Home Forums Iseng dalam keluhuran Puteri,bercerminlah…

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #84577331
    ahadi
    Participant

    Puteri…….

    Saat ini malam telah larut, cuaca terasa dingin dan

    sekitarku menjadi hening, sebening hati dan perasaan

    sayangku kepadamu. Walau kini tidak disampingmu, aku

    masih selalu ingat padamu, seperti yang kulakukan

    setiap waktu. Dan kini, kujalankan jari-jemariku untuk

    menulis sebuah surat yang hanya khusus

    untukmu…..bukan untuk yang lain….

    Puteri..

    Aku teringat akan cerita ibumu tempo hari…

    Saat itu engkau masih kecil seumur bayi..

    Engkau belum bisa apa-apa, sehingga untuk menarik

    perhatian, engkau hanya menangis ditengah malam

    membangunkan keluarga.

    Kemudian, engkau tumbuh menjadi gadis kecil yang

    selalu bermanja di pangkuan Bunda.

    Dan waktu terus berjalan…..sehingga kini engkau

    telah menginjak remaja.

    Engkau menjadi semakin besar, pintar, dan makin banyak

    pengalaman hidup yang telah engkau miliki

    Ah…aku pun jadi rindu ibuku…

    mungkin akupun seperti itu saat masih kecil.

    Puteri….

    Saat ini, aku sedang melukis bentuk kamarmu dibenakku.

    Kamar dimana kita sering berkumpul untuk bercerita

    banyak hal.

    Aku masih ingat detil kamarmu, ada almari baju, rak

    buku, kotak permen, dan

    Hmmm……cermin itu …yang selalu kau sebut sebagai

    cermin paling indah…

    Engkau memang sudah lama memilikinya, dan aku yakin

    engkau pasti makin suka, karena setiap hari

    membutuhkannya.

    Puteri…..

    Aku teringat sesuatu tentang cermin itu.

    Dirumahmu, ada satu lagi cermin besar di ruang tamu.

    Tak jarang aku melihatmu bercermin disitu ketika

    engkau tergesa-gesa berangkat.

    Bahkan didepan kaca jendela, sering….sering sekali

    aku melihatmu mematut diri apakah terlihat rapi atau

    tidak.

    Agar teman-temanmu nanti tidak mengolokmu, begitu

    selalu katamu.

    Aku menduga, mungkin engkau juga sering mengaca

    didepan etalase pertokoan untuk bercermin. Iya nggak ?

    Puteri yang amat kusayangi,,,,

    Jauh di lubuk hati yang paling dalam, ada yang ingin

    kubicarakan dengamu hari ini.

    Hanya sebentar saja, cukup sebentar.

    Nggak akan lama.

    Engkau ada waktu, kan?

    Bukan, bukan pertanyaan bagaimana kabarmu, atau kabar

    teman-teman seperti yang biasanya kita bicarakan.

    Namun lebih dari itu.

    Aku ingin kita berbicara khusus mengenai diri kita,

    karena aku sadar bahwa semakin hari kita tumbuh

    semakin tinggi, bukan hanya tinggi badan kita, namun

    juga ketinggian pola berpikir kita.

    Kita bukan kanak-kanak lagi yang harus menyuruh kita

    begini begitu.

    Kini kita sudah besar, sehingga banyak yang harus

    kita siapkan agar makin dewasa untuk menentukan

    sendiri jalan hidup kita nanti.

    Wahai puteri…..

    Hari demi hari telah kita lalui.

    Telah banyak perubahan yang terjadi , ‘kan?

    Izinkanlah aku untuk bertanya sesuatu padamu…

    Kalau kau pandangi dirimu di cermin indah kamarmu itu,

    apa yang engkau lihat disana?

    Apakah sesosok gadis remaja yang sudah cukup matang

    mengarungi hidup ataukah yang masih menjalani proses

    perubahan membentuk diri?

    Mungkin, engkau akan menjawab kedua-duanya…atau

    mungkin hanya salah satu jawaban…

    Nggak apa-apa Puteri…Aku bisa memahaminya….

    Puteri, ketika engkau didepan cermin yang indah

    itu….

    Masih ingatkah dirimu berapa sering engkau bercermin?

    Dan sadarkah engkau siapa yang muncul di cermin itu?

    Ya, memang itu adalah engkau.

    Engkau Puteri…

    Engaku yang dulu terlahir dari rahim Bunda, setelah

    malaikat meniup ruh dan menulis catatan tentangmu

    ketika engkau masih menjadi janin usia 4 bulan.

    Wahai Puteri….

    Ketahuilah…

    Kita semakin beranjak dewasa, dan telah banyak waktu

    yang kita lalui bersama-sama.

    Kukenal dirimu jauuuh lebih baik dari yang lainnya.

    Begitupula sebaliknya.

    Ada satu hal yang ingin kutanyakan lagi, “Apakah saat

    ini engkau telah mengenal dirimu sendiri, wahai

    saudaraku tercinta?Bukan sekedar mengiyakan bahwa

    sosok bayangan depan cermin itu adalah dirimu? ”

    Jawablah Puteri, tak usah engkau malu-malu…..karena

    ini penting.

    Ini penting sekali sebagai bekal hidupmu kelak, karena

    seperti yang kita sama-sama mengerti, sekarang ini

    kita sedang dalam proses mendewasakan diri…dan itu

    butuh bekal agar kita tidak salah arah.

    Puteri sayang…..

    Izinkalha aku mengatakan sesuatu kepadamu…

    Ketahuilah oleh dirimu, bahwa aku dan kau sama-sama

    manusia,

    dua orang hamba yang banyak diberi karunia oleh

    Allah….

    karena memang Allah yang menciptakan diriku dan

    dirimu…

    Allah yang memenuhi kebutuhanku dan kebutuhanmu,

    dan Allah pula yang telah mengatur semuanya sehingga

    kita tumbuh segini besar.

    Hanya Dia, Puteri….

    Ditangan-Nyalah diatur segala urusan, termasuk urusan

    langit, bumi, hewan, tumbuhan, dan kita para

    manusia….

    Allah di atas langit pula yang telah menentkan bahwa

    kita tercipta sebagai wanita, sebagai muslimah…

    Dan lihatlah, betapa tingginya Allah memberi kedudukan

    kepada kita, sampai-sampai dalam kita suci kita,

    Al-Quran, Allah membuat surat khusus bernama “An-Nisa”

    yang artinya perempuan.

    Wahai Puteri, engkau masih ingat nama surat itu bukan

    ?

    Ini adalah satu diantara sekian tanda bahwa Allah

    memuliakan kedudukan wanita.

    Kelak Insya Allah, dari rahim kita lah akan lahir

    ummat Islam yang banyak, sehingga di hari Akhir nanti,

    Nabi kita, Nabi Muhammad Shollallaahu’alayhi wa sallam

    akan mengatakah dengan bangga atas jumlah ummat yang

    banyak. Bahkan, tentang kodrat wanita, RasuluLlah pun

    bersabda,

    “Sesungguhnya dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik

    perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.

    Hadits ini disampaikan oleh Imam Muslim, dan memang

    benar dan shahih bahwa ini perkataan Rasul. Engkau

    kini yakin bukan bahwa Allah dan Rasul-Nya amat

    menjunjung martabat kita?

    Puteri yang amat kusayangi…

    Kuajak diriku dan dirimu…

    Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah memilih

    aku dan kau untuk hadir kedunia ini dengan hikmah

    penciptaan yang agung ; bukan sembarangan, karena Allah

    Maha Kuasa mencipta apapun yang dikehendaki-Nya,

    sehingga mustahil bagi Allah untuk sembarangan dalam

    berbuat, karena Dia Maha Mengetahui dan Maha Luas

    ilmu-Nya.

    Sekarang, cobalah pikirkan lebih dalam…

    Sampai detik ini, telah banyak sekali nikmat Allah

    yang tercurah kepada kitam sedari kita kecil sampai

    sekarang.

    Dan itu memang karena kebaikan Allah semata, bukan

    dari yang lain.

    Allah yang berkuasa berbuat kebaikan, Allah memberi

    nikmat sehat, ketenangan hati, teman sepergaulan yang

    baik, ini….itu….,

    tentu amat sangat banyak, sehingga aku tidak mampu

    menuliskan semuanya untukmu, karena aku yakin Allah

    selalu berbuat kebaikan kepada kita semua.

    Engkau ingat bukan……tempo hari kakimu tidak

    tergores meski berjalan di atas batu-batu.

    Itu adalah nikmat Allah yang mungkin terasa kecil bagi

    kita. Sedangkan nimat yang besar, dan yang paling

    besar yang mungkin kurang terpikirkan oleh

    kita…..adalah nikmat iman.

    Dengan nimat dari Allah yang satu ini, kita bisa

    dengan bangga menyandang predikat muslimah.

    Sungguh Puteri……..tidak banyak wanita-wanita di

    dunia ini yang bisa dipanggil muslimah. Tengoklah ke

    negara-negara yang penduduknya tidak mengenal Allah

    sama sekali, atau mengenal Allah dengan hanya menyebut

    nama-Nya ketika sedang susah tertimpa bencana, atau

    bahkan mereka yang malah menyekutukan Allah dengan

    memohon bantuan kepada selain Dia.

    Engkau mengetahui keadaan mereka, bukan ?

    Semoga Allah melindungi kita supaya tidak termasuk

    golongan mereka. Amin.

    Wahai Puteri…..

    Marilah bersama-sama mengucapkan syukur AlhamduliLlah

    atas nikmat ini…

    karena semakin kita mempelajari nikmat Allah dan

    meyakini betapa Allah Maha Mengetahui atas jiwa-jiwa

    ini, kita akan bisa semakin memahami hikmah mengapa

    aku dan kau diciptakan, dan mengapa pula kita semua

    harus beribadah hanya kepada-Nya…..

    Ya, benar….hanya kepada-Nya, karena memang Dia

    satu-satunya yang berhak untuk disembah.

    Lain tidak, karena selain Dia hanyalah ciptaan-Nya.

    Sehingga kita tidak boleh menduakan-Nya dengan apapun

    atau siapapun.

    Bagaimana, Puteri ?

    Engkau memahami hal ini, ‘kan?

    Aku berharap demikian, karena bagiku, tidak ada yang

    lebih kuinginkan darimu, kecuali kebaikan untukmu di

    dunia dan akhiratmu kelah.

    Karena apa?

    itu karena aku amat sayang kepadamu…..

    Aku sayang sekali padamu….

    Puteri tercinta,

    tak terasa sudah kutulis berbaris-baris surat cintaku

    ini kepadamu.

    Insya Allah, apa yang kutulis ini adalah sebuah

    nasehat yang tulus dari hatiku, sebuah nasehat bagiku

    dan bagimu, agar kita bisa menemukan sosok dewasa

    cermin indah itu….

    karena suatu hari nanti, kita pasti dan harus lebih

    dewasa daripada hari ini.

    Dan sebaiknya memang begitu, seiring usia yang

    bertambah, kita mejadi lebih mengenal akan diri kita

    yang sebenarnya dan lebih mengerti hak-hak Allah atas

    diri kita.

    Kuakhiri suratku ini…puteri…

    Semoga Allah mengaruniakan kesempatan kepadaku

    sehingga bisa kutulis lagi surat untukmu.

    Dan kuberdoa semoga Allah mengasihi diriku, dirimu,

    keluarga kita dan kaum muslimin semuanya. Semoga kita

    selalu mencintai Allah dan Allah pun mencintai

    kita….Amin

    #84579867
    nabila alattas
    Participant

    puteri nya siapa?????

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Iseng dalam keluhuran’ is closed to new topics and replies.