Home › Forums › Forum Masalah Umum › nasarudin al bani
- This topic has 5 replies, 3 voices, and was last updated 16 years, 11 months ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
February 28, 2008 at 8:02 am #93679032Sandra oemarParticipant
Assalam mualaikum Wr. Wb
Salam hormat buat habib munzir
Bib saya mo tanya tentang nasarudin al bani,soalnya dia banyak mensyarah kitab2 ulama salaf seperti Imam Nawawi Ibnu Hajar,dan sekarang banyak beredar, tapi isinya menjelek2an ulama tersebut,salah satunya ridayatus shalihin iman nawawi, dia bilang di kitab itu banyak mengandug hadis dha,if. bagi kami yang awam sangat binggung dan banyak teman kami yang telah membelinya. mohon habib menjelaskan siapa dia,benarkah dia muhadis..!!!!Wasalammualaikum Wr.Wb
Sandra Oemar
February 28, 2008 at 5:02 pm #93679048Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,
Saudaraku yg kumuliakan,
beliau itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para peiwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukin dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini, kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a\’lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliua hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman,Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya,
Muhaddits adalah orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dg buku buku, albani hanya jumpa dg sisa sisa buku hadits yg ada masa kini.
Albani bukan pula Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.
AL Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, dan banyak Imam Imam Lainnya.Albani bukan pula Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits hadits tsb,
Abani bukan pula Almusnid, yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw, orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil.
berkata para Muhadditsin, \"Tiada ilmu tanpa sanad\" maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur;an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu\’.
apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.
saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang hancurnya ummat karena tipuan seorang tong kosong.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
February 28, 2008 at 9:02 pm #93679066Barata Aditya AkbarParticipantAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
semoga hari hari habib selalu dilimpahi rahmat Allah, dan semoga saya bisa berkumpul dengan paduka, mohon doanya bib, semoga semua yang saya kerjakan menjadi mudah dan berkah.melanjuttkan pertanyaan diatas, bagaimana kalau seseorang belajar dari kitab, dan diperkuat dengan kitab jahar wat ta\’dil ( atau kitab yang membahas biografi para perawi) apa sudah cukup itu saja, karena dengan dalih itu merekan mengatakan cukup dengan kitab yang menjelaskan atau mencantumkan perawinya secara lengkap maka orang bisa mengutarakan suatu masalah, apa arti dari sanad itu sendiri, apa cukup terangkum dalam kitab saja maka kita sudah memiliki sanad, apa arti dari sanad guru bib, adakah penjelasan yang lebih detail dari sanan itu sendiri, barangkali dalil pentingnya untuk kita berilmu dengan guru yang mempunyai sanad, karena banyak orang jaman sekarangn yang sudah merasa bisa berbicara hanya bermodalkan kitab, dan kalau ditanya tentang sanad, dalihnya sanad itu sudah tercantum di masing masing kitab rujukan, jadi tidak perlu lagi mencari guru, atau sanad dari guru. tolong penjelasan yang gambalang bib
terima kasih
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhFebruary 29, 2008 at 12:02 am #93679073Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,
Saudaraku yg kumuliakan,
tentunya membaca buku Jarah watta;dil sangat baik demi mempelajari ilmu hadits, namun tentunya tak bisa menjatuhkan fatwa para imam yg keluasan ilmunya melebihi 100 pengarang Jarah watta\’dil itu sendiri, kita tidak bisa berfatwa hanya dengan berpedoman buku yg ada, karena itu hanyalah sisa sisa dari 90% hadits yg sudah sirna.kita mengatakan/menemukan hadits Imam Syafii dhoif, namun kita tak tahu bisa saja ada 100 hadits shahih yg ada dimasa Imam SYafii akan hal itu, namun masa kini sudah tak teriwayatkan./tak tertuliskan,
oleh sebab itu gunanya sanad.
sanad adalah untaian periwayat atau jalur rantai murid kepada gurunya hingga ujungnya.
misalnya sanad Imam Bukhari, yaitu sebagaimana kita tahu bahwa Imam Bukhari ini dimasa 20 tahun sudah hafal 600.000 hadits, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits, maka kemana sisa hadits itu…?
tentunya ada pada murid muridnya, walau mungkin tidak hafal kesemuanya namun pastilah jauh lebih banyak dari yg tertulis, nah… setelah Imam Bukhari wafat maka orang orang mencari murid muridnya.., karena pada merekalah ilmu Imam Bukhari trsimpan..
lalu para murid Imam Bukhari ini mulai wafat satu persatu kemudian,. dimana orang mencari ilmu Imam Bukhari..?, tentu pada murid muridnya, bagaimana jika muridnya telah wafat..?. siapa pewarisnya..?, tentu murid dari murid mereka..
demikianlah hebatnya mereka yg memiliki sanad Imam Bukhari, hingga kini merekalah yg paling tahu tentang siapa dan bagaimana Imam Bukhari, karena mereka memiliki guru yg berguru kepada guru yg bersambung kepada murid Imam Bukhari.
apa artinya buku buku..?, darimana buku buku itu datang..?, tentunya dari murid murid Imam Bukhari, dimasa lalu, namun apakah mereka mampu menaruh semua ilmu di bukunya..?, tentu tidak, karena dimasa tu buku buku ditulis tangan, dengan kertas yg beberapa puluh tahun sudah ditelan rayap,
tak ada percetakan, tak ada fax, foto copy dll,buku tidak pernah ada diperjual belikan dimasa itu, karena semuanya hanyalah hasil tulis tangan..
beda dengan masa kini, semua omongan anda dapat ditulis dan disebarkan keseluruh dunia dg sekejap lewat internet..
maka ilmu itu tersimpan pada rijalussanad, yaitu para pemegang sanad, mereka mempelajari hadits hadits Imam Bukhari kepada gurunya, dan gurunya itu belajar dari gurunya yg mempunyai sanad kepada murid murid Imam Bukhari,
dan kita mempunyai guru guru yg mempunyai sanad guru kepada Imam Syafii, sanad kepada Imam, Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi dan seluruh muhadditsin.
lalu apa artinya buku buku ini..?, bagaimana cukup dengan melihat buku, dalam ilmu hadits, sanad hadits tidak diterima jika tak jumpa, karena perjumpaan jauh lebih kuat dari surat menyurat atau dengan buku.
sanad hadits bila berkata aku berjumpa dengan A, dan A dari C, maka sanad ini dhoif, karena A tak jumpa dg B, terlangkahi satu zaman dimana B tak teriwayatkan, maka sanadnya jatuh.
maka bagaimana dengan 14 abad setelah zamannya Rasul saw ini?, siapa yg dapat kita pegang fatwanya?, sungguh fatwa banyak sekali, madzhab sangat banyak, pendapat simpang siur satu sama lain, maka kita berpegang pada para ulama yg punya sanad kepada para Imam dan Muhaddits, mereka mempunyai guru guru yg sampai sanadnya kepada Rasulullah saw,
dan buku digunakan sebagai pelengkapnya.
orang orang wahabi tak menerima ini karena mereka tak punya sanad, mereka hanya berpedoman buku buku sisa, tanpa tahu tentang kedalam ilmu yg terpendam padanya,
misalnya anda membaca satu buku ulama, ia berbicara masalah khusyu, anda menilai : wah, ulama ini ahlul khusyu, dan cuma itu saja bisanya, namun anda tak membaca 90 buku lainnya yg karangan orang itu, padanya tersimpan ilmu fiqih, falaq, hadits, tauhid, tafsir, dll.
namun jika anda murid ulama itu, anda tahu pasti siapa ulama itu, pendusta atau jujur, shalih atau penipu, nah, demikian manfaat sanad guru.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
March 3, 2008 at 9:03 pm #93679214Barata Aditya AkbarParticipantAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
alhamdulillah, atas uraian habib,
1.apa bisa seseorang berbicara mengenai satu riwayat, contohnya saya mengutib ucapan habib untuk saya sebarkan kepada yang lain, apa ini juga sudah termasuk saya mempunyai sanad ??? mohon penjelasan bib
2. di majalah al kisah saya sempat membaca bahwa habib lutfi meminta baiat kepada guru mulia Habib Umar untuk baiat tariwah alawiyin, apa itu memang benar adanya bib, karena yang pernah dibahas bahwa habib lutfi menerangkan bahwa tarikah alawiyin itu tidak ada, mohon penjelasan ( \" sekira pertanyaan ke dua menurut habib tidak pantas, mohon jangan ditampilkan di forum )
semoga habib selalu dapat saya ambil manfaat nya amin, doakan saya bibMarch 4, 2008 at 3:03 pm #93679237Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Kebahagiaan dan Cahaya Kelembutan Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dan keluarga,
Saudaraku yg kumuliakan,
1. sanad adalah dengan perjumpaan, walau sesaat, mengenai ucapan lewat surat menyurat bisa ijazah sanad, namun sanad juga bisa tersambung antara murid dan guru walau hanya lewat surat, namun mesti ada hubungan antara kedua belah fihak, tak bisa sefihak, misalnya siapa saja mengutip ucapan ulama fulan dari sebuah surat kabar atau internet maka tak bisa dikatakan sanadnya bersambung pd ulama tsb karena ia tak berhubungan dg gurunya itu.2. hal itu benar adanya, mengenai ucapan Hb Lutfi bahwa \"Tarekat Alawiyin itu tidak ada\" , bukan demikian maksudnya, maksud beliau adalah Tarekat Alawiyin tidak mempunyai suatu ritual yg berbeda dg sunnah Nabi saw, tidak memiliki ajaran tersendiri, dzikir tersendiri, ritual tersendiri, cara berdzikir sendiri sebagaimana tarekat lain, kecuali kesemuanya yg jelas telah ada dalam syariah, maka Tarekat Alawiyin itu tak ada ajaran khususnya. demikian makna ucapan beliau.
.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,Wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.