Home › Forums › Forum Masalah Tauhid › penjelasan tata bahasa
- This topic has 6 replies, 4 voices, and was last updated 16 years, 12 months ago by fuady abdullah.
-
AuthorPosts
-
May 4, 2007 at 3:05 am #75205504suryaParticipant
Assalamualaikum wr wb..
Semoga setiap helaan nafas habib diselimuti oleh Rahmat Allah Ta\’ala,
semoga Allah dengan hamparan kasih sayang-Nya mengumpulkan habib kelak
dg datuk habib, Rasulullah SAW, amin.Habib Munzir Yth,
sebagai hamba yang masih fakir dalam ilmu agama dan saya masih harus banyak belajar.
saya ingin menanyakan satu hal tentang tata bahasa
yang saya masih kurang faham…di dalam salah satu do\’a ada yang menyebutkan :
\"La ILA Ha Illa ( ANTA )\"
salah satu do\’a tersebut menunjukan kata \"ANTA\" (engkau laki)
yang saya ingin tanyakan, apakah kata \"ANTA\" tersebut menunjukan
seorang lelaki? ataukah hanya terfokus pada kata-kata \"ANTA\" (Engkau-lah)?Mohon pencerahannya Habib.
Dan terima kasih atas kebaikan hati Habib.
Wassalamu\’alaikum Wr.wb.May 5, 2007 at 12:05 pm #75205553Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Limpahan kebahagiaan dan rahmat Nya swt semoga selalu terlimpah pada hari hari anda,
saudaraku yg kumuliakan,
dalam bahasa arab hanya terdapat dua dhomir, yaitu Mudzakkar dan Muannats, yaitu kata ganti untuk pria dan kata ganti untuk wanita.maka dalam firman Nya swt tentunya dibutuhkan dhomir untuk Allah swt, maka diambillah dhomir yg lebih sempurna, sebagaimana kaum pria adalah asal muasal dari kaum wanita. maka tentunya dhomir kaum pria lah yg dipilih untuk Dzat Nya swt.
demikian saudaraku yg kumuliakan,
wallahu a\’lam
May 5, 2007 at 12:05 pm #75205555Aditya HartonoParticipantpenjelasan tata bahasa – 2007/05/03 14:05
Assalamualaikum wr wb..Semoga setiap helaan nafas habib diselimuti oleh Rahmat Allah Ta\’ala,
semoga Allah dengan hamparan kasih sayang-Nya mengumpulkan habib kelak
dg datuk habib, Rasulullah SAW, amin.Habib Munzir Yth,
sebagai hamba yang masih fakir dalam ilmu agama dan saya masih harus banyak belajar.
saya ingin menanyakan satu hal tentang tata bahasa
yang saya masih kurang faham…di dalam salah satu do\’a ada yang menyebutkan :
\"La ILA Ha Illa ( ANTA )\"
salah satu do\’a tersebut menunjukan kata \"ANTA\" (engkau laki)
yang saya ingin tanyakan, apakah kata \"ANTA\" tersebut menunjukan
seorang lelaki? ataukah hanya terfokus pada kata-kata \"ANTA\" (Engkau-lah)?Mohon pencerahannya Habib.
Dan terima kasih atas kebaikan hati Habib.
Wassalamu\’alaikum Wr.wb.Wa\’alaikumsalaam Warohmatulohi Wabarokaatuh
Al Afwu ya akhii, ana mau berbagi mengenai pertanyaan akhi, Dalam hal ini ana tidak berkapasitas yang menjawab pertanyaan akhi,tapi hanya sekedar ingin berbagi saja, Insya Alloh nanti habib Munzir yang akan mengupasnya lebih jauhMengenai pertanyaan Akhi \"Apakah Anta pada kalimat La ilaaha Illa Anta itu menunjukan seorang laki²\" menurut ana Alloh itu mempunyai sifat Mukhalafatuhu lil Hawadits yang artinya bahwa Alloh tidak serupa/sama dengan segala yang bahru yaitu segala ciptaannya\" jadi disini tidak bisa disebutkan bahwa Alloh itu seorang Laki², Kata Anta pada La ilaaha Illa Anta diatas memang Dhomir Munfasil (dhomir yang bisa berdiri sendiri)yang bermakna laki² karena memang dalam bahasa Arab artinya dari kata Anta adalah \" kamu laki²\", Tapi seperti diketahui makna dalam bahasa arab itu luas dan harus benar² mengerti secara menyeluruh untuk dapat memahaminya,syarat yang pokok adalah harus menguasai Ilmu Nahwu,Shorof,Balghoh dan ilmu² lain yang menunjangnya, terus terang saya sendiri masih belum terlalu mengerti mengenai kaidah dalam bahasa arab mungkin nanti akan dijabarkan secara mendetail oleh habib Munzir.
Untuk pertanyaan \"ataukah hanya terfokus pada kata-kata \"ANTA\" (Engkau-lah)?dibawah ini ada qoul dari seorang sufi mengenai penggunaan kalimat Anta
Abu Yazid al-Bistami, berkata bahwa bila orang – orang bertobat dari dosa – dosa mereka, maka ia bertobat dari mengucapkan kalimat la ilaha illa Allah (Tidak Ada yang wajib disembah dengan sebenar²nya melainkan Allah), kepada mengucapkan la ilaha illa anta (Tidak ada yang wajib disembah dengan sebenar²nya melainkan Engkau). Tampaknya, bagi al-Bistami dengan kalimat tauhid pertama, orang yang mengucapkannya tergambar tidak berhadapan dengan Alloh, sedang dengan kalimat tauhid yang kedua, orang yang mengucapkannya telah berhadapan dengan Alloh, dan karena telah berhadapan Ia lebih pantas dipanggil dengan sebutan Engkau.Mungkin seperti itu, kurang lebihnya mohon maaf
Wa\’llohu A\’lam
Wassalam
Hartono – Mangga Besar XIII
May 5, 2007 at 1:05 pm #75205558Aditya HartonoParticipantAssalamu\’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Al Afwu Ana telat ya ..he.he.he, Habib Ana jadi ngga enak dibilang sekretaris soalnya nanti tugas ana jadi nambah nih selain sekretaris RT trus sekarang jadi Sekretaris Habib Munzir..he.he.he.he..
Tapi ngomong² sebelumnya ana minta maaf bib suka menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada Habib tapi ana suka kasih balasan duluan, maklum bib dorongan hati begitu kuat …he.he.he, apakah itu yang disebut nafsu ya ? mudah²an itu digolongkan dalam golongan nafsu yang muthmainnah ya bib..!!
Sebenarnya ana kenal Majelis Rasululloh secara dekat baru² ini bib, itu juga lewat internet, tapi waktu ada acara² sih ana suka lihat beberapa orang ada yang memakai attribut Majelis Rasululloh, dan ana ingin sekali bila Alloh mengizinkan,ana bisa hadir dan bertemu dengan habib secara langsung di Majelis Rasululloh.
Wassalam
Hartono – Mangga Besar XIII
May 5, 2007 at 1:05 pm #75205556Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh..
Lho.. kali ini sekertarisku terlambat menjawabnya dari saya.. he..he..he,.
terimakasih saudara Ventural atas tanggapannya.
namun bila kita menyambung pembahasan anda pada makna kalimat laa ilaha illalah dan Laa ilaaha illa anta, masing masing punya kelebihan..
karena ada juga mereka para ahli makrifah billah yg bila sedang dirundung kerwibawaan Allah swt mereka tak berani mengucapkan \"Anta\" kepada Allah, maka mereka mengucapkan kalimat \"Laa ilaha illa huwa\", (tiada tuhan selain Dia).
ketika shighah ini dicantumkan dalam Alqur\’an.
yaitu Laa ilaaha illallah, Laa ilaaha illa anta, Laa ilaaha illa huwa.
tinggal mana yg kita inginkan untuk memanggil Nya swt, maha suci Allah yg sangat membuka kesempatan bagi kita untuk memanggil Nya swt.
wallahu a\’lam
May 5, 2007 at 4:05 pm #75205560suryaParticipantterima kasih banyak atas penjelasanya bib,, dan sohib ventura,,,, semoga bisa sebagai pencerahan buat saya,,, amin,,
\"\"\"\"–Maha indah sang pencipta atas segala yang di cipta–\"\"\"
———————————————————————————-
mungkin ada pendapat dan saran-saran lain dari sahabat forum tentang topik ini,,, saya sangat berterima kasih sekali,,,,
September 25, 2007 at 10:09 am #75209251fuady abdullahParticipantAssalamualaikum war wab
Ikutan sharing sedikit.Mohon maaf buat habib dan yang lainnya.
Sebelumnya habib jangan bosan kalau lagi2 lihat ana ikut nimbrung pendapat disana sini,masalah ini masalah itu….yah ana sih cuma pengen ikutan saja.Sebenarnya memang banyak ulama yang mencoba membedah soal dhomir mudzakkar untuk Allah.Menurut pakar gramatika sih semua dhomir yang kembali pada Allah itu memakai dhomir mudzakkar baik dhomir itu muttasil/nyambung atau munfashil/terpisah dikarenakan dikembalikan pada lafadz \"Allah\" yang merupakan lafadz mudzkkar.Maka jelas dhomirnya mesti disesuaikan seperti misalnya \"anta\",terus \"ka\" dalam kalimat \"iyyaa ka na\’budu\",hi atau hu dalam muttashilnya…bukan \"ha\" atau \"ki\" atau \"anti\"/muannats.
Memang benar banyak pendapat ulama soal itu seperti yang habib jelaskan dan temen kita yang jawab sebelumnya.
Wassalam
Ibnu Abdillah -
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.