Home › Forums › Forum Masalah Tauhid › Fiqih Puasa Berpergian
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 18 years ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
September 22, 2006 at 5:09 pm #72356406SaqqafParticipant
Assalamu\’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Semoga limpahan rahmat Allah tercurah atas baginda Rasul SAW, para sahabat, para ahlilbayt, para habaib, dan umat Islam di seluruh penjuru bumi, Amin ya Rabbal Alamin.Pertama-tama, sehubungan dengan kita akan memasuki bulan Ramadhan, ana mau ucapkan MARHABAN YAA RAMADHAN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN kepada jamaah sekalian, semoga kita mendapatkan keberkahan didalamnya.
Terkait dengan hal Shaum Ramadhan, ada teman saya yang mengklaim, berdasarkan Ayat QS Al Baqarah 183 dan 184 (atau 184 dan 185) tentang keringanan yang diberikan oleh ALLAH kepada seorang yang sakit atau sedang dalam perjalanan, bahwa apabila seseorang itu sakit atau dalam perjalanan, maka ia di HADIAHKAN oleh ALLAH untuk tidak berpuasa (baik dia itu kuat berpuasa / tidak). Dan barangsiapa yang berpuasa berarti telah menolak karunia ALLAH. Bagaimana pandangan (fiqihnya) tentang hal tersebut ya Habib ??
Syukran wa afwan sebelumnya
September 24, 2006 at 3:09 am #72356418Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya kemuliaan Ramadhan semoga selalu melimpah kepada anda dan keluarga,
mengenai klaim itu tidak benar, memang keringanan dari Allah untuk tidak puasa Ramadhan bagi yg sakit dan yg musafir lebih dari 82km, namun bukan berarti yg mampu puasa dan ia terus berpuasa berarti menolak hadiah Allah swt, itu pemahaman yg salah, sebab sebagaimana diriwayatkan bahwa ketika Rasul saw dalam perjalanan bersama sahabat maka para sahabat dan berkata anas bin malik ra bahwa diantara kami ada yg puasa dan ada yg tdk berpuasa, dan yg puasa tidak menyalahkan yg tidak puasa dan yg tidak berpuasa tidak menyalahkan yg puasa (Shahih Bukhari hadits no.1845).
adapun suatu kejadian lain adalah ketika mereka sedang bermusafir bersama Rasulullah saw di hari yg sangat panas, danterlihat orang mulai kelelahan dan kepayahan, maka Rasul saw berkata : \"kenapa ini?\", sahabat lain berkata : ia puasa wahai Rasulullah saw, maka Rasul saw berkata : \"bukan kebaikan mereka yg puasa dalam safar\".
nah hadits ini menunjukkan bahwa yg dimaksud adalah musafir yg kepayahan karena panas, bukan musafir yg tidak membawa kepayahan, sebab terdapat hadits lain yaitu ketika para sahabat musafir bersasma Nabi saw, lalu Rasul saw berbuka dan mengangkat air keatas sehingga terlihat olrh para sahabat bahwa beliau berbuka, maka berteriaklah Ibn Abbas ra : \"Rasulullah saw berpuasa dan telah berbuka, maka barangsiapa yg ingin berbuka maka berbuka, barangsiapa yg ingin berpuasa maka berpuasa\". (shahih Bukhari hadits no.1846)
demikian pula Rasul saw ditanya oleh Hamzah bi n Amr bertanya kepada Rasul saw : apakah aku puasa dalam safarku ini atau aku berbuka?, maka Rasul saw bersabda : \"Bila engkau mau maka berpuasalah, dan bila kau mau maka berbukalah\" (Shahih Bukhari hadits no.1841)demikian wahai saudaraku, maka yg ingin berpuasa maka boleh berpuasa dan yg ingin berbuka boleh berbuka, demikian yg diucapkan Rasul saw, dan Rasul saw tak mengatakan bahwa yg berpuasa itu menolak hadiah Allah swt.
wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.