Home › Forums › Iseng dalam keluhuran › Puteri,bercerminlah…
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years ago by nabila alattas.
-
AuthorPosts
-
November 4, 2007 at 5:11 pm #84577331ahadiParticipant
Puteri…….
Saat ini malam telah larut, cuaca terasa dingin dan
sekitarku menjadi hening, sebening hati dan perasaan
sayangku kepadamu. Walau kini tidak disampingmu, aku
masih selalu ingat padamu, seperti yang kulakukan
setiap waktu. Dan kini, kujalankan jari-jemariku untuk
menulis sebuah surat yang hanya khusus
untukmu…..bukan untuk yang lain….
Puteri..
Aku teringat akan cerita ibumu tempo hari…
Saat itu engkau masih kecil seumur bayi..
Engkau belum bisa apa-apa, sehingga untuk menarik
perhatian, engkau hanya menangis ditengah malam
membangunkan keluarga.
Kemudian, engkau tumbuh menjadi gadis kecil yang
selalu bermanja di pangkuan Bunda.
Dan waktu terus berjalan…..sehingga kini engkau
telah menginjak remaja.
Engkau menjadi semakin besar, pintar, dan makin banyak
pengalaman hidup yang telah engkau miliki
Ah…aku pun jadi rindu ibuku…
mungkin akupun seperti itu saat masih kecil.
Puteri….
Saat ini, aku sedang melukis bentuk kamarmu dibenakku.
Kamar dimana kita sering berkumpul untuk bercerita
banyak hal.
Aku masih ingat detil kamarmu, ada almari baju, rak
buku, kotak permen, dan
Hmmm……cermin itu …yang selalu kau sebut sebagai
cermin paling indah…
Engkau memang sudah lama memilikinya, dan aku yakin
engkau pasti makin suka, karena setiap hari
membutuhkannya.
Puteri…..
Aku teringat sesuatu tentang cermin itu.
Dirumahmu, ada satu lagi cermin besar di ruang tamu.
Tak jarang aku melihatmu bercermin disitu ketika
engkau tergesa-gesa berangkat.
Bahkan didepan kaca jendela, sering….sering sekali
aku melihatmu mematut diri apakah terlihat rapi atau
tidak.
Agar teman-temanmu nanti tidak mengolokmu, begitu
selalu katamu.
Aku menduga, mungkin engkau juga sering mengaca
didepan etalase pertokoan untuk bercermin. Iya nggak ?
Puteri yang amat kusayangi,,,,
Jauh di lubuk hati yang paling dalam, ada yang ingin
kubicarakan dengamu hari ini.
Hanya sebentar saja, cukup sebentar.
Nggak akan lama.
Engkau ada waktu, kan?
Bukan, bukan pertanyaan bagaimana kabarmu, atau kabar
teman-teman seperti yang biasanya kita bicarakan.
Namun lebih dari itu.
Aku ingin kita berbicara khusus mengenai diri kita,
karena aku sadar bahwa semakin hari kita tumbuh
semakin tinggi, bukan hanya tinggi badan kita, namun
juga ketinggian pola berpikir kita.
Kita bukan kanak-kanak lagi yang harus menyuruh kita
begini begitu.
Kini kita sudah besar, sehingga banyak yang harus
kita siapkan agar makin dewasa untuk menentukan
sendiri jalan hidup kita nanti.
Wahai puteri…..
Hari demi hari telah kita lalui.
Telah banyak perubahan yang terjadi , ‘kan?
Izinkanlah aku untuk bertanya sesuatu padamu…
Kalau kau pandangi dirimu di cermin indah kamarmu itu,
apa yang engkau lihat disana?
Apakah sesosok gadis remaja yang sudah cukup matang
mengarungi hidup ataukah yang masih menjalani proses
perubahan membentuk diri?
Mungkin, engkau akan menjawab kedua-duanya…atau
mungkin hanya salah satu jawaban…
Nggak apa-apa Puteri…Aku bisa memahaminya….
Puteri, ketika engkau didepan cermin yang indah
itu….
Masih ingatkah dirimu berapa sering engkau bercermin?
Dan sadarkah engkau siapa yang muncul di cermin itu?
Ya, memang itu adalah engkau.
Engkau Puteri…
Engaku yang dulu terlahir dari rahim Bunda, setelah
malaikat meniup ruh dan menulis catatan tentangmu
ketika engkau masih menjadi janin usia 4 bulan.
Wahai Puteri….
Ketahuilah…
Kita semakin beranjak dewasa, dan telah banyak waktu
yang kita lalui bersama-sama.
Kukenal dirimu jauuuh lebih baik dari yang lainnya.
Begitupula sebaliknya.
Ada satu hal yang ingin kutanyakan lagi, “Apakah saat
ini engkau telah mengenal dirimu sendiri, wahai
saudaraku tercinta?Bukan sekedar mengiyakan bahwa
sosok bayangan depan cermin itu adalah dirimu? ”
Jawablah Puteri, tak usah engkau malu-malu…..karena
ini penting.
Ini penting sekali sebagai bekal hidupmu kelak, karena
seperti yang kita sama-sama mengerti, sekarang ini
kita sedang dalam proses mendewasakan diri…dan itu
butuh bekal agar kita tidak salah arah.
Puteri sayang…..
Izinkalha aku mengatakan sesuatu kepadamu…
Ketahuilah oleh dirimu, bahwa aku dan kau sama-sama
manusia,
dua orang hamba yang banyak diberi karunia oleh
Allah….
karena memang Allah yang menciptakan diriku dan
dirimu…
Allah yang memenuhi kebutuhanku dan kebutuhanmu,
dan Allah pula yang telah mengatur semuanya sehingga
kita tumbuh segini besar.
Hanya Dia, Puteri….
Ditangan-Nyalah diatur segala urusan, termasuk urusan
langit, bumi, hewan, tumbuhan, dan kita para
manusia….
Allah di atas langit pula yang telah menentkan bahwa
kita tercipta sebagai wanita, sebagai muslimah…
Dan lihatlah, betapa tingginya Allah memberi kedudukan
kepada kita, sampai-sampai dalam kita suci kita,
Al-Quran, Allah membuat surat khusus bernama “An-Nisa”
yang artinya perempuan.
Wahai Puteri, engkau masih ingat nama surat itu bukan
?
Ini adalah satu diantara sekian tanda bahwa Allah
memuliakan kedudukan wanita.
Kelak Insya Allah, dari rahim kita lah akan lahir
ummat Islam yang banyak, sehingga di hari Akhir nanti,
Nabi kita, Nabi Muhammad Shollallaahu’alayhi wa sallam
akan mengatakah dengan bangga atas jumlah ummat yang
banyak. Bahkan, tentang kodrat wanita, RasuluLlah pun
bersabda,
“Sesungguhnya dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.
Hadits ini disampaikan oleh Imam Muslim, dan memang
benar dan shahih bahwa ini perkataan Rasul. Engkau
kini yakin bukan bahwa Allah dan Rasul-Nya amat
menjunjung martabat kita?
Puteri yang amat kusayangi…
Kuajak diriku dan dirimu…
Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah memilih
aku dan kau untuk hadir kedunia ini dengan hikmah
penciptaan yang agung ; bukan sembarangan, karena Allah
Maha Kuasa mencipta apapun yang dikehendaki-Nya,
sehingga mustahil bagi Allah untuk sembarangan dalam
berbuat, karena Dia Maha Mengetahui dan Maha Luas
ilmu-Nya.
Sekarang, cobalah pikirkan lebih dalam…
Sampai detik ini, telah banyak sekali nikmat Allah
yang tercurah kepada kitam sedari kita kecil sampai
sekarang.
Dan itu memang karena kebaikan Allah semata, bukan
dari yang lain.
Allah yang berkuasa berbuat kebaikan, Allah memberi
nikmat sehat, ketenangan hati, teman sepergaulan yang
baik, ini….itu….,
tentu amat sangat banyak, sehingga aku tidak mampu
menuliskan semuanya untukmu, karena aku yakin Allah
selalu berbuat kebaikan kepada kita semua.
Engkau ingat bukan……tempo hari kakimu tidak
tergores meski berjalan di atas batu-batu.
Itu adalah nikmat Allah yang mungkin terasa kecil bagi
kita. Sedangkan nimat yang besar, dan yang paling
besar yang mungkin kurang terpikirkan oleh
kita…..adalah nikmat iman.
Dengan nimat dari Allah yang satu ini, kita bisa
dengan bangga menyandang predikat muslimah.
Sungguh Puteri……..tidak banyak wanita-wanita di
dunia ini yang bisa dipanggil muslimah. Tengoklah ke
negara-negara yang penduduknya tidak mengenal Allah
sama sekali, atau mengenal Allah dengan hanya menyebut
nama-Nya ketika sedang susah tertimpa bencana, atau
bahkan mereka yang malah menyekutukan Allah dengan
memohon bantuan kepada selain Dia.
Engkau mengetahui keadaan mereka, bukan ?
Semoga Allah melindungi kita supaya tidak termasuk
golongan mereka. Amin.
Wahai Puteri…..
Marilah bersama-sama mengucapkan syukur AlhamduliLlah
atas nikmat ini…
karena semakin kita mempelajari nikmat Allah dan
meyakini betapa Allah Maha Mengetahui atas jiwa-jiwa
ini, kita akan bisa semakin memahami hikmah mengapa
aku dan kau diciptakan, dan mengapa pula kita semua
harus beribadah hanya kepada-Nya…..
Ya, benar….hanya kepada-Nya, karena memang Dia
satu-satunya yang berhak untuk disembah.
Lain tidak, karena selain Dia hanyalah ciptaan-Nya.
Sehingga kita tidak boleh menduakan-Nya dengan apapun
atau siapapun.
Bagaimana, Puteri ?
Engkau memahami hal ini, ‘kan?
Aku berharap demikian, karena bagiku, tidak ada yang
lebih kuinginkan darimu, kecuali kebaikan untukmu di
dunia dan akhiratmu kelah.
Karena apa?
itu karena aku amat sayang kepadamu…..
Aku sayang sekali padamu….
Puteri tercinta,
tak terasa sudah kutulis berbaris-baris surat cintaku
ini kepadamu.
Insya Allah, apa yang kutulis ini adalah sebuah
nasehat yang tulus dari hatiku, sebuah nasehat bagiku
dan bagimu, agar kita bisa menemukan sosok dewasa
cermin indah itu….
karena suatu hari nanti, kita pasti dan harus lebih
dewasa daripada hari ini.
Dan sebaiknya memang begitu, seiring usia yang
bertambah, kita mejadi lebih mengenal akan diri kita
yang sebenarnya dan lebih mengerti hak-hak Allah atas
diri kita.
Kuakhiri suratku ini…puteri…
Semoga Allah mengaruniakan kesempatan kepadaku
sehingga bisa kutulis lagi surat untukmu.
Dan kuberdoa semoga Allah mengasihi diriku, dirimu,
keluarga kita dan kaum muslimin semuanya. Semoga kita
selalu mencintai Allah dan Allah pun mencintai
kita….Amin
February 8, 2008 at 8:02 pm #84579867nabila alattasParticipantputeri nya siapa?????
-
AuthorPosts
- The forum ‘Iseng dalam keluhuran’ is closed to new topics and replies.