Home › Forums › Forum Masalah Umum › Foto Ulama
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years, 4 months ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
October 11, 2007 at 7:10 am #83389173Tejo SulaksonoParticipant
Assalamu\’alaikum…
Sebelumnya saya mengucapkan mohon maaf lahir bathin apabila ada salah dalam forum Web Site MR.Saya mohon pencerahan dari Habib mengenai Foto Ulama, karena saya dapat milis dari tetangga. sbb:
Kalo bisa Habib buat Artikel tentang Pemajangan Foto Ulama/Habib di Rumah sejelas-jelasnya……
TErima kasih sebelumnya…..\"Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sejengkal demi sejengkal
Itulah beberapa potong kata dari sebuah Hadist :
Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: (sungguh) Kamu telah (akan) mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehinggakan mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (Bukhori dan Muslim)
Setan telah membisikan kepada orang – orang terdahulu sebelum yahudi dan nasrani untuk mengganti yang haq dengan yang bathil,berlebihan dan melampaui batas, kemudian setan bisikan pada yahudi dan nasrani untuk mengikuti pendahulu mereka untuk mengganti yang haq dengan yang bathil,berlebihan dan melampaui batas. Rasulullah Muhammad Shallallahu \’alaihi wa sallam mengingatkan kita umatnya akan keadaan seperti ini yang akan menimpa sebagian dari umatnya.
Setan menginginkan manusia untuk tersesat sesesat sesatnya sampai kepada dosa besar yang tidak terampuni yaitu syirik menyekutukan Allah dengan laiinya, karena dengan dosa ini setan akan mempunyai teman dari golongan manusia selama lamanya di dalam neraka.
Setan terhitung cukup sabar dan telaten dalam menjalankan keinginannya untuk menjadikan manusia berbuat syirik mesti harus sejengkal demi sejengkal dan memakan waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun seperti umat Nabi Nuh yang berumur ratusan tahun dan akhirnya membuahkan hasil dengan banyaknya penyembah berhala sampai kemasa Rasulullah Muhammad Shallallahu \’alaihi wa sallam
Awal mula munculnya kesyirikan di muka bumi adalah sikap ghuluw (ekstrim) kepada orang-orang shalih, sebagaimana yang dipaparkan oleh Abdullah bin Abbas Radiyallahu ‘anhu dalam riwayat Al Imam Al Bukhari, ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala (Nuh 23):
“Dan mereka berkata : Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa\’, yaghuts, ya\’uq dan nasr\".
Beliau Radiyallahu ‘anhu berkata : “Ini adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh, tatkala mereka meninggal, syaithan membisikkan kepada kaumnya: “Buatlah patung –patung mereka di majlis-majlis mereka dahulu, dan namailah patung –patung tersebut dengan nama-nama mereka. Kemudian kaum tersebut melakukannya dan belum sampai pada penyembahannya, hingga akhirnya kaum itu meninggal (digantikan oleh kaum berikutnya ) dan dihapuskanlah ilmu, maka patung – patung tersebut pun disembah”.Berkata Ibnul Qoyyim: “Lebih dari seorang dari ulama’ Salaf berkata: “Tatkala orang-orang shalih tersebut telah meninggal, manusia pun beri’tikaf dan membikin gambar atau patung –patung di samping kuburan mereka, kemudian setelah berganti dari generasi ke generasi berikutnya, mereka pun menyembahnya”. (Lihat Fathul Majid: 264)
Seperti halnya fenomena yang terjadi saat ini di beberapa tempat (majlis,dirumah, dan laiinya) sudah banyak yang mengikuti jejak – jejak orang terdahulu yang disesatkan setan dengan membuat gambar – gambar orang shaleh (inilah evolusi strategi sejengkal setan mengganti atung dengan gambar), Juga menjadikan kubur – kubur mereka menjadi tempat ibadah ,tak jarang di beberapa tempat kuburan orang shaleh di datangi berbondong bondong dari berbagai daerah untuk mengkhususkan beribadah sehingga kita bisa melihat Masjid yang ada menjadi jauh lebih sepi dibanding kuburan tersebut, dan ada pula yang meninggikan kuburan baik meninggikannya sebagai tempat ibadah (pengkultusan) maupun meninggikannya dalam kemegahan bangunan,padahal Nabi kita telah mengingatkan
\"Mereka itu, apabila ada orang yang soleh atau hamba yang soleh meninggal, mereka membangun diatas kuburnya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat di dalamnya rupaka-rupaka (gambar/patung/yang menyerupai), dan mereka sejelek-jelek makhluk disisi Allah\".
(Bukhori dan Muslim)
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Al Hayyaj, ia berkata: sesungguhnya Ali bin Abi Tholib r.a. berkata kepadaku:
\"Mahukah kamu aku utus untuk suatu tugas sebagaimana Rasulullah s.a.w. mengutusku untuk tugas tersebut? iaitu: janganlah kamu biarkan ada sebuah rupaka tanpa kamu musnahkan, dan janganlah kamu biarkan ada sebuah kubur yang menonjol kecuali kamu ratakan.Dalam hadis yang lain, Ali bin Al Husain r.a. menuturkan, bahawa ia melihat seseorang masuk kedalam celah-celah yang ada pada kubur Rasulullah s.a.w., kemudian berdo\’a, maka ia pun melarangnya seraya berkata kepadanya: \"Mahukah kamu aku beritahu sebuah hadis yang aku dengar dari bapaku dari kakekku dari Rasulullah s.a.w. , beliau bersabda:
\"Janganlah kalian jadikan kuburku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kubur, dan ucapkanlah doa salam untukku, kerana doa salam kalian akan sampai kepadaku dari mana saja kalian berada\"(diriwayatkan dalam kitab Al Mukhtarah).
Tak jarang umat ini telah terbujuk oleh setan seperti umat Nabi Nuh dengan berdoa memohon kepada selain Allah, dan ada pula yang masih dalam tahapan sejengkal atau sekian jengkal dalam rencana setan.Marilah kita memohon dan meminta hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta\’ala
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti (Al Isra 57)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Al Baqarah: 186)
Begitulah sejengkal atau bahkan sekian jengkal dari usaha setan dalam mewujudkan keinginannya menyesatkan manusia dalam lubang biawak (kesyirikan).
Semoga kita bisa mencontoh suri tuladan kita yang baik Rasulullah Muhammad Shallallahu \’alaihi wa sallam dan tidak melampaui batas serta melangkah di dalam rencana setan meski hanya sejengkal dengan melebihi apa yang Rasulullah contohkan.
Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Daripada Nabi s.a.w, baginda bersabda: Dirikanlah sembahyang (sembahyang sunat) kamu di rumah kamu dan janganlah kamu jadikan rumahmu itu seperti kuburan (Bukhori dan Muslim)
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w mendirikan sembahyang jenazah di atas kubur, selepas jenazah itu dikebumikan. Baginda mengangkat takbir sebanyak empat kali (Bukhori dan Muslim)
\"Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, (kini) berziarahlah, agar Ziarah kubur itu mengingatkanmu berbuat kebajikan.\" (HR Al-Ahmad)
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh\"
October 12, 2007 at 2:10 am #83389205Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya agung malam malam terakhir ramadhan semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
sepanjang yg saya baca dalam penjelasan mereka ini, ternyata Cuma tanggapan dari dangkalnya pemahaman dan sempitnya pandangan terhadap syariah islamiyah,justru pembodohan dan penipuan syaitan yg menyesatkan mereka hingga bertolak belakang dari Ahlussunnah waljamaah, dan Rasul saw bersabda : \"Barangsiapa yg memisahkan diri sejengkal dari jamaah muslimin, lalu mereka wafat, maka akan wafat dalam kematian jahiliyah\" (Shahih Bukhari)
sifat penentangan dan penuduhan dan kebencian atas orang orang yg mengagungkan ulama, adalah sifat warisan Iblis, sebagaimana Iblis adalah ahlussujud, beribu tahun ia tak menyekutukan Allah swt, namun Iblis tak mau memuliakan orang yg dimuliakan Allah, padahal jika Iblis disuruh sujud pada Allah maka ia pasti taat pada Allah swt, namun Iblis tak mau memuliakan orang yg mulia, ia tak mau sujud pada makhluk, ia tak merasa sama dengan Adam as bahkan lebih mulia, ia tak mau memandang bahwa Adam as ini walau dicipta dari tanah namun ia dimuliakan Allah swt,
dan Adam as dimuliakan Allah dengan ilmu yg melebihi Iblis dan para malaikat, sebagaimana firman Nya swt : Dan Allah mengajari Adam akan nama nama (nama nama ciptaan Nya swt) kesemuanya, lalu Allah menunjukkan itu semua kepada para malaikat dan berkata : Kabarkan pada Ku nama nama ini semua?, mereka (malaikat) menjawab : Maha suci engkau, kami tak memiliki ilmu kecuali yg Kau ajarkan, sungguh Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghakimi, maka Allah swt berkata pada Adam (as) : Wahai Adam, kabarkan pada mereka (para malaikat) tentang nama nama itu…dst (QS Al Baqarah 30-33).
Demikianlah sifat Iblis, dan sifat ini terwariskan dan tertitiskan pada wahabi, mereka menentang memuliakan Rasul saw dan ulama, padahal para sahabat sangat mengagungkan Rasul saw, mereka berebutan air bekas wudhu Rasulullah saw dan mengusapkannya kewajah dan tangannya (Shahih Bukhari), mereka juga berebutan Rambut Rasulullah saw (Shahih Bukhari) dan banyak lagi tentang pengagungan para sahabat pada Nabi saw (mengenai belasan riwayat shahih akan ini silahkan rujuk artikel kami yg berjudul : TABARRUK yg dapat dilihat di kolom artikel di web ini).
Iblis tak diam, ia terus mencari orang orang yg akan dititisi sifat sifatnya sebagaimana ketika datang seseorang dari Najd yg tidak sopan pada nabi saw dan ketika Nabi saw membagi bagi kepada sebagian dari mereka maka orang itu berkata : \"bertakwalah pada Allah wahai Muhammad!\", (maksudnya adalah : kau harus adil dalam pembagian ini!), maka Rasul saw menjawab dg marah : \"siapa yg taat pada Allah kalau aku bermaksiat pada Allah..?!\", lalu orang itu hampir dibunuh, lalu Rasul saw melarangnya, dan Rasul saw berkata : \"akan keluar dari keturunan orang ini orang orang yg membaca Alqur\’an dan tidak melebihi tenggorokannya, mereka semakin jauh dari agama bagaikan panah menjauh dari busurnya, mereka memusuhi orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, bila kujumpai mereka maka akan kuperangi mereka sebagaimana diperanginya kaum \’Aad\". (Shahih Bukhari)
Inilah yg diwanti wanti oleh Rasul saw, sifat iblis yg tak menghormati para nabi, muncul pada orang Najdi itu, yg kemudian Rasul saw berkata dari keturunan orang itu akan muncul wahabi ini, mereka memerangi orang muslim, dan mereka tak memerangi orang yg menyembah berhala,
Orang wahabi terus memerangi orang muslim, yg sholat, puasa, zakat, haji dll, mereka dianggap musyrik hanya karena memajang foto orang shalih, padahal mereka sama sekali tak menyembahnya, atau berziarah kubur yg itu jelas jelas sunnah, namun dikatakan Musyrik,
Sepanjang adanya foto orang shalih di ummat ini yg memajangnya adakah yg menganggapnya tuhan?, lalu ada apa dengan penuduhan musyrik ini?,
Ummat ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula pada ka\’bah, bukankah kabah itu batu?, kenapa sujud padanya?,
Lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk?, dalam peristiwa ini menurut versi pemikiran wahabi, maka yg tauhidnya suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yg tak mau sujud pada makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada makhluk.
Rasul saw bersabda : \"Aku tak takut kemusyrikan menimpa kalian, yg kutakutkan adalah keluasan dunia yg menimpa kalian (sebagaimana Saudi Arabia dan Negara wahabi lainnya) (Shahih Bukhari).
Jelaslah sudah bahwa Rasul saw telah menjawab seluruh fitnah mereka, bahwa Rasul saw tak merisaukan syirik akan menimpa ummatnya, hanya Iblis saja yg tak rela muslimin memuliakan ulama, Iblis ingin muslimin ini sama sama dengannya, tak memuliakan siapapun selain Allah swt,
namun justru tempat mereka adalah kekal di neraka.Mengenai membangun diatas kuburnya tempat ibadah Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar : “Berkata Imam Al Baidhawiy : ketika orang yahudi dan nasrani bersujud pada kubur para nabi mereka dan berkiblat dan menghadap pada kubur mereka dan menyembahnya dan mereka membuat patung patungnya, maka Rasul saw melaknat mereka, dan melarang muslimin berbuat itu, tapi kalau menjadikan masjid di dekat kuburan orang shalih dengan niat bertabarruk dengan kedekatan pada mereka tanpa penyembahan dg merubah kiblat kepadanya maka tidak termasuk pada ucapan yg dimaksud hadits itu”(Fathul Bari Al Masyhur Juz 1 hal 525)
Lalu mengapa para Imam membiarkan Qubbah Rasulullah saw yg semegah itu?, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafii, Imam Bukhari, Imam Ahmad bin Hanbal, dan ratusan para Huffadh dan Muhaddits lainnya membiarkan kuburan kuburan dan kubah kubah menonjol, apakah mereka tak mengerti ilmu?
Tentunya jawabannya bahwa yg dilarang adalah jika untuk penyembahan maka hancurkanlah, jika untuk tabarruk maka hal itu boleh boleh saja.
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar ra bila datang dari perjalanan dan tiba di Madinah maka ia segera masuk masjid dan mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap : Assalamualaika Yaa Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya Abataah (wahai ayahku)”. (Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.10051)
Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra berdiri di kubur Nabi saw dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa, lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra” (Sunan Imam Baihaqiy ALkubra hadits no.10052).
Untuk lebih jelasnya anda dapat melihat artikel saya : Ziarah Kubur, dan artikel saya : Memuliakan ulama apakah musyrik?, keduanya ada di kolom artikel di web ini
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.