Home Forums Forum Masalah Tauhid Tahrif dalam Sohih Jami\’

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #152818827
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    saran saya anda tidak perlu meneruskan debat itu, hanya orang yg mengada ada dan tenggelam dalam kesombongan dan ketidak fahaman, hanya menukil lalu berfatwa, mereka tidak bisa membedakan mana ALqur\’an mana tafsir Alqur;an, Imam Bukhari meriwayatkan ayat ayat tsb dipadu dg tafsirnya, bisa saja anda lihat Tafsir Al Jalalain, Tafsir Ibn Abbas dll, ditengah tengah ayat ada kalimat penafsirannya, itu biasa dalam penafsiran, Imam Bukhari adalah Hujjatul Islam, dan tidak ada orang syiah yg mencapai ketinggian pemahaman ilmu hadits sebagaimana Imam Bukhari.

    Imam Bukhari jelas jelas tidak merubah alqur;an sebagaimana orang syiah yg merubahnya dg riwayat batil.

    Imam Bukhari sudah membakukan Alqur\’an tanpa merubahnya, namun ia menuliskan penafsiran dari hadits dan lainnya mengenai ayat tsb, silahkan buka tafsir Ibn Abbas ra, atau Tafsir Aljalalain dll yg diantara ayat ayatnya sudah dipenuhi dg penafsirannya.

    bagaimana mereka tak bisa membedakan mana ayat dan mana penafsiran?

    dan jangan lupa, bahwa Imam Bukhari adalah seorang yg sangat mencintai Ahlulbait, Imam Bukhari adalah salah satu diantara Imam para ahli hadits yg menyebut Sayyidina Ali bin Abi Thalib dg ucapan : alaihissalam, juga kepada Sayyidatina Fathimah binti Rasul saw dg ucapan Alaihassalam.

    berikut riwayat singkat Imam Bukhari :

    [u][b]Hujjatul Islam Al Muhaddits Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari rahimahullah [/b][/u]

    Beliau lahir pada hari jumat selepas shalat jumat 13 Syawal 194 H dan beliau wafat pada malam jumat yg sekaligus malam idul fitri th 256 H
    Berkata Imam Muhammad bin Yusuf Al Farbariy, aku mendengar dari Najm bin Fudhail berkata : aku bermimpi Rasulullah saw dan kulihat Imam Bukhari dibelakang beliau saw, setiap beliau saw melangkah sebuah langkah, dan Imam Bukhari melangkah pula dan menaruhkan kakinya tepat dibekas pijakan Nabi saw.

    Ketika dikatakan kepada Imam Bukhari bahwa ada disuatu wilayah yg barangsiapa orang asing yg datang ke wilayah mereka maka saat setelah shalat maka penduduk setempat akan mencobanya dg hadits hadits tentang shalat, maka Imam Bukhari berkata : “Bila aku diperlakukan seperti itu akan kukeluarkan 10 ribu hadits shahih mengenai shalat dihadapan mereka agar mereka bertobat dan tidak lagi mengulangi perbuatan buruk itu”.

    Imam Bukhari telah menulis shahih nya sebanyak sekitar 7000 hadits saat beliau belum berusia 17 tahun, dan ia telah hafal 100 ribu hadits shahih dan 200 ribu shahih di usia tersebut.

    Berkata Imam Al Hafidh Muhammad bin Salam rahimahullah : “kalau datang si bocah ini maka aku terbata bata dan tak nyaman membaca hadits”, dan ia berkata kepada seorang tamunya yg datang setelah Imam Bukhari pergi : “kalau kau datang lebih cepat sedikit kau akan berjumpa dg bocah yg hafal lebih dari 70 ribu hadits..”, maka tamunya segera bergegas menyusul Imam Bukhari, dan Imam Bukhari berkata : “sungguh aku hafal lebih dari itu, dan akan kujelaskan padamu semua masing masing sanad periwayat hadits nya, dimana lahirnya, tahun kelahiran dan wafatnya, sifat dan sejarah periwayat sanad2 nya dari semua hadits itu”.

    Ketika salah seorang perawi hadits bertanya kepada Imam Bukhari mengenai nama nama periwayat, gelar, bentuk kesalahan sanad hadits dll maka Imam Bukhari menjawabnya bagaikan membaca surat Al Ikhlas.

    Berkata Imam Bukhari : “aku berharap menghadap Allah tanpa ada hisab bahwa aku pernah menggunjing aib orang lain”.

    Suatu hari Imam Bukhari mengimami shalat dhuhur disebuah kebun korma, dan didalam bajunya terdapat seekor Zanbur (kumbang hitam) yg menggigit dan menyengatnya hingga 16 sengatan, selepas shalat Imam Bukhari berkata dengan tenang : “coba kalian lihat ada apakah didalam baju lenganku ini”, maka ditemukanlah 16 luka sengatan kumbang di tubuhnya.

    Suatu ketika Imam Bukhari membacakan sanad hadits dan saat ia melirik dilihatnya ada orang yg terkesima dg ucapannya, dan Imam Bukhari tertawa dalam hati, keesokan harinya Imam Bukhari mencari orang itu dan meminta maaf dan ridho karena telah menertawakannya, padahal ia hanya menertawakan didalam hati.

    Diriwayatkan ketika Imam Bukhari sedang mengajari hadits kepada salah seorang muridnya dan ia tampak bosan, maka Imam Bukhari berkata : “para pedagang sibuk dg perdagangannya, para pegawai sibuk dengan pekerjaannya, dan engkau bersama Nabi Muhammad saw”.

    Imam Bukhari menulis shahih nya (Shahih Bukhari) di Raudhah, yaitu antara Mimbar dan Makam Rasulullah saw di Masjid Nabawiy Madinah Almunawwarah, dan ia mandi dan berwudhu lalu shalat 2 rakaat baru menulis satu hadits, lalu kembali mandi, berwudhu dan shalat 2 rakaat, lalu menulis 1 hadits lagi, demikian hingga selesai di hadits no.7124. maka selesailah 7000 hadits itu ditulis di kitab beliau, dengan bertabarruk dg Makam Rasulullah saw dan Mimbar Rasul saw.

    Berkata Imam Muslim dihadapan Imam Bukhari : “Izinkan aku mencium kedua kakimu wahai Pemimpin para Muhadditsin, guru dari semua guru hadits”.

    Dikatakan kepada Imam Bukhari, mengapa tak kau balas orang yg memfitnahmu dan mencacimu?, ia menjawab : “aku teringat ucapan Rasul saw : “akan muncul kelak ikhitilaf dan perpecahan, maka bersabarlah hingga kalian menjumpai aku di telaga haudh”.

    Imam Bukhari mempunyai akal yg jenius, dan ia hafal bila mendengar 1X saja. Atau membaca 1X saja. Hingga ketika suatu ketika Imam Bukhari dicoba dan diajukan padanya 100 hadits yg dikacaukan dan dibolak balik sanadnya, maka Imam Bukhari berkata : “tidak tahu… tidak tahu”, hingga hadits yg ke seratus, lalu Imam Bukhari berpidato, mengulang hadits yg pertama yg disebut si penanya : “Kau tadi sebut hadits dg sanad seperti ini, dan yg benar adalah begini”, demikian hadits kedua.. ketiga… hingga 100 hadits.

    Ketika telah wafatnya Imam Bukhari, terjadi kekeringan yg berkepanjangan, maka par Ulama, Huffadh dan Muhadditsin dari wilayah samraqand berduyun duyun ke Makam Imam Bukhari, lalu mereka bertawassul pada Imam Bukhari, maka hujanpun turun dengan derasnya hingga 7 malam mereka tertahan dan tak bisa pulang ke sdamraqand karena derasnya hujan.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

    Wallahu a\’lam

    #152818824
    Mukhsin
    Participant

    Assalamu\’alaikum,

    ya habibana, maaf sekali lagi karena menyibukkan habib atas pertanyaan saya,
    ini masih sekitar kefahaman Syi\’ah.

    sampai sekarang saya masih diskusi online dengan teman yang memang sudah menganut kefaham Syi\’ah, dan beliau telah menyatakan bahwa Imam Bukhari (semoga Allah menerangi kuburnya) telah juga melakukan tahrif atas ayat Al-qur\’an

    berikut isinya bib :

    Di bawah ini, saya ajak antum untuk menyaksikan secara langsung ayat-ayat tersebut bukan dengan tujuan menuduh Imam Bukhari dan kitab al Jâmi’ ash Shahîh-nya sebagai kitab yang meyakini tahrîf Al Qur’an, akan tetapi dengan satu tujuan yaitu, apa komentar ulama besar Ahlulsunnah tentang adanya tambahan itu? Dan apakah boleh seseorang menuduh Imam Bukhari meyakini adanya tahrîf dalam Al Qur’an dengan satu alasan bahwa kerana Bukhari meriwayatkan hadis-hadis tahrîf seperti itu! Dan kemudian menuduh Ahlulsunnah telah merubah Al Qur’an dan memiliki Al Qur’an dengan versi berbeda dengan yang berlaku di kalangan kaum Muslim?!

    Ayat Pertama: Ayat 214 Surah asy Syu’arâ’.

    Al Qur’an Kaum Muslim:

    [size=4]وَ أَنْذِرْ عَشيرَتَكَ الأَقْرَبينَ [/size]

    Dan berilah peringatan kepada kerabat- kerabatmu yang terdekat,(214)

    Al Qur’an Bukhari:

    [size=4]وَ أَنْذِرْ عَشيرَتَكَ الْأَقْرَبينَ، وَ رَهْطَكَ الْمُخْلَصِيْنَ.[/size]

    Dan berilah peringatan kepada kerabat- kerabatmu yang terdekat dan kabilahmu yang terpilih.”

    Dengan tambahan: [size=4]وَ رَهْطَكَ الْمُخْلَصِيْنَ.[/size]

    Ayat Al Qur’an versi Shahih Bukhari telah diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

    “Ketika turun ayat:

    [size=4]وَ أَنْذِرْ عَشيرَتَكَ الْأَقْرَبينَ، وَ رَهْطَكَ الْمُخْلَصِيْنَ.[/size]

    Rasulullah keluar sehingga menaiki bukit gunung Shafâ, lalu beliau menjerit wâ shabâhâh (sebagai tanda panggilan untuk berkumpul) … .”

    Sumber Hadis:

    Ayat Al Qur’an versi Imam Bukhari ini dapat dijumpai dalam Shahih Bukhari, Kitab at Tafsir, tafsir Tabbat Yadâ Abi Lahabin wa Tabb, 6/221.<!–[if !supportFootnotes]–>[1]<!–[endif]–>

    Ayat Kedua: Ayat 79 Surah al Kahfi

    Al Qur’an Kaum Muslim:

    Bunyi ayat tersebut dalam Al Qur’an kaum Muslimin demikian:

    [size=4]&#1571;&#1605;&#1614;&#1617;&#1575; &#1575;&#1604;&#1587;&#1614;&#1601;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1577;&#1615; &#1601;&#1603;&#1575;&#1606;&#1614;&#1578;&#1618; &#1604;&#1616;&#1605;&#1614;&#1587;&#1575;&#1603;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614; &#1610;&#1614;&#1593;&#1618;&#1605;&#1614;&#1604;&#1615;&#1608;&#1618;&#1606;&#1614; &#1601;&#1610; &#1575;&#1604;&#1576;&#1614;&#1581;&#1618;&#1585;&#1616; …. &#1608; &#1603;&#1575;&#1606;&#1614; &#1608;&#1614;&#1585;&#1575;&#1569;&#1614;&#1607;&#1615;&#1605;&#1618; &#1605;&#1614;&#1604;&#1616;&#1603;&#1612; &#1610;&#1614;&#1571;&#1618;&#1582;&#1615;&#1584;&#1615; &#1603;&#1614;&#1604;&#1617;&#1614; &#1587;&#1614;&#1601;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1577;&#1613; &#1594;&#1614;&#1589;&#1618;&#1576;&#1611;&#1575;.[/size]
    “Adapun behtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap behtera.”

    Al Qur’an Bukhari:

    Sedangkan dalam Al Qur’an versi Imam Bukhari berbunyi demikian:

    [size=4]&#1571;&#1605;&#1614;&#1617;&#1575; &#1575;&#1604;&#1587;&#1614;&#1601;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1577;&#1615; &#1601;&#1603;&#1575;&#1606;&#1614;&#1578;&#1618; &#1604;&#1616;&#1605;&#1614;&#1587;&#1575;&#1603;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614; &#1610;&#1614;&#1593;&#1618;&#1605;&#1614;&#1604;&#1615;&#1608;&#1618;&#1606;&#1614; &#1601;&#1610; &#1575;&#1604;&#1576;&#1614;&#1581;&#1618;&#1585;&#1616;… &#1608; &#1603;&#1575;&#1606;&#1614; &#1571;&#1614;&#1605;&#1575;&#1605;&#1614;&#1607;&#1615;&#1615;&#1605;&#1618; &#1605;&#1614;&#1604;&#1616;&#1603;&#1612; &#1610;&#1614;&#1571;&#1618;&#1582;&#1615;&#1584;&#1615; &#1603;&#1614;&#1604;&#1617;&#1614; &#1587;&#1614;&#1601;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1577;&#1613; &#1589;&#1575;&#1604;&#1616;&#1581;&#1614;&#1577;&#1613; &#1594;&#1614;&#1589;&#1618;&#1576;&#1611;&#1575;.[/size]
    Kata [size=4]&#1608;&#1614;&#1585;&#1575;&#1569;&#1614;&#1607;&#1615;&#1605;[/size] diganti dengan kata [size=4]&#1571;&#1614;&#1605;&#1575;&#1605;&#1614;&#1607;&#1615;&#1615;&#1605;&#1618;[/size] sementara kata [size=4]&#1587;&#1614;&#1601;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1577;&#1613; [/size]disifati dengan kata [size=4]&#1589;&#1575;&#1604;&#1616;&#1581;&#1614;&#1577;&#1613;[/size].

    Sumber Hadis:

    Ayat Al Qur’an versi Imam Bukhari itu dapat Anda baca dalam Shahih Bukhari, Kitab at Tafsir, tafsir Surah al Kahfi,6/112.

    Ayat Ketiga: Ayat 80 Surah Al Kahfi

    Al Qur’an KaumMuslim:

    Dalam Al Qur’an versi kaum Muslim sedunia ayat tersebut berbunyi demikian:

    [size=4]&#1608;&#1614; &#1571;&#1614;&#1614;&#1605;&#1617;&#1614;&#1575; &#1575;&#1604;&#1594;&#1615;&#1604;&#1575;&#1614;&#1605;&#1615; &#1601;&#1614;&#1603;&#1575;&#1606;&#1614; &#1571;&#1614;&#1576;&#1614;&#1608;&#1575;&#1607;&#1615; &#1605;&#1615;&#1572;&#1618;&#1605;&#1616;&#1606;&#1614;&#1610;&#1618;&#1606;&#1616; &#1601;&#1614;&#1582;&#1614;&#1588;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1575; &#1571;&#1614;&#1606;&#1618; &#1610;&#1615;&#1585;&#1618;&#1607;&#1616;&#1602;&#1614;&#1607;&#1615;&#1605;&#1575; &#1578;&#1615;&#1594;&#1618;&#1610;&#1575;&#1606;&#1611;&#1575; &#1608; &#1603;&#1615;&#1601;&#1618;&#1585;&#1611;&#1571;[/size]

    “Dan adapun anak muda itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada keseatan dan kekafirann.”

    Al Qur’an Versi Bukhari

    Sedangkan dalam Al Qur’an versi Bukhari berbunyi:

    [size=4]&#1608;&#1614; &#1571;&#1614;&#1614;&#1605;&#1617;&#1614;&#1575; &#1575;&#1604;&#1594;&#1615;&#1604;&#1575;&#1614;&#1605;&#1615; &#1601;&#1614;&#1603;&#1575;&#1606;&#1614; &#1603;&#1575;&#1601;&#1616;&#1585;&#1611;&#1575; &#1608;&#1603;&#1575;&#1606; &#1571;&#1614;&#1576;&#1614;&#1608;&#1575;&#1607;&#1615; &#1605;&#1615;&#1572;&#1618;&#1605;&#1616;&#1606;&#1614;&#1610;&#1618;&#1606;&#1616; &#1601;&#1614;&#1582;&#1614;&#1588;&#1616;&#1610;&#1618;&#1606;&#1614;&#1575; &#1571;&#1614;&#1606;&#1618; &#1610;&#1615;&#1585;&#1618;&#1607;&#1616;&#1602;&#1614;&#1607;&#1615;&#1605;&#1575; &#1578;&#1615;&#1594;&#1618;&#1610;&#1575;&#1606;&#1611;&#1575; &#1608; &#1603;&#1615;&#1601;&#1618;&#1585;&#1611;&#1571;[/size]

    “Dan adapun anak muda itu, maka [ia adalah kafir dan] kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada keseatan dan kekafirann.”

    Dengan tambahan kalimat: [size=4]&#1603;&#1575;&#1601;&#1616;&#1585;&#1611;&#1575; &#1608;&#1603;&#1575;&#1606;.[/size]

    Sumber Hadis:

    Al Qur’an versi Imam Bukhrai di atas dapat Anda temukan dalam Kitabu at Tafsir, Surah al Kahfi,6/114.

    Ayat Keempat: Ayat 198 surah Al Baqarah

    Al Qur’an Kaum Muslim

    Dalam Al Qur’an yang diyakini umat Islam seluruh dunia ayat tersebut berbunyi demikian:

    [size=4]&#1604;&#1614;&#1610;&#1618;&#1587;&#1614; &#1593;&#1614;&#1604;&#1614;&#1610;&#1618;&#1603;&#1615;&#1605;&#1618; &#1580;&#1615;&#1606;&#1614;&#1575;&#1581;&#1612; &#1571;&#1614;&#1606;&#1618; &#1578;&#1614;&#1576;&#1618;&#1578;&#1614;&#1594;&#1615;&#1608;&#1618;&#1575; &#1601;&#1614;&#1590;&#1618;&#1604;&#1575;&#1611; &#1605;&#1617;&#1616;&#1606;&#1618; &#1585;&#1617;&#1614;&#1576;&#1617;&#1616;&#1603;&#1615;&#1605;&#1618;[/size]

    “Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari karunia (perniagaan) dari Tuhanmu…”

    Al Qur’an Versi Imam Bukhari

    Akan tetapi dalam Shahih Bukhari ayat tersebut dabaca dengan tambahan demikian:

    [size=4]&#1604;&#1614;&#1610;&#1618;&#1587;&#1614; &#1593;&#1614;&#1604;&#1614;&#1610;&#1618;&#1603;&#1615;&#1605;&#1618; &#1580;&#1615;&#1606;&#1614;&#1575;&#1581;&#1612; &#1571;&#1614;&#1606;&#1618; &#1578;&#1614;&#1576;&#1618;&#1578;&#1614;&#1594;&#1615;&#1608;&#1618;&#1575; &#1601;&#1614;&#1590;&#1618;&#1604;&#1575;&#1611; &#1605;&#1617;&#1616;&#1606;&#1618; &#1585;&#1617;&#1614;&#1576;&#1617;&#1616;&#1603;&#1615;&#1605;&#1618; &#1601;&#1616;&#1610;&#1618; &#1605;&#1614;&#1608;&#1575;&#1587;&#1616;&#1605;&#1616; &#1575;&#1604;&#1581;&#1614;&#1580;&#1617;&#1616;[/size]

    “Tidak ada dosa bagi kalian untuk mencari karunia (perniagaan) dari Tuhanmu di musim-musim haji”

    Al Qur’an edisi Imam Bukhari ini dapat Anda simak dalam Shahih Bukhari, Kitabul Hajj, bab at tijârah ayyâmal al mausim… /bab tentang berniaga di musim haji hadis no.1770, juga hadis no.2050, 2098 dan 4519.<!–[if !supportFootnotes]–>[2]<!–[endif]–>
    (selesai)

    selanjutnya komentar teman (Syi\’ah):

    Maka dengan menggunakan pendekatan teman-teman Ahlusunnah dapat dipastikan bahwa Bukhari termasuk yang meyakini tahrif Al Qur’an, sebab, A) Bukhari meriwayatkan hadis yang terang-terangan menunjukkan adanya tahrif/perubahan dalam Al Qur’an, B) Bukhari menshahihkan seluruh hadis yang ia koleksi dalam kitab al Jâmi’ as Shahih-nya. Tetapi kami Syi’ah tidak akan melakukan kecurangan seperti itu dengan membodohi kaum awam!
    (selesai kutipan)

    bib, ana bnear-benar tidak tau hal ini, karena baru pertama kali saya melihat informasi seperti ini, mohon bib bantuannya untuk memperjelas hal ini..

    jazakallah

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.