Home › Forums › Forum Masalah Umum › Hadits untuk memusuhi ahli bid\’ah?
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years, 8 months ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
April 16, 2007 at 1:04 pm #74579089ArulParticipant
Assalammualaikum warohmatullohi wabarokattu
Semoga Allah Selalu mencurahkan Cahaya Cinta & Cahaya Ilmu-Nya atas Habib sekeluarga.
Untuk kesempatan kali ini bib, sy ingin bertanya tentang hadits berikut :
“Apabila kamu melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid\’ah sesudah aku (Rasulullah Saw) tiada maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka. Perbanyaklah lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakanlah mereka agar mereka tidak makin merusak (citra) Islam. Waspadai pula orang-orang yang dikhawatirkan meniru-niru bid\’ah mereka. Dengan demikian Allah akan mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat kamu di akhirat. (HR. Ath-Thahawi)”.
Hadits tersebut disampaikan oleh orang yang sangat getol menyuarakan anti maulid, anti tahlil dll pada sebuah milis, sy baru menyadari kenapa mereka sangat keras (terutama di website2 mereka) menentang orang2 yg dianggap sbg ahlul bid\’ah (spt orang yg merayakan maulid, tahlil dll), rupanya hadits itulah yg mungkin digunakan alasan buat mereka untuk menghujat atau mencaci maki orang2 yg mereka anggap bid\’ah. Bagaimana pendapat habib tentang hadits tersebut?
Mereka juga tidak mau berbeda pendapat karena menurut mereka pendapat merekalah yg paling benar, mereka mengutip pendapat Muhammad Nasruddin Al-Bani tentang \"Hadits\" \"Perbedaan pendapat pada ummatku adalah rahmat.\" adalah hadits dhoif. Jadi mereka sebisa mungkin untuk memaksa orang menerima pendapat dari mereka dengan alasan mereka mengikuti generasi di zaman rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka mengatakan dengan pede bahwa mereka cuma mau umat ini meninggalkan bid’ah sehingga mencapai jaman keemasan sama seperti saat Rasulullah SAW hidup dan bahkan lebih tinggi lagi tingkatannya, sesuai dengan sabda beliau SAW yang menyatakan bahwa “suatu saat nanti akan ada jaman dimana umatku mencapai jaman yang lebih baik lagi dari jaman kita sekarang ini.”
Demikianlah yg ingin saya sampaikan dan sebelumnya saya ucapkan terima kasih yg sebesar-besaranya. Semoga habib dan keluarga senantiasa diberikan perlindungan dan kesehatan oleh Allah SWT.
April 17, 2007 at 8:04 am #74579100Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Limpahan kasih sayang dan Rahmat Nya swt semoga selalu tercurah pada hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
Kasihanilah mereka itu, mereka itu dalam kebodohan dan kedangkalan pemahaman dalam hadits dan syariah, kalau anda tanya tentang rukun shalat pun mereka tak tahu, mereka hanya menukil nukil dari buku buku tanpa bimbingan sanad guru yg jelas, sebagaimana dikatakan oleh para ulama : “dalam kebodohan itu terdapat kematian sebelum kematian, dan tubuh mereka telah terkubur dg kebodohannya sebelum terkubur tanah”Mereka tak tahu bid’ah itu apa dan bagaimana hukum dan syaratnya, dan saya baru ini mendengar Rasul saw bersabda “perbanyaklah lontaran cerca..”, ini hanyalah terjemahan yg diselewengkan, justu mereka itulah yg ahlul bid’ah tanpa mereka sadari,
Mengenai Al Bani itu ia pun tak sampai ke derajat ALhafidh (hafal 100 ribu hadits dengan sanad dan hukum matannya), dan yg lebih menyedihkan lagi albani ini tak punya sanad guru, sanadnya Maqtu’ (terputus), dan para imam dan muhaddits kita tak mengakui ilmu yg tanpa sanad, “Laa ‘ilm bila sanad”, demikian ucapan imam imam kita, dalam segala apapun yg mereka lakukan mestilah ada sanadnya.
Beda dengan Albani, Ibn Abdulwahhab, Yusuf Qardhawi, Muhammad Qutb, Syeikh Muqbil, dan kelompok mereka itu yg kesemuanya tak punya sanad, sanad mereka putus (maqtu’), maka fatwa mereka mardud (tertolak), ucapan mereka batil, karena mereka tak punya sanad, hanya menukil dari buku buku yg masih ada kini yg tak sampai 1% dari jutaan hadits yg ada dimasa para Imam dan Muhaddits, tentunya ilmu tanpa sanad ini tak diakui oleh para muhaddits dan imam imam, karena mereka menjadikan buku sebagai pedoman ilmu, sedangkan syariah tak mengakui fatwa orang yg tak punya sanad
Hadits “ikhtilaf ummaty rahmatan” memang dhoif riwayatnya, namun bukan berarti ikhtilaf ummatnya adalah kerusakan, karena para sahabat telah berikhtilaf pendapat dizaman Nabi saw, dan Rasul saw membenarkan ijtihad kedua belah fihak.
Saudaraku, insya Allah dalam minggu minggu ini saya akan mengeluarkan kitab kecil untuk menjawab masalah maulid, tahlil, tabarruk, ziarah kubur dll.
kita berdoa, berusaha dengan ucapan dan perjuangan agar saudara saudara kita itu kembali pada kebenaran dan keluhuran,
Nah saudaraku, semoga dalam kemuliaan selalu, terimakasih atas doanya,
Wallahu a’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.