Home › Forums › Forum Masalah Fiqih › Shalat jamaah
- This topic has 1 reply, 2 voices, and was last updated 17 years, 4 months ago by Aditya Hartono.
-
AuthorPosts
-
May 10, 2007 at 1:05 pm #75472456SaqqafParticipant
Assalamu\’alaikum ya habibana
Bib, ana pernah baca di forum habib tentang nemenin orang shalat jamaah. Dan hal itu pernah beberapa kali ana lakukan (pertama sama Habib Syafiq BSA waktu di Al Fakriyah kemarin).
Nah pas dikantor ana lakuin itu juga bib.. trus temen2 ana nanyain kenapa begitu. walhasil ana jelasin sedikit, tapi sepertinya masih menimbulkna keraguan (ana sudah tegaskan kalau untuk melakukannya selama tidak dirasa memberatkan bagi yang melaksanakannya).
Bib, ana mau minta tolong sama habib, tolong dijelaskan disini bib tentang dasarnya kenapa begini dan begitunya beserta dalilnya. Afwan ya Habib
Wassalam
May 11, 2007 at 11:05 am #75472479Aditya HartonoParticipantWa\’alaikumsalaam Warohmatullohi Wabarokaatuh..
Saudaraku mohon maaf bila mendahului Habib,
Insya Alloh Habib akan membenarkan bila saya salah.saya ingin berbagi mengenai pertanyaan saudara, mungkin kalu tidak salah pertanyaan saudara diatas adalah mengenai sholat Mu\’addah/I\’addah.
Masalah ini memang banyak sekali orang² yang tidak mengetahuinya, ini pengalaman pribadi saya di masjid lingkungan saya, pada waktu itu saya telat untuk sholat berjama\’ah, lalu saya mengajak teman saya yang sudah mengerjakan sholat berjama\’ah sebelumnya, maka hal ini menjadi pertanyaan oleh seluruh jamaah masjid, koq habis sholat jama\’ah trus sholat lagi ? bukannya itu nambahin fardhu ? ada lagi komentar jama\’ah \"dari kecil ampe bangkotan gini gw ngaji ngga pernah ketemu yang ente kerjain\" dan ada lagi yang lebih exstreem mengatakan bahwa saya beda aliran dan macam² komentarnya.
Yang mereka tahu sholat i\’addah itu cuma ada diwaktu sholat jum\’at dengan sholat dzuhur pada sesudahnya, sementara masalah sholat fardhu (rawatib)mereka tidak mengetahui hukumnya boleh menemani sholat berjama\’ah setelah kita berjama\’ah (i\’addah).
Saya sempat menjelaskan kepada mereka agar bertanya kepada ustadz yang mengajar di mesjid itu mengenai persoalan ini, karena saya katakan saya tidak akan mengerjakan sesuatu kalau tidak ada ilmu dan dasar hukumnya, karena menurut ibnu ruslan dalam kitab zubadnya \"Barang siapa yang mengerjakan suatu amal tanpa ilmu maka amalnya ditolak tidak diterima\"
Tapi setelah ditanyakan kepada ustad yang mengajar ternyata jawaban ustad itu bahwa sholat i\’addah itu hanya bisa pada hari jum\’at, karena dikhawatirkan dalam rukun jum\’atnya tidak terpenuhi \" lalu masalah ini semakin memanas hingga akhirnya saya langsung menemui ustad itu emapt mata alias langsung ke rumahnya untuk menceritakan duduk perkaranya dan memberikan dalil² yang berhubungan dengan masalah ini, akhirnya singkat cerita masalah ini bisa diselesaikan pada jadwal taklim selanjutnya dengan mengklarifikasi jawaban kepada jama\’ah pada saat penjelasan taklim minggu kemarin. akhirnya jama\’ah dapat memahaminya.Alhamdulillah masalah ini dapat menjadi wasilah bertambahnya ilmu kepada jama\’ah. dan bisa menjadi nasihat kepada jama\’ah mesjid itu bahwa ilmu itu luas jadi jangan langsung memvonis salah bila melihat hal baru yang dilakukan seseorang tanpa tahu dasar hukumnya terlebih dahulu.
Wah jadi ngelantur kemana² nih, ngga pa pa ya curhat sekali²
saudaraku Pengertian Muadah..
Muadah artinya mengulang kembali sesuatu perbuatan.Apa yang dimaksudkan dengan sholat muadah ialah mengulang kembali sholat fardhu yang telah dikerjakan didalam waktu yang sama.solat fardhu tersebut sunat diulang kembali apabila melihat segolongan jama\’ah mendirikan sholat fardhu yang telah kita kerjakan itu ditunaikan sendirian.sebagai contoh,saudara baru saja selesai mengerjakan solat Ashar sendirian di mushola tempat kerja saudara
tidak berapa lama kemudian rakan-rakan sekerja saudara datang ke mushola untuk menunaikan sholat.ketika inilah saudara disunatkankan mengulang(muadah)sholat Ashar saudara kerana sholat berjemaah itu adalah lebih afdal(utama)dari sholat bersendirian bagi kaum lelaki.
Dalil berkenaan sholat muadah ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Abu Daud dari Abu Yazid bin Al-Aswad al Amiri bahawa Nabi s.a.w. telah sholat dimasjid Al-Khaif.setelah selesai sholat,Nabi s.a.w. melihat dua orang lelaki tidak ikut sholat bersama Baginda.Nabi lalu bertanya,\"Apakah yang mencegah kamu dari sholat bersama kami?.\"kedua-dua lelaki itu menjawab bahawa mereka telah menunaikan solat.
Mendengar jawaban tersebut,Nabi s.a.w. lalu bersabda,\"Janganlah kamu berbuat begitu,apabila kamu berdua sudah sholat lalu datang orang untuk berjemaah,maka hendaklah kamu berdua ikut sama mengerjakannya kerana solat tersebut adalah sunat bagi kami.\"
Semoga ini dapat menyelesaikan persoalan saudara, kalau saudaraku ingin lebih jelas lagi dalilnya, saudara bisa baca buku Taudhilul Adillah kumpulan 100 tanya jawab yang disusun oleh Al Maghfurlah Buya Kh.Muhammad Syafi\’i Hadzami, kalo tidak salah masalah ini ada pada buku jilid ke 2 halaman 148
Wa\’llohu A\’lam
Hartono – Mangga Besar XIII
-
AuthorPosts
- The forum ‘Forum Masalah Fiqih’ is closed to new topics and replies.