tarawih,

pendapat yg menguatkan ini adalah jika hal itu sunnah maka Nabi saw tetap akan melakukannya sesekali, sebagaimana siwak yg juga dijelaskan : \"Jika tak risau akan menyulitkan kalian, akan kuperintahkan kalian bersiwak setiap shalat (Shahih Bukhari),

namun beliau saw tak pernah melakukannya lagi, maka pun jika itu sunnah maka sudah mansukh, (dihapus) karena beliau saw tak melakukannya lagi,

dan jika hal itu sunnah maka mestilah Khalifah Abubakar shiddiq ra melakukannya, mustahil beliau melupakannya, kemana pula para sahabat lain yg bungkam saja jika hal itu sunnah?

hal itu baru dilakukan dimasa Umar bin Khattab ra,
riwayat shahih Imam Baihaqi yg juga dari Assaaib bin Yaziid berkata bahwa mereka melakukan di zaman Umar bin Khattab ra shalat tarawih di bulan ramadhan 20 rakaat, bahkan mereka sampai bersandar dengan tongkat dimasa Ustman bin Affan ra. (Sunan Imam Baihaqy Alkubra hadits no.4393).
lalu berkata Imam Baihaqiy bahwa bila kita mengumpulkan antara dua riwayat ini (riwayat yg 11 rakaat dan 20 rakaat di masa Umar ra), bahwa sebelumnya mereka melakukannya sebanyak 11 rakaat, lalu kemudian mereka melakukannya dengan 20 rakaat dan witir 3 rakaat (Sunan Imam Baihaqiy Alkubra Juz 2 hal 496).

Tentunya kita memahami bahwa Khalifah Umar ra kemudian melakukannya 20 rakaat, diteruskan hingga zaman ustman ra sebagaimana riwayat diatas bahwa mereka hingga bersandar pd tongkat dimasa khalifah Ustman, Bahkan diriwayatkan bahwa hingga zaman Ali bin Abi Thalib kw mereka masih melakukannya 20 rakaat (Sunan Imam Baihaqy Alkubra hadits no.4395, 4396).

Pendapat Imam Ibn hajar dalam kitabnya Fathul Baari Almasyhur :
Terdapat banyak riwayat mengenai tarawih, ada pendapat yg mengatakannya 11 rakaat dan adapula yg 13 rakaat, adapula yg 20 rakaat, dan ikhtilaf adalah pd yg lebih dari 20 rakaat yaitu condong lebihnya adalah witr, adapula riwayat 36 rakaat, 39 rakaat dan banyak lagi yg melebihi 40 rakaat.

Berkata Imam Syafii bahwa kulihat orang melaksanakan shalat tarawih di Madinah sebanyak 39 rakaat dan di Makkah 23 rakaat (Fathul Baari Almasyhur Juz 4 hal 253)

Pendapat Ibn Taimiyyah :
Sungguh telah kuat riwayat bahwa Ubay bin Ka?ab menjalankan shalat tarawih 20 rakaat dan shalat witir 3 rakaat, maka pendapat banyak ulama bahwa hal itu sunnah (Fatawa Ibn taimiyyah Juz 23 hal 112)

mengenai pendapat Imam Malik, beliau sendiri meriwayatkan tarawih 11 rakaat, beliau meriwayatkan pula tarawih 20 rakaat, dan beliau meriwayatkan pula tarawih yg 36 rakaat, \"inilah yg telah berjalan selama lebih dari 100 tahun\", demikian tutur Imam Malik. dan teriwayatkan dari Imam Malik pula 46 rakaat dengan 3 witir, inilah yg masyhur darinya(Fathul Baari Almasyhur Juz 4 hal 253 – 254).

dan tak ada satu madzhab pun yg melakukan shalat 11 rakaat. Jumhur seluruh ahlussunnah waljamaah dari 4 madzhab tak satupun melakukan tarawih dibawah 20 rakaat.

bahkan di Haramain Masjidil Haram dan Masjidinnabawiy tidak melakukan 11 rakaat,

cuma wahabi disini saja memisahkan diri sendiri, dan mengenai Al Albaniy kita tak mengakuinya sebagai Muhaddits, karena muhaddits adalah orang yg banyak menerima sanad hadits, sedangkan beliau hanya menukil dan menghafal dari buku, tak pernah jumpa dengan Rijalussanad, tak pula jumpa dengan perawi hadits, tak pula punya sanad kepada Imam Bukhari, tak pula punya sanad pada imamul madzahib, maka sanad beliau Maqtu\’ dan hujjah beliau sangat dhoif, lebih lebih lagi beliau bertentangan dengan Arba\’a madzahib, maka ini Batil.

mengenai masalah bid\’ah telah saya jelaskan panjang lebar di halaman depan web ini pada artikel yg berjudul : \"Bid\’ah\".

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a\’lam