Home › Forums › Forum Masalah Umum › KONFLIK KELUARGA BESAR
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years, 6 months ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
August 12, 2007 at 12:08 pm #78981431Wahyu Sytaro YudoParticipant
Assalamu\’alaikum wr.wb.
Habib Munzir yang saya muliakan, saya ingin berceritera dan bertanya masalah pernikahan dan konflik keluarga besar. Sekitar pertengahan tahun 2000 saya rajin berdoa minta jodoh setelah Sholat Tahajjud. Alhamdulillah, pada akhir tahun 2000 saya mendapatkan dua calon yang kurang lebih seimbang. Calon pertama berasal dari Malang, sedangkan calon kedua berasal dari Yogyakarta dan kebetulan adalah tetangga sendiri. Setelah konsultasi dengan orangtua, mereka mendorong pilih yang kedua mengingat sudah tahu latarbelakang keluarganya dan sudah tahu kalau dari keluarga yang Islamnya kuat.
Setelah melakukan ta\’aruf (selama masa itu saya sama sekali tidak pernah menyentuh tubuh istri saya), ternyata banyak kecocokannya sehingga pertengahan 2001 keluarga besar orangtua saya mendatangi untuk melamar, dan Alhamdulillah, lancar. Selanjutnya kami menyebar undangan pernikahan untuk awal 2002. Setelah tersebar, pada suatu hari Ayah saya didatangi oleh tiga pemuda yang termasuk aktivis masjid, menyayangkan saya mau menikahi istri saya karena istri saya dinilai perbuatannya suka menyimpang dari Islam walaupun kelihatannya rajin beribadah dan dari keluarga Islamnya kuat. Ditambah lagi ada seorang paranormal (haji) menyatakan bahwa saya mau menikahi istri saya itu sebenarnya bukan kehendak saya melainkan kena pengaruh gaib yang mengendalikan saya. Orangtua saya lalu bingung: mau membatalkan pernikahan kok ya malu, mau meneruskan nanti juga beresiko. Kebetulan ibu saya termasuk jadi panutan dalam keluarga besar saya tapi sejak sekitar tahun 2000 tanpa diadari mulai terkena penyakit parafrenia (penyakit yang 40% menyerang manula dengan gejala: kekhawatiran berlebihan, menganggap dirinya selalu benar, dsb). Akhirnya atas pertimbangan ibu saya mereka berkeputusan (tanpa sepengetahuan saya) untuk berusaha memisahkan kami sedikit-demi sedikit.
Awal 2002 pernikahan berlangsung lancar, dan karena baru pertama kali menyentuh wanita, saya lalu sempat benar2 mabuk kepayang sama istri saya pasca pernikahan (jadi benar2 bulan madu) sementara orangtua saya punya misi untuk memisahkan kami. Salah satu caranya adalah: setelah menikah kami harus tinggal bersama orangtua saya, lalu saya sering dicekoki dengan menjelek-jelekkan istri saya, juga setiap kali bergerak selalu diawasi dan sering dimarahi. Mencium adanya ketidakberesan, istri saya lalu nggak krasan dan ngotot untuk pindah. Pada saat itulah orangtua saya baru terang2an menyuruh saya segera menceraikan istri saya dengan alasan istri saya bukan istri yang baik karena kalau sudah menikah itu ya harus benar-benar tunduk dan patuh kepada suami.
Setelah terjadi tarik-menarik, akhirnya kami berhasil memisahkan diri dengan orangtua, tapi ibu saya lalu melabrak mertua saya, mengata-ngatai dengan kasar, kemudian dalam setiap pertemuan kampung selalu menyebar-nyebarkan berita bahwa istri saya berhasil pakai ilmu pelet untuk menikah dengan saya dengan tujuan utama adalah mengeruk harta saya dan orangtua saya, bahkan menuduh mertua saya yang sudah menjanda ingin menikah dengan ayah saya agar dapat menguasai harta orangtua saya. Kebetulan waktu itu ayah saya dan saudara2 saya banyak mengamini ibu saya. Mengetahui keadaan itu lalu terjadi permusuhan dua keluarga besar. Istri saya maupun mertua saya lalu tidak sudi lagi menginjakkan kakinya ke rumah orangtua saya, bahkan tidak sudi lagi melihat muka orangtua saya maupun saudara-saudara kandung saya.
Karena sudah lama menderita tekanan batin (sejak sebelum jadi mertua saya, entah karen apa) ditambah sakit hati dengan keluarga besar orangtua saya, maka pada tahun 2004 mertua saya mengalami krisis karena otaknya mengalami penyusutan yang terlalu cepat. Pihak rumah sakit memperkirakan jiwanya tidak akan tertolong lagi, namun Allah S.W.T. berkehendak lain. Mertua saya akhirnya sembuh tapi keadaannya sudah seperti orang pikun. Dalam keadaan ini bicaranya sudah tidak terkendali dan kebencian terhadap orangtua saya semakin menjadi-jadi walaupun orangtua saya sudah meminta maaf. Bahkan sekarang gantian menyebar-nyebarkan pernyataan bahwa beliau sangat menyesal mengizinkan putrinya menikah dengan saya karena ternyata saya berasal dari keluarga bejat. Saya sebenarnya ingin marah dengan sikapnya itu mengingat orangtua saya pada dasarnya juga dari keluarga baik2, beragama Islam cuma tidak sekuat keluarga istri saya, ayah saya juga seorang guru besar universitas besar di Indonesia dan namanya termasuk terkenal di tingkat Asean. Karena tahu bahwa mertua saya sudah setengah sadar, dulunya termasuk sosok yang sabar dan tabah, ibadahnya rajin, dan berhasil mendidik anak2 menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa yang meredakan kemarahan saya. Sebenarnya istri saya sempat mau menerima kembali orangtua saya atas saran adik2 nya, tapi mertua saya yang menentang sehingga sampai sekarang kebencian istri saya terhadap orangtua saya jadi ikut naik. Apalagi merasakan bahwa ibunya seumur hidup baru kali ini merasa dendam kesumat sama orang, berarti orangtua sayalah yang menyebabkan ibunya jadi kayak gitu.
Mengetahui keadaan ini saya sering berpikiran kenapa mertua saya nggak segera mati saja. Sebenarnya sayang kalau amal2 nya selama ini digerogoti dengan sikap seperti sekarang ini. Apalagi mengingat anak2 sudah berhasil semua, berarti kalau menutup mata sekarang sudah tidak ada yang terlantar lagi.
Pertanyaan2 saya adalah sbb.
1. Apa yang mesti saya lakukan menghadapi keadaan ini? Saya sudah tidak sanggup lagi mengendalikan istri saya karena setiap kali saya bujuk untuk damai selalu marah2, apalagi kalau mertua saya dengar juga ikut sinis dengan keinginan saya.
2. Menurut Habib, siapa yang lebih bersalah karena orangtua saya sebenarnya sudah meminta maaf tapi istri saya maupun mertua saya belum bisa memaafkan sampai sekarang?
Karena untuk masalah ini, saya dengar ada dua pendapat yang berbeda. Pendapat pertama, orangtua saya seharusnya tidak cukup meminta maaf saja melainkan harus berupaya bagaimana caranya agar dapat memulihkan nama baik keluarga besar istri saya karena dulu pernah disebarkan aib yang tidak benar. Pendapat kedua, mertua dan istri saya yang sekarang jadi bersalah karena orangtua saya sudah meminta maaf dan peristiwa menyakitkan tsb sudah terjadi lima tahun yang lalu.3. Salahkah saya mengharapkan mertua cepat mati walaupun tidak mendoakannya, dengan tujuan agar istri saya mau damai dengan orangtua saya?
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu\’alaikum wr.wb.August 14, 2007 at 3:08 pm #78981482Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya kemuliaan Bulan Rasulullah saw ini semoga selalu menerangi hari hari anda dalam kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
1. yg mesti anda lakukan saat ini adalah kembali mendekat pada Allah.., mengadulah, panggillah nama Nya swt didalam sujud, undanglah kekuatan Nya agar turut berperan.., teruslah memanggil Nama Nya swt dalam sujud, sungguh jawaban dari Nya akan muncul berupa penyelesaian masalah, percayalah saudaraku pada Nya swt, karena Dialah yg paling berhakm dipercaya daripada segenap hamba Nya,2. setelah jiwa anda tenang dg cahaya kesejukan ilahi, datanglah pada istri, bujuklah agar kesemuanya kembali berpadu, ajaklah ia turut berjuang mempersatukan simpul yg telah terpecah, anda mesti percaya penuh pd istri anda dan taruhlah harapan padanya, Insya Allah dengan kekuatan Allah dia akan setuju
3. lalu kembali pada ayah ibu anda, gabungkan istri anda kepada ayah ibu anda untuk saling berdamai, setelah itu poin terakhir adalah merujuk pada mertua anda, jangan berharap kematiannya karena kermatiannya akan buruk baginya dan bagi anda,
berharaplah semua akan selesai, ayah ibu, istri, dan mertua, semua bersatu dalam silaturahmi, dibawah kehendak Allah swt, karena Dia Mampu menyatukan hati yg saling berpisah, karena Dia lah pemilik segenap jiwa dan ruh.
dalam masalah ini saya lihat tidak ada yg bersalah, hanya salah faham dan bisikan syaitan, awalnya ayah ibu anda, lalu istri anda, lalu mertua anda, Alhamdulillah anda tetap tegar, dan kini syaitan ingin menghancurkan anda pula dg berharap kematian emrtua,
Bangkitlah wahai saudaraku, bergeraklah dg kekuatan Allah.., maka tipuan syaitan akan runtu, dan dalam waktu dekat semua akan berubah menjadi lebih baik,
Demikian saudaraku yg kumuliakan,
Wallahu a’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.