Home › Forums › Forum Masalah Tauhid › Doa dan Al Hikam
- This topic has 9 replies, 3 voices, and was last updated 17 years, 6 months ago by AZIS NURYADIN.
-
AuthorPosts
-
October 1, 2007 at 11:10 pm #82419490Rohmat Triono BasukiParticipant
Assalamu alaikum Ya Habib.
Semoga kesehatan dan kemuliaan selalu di limpahkan Allah SWTHabib, soal doa sudah menjadi kewajiban kita sebagai hamba untuk selalu melakukannya karena itu adalah wujud penghambaan. Didalam Al Hikam disebutkan bahwa kita jangan terlalu banyak meminta kepada Allah karena apa yang kita dapatkan sudah sangat terlalu banyak. Subhanallah. Kita harus ingat apakah kewajiban kita sebagai hamba sudah kita laksanakan dengn benar atau belum sehingga tidak layak kita untuk meminta lebih. Akan tetapi Ya Habib saya cuma seorang makhluk dengan segunung nafsu dan keinginan duniawi. Sehingga hanya doa \"Wajib\" saja yang dipanjatkan, karena begitu menurut Al Hikam. Sehingga ketika sedang punya hajat saya merasa tidak berani untuk mengungkapkan atau bahkan tidak bisa mengungkapkan. Akhirnya cuma doa ini yang saya ucapkan \"Allahumma innaka ta\’lamu sirry wa\’ala niyati faqbal ma\’dziroti\"
Kalau ada kesalahan mohon dengan sangat untuk di luruskan.
Menurut Habib sebaiknya saya harus bagaimana agar tidak terjadi pertentangan dalam hati saya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Barokah kepada kita semua. Amin Ya Robbal \’Alamin.Assalamu alaikum
October 2, 2007 at 3:10 pm #82419518Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya Keberkahan Syuhada Badr semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
itu adalah pendapat Ibn Atha\’illah, namun jumhur para ulama mengatakan sunnah memperbanyak doa, maka tentunya lebih baik jika kita mengikuti jumhur (sebagian besar) para ulama yg merujuk pada memperbanyak doa.berdoalah pada Allah swt atas segala hal yg terkecil, bahkan berkata Abubakar shiddiq ra mintalah pada Allah walau untuk tali sandal yg putus.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
October 5, 2007 at 5:10 am #82419726AZIS NURYADINParticipantAssalamu \’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Jika Anda mempelajari kitab Al-Hikam dengan guru, maka tanyakanlah apa maksud dari perkataan Syaikh Ibnu Athoillah itu. Jangan sampai Anda salah paham.
Jika Anda ingin mengetahui bagaimana posisi do\’a dalam pandangan Ibnu \’Athoillah, sebaiknya Anda baca halaman2 akhir dari Kitab Al-Hikam.Memang beliau mengatakan bahwa jika kita berdoa, itu seakan-akan kita menganggap bahwa Allah belum memberi kita apa-apa. Tetapi maksud dari perkataan ini adalah bahwa ketika kita berdoa, janganlah kita berfikir bahwa Allah belum memberi kita apa-apa. Makanya dalam setiap doa, kita harus mengawalinya denganucapan \"\’Alhamdulillah\" atau yang senada dengan itu seperti \"Ya Rabbana lakal hamdu…\". Hal ini diantaranya dimaksudkan supaya kita mengakui akan segala yang telah Allah berikan.
Kemudian, pandanglah do\’a itu sebagai ibadah kepada Allah, demi memenuhi perintah Allah. Karena Allah sendiri yang telah menyuruh kita untuk meminta dan menyeru kepada-Nya. Bahkan Allah pake ngancem segala, kalu Anda nggak mau berdo\’a kepada Allah, siap-siap aja dimasukin ke dalam neraka. Ada ga ya, di dunia ini, orang yang menodong kita lalu mengancam kita sambil berkata, \"Mintalah sesuatu kepada saya, atau Anda saya tusuk.\"? Yang ada malah: \"Serahkan harta atau nyawa!\" Hehehe… Allah memang Mahapengasih. Bahkan Dia memerintah kita untuk meminta kepada-Nya, ketika kebanyakan manusia segen dimintai tolong oleh sesamanya.Doa itu adalah inti ibadah. Dalam doa, kita memperlihatkan bahwa kita adalah hamba dan Allah adalah Rabb. Kita adalah lemah dan Allah Mahakuasa dan sanggup memberi segala yang Anda minta. Mintalah kepada Allah perihal akhiratmu dan duniamu. Tidak ada larangan untuk meminta dunia, bahkan meinta hal terkecil dari dunia pun boleh. Misalnya kita meminta kepada Allah agar diberi tali sepatu yang baru. Karena Allah tidak memandang apa yang diminta. Tetapi Allah memandang hati kita, aqidah kita, keyakinan kita, bahwa manusia asngatlah lemah. Manusia tidak bisa mendatangkan rizki secuil pun untuk dirinya sendiri. Allah, Dialah yang mendatangkan segala rizki kepada kita. Uang 25 rupiah dan uang 25 juta rupiah, sama-sama datang dari Allah. Ada sebagian orang yang berfikir bahwa, \"Kalo untuk nyari uang 25 rupiah sih… gampang. Jangankan 25 rupiah, 10 ribu rupiah sehari, gue bisa dapetin.\" Ini adalah fikiran yang keliru menurut aqidah. Jangan-jangan dia juga berfikir bahwa udara yang dia hirup itu bisa dia hirup dengan mudah, bahkan lebih mudah dari mencari uang 25 rupiah. Padahal, Allah itulah yang mendatangkan rizki berupa udara kepadanya.
Yang ingin dihindari oleh Ibnu \’Athoillah bukanlah berdo\’anya, tetapi fikiran2 buruk yang biasanya ada dalam benak si pendoa. Jadi ketika berdo\’a, kita tidak boleh menganggap bahwa Allah itu bakhil, bahwa Allah itu tidak memberi kalau tidak diminta. Fikiran ini harus dihilangkan. Caranya, kita harus paham, bahwa Allah telah memberi kita segala sesuatu, bahkan tidak lama lagi Allah akan memberi kita sesuatu. Mana buktinya bahwa Allah akan memberi kita sesuatu? Buktinya, Allah menggerakkan kita untuk berdo\’a kepada-Nya. Sedangkan orang yang meminta kepada-Nya pasti diberi, pasti diijabah. Berarti do\’a adalah pertanda bahwa Allah ingin memberi kita sesuatu. Dan itu adalah bukti bahwa Allah tidak bakhil. Allah bukannya tidak mau memberi sebelum diminta. Tetapi terkadang, Allah memberi kita tanda dan kabar gembira, sebelum Dia memberi sesuatu kepada kita. Allah, Dia Mahapemberi, bahkan sebelum kita minta. Bahkan sebelum hati kita digerakkan untuk membayangkan sesuatu, Allah telah ingin memberi kita. Karena Allah berkehendak untuk membri kita, maka Allah bersitkan dalam hati kita sesuatu yang ingin Dia beri. Lalu Allah gerakkan kita untuk meminta sesuatu itu. Lalu Allah berikan kepada kita apa2 yang telah Dia kehendaki untuk diberikan kepada kita. Inilah urutan yang lebih benar.
Jadi bukannya kita berdoa lalu Allah berkenan untuk memberi. Tetapi Allah berkehendak untuk memberi, menggerakkan kita untuk berdoa, lalu Allah memberikan sesuatu itu kepada kita.
Jadi janganlah kita melihat kepada amal perbuatan kita. Melainkan lihatlah kepada Kasih-Sayang Allah. Jangan malu untuk berdoa kepada Dia Yang Mahalembut dan Mahapemberi. Wallahu a\’lam
Wassalamu \’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
October 5, 2007 at 4:10 pm #82419755Munzir AlmusawaParticipantterimakasih tanggapannya saudaraku yg kucintai Ustaz Aziz Nuryadin.. Hayyakumullah.. semoga Allah menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..
October 6, 2007 at 5:10 pm #82419795AZIS NURYADINParticipantWah… kok saya jadi naik pangkat gini?
Jadi nggak enak nih…
Hehehe…Barokallaahu yaa Sayyidii
October 7, 2007 at 11:10 pm #82419833Rohmat Triono BasukiParticipantTerima kasih atas tanggapan dan penjelasan dari Ustadz tapi mungkin ada kesalah fahaman disini yang mungkin akibat dari penyampaian saya.
Maksud saya begini ustadz, saya jadi tidak berani berdoa \"macam-macam\" karena saya memang belum bisa menjalankan kewajiban saya dengan benar. Bukan ada anggapan Allah itu bakhil sehingga saya enggan untuk berdoa. saya mohon maaf atas kekhilafan saya. dan terima kasih banyak atas masukan dan penjelasannya.Semoga anda selalu dalam Lindungan Allah SWT. dan semoga apa yang anda sampaikan memberikan manfaat bagi saya Amiin.
Assalamu alaikum
October 8, 2007 at 3:10 am #82419851Munzir AlmusawaParticipantHayyakumullah.. semoga Allah menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..
October 8, 2007 at 9:10 am #82419855AZIS NURYADINParticipantAllah melindungi para pecinta Muhammad Rasulullah saw.
Ustadz RTB, maaf kalau saya salah paham. Sebagaimana dijelaskan oleh Habib Munzir, bahwa kita boleh berdoa apa saja, bahkan hingga mengenai tali sepatu kita yang putus. Sedikitnya amal kita jangan dijadikan hal yang membuat kita malu untuk meminta kepada Allah. Justeru Allah senang jika kita sering berdoa kepada-Nya. Doa itu adalah merupakan amal ibadah yang Allah ridhoi juga. Jadi bisa menambah amal kita \’kan. Dalam doa itu terdapat pengakuan atas kelemahan hamba, pengakuan atas Kemahadahsyatan Allah.
Begini saja, misalnya Anda berkata dalam bathin, \"Ya Allah, saya malu untuk meminta kepada-Mu. Amalku sedikit, dosaku banyak, ni\’mat-Mu belum sempurna aku syukuri. Dan sekarang aku mau meminta lagi pada-Mu?\" Bagaimana kalau saya bertanya kepada Anda: Adakah di dunia ini yang amalnya banyak dan dosanya sedikit hingga ia pantas berdoa yang macam-macam (artinya dia tidak perlu malu untuk meminta kepada Allah tentang segala hal)? Apa definisi banyak di sini? Jika dibandingkan ni\’mat Allah yang luas ini, adakah manusia yang beramal banyak? Tanyakan kepada Sayyidina Abu Bakr: \"Ya Sayyidi, apakah amal Anda sudah begitu banyak hingga Anda tidak malu untuk meminta tali sepatu baru kepada Allah?\" Kira-kira apa jawaban beliau? Ya, tepat. Beliau mungkin menjawab bahwa amal beliau itu masih sangat sedikit. Maka katakanlah, \"Ya Allah, aku memang hamba-Mu yang sedikit amalnya, dan banyak dosanya. Tetapi Engkau adalah Yang Mahaluas Kasih-Sayang-Nya. Dan sekarang aku datang kepadamu sebagai hamba yang sangat membutuhkan-Mu.\" Jika Anda adalah seorang Raja yang luas kekuasaannya dan datang kepada Anda seorang faqir miskin mengetuk gerbang istana Anda, akankah Anda mengecewakannya dengan penolakan, padahal sebelumnya Anda berkata, \"mintalah kepadaku dan jangan sungkan-sungkan.\"
Ustadz, Allah tahu kebutuhan Anda, Allah Mahamelihat apa yang ada di dalam hati Anda . Tetapi Allah lebih senang lagi jika Anda berkenan mendatangi Istana-Nya dan mengungkapkan keperluan Anda. Allah mengundang Anda ke Istana-Nya untuk mendengarkan Anda, apakah Anda masih juga sungkan untuk memenuhi undangan agung tersebut? Jika Anda masih juga sungkan, pandanglah undangan tersebut sebagai perintah. Akankah Anda menolak perintah Allah (agar Anda berdoa apa saja)?
Intinya, berdoa kepada Allah mengenai tali sepatu bukanlah akhlaq yang buruk, walau Anda merasa bahwa amal Anda masih sedikit. Jika Anda menganggap ini adalah akhlaq yang buruk, lalu apa yang membuat Anda beranggapan bahwa Anda pantas berdoa kepada Allah untuk meminta surga, sedangkan amal Anda masih sedikit? Jangan melihat amal kita, tetapi lihatlah Kasih-Sayang Allah. Wallahu a\’lam.
Wassalam.
October 10, 2007 at 2:10 am #82419957Rohmat Triono BasukiParticipantAssalamu alaikum
Terima kasih banyak saya ucapkan kepada semua yang sudah membuka ruang pengetahuan bagi saya, dan saya sangat bersyukur Allah sudah menunjukkan jalan kepada saya untuk bergabung disini.
Terima kasih atas samudera pengetahuan yang anda suguhkan kepada saya. Semoga Allah senentiasa melindungi anda dan memuliakan anda bersama orang-orang yang di muliakan Allah. Semoga saya senantiasa bisa menimba ilmu disini dan silaturahmi kita senantiasa terjalin. Amin.October 10, 2007 at 8:10 am #82419969AZIS NURYADINParticipantLanaa wa lakum. Aamiin.
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.