Home › Forums › Forum Masalah Umum › Pertanyaan dari Sdr wiyar arizki
- This topic has 3 replies, 3 voices, and was last updated 17 years, 1 month ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
December 30, 2007 at 9:12 pm #88982021adminMember
Assalamu\’alaikum .wr.wb
Bib saya mau bertanya bolehkah saya mengamalkan doa-doa atau amalan-amalan
seperti shalawat Al-fatih ,Shalawat munjiyat dan Asmaul Husna yang hanya membaca
dari buku.Karena saya telah lama mengamalkanya itu bagaimana.Karena menurut rekan
saya dari pondok pesantren mangatakan bahwa apabila kita mengamalakan doa harus
mendapat ijazah.Padahal saya tlah lama mengamalkannya.sejak itu saya bimbang tapi
sampai saat ini masih saya amalkan.mohon bantuan dan penjeasanya Bib.Terima kasih
Wassalamu\’alaikum.wr.wbDecember 30, 2007 at 10:12 pm #88982022Fahmi Alwi AlkaffParticipantassalamualaikum wr wb. Habib munzir Yg Saya Hormati Yg Ingin Saya Tanyakan Bagaimana Cara Kita Menyikapi Sikap Kaum Wahabi Yg Terlalu Ekstrem Dalam Pandangannya terhadap Golongan Aswaja? Mohon Penjelasannya
December 31, 2007 at 3:12 am #88982038Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Keridhoan dan kelembutan Nya semoga selalu membuka jalan kemudahan pada hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
1. hampir semua doa tak perlu Ijazah, karena doa adalah meminta pada Allah, Ijazah diperlukan adalah guna izin saja dan memperkuat sanad (sanad=hubungan periwayat, dari fulan, kepada fulan, kepada fulan, sampai pada ujungnya), dari guru kepada kita bahwa kita boleh mengamalkannya,
misalnya murid ingin mengamalkan dzikir shalawat sebanyak 5 ribu kali setiap hari, maka gurunya akan melihat, wah.. dia ini (misalnya) siang hari sibuk bekerja, dan malam hari selalu begadang duduk dengan teman temannya dalam hal yg tak berarti, maka baiknya ia membaca dzikir itu dimalam hari, maka gurunya mengizinkannya membaca itu tapi di malam hari,guru lebih tahu mana dzikir yg pantas cocok diamalkan mana yg tidak,
disamping itu Ijazah adalah juga menyambung sanad guru, yaitu hubungan ruh (jika tak jumpa dizamannya) antara sipembaca dengan yg membuat dzikir itu,
nah.. misalnya saya sudah punya ijazah suatu dzikir, maka saya sudah mempunyai hubungan dengan pemilik doa tsb walaupun belum pernah bertemu,
misalnya anda mempunyai Guru kyai fulan, guru anda membuat sebuah doa yg sangat mulia, saya ingin mengamalkannya, ya boleh saja, namun bukankah baiknya saya izin padanya?,
jika tidak sempat atau ia telah wafat, maka saya izin dari anda, karena anda muridnya, anda lebih tahu apakah doa itu dan kemuliaannya, maka anda mengijazahkannya (mengizinkannya) pada saya,demikian ijazah dari para Imam Imam terdahulu diijazahkan pada muridnya demikinan berkesinambungan hingga kini,
kembali ke masalah saya ingin membaca doa yg dibuat guru anda, tentunya boleh saja saya membacanya tanpa izin pada anda, karena doa itu telah dicetak bebas misalnya, namun tentunya lebih sempurna jika saya sudah mendapat izin dari beliau atau muridnya yg telah mengamalkan doa itu,
sebagian besar doa adalah dari Rasul saw maka tak perlu ijazah apa2.
kembali pada awal jawaban saya bahwa hampir semua doa tak perlu ijazah, karena semuanya adalah doa pada Allah swt, namun dengan adanya ijazah maka lebih membawa kemuliaan karena terhubung dengan pembuatnya lewat muridnya, atau murid dari muridnya, demikian hingga sampai pada kita,
demikian indahnya syariah ini, sebagaimana makmum yg di shaff yg keseratus tetap mendapat pahala jamaah dan tetap bersambung pada shalat Imamnya, demikian shaf pertama melihat gerakan Imam, shaf kedua tidak melihat gerakan imam namun melihat gerakan makmum shaf pertama, lalu shaf ketiga melihat gerakan makmum shaf kedua, demikian dari generasi ke generasi ummat ini hingga kini, bersambung satu sama lain, demikian kita dengan para imam imam kita, demikian ahlussunnah waljamaah, kita bagaikan rantai yg tak terputuskan, jika bergerak satu mata rantai maka bergetar seluruh rantai hingga ujungnya.
saya ijazahkan dengan ijazah sempurna seluruh dzikir salafusshalih, semua doa Rijaalussanad dan semua doa dan dzikir dari seluruh para wali dan shalihin, munajat dan dzikir para Ahlusshiddiqiyyatul Kubra, kepada anda, Ijazah sempurna yg saya terima dari Guru Mulia Alhabib Umar bin hafidh yg sanadnya muttashil pada segenap para ulama, muhaddits, para wali dan shalihin. Ijazah ini mencakup seluruh wirid, dzikir dan doa Nabi Muhammad saw dan doa para Nabi dan Doa seluruh Ummat Muhammad saw, dan seluruh Hamba Allah yg shalih. semoga anda selalu dalam kemuliaan Dzikir dan Cahya Munajat mereka. Amiin
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
December 31, 2007 at 3:12 am #88982037Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Keridhoan dan kelembutan Nya semoga selalu membuka jalan kemudahan pada hari hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
kelompok perusak akidah ini muncul dengan hikmah ilahiyah karena kurang perdulinya orang tua pada ilmu syariah anak anaknya, semakin dangkalnya pemahaman muslimin sebab orang tua yg tak terlalu mementikan tarbiyyah anaknya maka jadilah sang anak ini tak tahu banyak dalam syariah dan tak terlalu perduli pula akan anaknya. maka beberapa generasi berkesinambungan muncullah kegelapan dan kejahilan pada muslimin dan sangat minimnya ulama,dengan hal itu maka muncul ajaran perusak akidah ini maka muslimin terpengaruh karena tak mengerti mana yg benar, sungguh wahabi ini adalah orang orang yg dangkal pengetahuan syariahnya, bila anda tanya berapa rukun shalat dan berapa syarat sah wudhu mungkin mereka tak tahu, namun mereka berfatwa seakan ulama besar, menghakimi hadis ini dan itu, padahal mereka adalah tong kosong.
maka salah satu cara kita adalah merapatkan shaf, memadukan ulama dan ummat agar berpadu melawan mereka dengan dalil aqlan wa syar\’an, dengan hujjah hujjah syariah dan dengan logika,
mereka akan kalah habiby, semua faham batil akan kalah jika kita bersemangat,
ada disuatu masjid seorang guru wahabi menguasainya, tak satu kyaipun mampu mengalahkannya dalam berdebat, bertahun tahun ia bercokol di masjid itu dan mengajar,
maka seorang pemuda mengajukan saran pada saya apakah yg harus mereka perbuat?, saya katakan bahwa buku tulisan saya : \"Kenalilah akidahmu\" sudah cukup membungkam hujjah wahabi, namun jika ada sangkalan maka sampaikan pada saya,
namun saya memberikan saran kedua, yaitu lihatlah tokoh masyarakat yg berwibawa disitu, apakah ia seorang wahabi?, maka ia menjawab : bukan wahabi, tapi islam yg agak kejawen, ia berwibawa disitu karena sebagai Dan Plek di komplek tsb, maka saya katakan agar merujuk padanya,
tak lama beberapa hari saya sudah dapat email dari saudara kita itu, Mr Komandan Komplek itu mengusir wahabi dari masjid dan mengusirnya dari wilayah itu.
masalah selesa tanpa perlu bertahun tahun berdebat.
demikian saudaraku, kita berjuang menyatukan shaf dan kekuatan dari ulama, umara (pejabat pemerintah), aghniya (orang orang kaya) dan masyarakat umum, selama mereka muslim boleh kita ajak bersatu, demikian dakwah Nabi saw, ada Fuqara, ada bangsawan, ada orang kaya, ada ksatria.
siapa pula masyarakat umum yg setuju pengingkaran Tahlil?, dilarang ziarah kubur?, ini akan membuat masyarakat bangkit dan marah, namun butuh gerakan dan semangat untuk membangkitkan kekuatan ini,
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.