Home Forums Forum Masalah Fiqih Masalah Mas\’a

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #115544528
    abu naqi usamah
    Participant

    Assalamualaikum, Perkenankan habib kami numpang publikasi hasil bahtsul masail PWNU Jawa Timur terkait Mas\’a. mudah mudahan bermanfaat untuk semua.

    1. PERGESERAN MAS\’A
    Fenomena pergeseran mas\’a (mas\’a jadid) telah benar-benar terjadi. Jika pada musim haji 1428 H. yang lalu mas\’a qodim masih bisa digunakan sehingga konferwil PWNU jatim 27 di Genggong memutuskan tidak sah melakukan sai di lokasi mas\’a yang baru dan kemudian mempersilahkan mengamalkan salah satu riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal yang menghukumi bahwa sai adalah sunat bagi mereka yang tidak memungkinkan sai di mas\’a yang lama maka bahtsul masail kali ini perlu kiranya mempertegas keputusan yang lalu dan sedapat mungkin menyempurnakannya terkait dengan realita mas\’a jadid dan pembongkaran mas\’a qodim telah terjadi.
    1. PENGGESERAN MAS\’A
    Deskripsi
    Fenomena penggeseran mas\’a (mas\’a jadid) telah benar-benar terjadi. Jika pada musim haji 1428 H yang lalu mas\’a qadim masih bisa digunakan sehingga Konferwil PWNU Jatim 2007 di Genggong memutuskan \"tidak sah\" melakukan sa\’i di lokasi mas\’a yang baru dan kemudian mempersilahkan mengamalkan salah satu riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal yang menghukumi bahwa sa\’i adalah \"sunat\" bagi mereka yang tidak memungkinkan melakukan sa\’i di mas\’a yang lama, maka bahtsul masa\’il kali ini perlu kiranya mempertegas keputusan yang lalu dan sedapat mungkin menyempurkannya terkait dengan realita \"mas\’a jadid dan pembongkaran mas\’a qadim\" telah terjadi.

    Pertanyaan :
    Alasan dan konsekuensi hukum penggeseran mas\’a seperti yang sudah terjadi saat ini, dapatkah dibenarkan terkait dengan keabsahan ibadah sa’i ? (PWNU Jatim)

    Jawaban:
    Musyawirin belum menemukan alasan yang dibenarkan untuk perluasan tempat sa’I, yang berdampak pada keabsahan ibadah sa’i ditempat yang baru.
    Mempertimbangkan pendapat yang berkembang, Alhabib Abubakar Bilfaqih dari Hadramaut, menyarankan untuk tetap melaksanakan ibadah sa’i ditempat sa’i yang baru sebagai langkah ihtiyath (kehati-hatian), dan bukan tergolong talabbus ibadah fasidah (melaksanakan ibadah yang tidak sah)karena ada kemungkinan sah dan masih tercakup dalam lebar tempat sa’i. Disamping itu, disarankan agar bertaqlid (mengikuti) kepada madzhab Hanafi yang menyatakan hukum sa’i adalah wajib bukan rukun dan bagi yang tidak melaksanakannya wajib membayar denda satu ekor kambing (dam).

    Dasar Pengambilan Hukum
    فتوى الحبيب أبو بكر بلفقيه مدرس الفقه في رباط تريم خضر موت
    الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين. وبعد فهذا بحث مستعجل عن حكم السعي فى الوقت الحاضر فنقول:
    1. فى كتاب نسك الونائي الشافعي: الثالث من شروط السعي أن يقطع بمروره جميع المسعى من بطن الوادي لكن لو التوى فى سعيه عن محل السعي يسيرا بحيث لم يخرج عن سمت العقد المشرف على المروة لم يضر وذكر الفاسي أن عرض المسعى ما بين الميلين فإن دخل المسجد أو مر عن العطارين فلا يصح اهـ
    2. وفى حاشية عبد الحميد على التحفة لابن حجر مانصه: ولو التوى عن محل السعى يسيرا لم يضر. وفى تاريخ القطب الحنفى نقلا عن تاريخ الفاكهي: أن عرض المسعى خمسة وثلاثون ذراعا. وفى العباب: لو التوى يسيرا لم يضر. قال شارح العباب: بخلافه كثيرا بحيث يخرج عن سمت العقد المشرف على المروة إذ هو مقارب لعرض المسعى مما بين الميلين الذي ذكر الفاسي انه عرضه. اهـ
    3. وفى البجيرمي : قدر المسافة بين الصفا والمروة بذراع الآدمي سبعمائة وسبعين وسبعون ذراعا وكان عرض المسعى خمسة والثلاثين ذراعا فأدخلوا بعضه فى المسجد. اهـ
    ditambah beberapa referensi lain

    #115544549
    Munzir Almusawa
    Participant

    alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Kasih sayang dan Inayah Nya swt semoga selalu menyejukkan hari hari anda

    saudaraku yg kumuliakan,
    pertanyaan telah saya sampaikan pada Guru Mulia, dan beliau mengatakan bahwa sebaiknya kita sa\’i dilantai dua, karena Mas\’a terdapat dua lantai, maka pada saat jalur balik yg kini dibuat baru diluar mas\’a yg lama, hendaknya kita naik ke lantai dua pada jalur Mas\’a yg lama, demikian cara terbaik untuk menghindari syak pada ikhtilaf madzhab.

    jalur sa\’i diperlebar, hingga jalur balik dari marwah ke shafa dibuat baru hingga keluar dari Mas\’a yg masyru\’, inilah yg dipertentangkan, maka sebagaiamana saran Guru Mulia kita untuk boleh saja jalur shafa ke marwa di jalur bawah karena sesuai dg syara\’ seluruh madzhab, dan saat jalur balik dari marwah ke shafa jangan mengambil jalur baru yg menjadi ikhtilaf, namun namik ke lantai dua dan mengambil jalur balik yg tetap pada mas\’a yg lama

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Fiqih’ is closed to new topics and replies.