Home Forums Forum Masalah Umum Kitab Barjanzi

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #97282977
    Suhenda
    Participant

    Assalamualaiku Warohmatullahi Wabarokatu…..

    Allahuma shali wasalim ala saidina Muhammad, Wa ala alihi sayidina Muhammad.

    Beberapa hari yang lalu di mesjid dimana saya tinggal diadakan musyawarah untuk memperingati Maulid Nabi secara sederhana, dari beberapa usulan ada diantaranya yang mengusulkan acara maulid diadakan dengan pembacaan kitab barjanji tapi ada beberapa orang yang menolak usulan tersebut dengan alasan bahwa isi atau kandungan dari kitab barjanji terlalu menyanjung Rasullulah SAW dan bayak kekeliruan seperti Syair – “Salam atasmu (Muhammad) wahai pernghapus dosa (ya maa hayal zunuub)” menurut mereka bahwa yang berhak menghapus dosa hanyalah Allah SWT, dan syair-syair yang lainnya.

    Mohon penjelasan dari Habib mengenai Masalah tersebut, perlu diketahui bahwa dilingkungan saya ada banyak kaum aliran Assunah, salafi atau wahabi.

    Demikian pertanyaan saya,

    Wasalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

    #97282998
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Rahmat dan Kebahagiaan semoga selalu terlimpah pada hari hari anda dan keluarga,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    hal itu sebenarnya adalah karena kurangnya pemahaman mereka terhadap ilmu hadis dan ilmu bahasa, ucapan ucapan itu bukan pengkultusan, tapi merupakan kebenaran, seperti penghapus dosa, tentunya yg dimaksud bukan beliau saw yg menghapus dosa, namun hanya dengan mengenalajaran beliaulah saw kita bisa mencapai pengampunan Allah swt,

    sebagaimana firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10), dan disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai’at pada sahabat.

    Juga sebagaimana hadits qudsiy yg mana Allah berfirman : ”Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yg fardhu, dan Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yg sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan menjadi matanya yg ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya….” (shahih Bukhari hadits no.6137)

    Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa pendengaran, penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yg taat pada Allah akan dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan Allah, kekuatan Allah, keberkahan Allah, dan sungguh maknanya bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, tangan dan kakinya.

    Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt berfirman : ”Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul ’Alamin?, maka Allah menjawab : Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau temui Aku disisinya?” (Shahih Muslim hadits no.2569)

    apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti sakitnya kita?

    Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yg dimaksud sakit pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya pada hamba Nya itu, ”wa ma’na wajadtaniy indahu ya’niy wajadta tsawaabii wa karoomatii indahu” dan makna ucapan : akan kau temui aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal 125)

    demikian pula kiasan kiasan dalam barzanji itu, memuliakan Nabi saw hukumnya waib, dan berdosa bagi setiap muslim yg tak mau memuliakan Nabinya saw.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.