Home › Forums › Iseng dalam keluhuran › Duluan wajib atau sunah?
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 17 years, 10 months ago by Didik Santoso.
-
AuthorPosts
-
November 7, 2006 at 1:11 pm #72708400Didik SantosoParticipant
Ada sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang guru dari banjar. Beliau berkhotbah cukup panjang, memberikan nesehat-nasehat tentang masalah zhahir dan batin kepada murid-muridnya, keluarganya dan semua hadirin.
Diantara cuplikan nasehat beliau adalah sebagai berikut:
Dengan memberikan tekanan yang kuat dalam kata-katanya, beliau berujar:
?Di dalam beribadah itu kerjakan yang wajib dulu, baru yang sunah?
lalu dengan lebih berapi-api beliau menekankan:
?Yang wajib dulu! Baru yang sunah? Yang wajib dulu! Baru yang sunnah?
?Ini banyak orang salah dan terbalik, berziarah ke makam guru-guru, berziarah ke makam wali songo, berziarah ke kalampayan (daerah makam syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari di Martapura, Kalimantan Selatan), tapi tak pernah ziarah kepada ibu bapaknya yang tinggal si sebelah rumahnya!?
Padahal ziarah ke makam-makam itu hukumnya sunnah, sedangkan ziarah kepada ibu bapak, birrul walidain, beradab baik kepada ibu bapak itu hukumnya wajib!
Allah berfirman An laa tusyrikuu billaahi syai-an wa bil waalidaini ihsanaa
Janganlah kamu menyekutukan Allah dengan apapun dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak.
Rasulullah sendiri ketika ada seorang pemuda datang untuk ikut berperang, beliau bertanya lebih dulu, apakah engkau masih mempunyai dua ibu bapak
Masih ya Rasulullah
Pulanglah kamu dan berbaktilah kepada kedua ibu bapakmu
Mengapa Rasulullah berbuat demikian!
Karena Rasulullah menuruti perintah Al-Qur-an!
Rasulullah saw. sendiri bersabda:
Ridha Allah itu tergantung kepada ridha kedua ibu bapak
Dan murka Allah itu tergantung kepada murka ibu bapak
Jadi bila kita ziarah ke makam para wali, makam para guru, namun tidak pamit kepada kedua orang tua, tidak beradab baik baik kepada orang tua, akan terhalang berkahnya.
Bahkan orang yang mengucap shalawat puluhan ribu kali ingin bertemu Rasul, namun menyia-nyiakan kedua orang tuanya, jangan harap bertemu Rasulullah, dalam mimpi sekalipun, apalagi sampai wushul kepada Rasulullah. Tidak akan.?Ahh, saya teringat diri saya sendiri, betapa saya kurang sowan kepada kedua ibu bapak dan kurang mesra terhadap mereka. Betapa saya telah menyia-nyiakan mereka. Padahal kasih sayang mereka tak terkira besarnya kepada saya. Ibu, bapak, maafkan anakmu ini. Anakmu berjanji untuk berubah menjadi anak yang lebih baik kepada ibu dan bapak. Insya Allah, semoga Allah meridhaiku dan ridha kepada kedua ibu bapakku. Amin.
? Ini adalah cuplikan dari ceramah Tuan Guru Zaini Gani, yang wafat bulan Rajab 2 tahun yang lalu. Beliau adalah keturunan ke-5 dari Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjar yang wafat pada 6 syawal 1227 H, dan merupakan khalifah dari tarikat sammaniyah. Banyak kekurangan dalam cuplikan ini, semoga beliau memaafkan saya. Semoga beliau dan para datuknya memberikan keberkahan kepada saya. Amin
? Sebenarnya saya ingin menambahkan celetukan eyel-eyelan karangan sendiri seperti
?lho kan ada yang sunah dulu baru wajib?
Apa itu?
??Shalat sunah subuh kan sebelum shalat wajibnya?
Yee.. namanya juga shalat sunah qabliah, masak dikerjakan setelah yang wajib, bukan qabliah dong jadinya, jadi ba?diyah
? ya kan tetep aja, sunah dulu baru yang wajib!?
Saudaraku, hal di atas itu bentuk eyel-eyelan (ini istilah jawa, indonesianya mungkin ngotot-ngototan) orang2 yang bodoh dan konyol.
Banyak dari kita mengambil kesimpulan yang salah dari suatu pernyataan. Seperti misalnya ada pernyataan sebagai berikut:
?Orang yang terlambat mengerjakan shalat subuh, lalu mengqadhanya dengan penuh penyesalan dan bertaubat itu jauh lebih baik dari pada orang yang mengerjakan shalat subuh secara sempurna dengan adab2nya lalu merasuk ke dalam hatinya perasaan ujub, merasa lebih baik dari orang lain.?
Dari pernyataan di atas orang bodoh mengambil kesimpulan, jika demikian tak ada gunanya melakukan shalat subuh secara sempurna, lebih baik di qadha aja sambil menyesal. !!! Ini adalah kesimpulan yang disimpangkan oleh hawa nafsu dan setan. Tentunya kesimpulan yang lebih benar adalah mari kita berusaha melakukan shalat subuh secara sempurna dengan tetap bertawadhu, kita tidak bersandar pada amal kita, kita dapat beramal karena kemudahan yang diberikan Allah, kita tetap bersandar hanya kepada Allah, takut kepada Allah. Dan bila kita telah telah berusaha dan bertekad, namun ketiduran, kita menyesal dan bertaubat. Begitu yang top!!!
Contoh lain:
ada pernyataan ?sebagian besar manusia yang terhijab dari Allah adalah golongan ulama??mereka terhijab oleh ilmunya?.
Kesimpulan bodohnya, kalau begitu tak ada gunanya menjadi alim, toh malah terhijab dari Allah.!!!
Lho wong yang menjadi ulama saja banyak yang terhijab, apalagi yang jahil. Hijabnya lebih tebal dan lebih tebal lagi.
Semoga Allah melindungi kita dari pengambilan kesimpulan yang dilakukan secara serampangan.
Subhanaka laa ?ilma lanaa illaa maa ?allamtanaa innaka antal ?aliimul hakiim
Rabbi zidni ?ilma
Rabbanaa wanfa?naa bi maa ?allamtanaa
Wa ?allimna maa yanfa?unaa
Wanas-aluka qalban salima
Wa shallallahu ?ala sayyidinaa Muhammad, al faatihi limaa ughliqa wal khaatimi limaa sabaq, naashiril haqqi bil haqq, wal haadi ila shiraathikal mustaqiim wa ?ala alihi wa shahbihi haqqa qadrihi wa miqdarihil ?azhiim.
Walhamdulillahi rabbil ?aalamiin. -
AuthorPosts
- The forum ‘Iseng dalam keluhuran’ is closed to new topics and replies.