Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Limpahan Anugerah Nya semoga selalu menaungi anda setiap saat.
he..he.. iya, demikianlah keadaan mereka, menafsirkan Alqur\’an semau nafsunya, satu ayat bisa ditafsir 1000 makna atau lebih bila tanpa ilmu.
orang yg menafsirkan Alqur\’an tanpa ilmunya bagaikan keledai yg membawa tumpukan kitab, sebagaimana firman Allah swt dalam surat Aljumu\’ah ayat 5.
keledai itu tak tahu apakah yg dipundaknya itu emas atau batu, atau kitab ilmu atau kertas belaka, namun ia terlihat gagah dengan membawa puluhan kitab dipundaknya, padahal ia tak tahu maknanya.
Alqur\’an tak bisa ditafsirkan semaunya kecuali dg Asbabunnuzul nya.
ayat ini turun untuk Tsabit bin Qeis bin Syimas ra, yg mengeraskan suaranya didepan Rasul saw (Tafsir Ibn Abbas ra hal 515), Tafsir Imam Thabari Juz 26 hal 117).
ayat ini turun untuk Abubakar a dan Umar yg sedang saling berdebat dihadapan Rasul saw (Tafsir Imam Qurtubi Juz 16 hal 303)
dan ayat inipun teguran agar para sahabat jangan memanggil Rasu saw dengan namanya, tapi harus dengan Penghormatan, Wahai Rasulullah, wahai Abulqasim dll (Tafsir Qurtubi, Tafsir Attabari, Tafsir Ibn Abbas alam pembahasan ayat yg sama).
nah.. bila mereka menafsirkan ayat ini utk orang yg bershalawat di zaman sekarang dg suara keras, maka mintalah dalil buktinya?, tak satupun para mufassirin menafsirkannya demikian, hanya mereka saja yg usil dan tak suka orang bershalawat.
wallahu a\’lam.