Home Forums Forum Masalah Fiqih amal jariah & pengen makbul do\’a

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #189524823

    Assalamualaikum,

    Semoga habibana mendapat cahaya keberkahan lailatur qadar,aamiin

    Bib, ada yg ingin ane tanyakan:
    1. Misal seseorang membangunkan masjid atau pesantren, itu termasuk amal jariah, tapi yg jadi pertanyaan bagaimana bila ia kemudia riyak atau ujub apakah lebur seketika amal jariyahnya tersebut hingga di akhirat tidak mendapat apa-apa??? Puluhan juta/ratusan juta musnah tanpa jadi pahala???

    2. Banyak yg mengatakan bahwa bunuh diri itu melawan takdir karena dia sendiri yg jadi wasilah mengakhiri hidupnya, sebenarnya gimana itu bib? apa mungkin manusia melawan takdir mubrom Alloh seperti memndekan umur dengan bunuh diri?

    3. Bib, ane minta ijazah do\’a sholat hajat & do\’a para shalafus shalih lainya..

    4. Bib, punya resepnya gak sy ingin doa itu makbul & kontan ???

    5. Haji manakah yg lebih utama antara ifrod & tamathu..?

    6. Bib, apakah habib akan tampil kembali di TV? kami pun ingin sekali melihat tablig akbar MR itu disiarkan langsung oleh TV.. kami kangen melihatnya..

    7. Kapan Guru Mulia ke Indonesia lagi?

    sekian, semoga Allah senantiasa terus meninggikan derajat habibana, aamiin
    jazakallah ahsan jaza,

    #189524828
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    1. sabda Rasul saw : sungguh semua amal tergantung niatnya, dan balasan bagi setiap orang tergantung pada niatnya.(Shahih Bukhari dll)

    maka jika ia tulus niatnya hanya utk riya, kampanye, dlsb lalu mengeluarkan uang utk bangun masjid, pesantren dll memang niatnya 100% utk kampanye nya, politik, atau bukan niat karena Allah swt, maka ia tak mendapat pahala apa apa, tapi kebanyakan orang adalah bercampur niatnya, antara ikhlas, dan juga bangga diri, maka ia mendapat bagian pahala sekadar keikhlasannya pd Allah.

    2. takdir kematian bukan Qadha Mubram secara mutlak, ia bisa berubah, sungguh banyak dalil shahih yg menjelaskan ini pada shahih Bukhari dll, diantaranya bahwa orang yg ingin dipanjangkan usianya dan ditambah rizkinya maka ia menyambung silaturahmi.

    kesemua adalah takdir Allah, namun bisa berubah dan sudah pula ditentukan Allah swt.

    misalnya begini saudaraku saya beri contoh mudah, anda jika mengarah ke kiblat dg benar, lalu anda berjalan kaki atau dg kendaraan atau dg pesawat maka sudah pasti anda sampai ke ka;bah tepat.

    namun jika anda berubah sedikit saja kekanan atau kekiri, maka sungguh anda tak akan mencapai ka\’bah walau berjalan lurus, demikian pula jika anda berjalan sesuai jalur kiblat dg lurus, lalu diperjalanan anda mengarah kekiri atau kekanan maka anda belum tentu sampai ke ka\’bah, mungkin ke london, palestina, india atau negara lainnya.

    tapi tidak bisa anda misalnya dari jakarta menuju jalan ke bandung walau berkelok kelok, tak mungkin anda sampai ke banten, atau anda dari bogor menuju jakarta dg jalan yg benar walau berkelok kelok pasti anda akan sampai ke jakarta, tak akan sampai ke bandung.

    itulah takdir Allah swt dalam kehidupan kita, Allah swt sudah tentukan jika fulan berbuat baik ini dan itu, maka ia usianya sekian, rizkinya sekian, jodohnya si fulanah, dan hari harinya akan mendapat musibah ini dan itu, kenikmatan ini dan itu,\’

    namun jika ia dimasa hidupnya ia merubah dirinya menjadi jahat, maka rizkinya sekian usianya sekian, musibahnya sekian, kenikmatannya sekian, jodohnya si fulanah, anaknya sekian pria sekian wanita,

    jika ia bertobat maka rizkinya sekian dan demikian seterusnya dan takdir Allah sungguh jauh lebih rumit,

    sedetik berubah niat anda, maka beribu takdir dihadapanmu pun berubah…

    maka jika ia berubah jahat, bisa saja Allah sudah tentukan ia akan mati bunuh diri pada usia sekian dalam kekufuran, tapi Allah sdh tentukan juga jika bertobat maka ia tak akan mati bunuh diri dan akan mati dalam usia sekian,

    dan Allah swt sudah mengetahui akhir dari apa apa yg diperbuat hamba Nya, dan Allah swt maha Tahu dimana dan bagaimana kematian hamba Nya, namun bisa saja Allah swt merubah kehendak Nya dan Takdir Nya.

    yg jelas, orang yg mati bunuh diri tidak kesemuanya dalam kekufuran, demikian dalam madzhab syafii, sebab ada hadits riwayat shahih muslim bahwa dua orang dimasa Rasul saw Hijrah menuju madinah, lalu salah satu temannya sakit parah, ia tak tahan menahan sakitnya dan bunuh diri, setelah menguburkan temannya, maka ia yg tinggal seorang diri meneruskan perjalanan berhari hari tentunya ke madinah, ditengah perjalanan ia tertidur dan bermimpi jumpa dg temannya dan tangannya hangus, maka si wafat itu berkata : aku diampuni Allah karena hijrahku pada Rasul saw, kecuali tanganku ini..!, maka temannya terbangun, lalu melanjutkan perjalanan sampai tiba di madinah, ia jumpa dg rasul saw dan menceritakan mimpinya dan masalah temannya yg bunuh diri, maka Rasul saw mengangkat tangannya dan berdoa : Wahai Allah ampunilah tangannya, wahai Allah ampunilah tangannya (Shahih Muslim)

    walau sahabat itu bermimpi dan mimpi tak bisa dijadikan dalil, namun mimpi itu dibenarkan oleh Rasul saw hingga Rasul saw mendoakan orang yg bunuh diri itu, ini menjadi dalil bahwa tidak semua orang mati bunuh diri itu dalam keadaan kufur.

    sedangkan dalil orang yg mati bunuh diri adalah kufur adalah riwayat shahih Bukhari dan lainnya, seorang yg berjihad bersama Rasul saw dan dipuji oleh para sahabat, namun Rasul saw bersabda : ia akan mati masuk neraka, maka sahabat bingung karena orang itu sangat hebat dan bakti dalam jihad, tak lama orang itu luka parah dan bunuh diri.

    maka menengahi kedua riwayat ini, imam syafii menghukumi orang yg mati bunuh diri untuk tetap diperlakukan sebagai muslim, dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan dikuburkan di pemakaman muslimin secara islami.

    karena tidak diketahui mungkin saat ia sudah memotong urat nadinya atau sudah minum racun dll lalu ia menyesal dan bertobat, namun ia sudah terlanjur tak bisa lagi menggagalkan perbuatannya, dan wafat dalam keadaan tobat, mungkin itu yg terjadi pada orang yg bunuh diri kemudian didoakan Rasul saw sebagaimana riwayat shahih muslim diatas,

    dan mungkin mujahid yg teguh dan bakti itu ketika luka parah, ia kesal dan bunuh diri, dan dalam hatinya ia menyesal kenapa ia masuk islam hingga akhirnya sakit luka parah, maka ia wafat dalam keadaan kufur,

    kita tidak tahu orang yg bunuh diri diantara kita, apa niat akhirnya sebelum ia wafat..?

    3. saya ijazahkan pada anda shalat hajat dan seluruh dzikir salafusshalih, semua doa Rijaalussanad dan semua doa dan dzikir dari seluruh para wali dan shalihin, munajat dan dzikir para Ahlusshiddiqiyyatul Kubra, kepada anda, Ijazah sempurna yg saya terima dari Guru Mulia kita Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin hafidh yg sanadnya muttashil (bersambung) pada segenap para ulama, muhaddits, para wali dan shalihin. Ijazah ini mencakup seluruh surat dalam Alqur’an, wirid, dzikir, amalan sunnah, dan doa Nabi Muhammad saw dan doa para Nabi dan Doa seluruh Ummat Muhammad saw, dan seluruh Hamba Allah yg shalih. semoga anda selalu dalam kemuliaan Dzikir dan Cahya Munajat mereka. Amiin

    4. duh, saudaraku, kita berdoa adalah meminta hal yg tiada pada kita, meminta pada Yang Maha memiliki segalanya, kita tak bisa mengatur Allah swt utk harus tunduk patuh pada apa yg kita inginkan, namun sungguh Allah swt tak akan mengecewakan para pendoa yg berdoa dg hatinya, bukan hanya lidah saja, mereka yg bersungguh sungguh meminta, merendahkan diri kehadirat Nya dan mengemis pada Nya, pasti diberi oleh Allah swt dan ditambahi pahala, atau diberi yg lebih dari yg kita inginkan dan lebih baik dari yg kita inginkan.

    sebagaimana doa ibunda Nabi Musa as, ia dimasa itu hamil, sedangkan bayi pria semua dibantai dan dibunuh oleh fir\’aun jika dari bani israil, maka bunda nabi Musa as minta pada Allah swt agar yg lahir adalah bayi wanita, Allah tidak kabulkan, tapi Allah kabulkan justru yg ia risaukan, namun Allah swt beri ia bayi pria yg justru akan menjadi Rasul dan menyelamatkan bani israil dan menghancurkan fir\’aun,

    Allah beri lebih dari yg diminta bunda Nabi Musa as, ia hanya meminta bayi wanita saja, Allah swt malah memberinya anak seorang Rasul yg menjadi penghancur fir\’aun, Allah maha Tahu, dan si ibu hanya tahu kalau bayi pria pasti dibunuh, namun Allah swt maha Berkuasa dan Maha memberi lebih dari permohonan hamba Nya.

    demikian pula yg terjadi pada ibunda siti maryam as, yaitu istri Imran, ia saat hamil berdoa (rujuk surat maryam) wahai Allah aku nadzar dan bersumpah doa, atas bayi dikandunganku agar dijadikan pria ksatria

    namun ia melahirkan bayi wanita, maka bundanya berdoa : wahai Allah, sungguh aku telah melahirkan bayi wanita, dan Engkau Maha Tahu Pria tak sama dg wanita (berbeda dari doaku yg kuminta), maka kuberi ia nama maryam, dan aku mohon perlindunganmu dan keturunannya dari syaitan.

    ia bersabar walau Allah swt beri yg sebaliknya dari yg ia minta, namun justru dari siti Maryam lahirlah Nabi isa Rasul Allah, as, jawaban doa dari Allah jauh lebih besar dari kemauan doa istri Imran, ia minta ksatria, Allah beri bayi wanita, tapi anaknya kemudian menjadi Rasul yaitu nabi isa as

    hikmah ilahi bahwa semua pendoa tak akan dikecewakan oleh Allah swt, bisa diberi apa yg diinginkannya, bisa diberi yg lebih dari yg diinginkannya, kecuali jika hanya doa dg mulutnya, mungkin Allah swt hanya menulis pahala dg getaran mulutnya, dan bisa tak mengabulkannya.

    saya ijazahkan pada anda doa Nabi Khidir as, ia doa yg mujarab utk segala hajat, tex dan terjemahnya ada di forum tanya jawab ini, di file arsip majelis rasulullah saw, carilah judul : Doa Khidir as.

    5. haji ifrod afdhal dan pahalanya lebih besar

    6. kita sedang merencanakan kerjasama dg beberapa tv, insya Allah akan ada beberapa tv yg mau bekerjasama, mohon doanya.

    7. Insya Allah pada Muharram mendatang, sekitar akhir desember 2010.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

    Wallahu a\’lam

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Fiqih’ is closed to new topics and replies.