Home Forums Forum Masalah Fiqih KAIDAH-KAIDAH FIQH ( QOWAIDUL FIQHIYYAH )

Viewing 4 posts - 1 through 4 (of 4 total)
  • Author
    Posts
  • #77911055
    kadam
    Participant

    Assalammu\’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

    Semoga bau surga sampai kepada Habib Munzir karena keharuman Ilmu yang Habib fahami untuk menerangi hati-hati kaum muslimin.

    Tolong habib apakah ini sudah benar menurut Habib, mohon koreksinya dari Habib langsung . karena artikel ini sangat panjang maka saya hanya menampilkan sedikit demi sedikit, saya ingin langsung belajar dari habib lewat forum ini.

    بســــــــم اللــــه الرحمـــــن الرحيــــــــــم

    Qowa\’idul fiqhiyyah

    الحمد لله رب العالمين، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريط له، وأشهد أن محمدًا عبد الله ورسوله وصفيّه وخليله، نشهد أنَّه بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة وجاهد في الله حق الجهاد، صلّى الله وسلّم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداهم إلى يوم الدين.
    أمَّا بعد

    Setelah tahmid dan salam ( diatas pent. ) dalam kesempatan ini ana akan berusaha sedikit-demi sedikit ( insya allah ) menukilkan \" qaidah syariyyah dari qaidah fiqhiyyah muyassaroh / qaidah-qaidah fiqih yang mudah \" yang telah digoreskan oleh ulama\’ dari generasi salafus sholeh terdahulu ataupun sekarang, sehingga kita semakin mengenal akan qaidah-qaidah syar\’iiyah yang di atasnya di bangun agama ini serta dalam istimbat hukum, dan mempermudah bagi kita untuk memahami agama ini ( isnya ALLAH ), & kitapun beragama dengan qaidah dan ilmu karena makna ilmu mengetahui kebenaran dengan dalilnya
    لِأَنَّ اَلْعِلْمَ: مَعْرِفَةُ اَلْحَقِّ بِدَلِيلِهِ
    bukan hanya sekedar akal-akalan & memperturutkan hawa nafsu sebagaimana kata imam ali RA tatkala mensikapi perintah rasulullah untuk mengusap sepatu bagian atas bukan bagian bawahya bagi orang yang berwudhu memakai sepatu jika musafir (ataupun lainya misal musin dingin pent ) belaiau berkata :
    لو الدين براء لمســـح اصفــل خفين أفضال من اعلاها
    Seandainya agama ini dengan akal-akalan sungguh mengusap 2 sepatu bagian bawahnya ( tatakala berwudhu) lebih utama dibanding bagian atasnya.( bisa di lihat di kutaib ta\’dimus sunnah )
    bagi siapun pembaca yang ingin berpartisipasi dalam tread ini fal yatafadhal ( kami persilahkan ) , namun ana harapkan untuk tidak memperpanjang dalam berdiskusi masalah-masalah lainya karena tread ini sengaja ana kemukakan disini untuk mengemukakan qoidah fiqih yang mudah kita cerna bukan memperdebatkanya namun untuk menambah perbendaharaan ilmu syar\’iiyah sekalian muraja\’ah bagi ana khususnya terhadap ilmu yang telah ana pelajari dahulu kala di ma\’had baik secara hapalan ataupun tulisan tatkala di indonesia hingga saat ini di saudi arabia, dan ini ana nukilkan dari beberapa kitab karangan ulama diantaranya :

    قواعد القواعد لشيـــخ صالح بن عبد العزيز آل الشيخ
    منظومة القواعد الفقهية للعلامة عبد الرحمن بن ناصر السعدي رحمه الله
    رسالة لطيفة في أصول الفقه للعلامة عبد الرحمن بن ناصر السعدي رحمه الله
    ملخص القواعد الفقهية إعداد أبو حميد عبد الله بن حميد الفلاسي
    مذكرة أصول الفقه على روضة الناظر للعلامة ابن قدامة رحمه الله تأليف الشيخ محمد الأمين بن المختار الشنقيطي رحمه الله صاحب أضواء البيان
    منظومة القواعد لشيخ صالح العثيمن

    Ataupun kitab-kitab yang lainya insya allah

    Adapun untuk kitab yang pertama ( qowaid al qowaid ) ana cuman menukilkan makna & arti qowaid/qaidah karena kitab ini banyak membahas qaidah secara umum terutama dalam masalah manhaj ( dan munkin juga ana nukilkan disini insya allah ) adapun jika ada yang salah baik terjemahan & tulisan sebagai manusia biasa ana mohon maaf yang tiada terkira & mohon di koreksi, sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist
    الانســـان محــل الخطاء و النسيان و خير الخطاء التوبــون
    Sesunggunya manusia itu tempatnya salah dan lupa sebaik-baiknya kesalahan adalah dengan bertaubat kepada ALLAH.
    jika ada benarnya itu datangnya dari ALLAH semata sebagiamana firmaNya :
    الحق من ربــك فلا تكونن من الممترين
    Sesungguhnya kebenaran itu datang dari ALLAH maka janganlah engkau bimbang & ragu
    Sebelumnya sedikit kita nukilkan penjelasan makna qowaidul fiqhiyyah secara ringkas..

    Makna al qowai\’d
    لغـــة
    القواعد عرَّفها أهل العلم بأنها جمع قاعدة، والقاعدة ما يُبنى عليها غيرها، قاعدة الشيء ما يبنى عليها غيرها. بمعنى : (و زيادة مني ) الاساس مثلا قاعدة العمارة أو القانون أو المبداء مثلا : قاعدة البلاد أو الحكومـــة

    Secara bahasa :
    Kata :\"qawa\’id\" sebagaimana dijelaskan oleh ahlul ilmi \" dia adalah jama dari kata\"qaidah \" dan maknanya adalah : apa-apa yang dibangun diatasnya sesuatu yang lain ( lihat qowaidul qowaid hal : 4 ) adapun tambahan dari saya sendiri: artinya pondasi / dasar misal jika dikatakan قاعدة العمارة / qoidatul imaroh artinya pondasi bagunan, bisa juga bermakna : prinsip dan asas ( metode/peraturan) , misal قاعدة البلاد أو الحكومــة / qoidatul bilad au hukumah artinya prinsip /peraturan negara atau pemerintah.

    اصطلاحا
    ولهذا قالوا إنّ تعريف القاعدة عند أهل الاصطلاح: أنها أمر كليّ ترجع إليه فروع كثيرة.
    وقال بعضهم: إنّ القاعدة أمر أغلبيّ ترجع إليه فروع كثيرة.
    ونفهم من هذا التعريف أنّ القاعدة عبارةٌ تجمع قلة في الألفاظ لكن يدخل تحتها صور كثيرة؛ لأنّ القاعدة موضوعة لجمع الفروع المختلفة.

    ARTI SECARA ISTILAH :
    Untuk itu berkata ahlul ilmi adapun qaidah secara istilah syar\’ii adalah : perkara yang menyeluruh ( universal ) yang di kembalikan kepadanya cabang-cabang yang banyak.Dan berkata sebagian yang lain : qoidah adakah perkara yang menyeluruh dikembalikan kepadanya cabang-cabang yang banyak, maka dari uraian tersebut bahwasanya makna qaidah adalah : sebuah ungkapan yang terdiri dari beberapa kata akan tetapi masuk didalamnya pembahasan yang luas, karena sesunggunya pembahasan inti dari qaidah adalah untuk mengumpulkan cabang-cabang yang berbeda-beda.( ibid 4 )

    Makna fiqh

    Secara bahasa : dari kata : فَقِهَ – يفقه – فقها artinya : mengerti, memahami, pemahaman maka jika dikatakan :
    فقِّهَــهُ و أَفـقـــهَهٌ أي ذكَّّره artinya : memahamkannya / mengajarkan dan mengigatkannya , pegetahuan & pengertian & kepandaian ( الفطنــة ) sebagaiman doa nabi kepada ibnu abbas :
    الهــم فقِّهـــهٌ فــي الديــــن
    \" ya allah pahamkanlah dia kepada ilmu agama \"
    maka jika dikatakan : تَفَـــقّه : تعلم الفقـــه tafaqqahu = mempelajari ilmu fiqh
    atau الفقـــه : علــم احــكام الشــرعيـــة fiqh adalah = ilmu hukum syariat ( istilahnya)

    Maka orang yang pinter dan mendalami hukum syariat di sebut :
    الفَــقُــهُ و الفـقيـــــه و جمعــه : فُــقــهــاء أي من كان شديـــد الفهــــم
    Al faquh atau al faqih dan jamaknya ; fuqoha\’ artinya orang yang sangat cerdas dalam pemahaman.

    وَالْفِقْهَ: مَعْرِفَةُ اَلْأَحْكَامِ اَلشَّرْعِيَّةِ اَلْفَرْعِيَّةِ بِأَدِلَّتِهَا مِنْ اَلْكِتَابِ، وَالسُّنَّةِ، وَالْإِجْمَاعِ، وَالْقِيَاسِ اَلصَّحِيحِ ِ ( ) .مقدمة مَنْهَـــجُ اَلسَّالِكِــــينَ

    adapun mana fiqh secara istilahi adalah : mengetahui hukum-hukum syari\’at serta cabangya dengan dalil dari kitab dan sunnah dan ijma\’ serta qiyas yang shohih.[/b]

    و جاء الإمام العز بن عبد السلام -رحمه الله- المتوفى سنة ست وستمائة، فألف كتابه: \"قواعد الأحكام في مصالح الأنام\"، وكان من أوائل الكتب المؤلفة في القواعد الفقهية، فاحتذى العلماء بعده حذوه، فألفوا مؤلفات عديدة في هذه القواعد
    Dan adalah al imam al izzi bin abdus salam – semoga allah merahmatinya- bwliau wafat thn 606 H dan beliau mengarang kitab \" qowaidul ahkam fi masolohil anam \" dan kitab ini termasuk salah satu kitab yang pertama di tulis tentang qowaidul fiqhiyyah, maka setelah itu para ulama mengikuti jejak beliau dan mulailah mereka mengarang kutub dalam masalah qiwaidul fiqhiyyah.

    Ini adalah sekelumit makna ushul fiqh secara ringkas serta sejarahnya bagi yang ingin mendalami secara sunguh-sungguh kami persilahkan untuk menela\’ah kutub para ulama diantaranya yang ana sebutkan diatas. Dalam menuliskan serta menukilkan qoidah fiqhiyyah ini ana tuliskan teks indonesianya setelah tulisan arab untuk mempermudah bagi yang ingin menghapalnya namun tidak bisa membaca arab gundul , dan sebagian juga ana nukilkan suatu qaidah inti isinya sama namun berbeda redaksi seperti misal bisa lihat qaidah yang pertama, marilah kita mulai masuk kepada usul & kaidah fiqhiyyah kita mulai ;

    Kaidah petama :

    النية شرط لسائر العمل بها الصلاح والفساد للعمل
    An niyatu sartun lisairil \’amal biha sholaku wal fasadu lil\’amal

    Artinya : niat itu adalah syarat bagi semua amalan dalam ibadah dengan niat akan diketahui baik & buruknya amalan.

    وقد عبر بعض العلماء عن هذه القاعدة بعنوان آخر فقالوا: لا ثواب إلا بنية،
    Ada sebagian ulama\’ mengemukakan qaidah ini dengan lafad & siya\’ ( susunan kata ) yang berbeda : yaitu : la sowaba illa binniyat ( tidak sah suatu amalan kecuali dengan niat )
    Atau redaksi yang lain mengatakan ( jumhur ulama\’) : الأمور بمقاصدها، : al umuru bimaqosidiha
    Segala sesuatu amalan tergantung niat & tujuannya

    Penjelasan secara ringkas :

    ذكر المؤلف هنا أن النية شرط لتصحيح العمل، والمراد بالنية القصد- يقال: نوى كذا بمعنى قصده، ويراد بالنية في الاصطلاح العزم على الفعل، فمن عزم على فعل من الأفعال قيل بأنه قد نواه، وبعض العلماء يعرف النية بأنها قصد التقرب لله – عز وجل – وهذا لا يصح؛ لأن النية على نوعين: نية صحيحة بقصد التقرب لله – عز وجل – ونية التقرب لغيره، وهذه أيضا من أنواع النيات، ولكل حكمه.
    Pengarang ( as syeikh abdur rahman as sa\’di ) menyebutkan di sini : bahwasanya niat merupakan syarat sah tidaknya suatu amalan, adapun yang di maksud niat adalah : a\’ qosdu ( tujuan & keinginan) jika di katakan : nawa kadha : artinya : madsud & tujuannya) adapun makna niat secara istilah :\" al azmu \’alal fi\’il ( berkeinginan kuat untuk mengerjakan suatu amalan ) maka barang siapa yang memiliki keinginan kuat untuk berbuat suatu amalan maka sudah di katakan itu dia telah berniat, dan sebagian ulama\’ menjelaskan arti niat maknanya : \" berkeinginan & bertujuan mendekatkan diri kepada allah , dan ini kurang tepat , karena disana ada 2 kemunkinan : niat yang benar untuk mendekatkan diri kepada allah dan ada pula niat untuk mendekatkan diri kepada selain allah, dan ini juga termasuk niat , dan semuanya ada hukum dan perinciannya.

    Dari qaidah ini ada 2 penjelasan yang pertama :
    1.Dalil niat merupakan syarat amalan.
    2. kedudukan dan fungsi niat.

    Dalilnya dari hadist umar ibnu khotob :
    وعن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب قال: سمعت رسول الله يقول: إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه( متفق عليـــه )
    Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
    (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

    وهذا الحديث حديث عظيم حتى قال طائفة من السلف، ومن علماء الملة: ينبغي أن يكون هذا الحديث في أول كل كتاب من كتب العلم؛ ولهذا بدأ به البخاري -رحمه الله- صحيحه، فجعله أول حديث فيه حديث إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى بحسب اللفظ الذي أورده في أوله.
    وهذا الحديث أصل من أصول الدين، وقد قال الإمام أحمد: ثلاثة أحاديث يدور عليها الإسلام:
    حديث عمر: إنما الأعمال بالنيات .
    وحديث عائشة: من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد .
    وحديث النعمان بن بشير: الحلال بين والحرام بين
    Hadist ini merupakan hadist yang amat agung sehingga sebagian ulama\’ salaf berkata: \" hendaknya hadist ini diletakkan diawal kitab dari kitab-kitab ilmu agama, karena itulah imam bukhari memulai menulis hadist dalam kitab shohihnya dengan hadist ini ( inamal a\’malu binniyat ) sesuai lafad yang kami camtumkan diatas.
    Dan hadist ini merupakan salah satu usul ( pondasi ) dari sekian pondasi agama, dan telah berkata imam ahmad : \" tiga hadist yang berputar & di bangun di atasnya islam yaitu :
    1 hadist umar RA ini : inamal a\’malu binniyat. ( sesunggunya amalan tergantung niyatnya )
    2yang kedua hadistnya aisyah RA : \" barang siapa mengada-ada ( berbuat bid\’ah ) suatu amalan dalam agama kami ( islam ) yang tidak ada contohnya ( dari rasulullah ) maka amalanya tertolak ( lihat arbai nawawi hadist ke 5 ) .
    3. hadistnya nu\’man bin basyir : sesunggunya halal telah jelas dan haram sudah jelas ( lihat arbain nawawi hadist ke 6 )

    adapun kedudukan & fungsi niat adalah :
    kedudukan niat adalah didalam hati tidak ada tuntunan dari rasulullah untuk menlafadkan niat & menjaherkannya, kecuali ibadah haji /umrah

    fungsi niat adalah :
    1. untuk membedakan amalan itu ibadah ataupun adat dan perbuatan biasa.
    Misal : mandi , mandi ini adalah hal biasa, namun jika dilakukan dengan niat ibadah , maka mandi ini akan bernilai ibadah, misal mandi wajib, mandi sebelum ihram, mandi sebelum sholat jum\’at, begitu juga orang berkumur-kumur kemudian mencuci muka dan tangan dan mengusap kepala serta kaki , kalo dilakukan habis bangun tidur dengan tujuan biar bersih maka ini adalah hal biasa bukan ibadah, namun jika di lakukan dengan niat wudhu maka inilah ibadah dsb.
    2. untuk membedakan amalan satu dengan yang lainnya.
    Misalnya: orang menjamak sholat dhuhur dan asar, keduanya dilakukan dalam satu waktu & sama-sama 4 raka\’at , maka untuk membedakan ini sholat dhuhur & itu sholat asyar adalah dengan niat, atau misalnya : kita masuk masjid kemudian kita sholat 2 raka\’at , ada kemunkinan kita melakukan sholat tahiyatal masjid atau sholat sunnah qobliyah ( sunnah rawatib ) untuk membedaknya adalah dengan niat dsb.
    Dan dengan niat akan diketahui benar salahnya amalan itu, karena syarat ibadah selain niat adalah iklash dan mutaba\’ah ( mengikuti sunnah nabi ) dan ibadah apapun harus memenuhi syarat ini, sedang iklhas ataupun tidak amalan tersebut juga tergantung niatnya , kalo niyatnya iklhas maka ibadahnya benar tapi kalo niatnya riya\’ maka ibadahnya salah.

    Maka dari sini ada 4 kemungkinan dalam ibadah :
    1. iklash yang sesui dengan syariat خالص ولموافق
    2. iklash namun tidak sesui syar\’iat خالص غير موافق
    3. sesui syariat tetapi tidak iklash موافق غير خالص
    4. tidak iklash dan tidak sesui dengan syariat غير خالص و غير موافق

    dan dari 4 kemunkinan ini hanya yang iklas & sesuai syariatlah ibadahnya yang di benar .

    sebagian Ayat dan hadist yang berhubungan dengan niat :
    Allah telah berfirman :
    وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ( سورة البينة :5)
    Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus ( al bayyinah : 5 )
    { مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا (18) وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا (19) سورة الإسراء آية : 18-19 7:
    17:18. Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
    17:19. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. ( al isra\’: 18-19 )
    { وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (سورة النساء آية : 114)
    Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.( an nisa: 114 )

    Rasulullah telah bersabda :
    حديث معاذ – رضي الله عنه – أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: \" من غزا يريد عقالا، فإنما له ما نوى \"
    Hadistnya mua\’d RA sesunguhnya rasulullah telah bersabda : \" barang siapa yang berperang karena ghonimah maka baginya niat tersebut ( artinnya: dia tidak mendapat pahala karena niatnya untuk mendapat harta rampasan perang pent.)
    وجاء في المسند أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: \" رب قتيل بين الصفين الله أعلم بنيته \"
    حكم الحافظ -رحمه الله- بأن الحديث ممن وثق رجاله، قال: رجاله موثقون،
    Dan dalam musnad sesunggunya rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya antara 2 kelompok yang berperang ( saling membunuh ) allah lah yang tahu niat dalam hatinya (al hafidh ibnu hajar menghukumi bahwasannya hadist ini rawinya terpercaya sebagaiamana beliau berkata : rijaluhu mausuqun.

    وجاء في الحديث الآخر أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: \" ثم يبعث الله الناس على نياتهم
    Dalam hadist lain dikatakan : \"kemudian Allah membangkitkan manusia sesui dengan niatnya \"

    NB : nanti Kaidah keduanya menyusul …

    #77911091
    Munzir Almusawa
    Participant

    saudaraku.. saya mohon cukupka saja, sebab artikel ini tak bisa diajarkan kecuali temu muka dalam suatu majelis, bila tidak maka butuh syarah dalam setiap penjelasannya,

    maaf bukan edit, namun butuh syarah penjelasan panjang lebar atas setiap poin poinnya,

    duh.. saya sibuk sekali, insya Allah lain waktu afwan.. afwan..

    #77911120
    kadam
    Participant

    Assalammu\’alaikum wr.wb.

    Semoga Ilmu dapat meninggikan derajat habib di surga nanti. tidak apa-apa saya juga memakluminya tentang posisi habib saat ini. maka saya akan sudahi :)

    #77911145
    Munzir Almusawa
    Participant

    Hayyakumullah.. semoga Allah menyambut anda dan keluarga dengan segala anugerah Nya swt..

Viewing 4 posts - 1 through 4 (of 4 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Fiqih’ is closed to new topics and replies.