Home Forums Forum Masalah Umum sahabat syiah

Viewing 6 posts - 1 through 6 (of 6 total)
  • Author
    Posts
  • #72787171

    Bismillahirrahmanirrohim …

    Assalamu\’alaikum ya Habib Munzir al Musawa …
    Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan rahmatnya kepada Habib untuk bisa selalu membimbing kita dijalan lurus…

    Ada sahabat saya yg syiah mengungkapkan ttg sejarah ttg sahabat Usman bin Affan yg koruptor dan nepotisme, atau tentang sahabat Umar bin Khatab yg pernah menghardik Nabi SAW, atau ttg sahabat Abu Bakar yg merampas hak waris atas Fatimah aZahra.

    Bagaimana menyikapi sejarah yg seperti itu, karena sempet membawa saya sedih.

    Terima Kasih atas pencerahannya…

    #72787181
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Limpahan kebahagiaan semoga selalu tercurah pada anda dan keluarga,

    mengenai penghinaan dan fitnah pd para sahabat adalah penghinaan atas Nabi saw, menghina salah satu dari Khulafa\’urrasyidin hukumnya kufur, dan menghina Utsman bin Affan ra adalah menghina Rasul saw karena ia Menantu Rasul saw dua kali, dua putri Rasul saw dinikahkan oleh Rasul saw pada Utsman bin Affan ra, mereka menganggap Rasul saw itu bodoh memilih mantu seorang koruptor dan nepotisme, padahal Rasul saw banyak tahu kejadian yg akan terjadi, bahkan wafatnya ustman Rasul saw mengetahuinya, wafatnya Ali kw, wafatnya husein bin ali ra Rasul saw mengetahuinya dan mengabarkannya jauh sebelum terjadi.

    mereka ini mengambil sejarah yg sesat dan kebodohan yg nyata, karena kalau benar itu terjadi maka mereka telah menganggap Ali bin Abi Thalib kw pengecut dan pengkhianat agama pula, karena Ali kw berdiam diri saja melihat kebatilan.

    Umar bin Khattab ra dan Abubakar ra adalah mertua Rasul saw, maka fahamlah kita bahwa Abubakar, Umar, Utsman, Ali radhiyallahu\’anhum kesemuanya adalah kerabat dg Rasul saw.

    faham mereka ini adalah faham yg berkedok pecinta ahlulbait namun mereka adalah pengkhianat ahlulbait dan musuh besar ahlulbait

    kita bertanggungjawab wahai saudaraku untuk menumpas kesesatan ini dengan mengajak mereka pada kebenaran, demikian saudaraku yg kumuliakan,

    wallahu a\’lam

    #72796773
    Ribi
    Participant

    Salam Habib yang dirahmati Allah

    Tentang Umar bin Khattab:

    Bukankah benar bahwa Umar bin Khattab pernah melakukan perbuatan yang keji terhadap Nabi Saw? Tidakkah antum melihat salah satu buktinya yang telah menolak sunah dan mencela Nabi? Berikut ini adalah bukti riwayatnya di dalam Sahih Bukhari juz 1 Bab Ilmu:

    Ibnu Abbas berkata: \"Ketika Nabi bertambah keras sakitnya, beliau berkata, \’Bawalah kemari kertas supaya kamu dapat menuliskan sesuatu agar kamu tidak lupa nanti.\’ Kata Umar bin Khattab, \’Sakit Nabi bertambah keras. Kita telah mempunyai Kitabullah (Qur\’an); cukuplah itu!\’ Para sahabat (yang hadir ketika itu) berselisih pendapat, dan menyebabkan terjadinya suara gaduh. Berkata Nabi, \’Aku harap Anda semua pergi! Tidak pantas Anda bertengkar di hadapanku!\’ Ibnu Abbas lalu keluar dan berkata, \’Alangkah malangnya, terhalang mencatat sesuatu (wasiat sunnah) dari Rasulullah.\’\"

    Lihatlah, para sahabat berbeda pendapat, ada yang setuju ada yang tidak setuju Nabi menuliskan wasiat beliau yang terakhir untuk dituliskan. Umar bin Khattab menolak wasiat sunnah dari Nabi, katanya sudah cukup dengan Qur\’an saja. Perlakuan Umar sangat bertentangan dengan Al-Qur\’an.

    \"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.\" (QS. Al-Hasyr: 7)

    Kemudian Umar menghina Nabi bahwa Nabi sakitnya bertambah keras. Hal ini menunjukkan bahwa Umar tidak beriman kepada Kenabian Muhammad saw. Karena segala perkataan Nabi baik dia sedang sakit ataupun sehat tetap perkataannya adalah wahyu Allah.

    \"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.\" (QS. An-Najm: 3-5)

    Dan sikap dan perilaku mereka (para sahabat termasuk Umar) telah bertentangan dengan ayat-ayat Allah sehingga terhapuslah seluruh amal mereka (kualat).

    \"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak terhapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.\" (QS. Al-Hujuraat: 2)

    Layakkah kita menjadikan mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya sebagai pemimpin Islam? Layakkah kita menjadikan mereka hujjah, padahal telah jelas kejahatan mereka dan mereka akan dimasukkan ke dalam Neraka?

    \"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.\" (QS. An-Nisaa: 115)

    Tentang Abu Bakar:

    Masalah tanah Fadaq pun telah tertulis jelas di dalam kitab-kitab Ahlussunnah itu sendiri.

    Di dalam Shahih Bukhari, diriwayatkan dari Aisyah (Ummul Muminin), bahwa setelah wafatnya Rasulullah Saw, Fatimah, putri sang Nabi meminta kepada Abu Bakar agar memberikan warisannya dari harta fa’i yang ditinggalkan mendiang ayahnya.

    Mendengar jawaban Abu Bakar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa beliau tidak boleh diwarisi dan harta peninggalannya merupakan sedekah, maka Fatimah marah dan tidak lagi mau berbicara dengan Abu Bakar. Bahkan Fatimah tidak mau menegur Abu Bakar sampai Fatimah wafat, 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah Saw.

    Kepada Abu Bakar, Fatimah juga meminta bagiannya dari peninggalan Rasulullah Saw berupa harta di Khaibar, di Fadak, dan di Madinah.

    Akan tetapi Abu Bakar menolaknya seraya berkata, “Aku akan tetap setia mengamalkan segala yang pernah dilakukan Rasulullah Saw. Aku tidak berani meninggalkkannya barang sedikit pun. Aku takut kalau menyimpang dari perintah beliau. Mengenai harta yang di Madinah sudah diberikan Umar kepada Ali dan al-Abbas. Jadi bagian itu sudah dikuasai Ali. Lalu mengenai harta di Khaibar dan di Fadak masih di tangan Umar. Kata Umar, kedua harta sedekah Rasululah Saw itu akan tetap dipertahankan dan diserahkan kepada khalifah umat, sebagaimana pesan beliau sendiri. Sampai sekarang harta itu masih ada dan tetap akan dipergunakan sebagaimana mestinya.” (Lihat Sahih Bukhari Juz 4 juga di dalam Sahih Muslim dan Ahmad bin Hambal di dalam Musnadnya)

    Dari hadits Shahih Bukhari di atas ini kita melihat Sayyidah Fatimah marah kepada Abu Bakar, maka timbul sebuah pertanyaan baru dari kasus ini : Tidak pernahkah Abu Bakar mendengar sebuah hadits yang juga tercatat di dalam Shahih Bukhari yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda kepada Sayyidah Fatimah: “Fatimah adalah bagian dari diriku, maka barangsiapa yang membuatnya marah berarti juga telah membuatku marah!” (Lihat Sahih Bukhari Juz 5 diriwayatkan dari Al-Miswar bin Makhrama)

    \"Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.\" (QS. At-Taubah: 61)

    Kedua hadits di atas diriwayatkan oleh Bukhari dan terekam di dalam Jami’ Al-Shahih-nya. Apakah mungkin pernyataan Rasulullah Saw ini cuma gurauan belaka, canda atau omongan tanpa dasar? Tentu saja tidak. Tidak mungkin Rasulullah Saw akan mengucapkan kata-kata yang sia-sia, apalagi gurauan dan yang semacamnya. Apalagi hadits ini juga diriwayatkan oleh banyak perawi lainnya seperti Tirmidzi, al-Hakim, Muslim dan banyak lagi.

    “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.” (QS. Al-Najm: 2-3)

    Tentang Utsman bin Affan:

    Berikut ini adalah beberapa bukti kebathilan Khalifah Utsman, dia telah memberikan khums Afrika Utara kepada Marwan bin Hakam, kemudian Marwan membelanjakannya untuk membina istana. Justru itu perbuatannya adalah bertentangan dengan ayat Surah al-Anfal: 41 sebagaimana juga ia telah dinyatakan oleh Ibn Abd Rabbih: \"Di antara kebencian orang banyak terhadap Utsman ialah memberi Fadak kepada Marwan, dan apabila dia membuka Afrika Utara ia mengambil khums dan memberikannya kepada Marwan.\"(Lihat referensi Ahlussunnah: Ibn Abd Rabbih, al-Iqd al-Farid, II, hlm. 261; Ibn Qutaibah, Al-Imamah wal-Siyasah, I, hlm. 32)

    Khalifah Utsman telah memukul Abu Dzar kemudian mengusirnya ke Rabzah. Tindakannya itu ialah disebabkan Abu Dzar mengkritiknya karena menggunakan harta Baitul Mal untuk keluarganya. (Lihat referensi Ahlussunnah: Ibn Abd al-Birr, al-Isti\’ab, I, hlm. 114; al-Ya\’qubi, Tarikh, II, hlm. 162; al-Syahrastani, al-Milal, I, hlm. 26) Abu Dzar berkata: \"Sesungguhnya anda telah melakukan perkara yang tidak ada di dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya. Demi Tuhan, aku melihat kebenaran dipadamkan, kebatilan dihidupkan, kebenaran dibohongi, cintakan kebendaan tanpa ketakwaan. (Lihat referensi Ahlussunnah: al-Ya\’qubi, Tarikh, II, hlm. 16)

    Khalifah Utsman telah mengambil tempat khas (hima) untuknya dan kerabat-kerabatnya. Dia melarang kaum Muslimin menggunakan tempat-tempat tersebut yang mengandungi rumput-rumput dan lain-lain, sedangkan Rasulullah SAW menjadikan tempat-tempat tersebut milik bebas kaum Muslimin yaitu mereka bebas memiliki air, rumput, dan api secara saksama. Rasulullah SAW bersabda: \"Kaum Muslimin berkongsi di dalam tiga perkara, rumput-rumputan, air dan
    api.\" (Lihat referensi Ahlussunnah: al-Halabi, Sirah Nabawiyyah, II, hlm. 78; Ibn Qutaibah, al-Imamah wal-Siyasah, I, hlm. 32)

    Tetapi Khalifah Uthman telah membina rumah-rumah mewah untuk isterinya Na\’ilah dan anak perempuannya Aisyah dengan menggunakan wang Baitul Mal. Oleh itu perbuatannya adalah bertentangan dengan Sunnah Rasulullah SAW, dan tidak heranlah jika kaum Muslimin mengkritiknya. (Lihat referensi Ahlussunnah: Ibn Qutaibah, al-Imamah wal-Siyasah, I, hlm. 32]

    Khalifah Utsman telah memberikan pungutan zakat Qadha\’ah (di Yaman) kepada al-Hakam bin al-As sebanyak 300,000 Dirham. (Lihat referensi Ahlussunnah: al-Baladhuri, Ansab al-Asyraf, V, hlm. 28). Sedangkan al-Hakam adalah orang yang telah diusir dan dilaknati oleh Rasulullah SAW. (Lihat referensi Ahlusunnah: al-Ya\’qubi, Tarikh, II, hlm. 145)

    Khalifah Uthman telah memberikan wang Baitul Mal kepada Sa\’id bin al-As bin Umaiyyah sebanyak 100,000 Dirham. Lantaran itu Ali, al-Zubair, Talhah, dan Abdur Rahman bin Auf menentangnya.(Lihat referensi Ahlussunnah: al-Baladhuri, Ansab al-Asyraf, V, hlm. 28)

    Habib Munzir yang saya cintai, begitu banyak dan jelas bukti-bukti kebatilan mereka baik semasa Nabi Saw hidup maupun telah wafat, akan tetapi kenapa banyak ulama Ahlussunnah yang menutup-nutupi tentang kebenaran ini?

    \"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati.\" (QS. Al-Baqarah: 159)

    Umat Islam Syiah tidaklah berkedok, berkhianat kepada Ahlulbait atau apapun seperti apa yang Antum tuduhkan, umat Islam Syiah insyaAllah benar-benar menjalani Agama dengan belajar, dan terus belajar, mengkaji Islam secara menyeluruh, baik dari kitab2 Ahlussunnah hingga sampai kitab Wahabi sekalipun agar terlihat mana golongan yg benar dan mana golongan yang salah. Semoga kita dapat kenal lebih dekat lagi demi persatuan Islam dan antar Mazhab.

    Afwan Habib, inilah kajian ilmiah yang didapat dari kitab-kitab besar Ahlussunnah Wal Jama\’ah. Semoga dapat dikaji dengan akal sehat dan hati yang bersih, dan juga terlepas dari bebagai bentuk fanatisme kemazhaban di dalam Islam ini demi terungkapnya Hak dan Bathil didalam kehidupan umat Islam.

    #72796784
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Kesejukan Rahmat Nya dan Keindahan Dzat Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dg kebahagiaan,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    masya Allah.., sangat dalam sekali kebencian syiah terhadap keluarga Rasulullah saw, bukankah Abubakar shiddiq ra adalah mertua beliau saw?

    Abubakar, Umar, Ustman, dan Ali radhiyallahu \’anhum adalah keluarga Rasulullah saw, karena Abubakar ra adalah mertua Rasul saw, dan Umar bin Khattab ra adalah mertua Rasul saw, dan Utsman bin Affan ra adalah menantu Rasul saw, demikian pula Ali bin Abi Thalib kw adalah menanti Rasul saw.
    kita kupas satu persatu :
    1. Khalifah Abubakar shiddiq ra
    masalah tanah fadak riwayat Imam Bukhari ini, jangan anda terjemahkan dengan hawa nafsu, fahami dulu syarah tentang hadits itu,

    kita lihat syarh tentang hadits ini, Berkata Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari : Bahwa Fathimah ra marah bukan karena ditolak, namun karena Abubakar shiddiq ra mendengarnya bukan dari Rasul saw namun dari orang lain, dan berkata Imam Ibn Hajar pada halaman yg sama : diriwayatkan oleh Al Baihaqiy dari Assya\’biyy bahwa kemudian Abubakar shiddiq ra menjenguk Fathimah ra, dan berkata Ali bin Abi Thalib kw kepada Fathimah ra : \"Wahai Fathimah, Ini Abubakar mohon izin menghadapmu..\", maka berkata Fathimah ra : apakah kau mengizinkannya? (lihat akhlak Istri terhadap suami, tak mau menemui tamu walaupun khalifah kecuali dengan izin suaminya) , Ali kw berkata : betul,
    maka Fathimah ra mengizinkan Abubakar shiddiq ra menjumpainya, lalu Abubakar shiddiq ra meminta maaf dan ridho pada Fathimah ra, hingga Fathimah ra ridho padanya.

    dan riwayat ini menyelesaikan permasalahan dan anggapan permusuhan Abubakar ra dengan Fathimah ra.
    (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Fardhul Khumus)

    dan berkata para Muhadditsin, bahwa menghindarnya fathimah ra dari Abubakar dan tak mau bicara lagi dg nya adalah menghindari pembahasan tentang hal yg sama.

    dijelaskan pula oleh Imam Nawawi bahwa masalah tanah fadak yg tak dirubah oleh Abubakar ra itu diteruskan hingga dimasa Khalifah Ali bin Abi Thalib kw pun demikian, tidak dirubah, maka jika Abubakar ra salah dalam hal ini atau Umar ra, mestilah Utsman ra mengubahnya, atau mestilah Ali bin Abi Thalib kw mengubahnya, namun ternyata hal itu tetap diberlakukan di masa Ali bin Abi Thalib kw.

    tentunya penentangan masalah ini merupakan penentangan pula pada keputusan Imam Ali bin Abi Thalib kw yg tidak merubahnya, tentunya mereka dalam kebenaran dan syiah lah yg tertuduh.

    Abubakar shiddiq ra berkata : \"Berbaktilah kepada Rasulullah saw dengan memperhatikan keluarganya (Shahih Bukhari Bab Manaqib ALhasan walhusein).

    2. Khalifah Umar bin Khattab ra
    dalam hadits itu, anda telah jauh memfitnah Amirul mukminin Umar bin Khattab ra, lihatlah matan hadits, bahwa Ibn Abbas ra yg mengatakan bahwa Rasul saw telah sakit parah, itu ucapan Ibn Abbas ra, bukan ucapan Umar ra, maka melihat keadaan itu Umar ra tak tega Rasul saw harus sibuk pula menulis wasiat, sehingga ia berkata : \"tidak perlu..,cukup Alqur;an..\", karena ia sangat tidak tega melihat keadaan Rasul saw yg sudah sangat parah, dan ia pun kemudian berkata : keadaan Rasul saw sudah parah..!, ini adalah cinta dan takdhim Umar ra kepada Rasul saw.

    sebagaimana dijelaskan oleh Al Hafidh Imam Ibn Hajar dalam syarah hadits ini : \"Jika hal itu merupakan wasiat penting, maka Rasul saw akan menulisnya kemudian, karena saat itu Rasul saw tidak langsung wafat, namun masih berlangsung beberapa hari dan keadaan beliau membaik sesudah kejadian itu yaitu beberapa sebelum wafatnya, maka mestilah Rasul saw menuliskannya jika hal itu memang mesti disampaikan, ternyata Rasul saw tak menuliskannya.

    dan berkata pula Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam halaman yg sama, bahwa salah satu hikmah perbuatan Khalifah Umar ra itu adalah juga menutup kemungkinan fitnah dari munafikin, karena akan menjadi sebab sangkalan dan fitnah oleh orang orang munafik bahwa Rasul saw menulisnya dalam keadaan setengah sadar (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Manaqib)
    seluruh sanggahan anda terhadap Khalifah Umar bin Khattab ra telah dijawab oleh Imam Ali kw, sebagaimana riwayat berkata Ibn Abbas ra ketika Umar bin Khattab ra telah wafat dan direbahkan diranjangnya, maka orang orang berdesakan mendoakannya, dan menyalatkannya sebelum diangkat, dan aku (ibn Abbas ra) berada diantara mereka, tanpa kusadari maka seorang lelaki memegang pundakku, ternyata Ali bin Abi Thalib (kw), maka ia mengucapkan tarahham (mengucap Allah yarhamhu/Allah merahmatinya), dan ia (Ali kw) berkata : “Tiadalah seseorang yg meninggalkanku (wafat) yg lebih kuinginkan aku seperti amalnya, kecuali engkau (wahai Umar), Demi Allah.., sungguh perkiraanku Allah telah menjadikanmu bersama dua sahabatmu (Khalifah Abubakar ra dan Rasulullah saw), dan telah sering kudengar Nabi saw berkata : Aku berangkat bersama Abubakar dan umar, aku datang bersama Abubakar dan Umar, aku keluar bersama abubakar dan umar” (Shahih Bukhari bab Manaqib Umar ra).
    Berkata Imam Ibn Hajar dalam syarah hadits ini menukil hadits shahih lainnya bahwa yg dimaksud Ali kw adalah tiada orang yg lebih afdhal amalnya saat itu (setelah wafatnya Rasul saw dan ABubakar) yg lebih afdhal amalnnya dari Umar ra (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Manaqib Umar ra)

    Kalau Umar bin Khattab ra ini penjahat sebagaimana fitnah orang syiah, sungguh Imam Ali kw telah mendambakan memiliki amal seperti amal Khalifah Umar ra.
    Mana yg akan anda pegang?, kesaksian Imam Ali kw atau fitnahan syiah..?

    3. Khalifah Utsman bin Affan ra
    Berkata Abi Musa ra : Rasul saw masuk ke sebuah ruangan dan menyuruhku menjaga dipintunya, lalu datanglah Abubakar ra dan aku mohon izin pada Rasul saw kukatakan abubakar datang, maka Rasul saw berkata persilahkan ia masuk dan beri kabar gembira ia dengan sorga, lalu datang Umar ra dan Utsman dg ucapan Rasul saw yg sama (Shahih Bukhari Bab Manaqib Utsman ra).
    Jelas sudah Rasul saw menyaksikan bahwa ketiga orang tsb adalah ahli sorga, sudah diberi kabar tentang sorga jauh sebelum mereka wafat.
    Demikian pula kita Rasul saw mendaki gunung uhud bersama Abubakar ra dan Umar ra dan Utsman ra, lalu Gunung uhud berguncang, maka Rasul saw berkata : “Tenanglah wahai Uhud, sungguh diatasmu adalah Nabi, shiddiq, dan dua orang syahid” (Shahih Bukhari Manaqib Utsman ra).
    Ketika datang seseorang pada Ibn Umar ra dan berkata : tahukah kau bahwa Utsman bin Affan ra tidak ikut perang Uhud?, Ibn Umar berkata : betul, lalu orang itu berkata lagi : tahukah kau bahwa Utsman tidak hadir perang Badr?, Ibn Umar ra berkata : betul, lalu orang itu berkata lagi : tahukah kau bahwa Utsman tidak hadir Bai’aturridhwan..?, ibn Umar berkata : betul.
    Lalu Ibn Umar berkata : kemarilah.., mengenai ketidak hadirannya pada perang Uhud maka sungguh Allah telah memaafkannya, mengenai ketidak hadirannya pd perang Badr adalah karena ia menjaga putri Rasul saw yg sedang sakit, dan ketidak hadirannya di Bai’aturridhwan saat itu adalah karena Rasul saw mengutusnya ke Makkah, dan maka saat Bai;aturridhwan maka Rasul saw berkata : Ini adalah tangan Utsman (seraya mengangkat tangan kanannya) lalu menyatukan kedua tangannya seraya bersabda : “ini untuk kesaksian bai;at Utsman” (Shahih Bukhari bab Manaqib Ustman ra)
    Alangkah indahnya tangan Utsman ray g telah diwakili oleh tangan Rasul saw dalam Bai;aturridhwan,
    Demikianlah riwayat riwayat shahih dan tsiqah, dengan inilah Imam Imam Ahlul Bait tak henti hentinya mengucap Radhiyallahu ‘anhu pada sahabat khususnya Khulafa Urrasyidin
    Kalau versi syiah tampaknya mertua dan menantu Rasul saw berkhianat setelah wafatnya Rasul saw, mereka samakan dengan cerita raja raja Persia kafir atau raja raja fir’aun yg setelah wafat rajanya maka hancur leburlah keluarga dengan perebutan kekuasaan dan kelicikan, mirip sinetron masa kini, rebutan tanah wares, rebutan jabatan, rebutan kekuasaan,

    masya Allah busuknya akidah syiah terhadap sejarah islam.

    Mereka tak membahas apa apa selain caci maki dan laknat.., inikah pengikut ahlulbait..?

    Mana sanad kalian terhadap ahlulbait..?,
    mana perbuatan kalian yg mencontoh Ahlulbayt..?,

    maka tidak bisa disalahkan jika orang mengatakan syiah ini ciptaan Yahudi, memang diciptakan untuk menghancurkan islam, hingga semua murid dan keluarga Rasul saw adalah terlaknat dan kafir, Cuma beberapa gelintir saja yg bukan terlaknat.

    Duh..

    wahai yg mengaku pengikut Imam Ali kw, ketahuilah Imam Ali kw memuliakan Umar ra dan Abubakar ra,
    Imam Ali kw melarang mencaci Muawiyah dan pengikutnya,

    wahai yg Mengaku Ummat Muhammad saw.., Sungguh Nabimu Muhammad saw menyaksikan bahwa ABubakar, Umar, Ustman radhiyallahu\’anhum adalah penduduk sorga, shiddiq dan syahid..

    siapa nabi kalian..?

    siapa Imam Kalian..?

    siapa guru guru kalian..?

    siapa yg kalian panut..?

    dengarkan sabda Muhammad Rasulullah saw : \"Jangan kalian caci sahabat sahabatku, sungguh jika kalian menginfakkan segunung uhud emaspun belum menyamai segenggam tangan mereka! (Shahih Bukhari).

    walillahittaufiq

    #72796999
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Kesejukan Rahmat Nya dan Keindahan Dzat Nya swt semoga selalu menaungi hari hari anda dg kebahagiaan,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    betul, Nabi adalah tidak membaca dan menulis, maksud hadits tsb adalah Rasul saw minta dibawakan kertas dan pena, untuk meng imla/mendiktekan wasiat yg akan ditulis oleh sahabat.

    Rasul saw tidak membaca dan menulis, demikian makna kalimat Ummiy.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

    #72796989
    satala
    Participant

    [b]munzir tulis:[/b]
    [quote]

    2. Khalifah Umar bin Khattab ra
    dalam hadits itu, anda telah jauh memfitnah Amirul mukminin Umar bin Khattab ra, lihatlah matan hadits, bahwa Ibn Abbas ra yg mengatakan bahwa Rasul saw telah sakit parah, itu ucapan Ibn Abbas ra, bukan ucapan Umar ra, maka melihat keadaan itu Umar ra tak tega Rasul saw harus sibuk pula menulis wasiat, sehingga ia berkata : \"tidak perlu..,cukup Alqur;an..\", karena ia sangat tidak tega melihat keadaan Rasul saw yg sudah sangat parah, dan ia pun kemudian berkata : keadaan Rasul saw sudah parah..!, ini adalah cinta dan takdhim Umar ra kepada Rasul saw.

    sebagaimana dijelaskan oleh Al Hafidh Imam Ibn Hajar dalam syarah hadits ini : \"Jika hal itu merupakan wasiat penting, maka Rasul saw akan menulisnya kemudian, karena saat itu Rasul saw tidak langsung wafat, namun masih berlangsung beberapa hari dan keadaan beliau membaik sesudah kejadian itu yaitu beberapa sebelum wafatnya, maka mestilah Rasul saw menuliskannya jika hal itu memang mesti disampaikan, ternyata Rasul saw tak menuliskannya.

    dan berkata pula Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam halaman yg sama, bahwa salah satu hikmah perbuatan Khalifah Umar ra itu adalah juga menutup kemungkinan fitnah dari munafikin, karena akan menjadi sebab sangkalan dan fitnah oleh orang orang munafik bahwa Rasul saw menulisnya dalam keadaan setengah sadar (Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Manaqib)…

    [/quote]

    Assalmualaikum wr wb..

    Semoga Allah SWT Selalu memudahkan segala urusan habibana baik dunia maupun di akhirat.. Amiin..

    Ya habibana.. didalam jawaban habib mengatakan bahwa nabi mau menulis wasiat..??

    1. Bukannya nabi bersifat ummi (tidak bisa baca dan tulis) ?
    2. jika ana salah… tlg di jelaskan mksd ummi terhadap nabi Muhammad SAW. ?

    Terima kasih banyak ya habibana … atas perhatiannya thd umat. Doakan saya supaya bisa mempunyai keturunan yg mengajarkan kalimat Tauhid dan membawa risalah Muhammad SAW… Amiin …

Viewing 6 posts - 1 through 6 (of 6 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.