Home › Forums › Forum Masalah Fiqih › romli
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years ago by Munzir Almusawa.
-
AuthorPosts
-
March 5, 2008 at 1:03 pm #94728291romelihParticipant
Assalamualaikum Wr.Wb
Sblmnya ana mohon maaf bib, bila pertanyaanya agak pribadi. Bib ana dimintai pendapat oleh teman ana laki2. Jd begini bib, teman ana sdh berkeluarga dan sdh dikaruniai seorang anak laki2 [umurnya dua thn]dan masalahnya sekarang ia sedang berpacaran lagi dgn mantan kerjanya ygdulu. pacarnya dan keluarganya sudah tau kalau beliau sudah berkeluarga. sebenarnya jalinan ini sudah terjadi di masa beliau satu kerjaan dahulu. yang sekarang jd permasalahanya wanitanya itu sudah sering di tiduri layaknya sbg suami istri, sebenarnya beliau ingin meninggalkan pacarnya itu tapi kata pacarnya, beliau belum dpt het sampai sekarang kira-kira sudah 3 minggu. dan teman sy bingung harus bagai mana, di satu pihak beliau sdh berkeluarga dan di lain pihak pacarnya itu sedang akan mengandung anak beliau. ana sdh anjurkan agar beliau untuk tobat nasuha, tapi beliau bingung dengan keadaan pacarnya skrg. yang ana ngin pertanyakan:
1. bagaimana jln solusinya dgn dua pilihan itu.
2. dan bagaimana supaya beliau kempali kekeluarganya yg dl.
Ana mohon solusinya bib? Afuan bib, bs ga agar forum yang ini jawabanya jgn di tampilkan di forum umum. afuan bib kalau ana tdk sopan bertanya pd habibMarch 6, 2008 at 3:03 am #94728343Munzir AlmusawaParticipantAlaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Keindahan Anugerah Nya swt semoga selalu terlimpah pada hari hari anda dan keluarga,
Saudaraku yg kumuliakan,
saya bingung jika tak ditampilkan di forum maka saya mesti menjawabnya lewat mana pada anda, begini saudaraku, hal ini sudah lumrah dan sangat banyak terjadi, maka selama anda tak menyebut nama maka biarlah saudara saudara kita mendapat manfaat pula dari pertanyaan anda,namun jika anda keberatan maka saya akan menghapus tanya jawab ini setelah anda membaca jawaban saya.
dimasa kini orang sering berfikir dan berpendapat bahwa satu satunya cara bertanggungjawab atas hamil diluar nikah adalah menikahinya, padahal sungguh syariah tidak mengajarkan demikian,
zina hukumnya haram, bertanggungjawab atas perbuatan zina wajib, namun bukan dg harus menikahinya..,
dalam masalah ini teman anda jangan sampai berfikir untuk bertanggungjawab pada perbuatan zinanya dengan cara ribut dan akhirnya menceraikan istrinya yg sah.
pertama yg mesti ia perbuat adalah bertobat pada Allah,
kedua yg mesti segera ia lakukan adalah menjaga kedamaian rumah tangganya yg sah.
ketiga ia bertanggungjawab atas kehamilan itu, apakah dg menafkahinya, atau memberikan ganti rugi atau lainnya, dan boleh dg menikahinya namun jangan sampai pernikahannya ini menghancurkan rumah tangganya yg sah,maka ia terjebak dua kali dalam kesalahan, pertama perbuatan zina, lalu dholim pada istri yg sah, maka jika ia menikahi wanita itu tapi harus cerai dg istri yg sah maka hal ini dosa besar, hendaknya ia memilih tak menikahi wanita itu demi menjaga kedamaian rumah tangganya yg sah.
kesimpulannya kembali jawaban saya diatas, pertama taubat, setelah itu mengamankan kondisi rumah tangganya, tanpa memikirkan nikah dg wanita yg dizinahinya dulu, setelah rumah tangganya damai, barulah ia berfikit cara bertanggungjawab dg kehamilan itu, apakah dg menafkahinya atau menikahinya, asalkan rumah tangganya tetap terjaga.
kasihan jika ia terjebak dua kali, ingin bertanggungjawab taoi dihantam musibah lagi dg kehancuran keluarganya, hingga mengorbankan anak istrinya yg sah.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a\’lam
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Fiqih’ is closed to new topics and replies.