Home › Forums › Forum Masalah Tauhid › Ayat Al Quran dan HAdits
- This topic has 3 replies, 4 voices, and was last updated 16 years, 2 months ago by Fauzan.
-
AuthorPosts
-
September 29, 2008 at 12:09 am #126169197liujeeParticipant
Assalamu alaikum Wr.Wb,
Semoga habib sehat selalu
Saya mau menanyakan zaman Rasululloh SAw dulu bagaimana ya? membedakan Ayat Al quran tau HAdits? maksud saya Ketika Rasululloh sedang bersabda Bagaiman bisa diketahui yg sedang disabdakan Beliau itu Ayat Al quran yg sedang diturunkan atau cuman hadits saja ?.yang kedua ..Penamaan surat di Alquran itu darimana asalnya ya ? apa Rosullulah SAW sendiri yg memberikannya ?
Waalaikum Salam Wr. Wb
October 2, 2008 at 6:10 am #126169203Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kemuliaan Ramadhan,kesucian Rahmat, pengampunan, pembebasan dari neraka dan Cahaya Lailatulqadar semoga menerangi hari hari anda,
saudaraku yg kumuliakan,
jawaban anda mirip dengan jawaban saya terhadap pertanyaan saudara kita mengenai kenapa tidak ada basmalah pada surat attaubat, berikut jawaban saya yg saya nukil dariTafsir Imam Ibn Katsir dan lainnya.basmalah dilarang dibaca pada awal surat Attaubah karena memang tak dicantumkan dalam mushaf Alqur.an, tak pula diperintahkan oleh Rasul saw untuk menuliskannya, bila kita menambahinya maka kita telah mengacau Alqur\’an yg dicatat oleh para sahabat menurut perintah Nabi saw
sejarahnya adalah bahwa Ibn Abbas ra bertanya kepada Ustman bin Affan ra mengapa kau tak mencantumkan basmalah pada awal surat Attaubah?, maka Utsman bin Affan ra menjawab bahwa aku ragu, bahwa sebenarnya surat Attaubah itu adalah sambungan dari surat Al Anfal, karena Rasul saw selalu menentukan masing masing ayat pada suratnya, taruh ayat ini disurat anu, ayat ini disurat anu, dan Rasul saw tak memerintahkan menaruh basmalah pada awal surat Attaubah, maka aku ragu sekiranya Attaubah itu bagian /sambungan dari surat Al Anfal, maka aku tak berani menuliskan Basmalah sebagai tanda pemisah antara dua surat. demikian pendapat Imam tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, Imam Nasai. (Tafsir Imam Ibn Katsir Juz 2 hal 332)
pendapat lain adalah bahwa Rasul saw tak memerintahkan ditulisnya basmalah saat penulisannya, (Tafsir ALjalalain Juz 1 hal 239)
namun kedua pendapat ini semakna, jelaslah bahwa Utsman bin Affan ra tak berani menuliskannya, karena tak ada perintah Rasul saw untuk mencantumkannya, maka Utsman bin Affan ra ragu apakah ini merupakan dua surat, atau satu surat, namun riwayat Ali bin Abi Thalib kw bahwa surat Attaubah turun atas Allah dan Rasul Nya yg berlepas diri dari perbuatan mereka orng2 dhalim yg disebut pada ayat2 tersebut, maka tak sewajarnya menggunakan basmalah, karena basmalah adalah lambang kasih sayang Allah.
maka mengenai perbedaan antara alqur\’an dan hadits, nama nama surat, hal itu telah ditentukan oleh Rasul saw.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
October 5, 2008 at 3:10 am #126169273Sahabudin bin H Abdul Rohim NawiParticipantAssalamualaikum wr wb…Habibana yang saya cintai
Maaf sebelumnya Habibana Saya Sang Pendosa ini mau menanyakan maksud dari ayat Alquran Surat AnNur ayat 3 yang artinya \"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin\"
Yang saya mw tanyakan Ya Habibana apakah maxud/tafsir dari ayat tersebut?….Apakah maxudnya jika kita pernah berzina dengan seseorang wanita muslim kita wajib menikahinya? Demikianlah pertanyaan saya Ya Habibana mohon maaf jikalau perkataan saya kurang sopan…Mohon penjelasannya Ya Habiiib….Terima kasih..
October 6, 2008 at 2:10 pm #126169298FauzanParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada di forum :
[quote]Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya Kebahagiaan semoga selalu menaungi hari hari anda,
saudaraku yg kumuliakan,
1. ayat tersebut sama sekali tidak merujuk kepada makna terjemahnya, ayat itu menjelaskan bahwa di zaman jahiliyah, para pezina adalah digandrungi untuk dinikahi, maka turunlah ayat pelarangan akan itu, pendapat lain adalah pendapat Ibn Abbas ra bahwa \"NIKAH\" dalam ayat itu bermakna \"JIMAK\" bahwa seorang pezina pastilah selalu berjimak dengan wanita yg pezina pula, atau musyrik. (karena wanita mukminah tak akan mau berzina dengannya. (Tafsir Imam Attabari juz 18 hal 74)maka pezina yg bertobat tentulah suci dalam pengampunannya.
2. tidak ada kepastian bahwa hal itu akan terjadi, tak ada satu nash pun yg menjelaskan seperti itu, saya kira itu hanya persangkaan belaka, karena dunia bukanlah tempat pembalasan bagi hamba Nya, hari pembalasan adalah kelak
3. tidak pula ada nash yg menjelaskan hal ini, karena anak zina hukumnya suci, dosa adalah pd ayah ibunya.
4. amalan terbaik adalah Alqur\’anulkarim, baginya untuk memperbanyak shalat malam dan istighfar, dan shalawat atas Nabi saw.
kita doakan agar ia selalu dalam hidayah dan kemuliaan.,
demikian saudaraku yg kumuliakan,
wallahu a\’lam[/quote]
berikut linknya:
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=2174&lang=id#2174Wassalam,
AdminIII -
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.