Alaikum salam wr wb,
Maaf ayat pertama yg anda sebutkan itu terpotong, karena bila anda melihat kalimat sebelumnya adalah \"TIADALAH PERBUATAN SESEORANG TERKECUALI IA AKAN MENANGGUNGNYA\", barulah kalimat selanjutnya \"DAN SESEORANG TAK AKAN MEMIKUL DOSA ORANG LAIN\"
Ayat ini (Al An\’aam 164) mutlak tidak bertentangan dg ayat yg kedua (An Nahl 25), tapi justru saling memperkuat dan memperjelas makna,

kira kira saya buatkan contoh mudahnya seperti ini :
1). Andi merakit Bom dan mempengaruhi Amir agar mau membawanya dan meledakkannya.

2). lalu Amir mencuri di sebuah pertokoan, lalu tak lama kemudian membawa Bom rakitan Andi dan Meledakkannya.

3). pada waktu yg sama terjadi peledakan di negeri seberang.

Maka Secara Keadilan yg murni :
1). tuntutan atas Amir adalah sebagai Pencuri dan Peledak Bom.

2). Andi dituntut dan harus bertanggung jawab atas perbuatan Amir yg meledakkan Bom itu karena ia adalah Biang Keladinya.

3). Andi tak akan dituntut atas pencurian Amir, dan juga peledakan Bom di negeri seberang, karena ia tak tahu menahu mengenai pencurian dan tak pula terlibat Bom yg meledak di negeri seberang.

Allah menjelaskan bahwa mereka yg mengajak kepada kemungkaran akan turut bertanggungjawab/terlibat atas perbuatan orang yg diajaknya di hari kiamat, karena kemungkaran itu bersumber dari ajakannya, dan ia tak akan dibebani dosa orang lain yg bukan atas sebab ajakannya dalam berbuat kemungkaran. (Sumber : Tafsir Ibn Abbas)

Ketahuilah bahwa tiada satupun ayat dalam Al Qur\’an yg bertentangan, walaupun secara sepintas seakan akan bertentangan, namun bila kita pelajari Asbabunnuzulnya dan penafsiran makna dari para Mufassir, Mufassirin sahabat khususnya, maka akan kita temukan bahwa ayat satu dengan lain saling menguatkan dan memperjelas,
Wallahu a\’lam

*Saya mohon maaf pada para pengunjung situs ini khususnya para penanya, bila saya seringkali terlambat menjawab pertanyaan anda.
Terimakasih atas kunjungan anda di situs kami, wassalam