Home › Forums › Iseng dalam keluhuran › Cerita Teladan: Panggilan kemenangan
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years, 4 months ago by ahadi.
-
AuthorPosts
-
May 4, 2007 at 2:05 pm #75241110Hussein Al-ba'budParticipant
Assalamualaikum Wr,Wb
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah.Swt yang memberikan Rahmat,karunia dan nikmat islam kepada hambanya dan tidak lupa kita harus bershalawat kepada junjungan kita nabi besar Muhammad.Saw agar kita digolongkan sebagai umatnya yang shaleh..aminPANGGILAN KEMENANGAN
Andaikata kita sembahyang boleh dilakukan dengan bahasa masing-masing,bukankah akan lebih mudah dikerjakan? mengapa mesti dengan bahasa arab? Apakah Tuhan hanya mengerti bahasa timur tengah itu? Demikian sering tanda tanya ketidakpuasan mengental di hati sejumlah masyarakat yang gandrung kembali kepada tradisi nenek moyang. Alkisah seorang nenek dari jawa tengah bertetangga dengan nenek berasal dari cianjur, kedua-duanya sama-sama totok tidak mengerti bahasa lain.Pernah mereka terlibat dalam ketegangan meruncing akibat salah paham. Ceritanya, karena amat baik hati, melihat nenek jawa tengah kehabisan minyak tanah, si nenek Cianjur tanpa diminta mengantarkan sekaleng kerumah tetangganya itu.
Dengan mempergunakan bahasa sunda nenek itu bertanya,\"Ini minyak tanah,ditaruh dimana?\"
Meskipun samar-samar,nenek jawa itu tahu maksudnya sebab ada kata dimana, jadi ia menjawab,\"Dituang saja,\"dalam bahasa jawa.
Tentu saja nenek cianjur itu marah,lantaran \"dituang\" artinya dimakan,menurut bahasa sunda. nenek jawa itu disangka menghina dan mempermainkan pertolongan orang lain. Untung akhirnya masalah itu dapat diselesaikan oleh pamong desa setempat.
itu kejadian diluar masjid, tetapi,begitu mereka bersama-sama hendak bershalat jama\’ah didalam masjid, persoalan bahasa tidak menjadi penghalang lagi karena, baik yang sunda maupun jawa bersembahyang menggunakan bahasa yang sama, bahasa Al-Qur\’an.Bayangkan, apabila imam dan makmum-makmumnya memakai bahasa masing-masing, bukankan waktu membaca \"Amin\" saja suasana shalat bisa gaduh? Orang arab menjawab \"Amin\", Orang jakarta mengatakan \"Kabulkanlah\",Orang inggris menyahut \"May God Bless Us\", Orang jawa tengah berseru \"Lah Mbok dingahisih\",Orang solo menggumam \"Mugi-Mugidipun sembadani\".
Dan umpamanya dibikin masjid untuk tiap bahasa sendiri-sendiri, alangkah banyaknya masjid harus dididirikan di negeri kita, serta tak dapat dibayangkan bertapa ributnya tiap kali adzan di kumandangkan . Ada yang bang \"Allah Nan Gadang\", ada yang \"Allah Sing Gede Nemen\", Ada yang Adzan \"Allah Nun Agung Pisan\" . Ada pula yang \"Allah Ingkang Ageng Sanget\". Wah, Kacau-balau.
Oleh sebab itu,Rasullullah Muhammad saw yang amat sangat kita cintai. Sangat bijaksana ketika menentukan bagaimana Adzan memanggil Umat untuk Bersembahyang harus dilafalkan, Mula-Mula ada yang mengusulkan agar seruan berjama\’ah dilakukan dengan mengibarkan bendera dera isyarat. Sahabat lain menganjurkan supaya dengan meniup terompet. Ada lagi yang punya saran untuk membunyikan lonceng atau genta. Semuanya tidak disetujui oleh Rasulullah, Beliau menyepakati lafal As-shalaat seperti diusulkan Umar bin khattab, Dan lafal itulah yang untuk beberapa masa didengungkan oleh bilal dari puncak Ka\’bah. Cuma beberapa waktu kemudian disempurnakan menjadi as-shalaatu
jaami\’ah oleh bilal.
Namun, Pada suatu malam seorang sahabat bernama Abdullah Bin Zaid dalam tidurnya bermimpi. Ia melihat seorang lelaki berjubah serba hijau mondar-mandir di depannya sambil membawa genta. Abdullah menegurnya dan berkata ingin membeli genta itu.
\"Untuk Apa?\" Tanya lelaki berjubah serba hijau itu keheranan.
\"Untuk menyerukan umat supaya bersembahyang jama\’ah\",jawab Abdullah bin Zaid mengemukakan keinginannya.
Lelaki itu tersenyum seraya menggeleng,\"Tidak layak memanggil orang menyembah tuhan maha besar dengan membunyikan genta.
Dengarkanlah seruan lebih tepat\".
Lantas lelaki berjubah itu menerangkan lafal adzan seperti yang kita kenal sekarang. Hikmahnya, Ucapan Allahu Akbar Adalah guna mengingatkan manusia bahwa yang besar hanya Allah.Swt. Manusia dan kehidupannya di dunia sungguh kecil. Yang Maha Besar Hanya Allah.Swt, dan kehidupan di hadirat-Nya. Disusul dengan lafal syahadatain, mengandung makna bahwa manusia tidak cukup hanya bertuhan saja, melainkan harus mengikuti agama untuk mencapai ibadah yang benar. dan karena Muhammad.Saw adalah Rasul terakhir. baru setelah itu diserukan untuk mengerjakan Shalat dengan lafal \"Hayya\’ alas-shalaat. sebab shalat baru diterima bila mengikuti cara-cara yang dicontohkan oleh Rasulullah.Saw.Bila sudah Shalat,berarti kemenangan pun mudah diperoleh,lantaran shalat adalah permulaan dari kemenangan mengatasi goda\’an hawa nafsu, Dan perjuangan mengalahkan hawa nafsu adalah permula\’an dari kemenangan diatas perjuangan menaklukkan musuh dimanapun. setelah kemenangan itu direbut, tidak ada yang patut dipekikkan kecuali menyerukan kembali kebesaran Allah.Swt, karena tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolonganNya. Allah yang mana yang harus kita agungkan? Tidak lain Adalah Allah yang tiada Tuhan kecuali dia.
Pada waktu rekaman mimpi ini diberitahukan kepada Rasulullah.Saw , Beliau dengan bergembira menyetujuinya sebagai lafal Adzan semenjak saat itu, Oleh Bilal, Tiap kali bang subuh ditambahkan kalimat As-shalaatu khairun minan-naum,Shalat itu lebih utama dari pada tidur, setelah kalimat hayya \’alal-falah.Cerita Ini saya ambil dari buku 30 kisah teladan \"Oleh K.H Abdurrahman Arroisi\".
Semoga bermanfaat bagi kita semua
Wassalam.May 6, 2007 at 3:05 pm #75241161ahadiParticipantGadis Itu Tewas dalam Posisi Menari
Written by Ummu Raihanah
Selasa, 12 Desember 2006
Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi Arabia ia belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Ketika ia membuka selimut yang menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan. Beberapa wanita datang berusaha menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya, wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget) apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa putrinya semasa hidupnya menggandrungi musik dan nyanyian. Ia terobsesi dengan musik, terlebih usianya yang baru menginjak remaja (ABG) sulit bagi sang ibu untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-lagu favorit yang sedang hit dalam video klips, menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan nyanyian dan musik.Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja didalamnya ada nyannyian dan musik. Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan dirinya.Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan riangnya. Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka mendapati gadis itu telah tiada. Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang berjoget).
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia pun berusaha memposisikan jasad sang gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan. Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.
Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman seperti itu, bisakah kita membayangkan bagaimana keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?
Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba Allah?? Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan diburu ajal? Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan mendadak? Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang buruk).Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya. Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqamah dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan husnul khatimah.amin.
Sumber: Daurah Syar’iyah Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa, Riyadh
-
AuthorPosts
- The forum ‘Iseng dalam keluhuran’ is closed to new topics and replies.