Home Forums Forum Masalah Umum Menjalin Silaturahim & Ukhuwah dgn komunitas lain

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #97735763
    Nugroho Laison
    Participant

    As Salamu \’alaikum wr. wb. Habib Munzir,

    Habib Munzir yg ane hormati,

    Mohon maaf sebelumnya bila kurang berkenan…

    Ini cuma sekedar curahan hati ane yg awam dan muallaf…yg mempunyai hasrat utk mencari pengetahuan Agama Islam.

    Ane sedih dgn kondisi ummat Islam yg berpecah, terutama di Indonesia.
    Masing-masing komunitas mengklaim dirinya yg paling baik, paling benar. Lalu alih-alih berdiskusi, menjalin silaturahim dan ukhuwah…malah berdebat, dan menimbulkan perpecahan.

    Padahal, menurut pemahaman dan pemikiran serta perenungan ane yg awam ini, sepertinya lebih sering perbedaan itu tdk substansial, apalagi jika berkaca kepada salafus-sholih dan tokoh-tokoh \’ulama besar yg harum namanya dan menjadi teladan kita.

    Di sisi lain, orang-orang non-muslim yg sebenarnya berpecah, justru mereka sekarang ini mencoba melupakan sejenak perpecahan dan permusuhan antar mereka, mencoba menyatukan barisan demi tujuan yg disepakati kepentingannya secara bersama…salah satunya adalah menyebarkan agama mereka…paham mereka yg pasti sama.

    Ini ane ambil contoh umat Kristiani, yg pertentangan antara Protestan dan Katolik begitu dahsyat, juga di Indonesia, tetapi tahun-tahun belakangan ini mereka melakukan rekonsiliasi.

    Ane tahu karena ane mantan Kristiani sewaktu kecil, dan masih banyak saudara, karib-kerabat ane yg masih ane sedihkan karena belum memeluk Islam…menceritakan fakta rekonsiliasi ini.

    Sampai-sampai ada pemuka gereja yg ane kenal sekilas, pernah memberikan pernyataan dlm kebaktian bersama yg dihadiri saudara ane, beliau mengatakan bahwa semua gereja terbuka lebar utk siapa saja, tdk peduli yg pro musik atau tdk (agak mirip dgn ijtihad dan fatwa \’Ulama Islam ttg musik), atau pun Katolik dan Protestan…yg penting sama-sama mengakui Yesus sebagai Tuhan (Ma\’adzallah, Na\’udzu Billaah Min Dzaalik).

    Ane sejujurnya lebih condong dgn Muhammadiyah karena mengingat lamanya pendidikan disana sewaktu Mts (SMP). Tetapi ane ingin kita semua meniru teladan dari para tokoh besar. Dan melepaskan diri dari label atribut golongan komunitas kita.

    Misalnya alm. Buya Hamka. Ini tokoh idola ane, tokoh besar Muhammadiyah, yg ane tahu karena membaca bukunya, mendengar rekamannya , juga mengetahui dari pendidikan KeMuhammadiyahan..

    Yg sayangnya sikap beliau ini jarang diteladani oleh banyak kader dan tokoh Muhammadiyah lainnya (dan ane malu sebagai simpatisan Muhammadiyah belum bisa meneladaninya).

    Beliau sangat bijak menyikapi khilafiyah. Sudah tersebar cerita dan tuntunan moralnya terkait khilafiyah, terutama terkait Qunut, Tarawih, dan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Mempunyai pendapat (madzhab) sendiri, tapi menghormati yg lain, dan justru menjalin silaturahim dan Ukhuwah dgn yg lain.

    Buya Hamka bersilaturahim dgn Nahdhiyyin, dgn komunitas Habib, suatu hal yg jarang dilakukan oleh banyak anggota komunitas Muhammadiyah. Ini sepanjang pengamatan ane pribadi.

    Misalnya yg lain adalah alm. Mu\’allim K.H.M. Syafi\’i Hadzami. Ane tahu banyak dari Koko ane yg pernah mengaji dgn alm. Mu\’allim.

    Bahkan dari ceritanya, ane takjub, karena kendati ahli dan memegang teguh Madzhab Syafi\’i…beliau menguasai banyak madzhab, bahkan termasuk kaidah madzhab Syi\’ah. Karena ada orang Syi\’ah yg konsultasi dgn beliau, dan menerima penjelasan yg mendalam dan bagus dgn berbagai madzhab termasuk Madzhab Syi\’ah, walau ditegaskan bahwa pendirian beliau adalah Madzah Syafi\’i. Orang-orang Syi\’ah tsb memuji ketinggian ilmu dan adab beliau.

    Dan Adab beliau dlm menerangkan khilafiyah sangat bagus. Juga adabnya, rasa hormatnya kepada para gurunya. Mengkritik pun bahasanya sangat halus.

    Contoh, ketika banyak orang mengkritik keras atau bahkan menghujat para pemuka agama di Arab Saudi (yg biasa diberi laqob Wahabi)…beliau hanya menyatakan menghormati dan menghargai keilmuan mereka, namun menyayangkan banyak dari pemuka di Arab Saudi yg terjebak/terpengaruh politik dan fanatisme.

    Kira-kira sesederhana itu pernyataanya dan tdk ada tendensi atau unsur emosi berlebihan. Begitulah kira-kira cerita persaksian Koko ane sebagai muridnya.

    Misalnya yg terakhir yg ane baru tahu, dan sangat takjub serta ta\’dzhim dgn beliau…adalah alm. Abuya Syaikh \’Alwy al-Maliky. Dengan keilmuannya, bahkan tatkala mengkritisi gol.tertentu yg hampir semua komunitas muslim yg beragam mafhum..gol tertentu itu berwawasan sempit dan memecah-belah…Abuya mengkritisi dgn obyektif dan penuh hikmah.

    Bahkan beliau juga memaparkan pendapat dari berbagai gol. Termasuk Syeikh Ibnu Taimiyyah dan Syeikh Muh. Abdul Wahhab dgn bahasa yg lembut, sistematis, obyektif dan penuh hikmah. Ini ane baru tahu setahun belakangan ini, dari nukilan artikel buku \"Mafahim Yajibu An Tushohhah\" yg akhirnya ane beli 2 minggu lalu. Suatu hal yg jarang ane temui dlm banyak buku, artikel dan pernyataan dari banyak komunitas yg cenderung lebih mengarah kpd perdebatan ketimbang diskusi dgn penuh hikmah dan obyektif.

    Terutama yg umumnya terkait dgn Ibnu Taimyyah dan \’Abdul Wahhab…biasanya orang hanya terbagi 2, yaitu yg terlalu fanatik mengikuti mereka (mengaku anti taqlid dan \"tdk bermadzhab\", tapi sikapnya secara praktek sama dgn taqlid buta), juga terlalu anti dgn mereka, tanpa memberikan penilaian obyektif, mengambil yg baik/benar, dan memberitahu yg salah/lemah. Jarang mengambil jalan tengah. Tapi Abuya dgn bijak menyikapi dan menjadi orang yg \’arif, di jalan pertengahan.

    Ane, juga banyak rekan-rekan muallaf dan yg rekan-rekan awam lainnya….menyayangkan banyak tokoh yg dianggap sebagai pemuka agama oleh kalangan masyarakat muslim, justru larut dalam perdebatan, alih-alih berdiskusi.

    Sehingga kita makin terkotak-kotak. Dan terlupakan utk bersatu utk melakukan pembinaan umat, dan menggalang kekuatan bersatu berjihad melawan serangan kafir dan munafik serta zindiq dari berbagai aspek kehidupan.

    Adalah suatu kerinduan dan impian tersendiri yg sangat mendalam bagi ane… agar Habaib meniru teladan Sayyidinaa Hasan ra. yg dapat menyatukan kondisi ummat yg berpecah dan saling berperang, juga Kholifah \’Umar bin \’Abdul \’Aziz yg juga menyatukan kondisi umat yg berpecah dan saling mencaci.

    Ane teringat dgn cerita Abu Sufyan sewaktu kafir, sebelum masuk Islam…jauh ketika masa jahiliyah. Ketika ada beberapa gol. berseteru dan hampir terjadi pertumpahan darah, Abu Sufyan menengahi mereka. Mereka bertanya, \"Adakah yg lebih mulia dan lebih baik dari kebenaran?\" Abu Sufyan menjawab, \"Ada, yaitu memaafkan\" Sontak mereka yg bertikai langsung berdamai.

    Ini harapan ane terbesar, Habaib memulai memberi teladan menjalin silaturahim kpd semua golongan termasuk mereka yg anti Habaib dan biasa diberi laqob \"Wahabi\", juga menggalang Ukhuwah Islamiyah. Dan memberi maaf adalah tanda keutamaan dan tanda ketaqwaan yg kita semua ingin mencoba meraih dan melakukannya.

    Mengapa? Karena Habaib Insya Allah merupakan komunitas keilmuan yg bersambung dari dahulu kala, dan barokah sebagai Ahlul Bait. Dan sejujurnya yg bisa menyatukan ummat ini hanyalah kecintaan thd Nabi Muhammad saw dan yg dicintai oleh Nabi saw, terutama Ahlul Baitnya.

    Dan sekali lagi Memang Hanya Nabi Muhammad saw dan Ahlul Bait yg bisa menyatukan ummat ini. Imam Mahdi yg kelak membina kita pun menjelang Hari Kiamat adalah Ahlul Bait juga. Tanggung jawab dan kecintaan terhadap ummat ini ada di tangan Ahlul Bait yg istiqomah dlm Islam.

    Ini saja curahan hati ane, mohon maaf bila kurang berkenan.
    Yg benar dari Allah semata, yg salah dari ane pribadi semata.

    Dan Allah serta Rasul saw terlepas dari segala kekhilafan dan kebodohan ane.

    Wassalam,

    Nugon (Nugroho Laison) – Yg merindukan persatuan Ummat.

    #97735820
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Cahaya anugerah Nya semoga selalu menerangi hari hari anda dan keluarga,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    banyak ucapan ucapan dan buaian dari musuh musuh islam mengatakan persatuan dan persatuan, entah apa maksud mereka dengan ucapan itu, apakah mencampur adukkan antara kebusukan dengan susu yg suci, yg penting bersatu, barangkali itulah maksud mereka, wallahu a\’lam

    banyak dari kita tertipu dengan ucapan itu, ia menganggap islam berpecah belah padahal karena ia belum memahami mana yg benar, sebenarnya permasalahannya adalah kita mesti membenahi kelompok muslimin yg memisahkan diri dari islam itu sendiri, seperti muhammadiyah, yg jelas jelas membuat kerusakan di bumi indonesia ini dengan memisahkan diri,

    kenapa memisahkan diri dan menyalahkan mayoritas muslimin?

    sedangkan Rasul saw bersabda : \"Barangsiapa yg sejengkal memisahkan diri dari jamaah muslimin lalu ia wafat maka ia akan wafat dalam kematian jahiliyah\" (Shahih Bukhari),

    inilah yg mesti kita fahami, bagaimana yg memisahkan diri justru dianggap benar, dan yg menjadi induk kebenaran dianggap fanatis perpecahan, ini pemahaman kesusu dari kedangkalan pemahaman terhadap syariah.

    kita tak bisa diam melihat kemungkaran pada saudara kita, mesti dibenahi, jangan dibiarkan dengan alasan persatuan,

    jika ada saudara kita yg salah, mencuri, merampok, memperkosa, mengkonsumsi narkoba, lalu kita biarkan saja demi persatuan?, ini adalah kedangkalan logika yg jelas,

    tentunya kita benahi, dan bukan dengan kekerasan dan senjata, namun harus dibenahi.

    dan panutan kita bukan orang kristiani, panutan kita Sayyidina Muhammad saw yg selalu membenahi ummatnya dan tak diam melihat kemungkaran pada ummatnya, namun bukan dengan kekerasan dan senjata tentunya,

    dan dalam pembenahan ini, kita tak perlu dengarkan ucapan musuh musuh islam yg ingin menghentikan pembenahan dengan alasan islam berpecah pecah.sehingga kita terpengaruh dan menghentikan pembenahan.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.