Home Forums Forum Masalah Tauhid suka melalaikan sholat

Viewing 4 posts - 1 through 4 (of 4 total)
  • Author
    Posts
  • #112443950
    ekky saputra
    Participant

    Assalamualaikum wr wb..
    Yang sangat saya muliakan Tuan Guru
    Yang sangat saya cintai dan saya sayangi para pengelola website MR dan seluruh jamaah Majelis…
    Dan Kaum Muslimin dan Muslimat …
    semoga Allah…. Tuhan Yang maha Tinggi melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kita Baginda syaidina Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu semoga Engkau
    ya Allah Robba jibril wa Mikail wa Isrofil fatros samawati wal adr.. melimpahkannya juga kepada para keluarga dan sahabatnya, para Aulia kami, para Kadi kami, para habaib kami, pada kedua orang tuan kami, pada para jamaah pemuja Keagungan MU ya ALLAh secara lahir dan Batih, Dunia dan akhirat…di dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan hitungan yang Engkau miliki ,
    Ya…. Tuhan penguasa semesta alam… Amin

    Beribu maaf saya haturkan kepada Tuan Guru…

    Ke topik bahasan;

    Guru aku mau minta obat berupa ceramah dri Guru…
    gimana sich caranya biar aku gak suka k bablasan mulu pada waktu sholat……kenapa juga kalo aku suka mem bayangkan yg lain-lain pada wakktu sholat…Guru aku minta pencerahan dong dr Guru…

    Sebelumnya Terima Kasih….

    Assalamuallaikum wr.wb

    #112443953
    Fauzan
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh

    Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang berhubungan dengan menunda shalat dan mengqadha shalat yang tertinggal serta bagaimana mencapai shalat yang khusyu yang sudah ada di forum :

    [quote]saudaraku yg kumuliakan,
    menunda shalat karena kesibukan merupakan hal yg mubah, bahkan selama hal itu berhubungan dengan ibadah maka Nabi saw pun diriwayatkan dalam shahih Bukhari pernah menunda shalatnya karena menemui seorang tamu padahal para sahabat telah berjajar di shaf dan iqamat telah dilantunkah, namun nabi saw masih sibuk diluar masjid berbicara dengan seseorang, hadits ini menunjukkan bahwa selama ada sesuatu urusan penting maka boleh saja menunda waktu shalat selama masih dalam waktunya,

    ksrena menyelesaikan urusan lain dulu baru shalat adalah suatu cara untuk mencapai khusyu nya shalat, sebab shalat kita bisa terburu buru karena masih memikirkan masalah yg belum selesai.

    namun yg disebut melalaikan shalat adalah menunda nunda shalat tanpa ada kesibukan apapun, penundaan hanya sebab malas belaka, toh masih banyak waktu, maka hal ini yg disebut melalaikan shalat, karena ia memilih canda dan kosong waktunya daripada shalat.

    beda dengan dengan orang yg ada kesibukan lain, maksudnya sesekali bulan mendahulukan hal lain dan menunda shalat, tapi justru menyelesaikan yg lain dg terburu buru, agar shalatnya khusyu dan tenang, bukan sebaliknya, yaitu shalat diawal waktu namun terburu buru karena ditunggu urusan lain..

    namun demikian, tetaplah shalat awal waktu afdhalnya, dan kita berusaha semampunya menyingkirkan semua kesibukan lain, dan tenang dalam shalat tanpa terburu buru, melupakan seluruh nama dan masalah, selain Nama Nya swt.

    demikian saudaraku yg kumuliakan,

    wallahu a\’lam[/quote]
    berikut linknya:
    http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=3521&lang=id#3521

    [quote]jika anda terlambat shalat karena ketiduran maka wajib meng Qadha saat setelah bangun, sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasul saw dan para sahabat tertidur dalam suatu perjalanan, dan mereka bangun saat sudah terang benderang waktu dhuha, maka para sahabat berteriak teriak dan berlari lari bingung untuk segera berwudhu, lalu Rasul saw menenangkan mereka, untuk perlahan lahan dan tak perlu terburu buru, lalu shalat subuh Qadha. (shahih Bukhari).

    kejadian ini jelas bahwa Rasul saw diajari oleh Allah swt untuk ummatnya jika terlambat shalat maka meng Qadhanya, dan riwayat diatas adalah riwayat shahih.

    para ulama dalam madzhab syafii memberi kemudahan, yaitu jika terlambat shalat itu adalah sebab kesalahan kita, maka wajib qadha fauran, yaitu harus segera Qadha,

    namun jika dari ketidak sengajaan maka Qadha tarakhiy yaitu tidak mesti langsung di Qadha, boleh kapan saja asalkan ia meng Qadha nya.

    yg dimaksud terlambat shalat sebab kesalahan kita adalah salah satu contohnya kita punya waktu melakukan shalat dhuhur, namun kita menundanya, lalu ketiduran, maka terbangun sudah lewat waktu dhuhur, maka mestilah segera meng qadha nya dan kita terkena dosa,

    beda dengan seorang yg kelelahan, sebelum waktu dhuhur ia tertidur, ia sudah pasang alarm agar membangunkannya sebelum adzan asar, atau pesan pada seseorang, namun entah karena tak bangun atau suatu hal, ia tetap bangun terlambat, maka ia tak terkena dosa dan qadha nya boleh ditunda kapan saja,walau sebaiknya langsung saat itu[/quote]
    berikut linknya:
    http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=8&id=15248&lang=id#15248

    [quote]saudaraku yg kumuliakan,
    Selamat datang di ajang para pecinta Rasulullah saw didunia maya..
    1. Khusyuk adalah suatu kemuliaan yg ada awalnya namun tiada pernah ada akhirnya, dan awal dari khusyuk adalah konsentrasi pada Allah swt atau apa apa yg mengingatkan kita pada Allah, apakah neraka, sorga, kematian, kemuliaan alam, atau apa saja dafri lintasan pemikiran yg mengarah pada Allah semata

    lalu tingkatan khusyuk yg lebih tinggi adalah konsentrasi pada makna apa apa yg kita ucapkan dalam bacaan shalat itu, dan tingkatan lebih tinggi lagi adalah tenggelam dalam makna makna itu dengan melupakan seluruh pemikiran yg lainnya,

    lalu tingkat selanjutnya adalah sirnanya seluruh nama, seluruh pemikiran, seluruh warna dan bentuk, seluruh keinginan, kesedihan dan kegembiraan dan semua keduniawian, yg ada hanyalah hamba yg sedang berhadapan dengan Pencipta Nya swt, ia merasa tak ada alam semesta, hanya berdua dg Allah semata, dan lalu tingkatan khusyuk makin meningkat dan meningkat..

    2. sebagian ulama berpendapat demikian, namun bukan mustahil orang menemukan khusyuknya ditengah atau di akhir shalat,

    3. salah satu caranya adalah dimulai dengan saat berwudhu, jangan berbicara dg siapapun saat berwudhu, tenanglah saat berwudhu, hadirkan hati anda untuk menyucikan jiwa dan raga dg mutiara dan berlian yg diciptakan Allah untuk bersuci yaitu air,

    dan adapula teriwayatkan doa doa dalam berwudhu, bila tidak hafal maka usahakanlah hati terus berdoa dalam wudhu, terus bermunajat, mensucikan nama Allah dan memuji Allah dg berbagai kenikmatan, lalu berdoalah lagi selepas wudhu, lalu masuklah dalam shalat dan usahakan jangan bercanda, jangan berbicara dg siapapun kecuali seperlunya saja, dan bila ada pakailah siwak, asesoris shalat lainnya, minyak wangi bila ada, sajadah, dan hal hal yg bersifat religius lainnya yg menambah kekhsuyuan dan konsentrasi kita, lalu mulailah shalat, dengan menafikan dan melupakan segala pemikiran, runtuhkan semua nama dan pemikiran, tinggalkan semuanya, sisakan Nama Nya yg Maha Tunggal..

    ingatlah anda akan terbujur kaku, diusung dan dishalatkan dg berkafan putih semata, dan ditanamkan di kuburan dan ditimbun sendiri, bayangkan tubuh anda diusung oleh teman teman dan keluarga yg menangisi anda untuk diantar kepemakaman, tanah yg basah dan ditinggalkan sendiri… maka bertakbiratul ihram lah.. mulailah shalat, anda akan menemukan kemudahan untuk terus asyik berduaan dg Allah swt, teruslah asyik dalam rukuk dan sujud, ingatlah bahwa nanti pun anda akan berduaan dengan Nya swt saja, tanpa ditemani seluruh kekasih ataupun musuh, jadikanlah Dia swt sebagai kekasih..

    nah.. umumnya kemuliaan khusyuk dicapai dg yg demikian ini.[/quote]
    berikut linknya:
    http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=5265〈=id#5265

    Wassalam,
    AdminIII

    #112444438
    Sory Sukmantara
    Participant

    Assalamu’alaikum wr.wb.
    Habib Munzir, yang saya hormati,

    Saya telah menyimak mengenai pertanyaan tentang masalah khusyuk di dalam sholat, Dari uraian Habib yang panjang tentang khusyuk,maka saya hanya mengambil bagian yang terpenting saja dari kupasan habib, dimana dari bagian kalimat penjelasan tentang khusyuk, ada ungkapan sebagai berikut : Awal dari khusyuk adalah konsentrasi kepada Allah.

    Dimulai dari bagian ini, saya akan mengomentari tentang penjelasan habib, dengan maksud dan tujuan untuk memberikan pengertian agar semuanya memahami dengan jelas persoalan khusyuk itu sendiri.

    KHUSYUK sama dengan KONSENTRASI, orang yang sedang konsentrasi di dalam pekerjaan, adalah orang yang khusyuk di dalam mengerjakan pekerjaannya. Konsentrasi itu ada pada akal, atau pikiran yang menuntun perbuatan. Ketika orang mengerjakan pekerjaan apa saja, maka pikiranyalah yang menuntun ke pekerjaan itu.

    Pikiran menjadi Imam yang membawa diri ini berbuat atau beraktifitas, pikiranlah yang menjadi pengendali dalam perbuatan, tidak ada satu pekerjaan atau perbuatan tanpa dikendalikan oleh pikiran.
    Pikiran itu merupakan RUH nya perbuatan, dan segala perbuatan itu memiliki RUH.
    Yang dinilai dari setiap perbuatan adalah RUH nya,yakni apa-apa yang terkandung didalam pikiran itu .
    Segala perbuatan ditentukan oleh Niat ( Al- Hadist ).

    Pikiran itu terkait dengan hal-hal yang dipikirkan atau di ingat, Bacaan di dalam Sholat, adalah hal yang dipikirkan atau di ingat dan ini masuk dalam konsentrasi bacaan. Gerakkan pada Sholat adalah hal-hal yang dipikirkan , dan ini masuk dalam konsentrasi gerak.

    BACAAN dan GERAK pada Sholat , disebut RUKUN SHOLAT, sebab arti rukun adalah aktifitas yakni kelakuan atau perbuatan. Pikiran atau ingatan yang tertuju kepada bacaan dan gerakan ,merupakan konsentrasi atau khusyuk di dalam rukun sholat.
    Rukun Sholat adalah merupakan syareat sholat, adapun arti dari syareat itu sendiri adalah yang terlihat, teramati, diperlihatkan atau ditampakkan. Sebab ada yang tidak Nampak, atau tidak terlihat bagi orang lain yang sifatnya tersembunyi atau rahasia, yang tersembunyi atau rahasia itu adalah pikiran dan bathin manusia.

    Niat Al mu’minun Khairun Min Amalih ( Al Hadist ) . Niat seorang mukmin lebih indah dari perbuatannya.
    Niat adalah apa-apa yang terkandung di dalam pikiran maupun hati manusia.

    Untuk memahami Sholat dan ke Khusyuk an nya secara utuh,tidaklah cukup memahami dari sisi syareat saja, sebagaimana yang diuraikan diatas, melainkan harus dipelajari dan dipahami di dalam Ilmu Tareqat, Haqeqat dan Ilmu Ma’rifat itu sendiri. Sebab Sholat itu merupakan ibadah, yakni adanya yang menyembah dan di sembah : ‘Al A’bidu Wal Ma’budu Wahidun . adapun yang menyembah dan di sembah itu satu adanya.

    Maka wajiblah bagi orang islam yang sudah aqil baliq, untuk memahami kedudukan A’bid ( yang menyembah ). Dan Ma’bud ( yang disembah ) Dalam kewajiban memahami ini, telah diwasiatkan didalam hadist : ‘ Awallu Wajibbin Alal Insyani, Ma’rifattullah Bi’istiqani ‘ Kewajiban pertama haruslah memahami dengan seyakin-yakinnya, baru kemudian menyembah. Maka berdosalah bagi mereka yang tidak mempelajari dan tidak memahami akan kedudukan A’bid dan Ma’bud itu.
    Konsentrasi kepada bacaan yang telah saya uraikan di atas, dan juga telah diuraikan oleh Habib, yang mengatakan tingkatan Khusyuk yang lebih tinggi adalah konsentrasi pada makna akan apa-apa yang kita ucapkan dalam bacaan Sholat.

    Disini Saya dan Habib, sama-sama mengakui bahwa konsentrasi pada bacaan, adalah merupakan bagian dari ke khusyuk an. Namun sebenarnya ini bukanlah keutuhan dari konsentrasi.

    Konsentrasi kepada bacaan, bukanlah merupakan konsentrasi yang utuh yang memiliki nilai yang tinggi, karena konsentrasi kepada bacaan, hanyalah konsentrasi mengingat akan ayat-ayat, Sedangkan Allah bukanlah Ayat atau Kalimat.

    Secara Aqaliyah,
    Surat seseorang yang kita baca, tentu saja berbeda dengan sipembuat surat . Tidak bias disamakan antara surat dengan si pembuat surat atau orangnya.
    Disini antara surat dengan orang, hanya menunjukan hubungan , yakni WAJIB dan MUSTAHIL di dalam hukum akal. Keberadaan surat mewajibkan akan adanya yang membuat surat dan memustahilkan akan tidak ada yang membuatnya.

    Ingat akan surat , hanyalah jalan yang mendekatkan kepada pembuat surat , maka konsentrasi ke surat bukanlah yang paling tinggi, tetapi konsentrasi kepada orang nya adalah konsentrasi yang lebih tinggi.

    Uraian di atas adalah contoh supaya dapat dipahami , tentang hubungan surat atau ayat-ayat yang di baca, dengan Allah SWT itu sendiri. Ayat-ayat adalah merupakan jalan untuk mendekatkan kepada Allah SWT, Dimana konsentrasi yang lebih tinggi, hanyalah konsentrasi kepada Allah SWT selaku Ma’bud.

    Demikian sedikit uraian saya, mudah-mudahan bermanfaat bagi santri Majelis Rasulullah, Insya Allah lain kali akan saya sambung.

    Wassalam ,

    Kelana

    #112444447
    Munzir Almusawa
    Participant

    alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Rahmat dan kelembutan Nya swt semoga selalu membimbing hari hari anda

    saudaraku yg kumuliakan,
    saya mohon anda jangan tersinggung dengan penjelasan saya, Khusyu bukan konsentrasi, darimana anda mendapatkan makna khusyu adalah konsentrasi?

    memang secara logika tampak mirip, namun sungguh maknanya jauh berbeda, Khusyu berasal dari kalimat Khasya\’a yg berarti takut dan risau.

    tentunya bukan hanya takut akan murkanya Allah swt, namun Takut tidak dicintai, takut ditolak cintanya, risau jauh dari Nya swt,

    inilah makna khusyu, yaitu shalat yg jiwanya hadir selalu dalam takut dan risau pada Allah swt, bukan konsentrasi.

    konsentrasi memberi makna yg semu, dan muncul dari akal, sedangkan khusyu adalah dari dalam jiwa yg kemudian mewarnai akal,

    pada akal terdapat sifat jahat dan baik, maka akal dikendalikan oleh hati, hati lah yg mengendalikan akal dalam kebaikan dan kejahatannya, bukan akal yg mengendalikan hati, sebagaimana sabda Nabi saw : \"Pada tubuh kalian terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baik seluruh tubuhnya, jika ia buruk maka akan buruk seluruh tubuhnya, yaitu adalah hati\" (Shahih Bukhari)

    maksudnya jika hati nya baik maka perbuatan tubuhnya baik, termasuk akalnya, dan jika hatinya buruk maka seluruh tubuhnya akan berbuat jahat pula, termasuuk akalnya,

    Rasul saw dengan jelas mengatakan Qalb, bukan \’Aql.

    demikian pula niat, niat bukan di akal, tapi dihati,

    ketika akal dijadikan sumber dalam mengambil keputusan maka manusia akan celaka, ia tak mau menerima Allah kecuali jika diterima akalnya, maka ia tak akan percaya adanya malaikat, sorga, neraka, mahsyar, alam gaib, karena semua tak terbukti dengan akalnya, maka ia akan menolak banyak hal dari syariah yg tak masuk akal,

    disinilah kesalahan mereka yg mengambil pemahaman akalnya diluar Alqur\’an ALhadits,

    kesalahan makhluk Allah yg pertama adalah sebab akal, ketika Iblis tak memakai imannya walau ia telah beribadah ribuan tahun pada Allah swt semata, namun Iblis menggunakan akalnya, seraya berfikir bahwa Allah tidak adil, menciptakannya dari Api lalu harus sujud pada makhluk, apalagi makhluk itu dicipta dari tanah, maka akalnya menolak,

    malaikat bertindak dengan iman, mereka sami\’na wa atha\’na, walau sujud pada makhluk tak bisa diterima oleh akal, mereka tetap sujud pada adam as,

    sedangkan iblis menolak, karena secara logika sungguh tidak salah jika menolak sujud pada makhluk,

    iblis tak akan menolak jika disuruh sujud pada ALlah, namun Iblis menolak ketika disuruh sujud pada Makhluk, perbuatannya benar secara logika, namun perbuatan itu salah besar.

    saudaraku berhati hatilah dengan fatwa logika

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

Viewing 4 posts - 1 through 4 (of 4 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.