Home › Forums › Forum Masalah Fiqih › pengajian
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 14 years, 7 months ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
June 28, 2010 at 3:06 am #186005779Asri RamaruliasariParticipant
Assalamualaikum Habib.
Syukur alhamdulillah saya mendapat kesempatan bertanya kpd habib melalui forum ini.
Langsung saja, saya mau bertanya sbb:Habib, saya menganjurkan kpd teman saya untuk mau mengikuti pengajian di mushola samping rumahnya sebagai cara silahturahmi kpd tetangga. Namun teman saya menjawab ajakan saya dengan kalimat seperti ini: \"tidak mau ah krn guru ngajinya suka bergunjing. \" saya katakan lg sama dia : memang kamu tahu , guru ngajinya suka bergunjing ? . Lalu dia psatikan bahwa dia mengetahui persis kalau si guru ngaji sula bergunjing.
Pertanyaan saya, apakah salah bila kita tahu guru ngaji kita suka bergunjing lantas kita tidak perlu mengaji padanya?
Mohon saran dari Habib untuk saya dan teman saya agar mampu menyikapi kondisi diatas dengan arif dan bijaksana.
Buat teman saya , saat ini hanya Habib Munzir lah yg sangat dia hormati dan didengar kata-katanya. Maka melalui forum inilah saya memohon wejangan yg singkat untuk teman saya tersebut.Sekian pertanyaan dari saya, terimakasih atas jawaban dan nasehatnya. Semoga Habib senantiasa diberi Allah SWT nikmat sehat setiap harinya. Amin
Wassalam
June 28, 2010 at 6:06 am #186005782Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,
Saudariku yg kumuliakan,
dalam hal ini, hendaknya kita memang perlu selektif memilih guru, carilah yg terbaik, yg paling dalam ilmu syariahnya, yg paling shalih. yg paling sopan, yg paling berakhlak, dan kalau ada maka yg memiliki sanad keguruan pada para Imam Imam hingga Rasul saw, kalau bisa kita tahu ia murid siapa, dan bagaimana gurunya?, dan apakah ia memanut gurunya atau tidak.namun dimasa kini sulit mencari guru seperti itu, jika tak ada yg seperti demikian itu, maka belajar boleh dari siapapun, bahkan orang fasiq, orang dhalim, boleh boleh saja, karena kita tidak menemukan pengajar yg mumpuni, maka ambillah ilmu yg bermanfaat darinya dan tinggalkan perbuatan buruknya.
namun, jika ia mengajarkan untuk berbuat dosa, mengajarkan menggunjing, mengajarkan keburukan, maka hindarilah sejauh jauhnya dan doakan, tapi jika ia berbuat aib pd dirinya, tidak mengajarkan berbuat dosa pada orang lain, maka tentunya semua manusia tak ada yg sempurna dari dosa kecuali para nabi dan Rasul.
saran saya, jika cuma aibnya ia suka menggunjing, tulislah surat tanpa nama, untuk menegurnya, jika ia berubah, maka sdri mendapat pahala luhur, jika tak berubah, saudari sudah lepas dari tanggungjawab.
Demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Fiqih’ is closed to new topics and replies.