Home Forums Forum Masalah Tauhid Tanggapan tentang sifat WUJUD

Viewing 10 posts - 1 through 10 (of 12 total)
  • Author
    Posts
  • #114839994
    sheefa
    Participant

    saya mengamati tanya jawab habib Munzir dengan sdr.kelana tentang sifat WUJUD bahwa habib mengatakan\’ Allah Maha ADA itu terkait dengan sifat wujud Allah\" apakah jawaban ini sudah dipikir2?? atau mungkin hanya sekedar menjawab yang hanya untuk sekedar memenuhi tanggung jawab dalam hal menjawab???.
    bagaimana terhadap saudara2 yg baru belajar dan menerima ini dengan sepenuhnya, apakah ini tdk menjadi penyesatan dalam hal aqidah???.
    Sepemahaman saya bahwa Allah Maha ADA terletak pada sifat QIDAM.
    artinya saya menyimpulkan dan membenarkan sdr.kelana dalam koridor kebenaran.
    Demikian
    -salam-

    #114839995
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Cahaya Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda dengan kebahagiaan,

    Saudaraku yg kumuliakan,
    terimakasih atas kunjungan anda di web kami, jika anda punya pendapat silahkan,

    Allah Maha Ada, dan sifat Qidam jelas terikat dengan Keberadaan Allah swt dan tidak bisa dipisahkan satu samal lain,

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

    #114839996
    Budi
    Participant

    mas… kalau masuk kemari yg sopan..,

    anda orang baru disini, tumben ni masuk ngeracau kemana mana..

    tanya deh kalau mau tanya, jangan ngaco..

    penyesatan akidah.., enak aja ngomong..

    yahudi kali ni nyasar kemari..

    #114840002
    Sory Sukmantara
    Participant

    Assalamu\’alaikum wr. wb.

    Habib Munzir yang saya hormati…

    Melihat adanya beberapa tanggapan dari penjabaran saya mengenai sifat wujud, dan juga jawaban dari Habib sendiri… mungkin perlu diluruskan bahwa saya sangat menghargai forum ini, dengan tujuan untuk kebenaran dan pengetahuan, yang tentunya perdebatan diperlukan untuk dapat menguji kebenaran itu sendiri, namun tentunya dengan cara yang lebih dapat dipertanggung jawabkan…

    Terima kasih atas tanggapan Habib mengenai wujud, namun ada yang sedikit menjadi pertanyaan saya kepada Habib :
    Apakah penjelasan tentang wujud tanpa bukti, atau pembuktian itu, adalah sangat berbahaya? Sebab akan menggiring ummat ini kepada dogma, karena Islam bukanlah Agama Dogma, yang mewajibkan ummat percaya tanpa fakta, . Islam adalah Agama Ilmiah, dimana keberadaan Wujud, adalah untuk mengantarkan ummat kepada Ainul Yaqin maupun haqul yaqin kepada Allow SWT.

    Bagaimana ummat ini sampai kepada Ainul Yaqin maupun Haqul Yaqin, kalau ummat ini hanya dibawa kepada dogma, yaitu percaya tanpa fakta-fakta wujud ?

    Apa yang Habib nyatakan bahwa kajian tentang Ilmu Tauhid adalah kajian yang luas dan dalam itu adalah benar, tapi juga harus dipahami bahwa bahasa berfungsi untuk menata akan pemahaman , arti dan makna setiap kata.dalam bahasa tidak bisa dikesampingkan.

    Maka disini perlu adanya tafsir, seperti tafsir Qur’an, dimana tafsir itu untuk menafsirkan setiap kata dalam bahasa, dengan tujuan untuk dipahami dan dimaknai..

    Atas dasar tersebut diatas, maka terhadap kata wujud, bukankah seharusnya berpedoman kepada pengertian wujud menurut arti bahasa itu sendiri… ?

    Menanggapi penjabaran Habib mengenai Maha Ada, adalah ada sebelum adanya pendengaran, penglihatan, perasaan dan lain-lain, memang menurut saya perlu diluruskan karena bicara Maha Ada Lebih tepat kepada sifat Qidam, ( Yang terdahulu )

    Mohon tanggapan dari Habib…

    Wassalam ,

    Kelana

    #114840010
    Munzir Almusawa
    Participant

    alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Rahmat dan kelembutan Nya swt semoga selalu membimbing hari hari anda

    saudaraku yg kumuliakan,
    justru saya mengingatkan anda, darimana anda mengambil fatwa bahwa keberadaan Allah itu harus dengan bukti, adakah diperkuat dengan dalil..?

    Allah swt berfirman : \"Dan Dia bersama kalian dimanapun kalian berada\" (QS Al Hadid 4).
    Allah swt berfirman : \"Aku bersama hamba Ku ketika hamba Ku mengingat Ku\" (Hadits Qudsiy riwayat shahih Bukhari).

    dan belasan dalil shahih dan tsiqah dari Alqur\’an dan hadits yg menjelaskan bahwa keberadaan Allah swt itu tak terikat dengan Bukti.

    Allah ada dengan Mutlak, tanpa syarat harus ada Bukti,

    saya tidak menyangkal jika pembuktian itu menguatkan iman, hal itu betul, namun bukan syarat, jika syarat maka anda menjebak manusia untuk tak beriman pada Allah sebelum ada bukti.

    lepas dari gelar agama dogma dlsb, ini adalah syariah, inilah islam, jangan membuat agama baru pula dengan menjadikan syarat keberadaan Allah swt dengan bukti, ini batil.

    agama kita islam, agama samawi, agama iman, diterima logika atau tidak kita tetap beriman,

    logika mana menerima keberadaan malaikat?, sorga?, neraka?, hari mahsyar?, siksa kubur?, anda akan terjebak dalam sempitnya logika hingga membatasi Allah swt dengan Logika.

    jelas sudah Allah swt Maha Ada dengan Mutlak, ada pembuktian atau tak ada pembuktian Allah swt tetap Maha Ada.

    Maha Ada sebelum semua bukti ada, dan akan tetap ada setelah semua bukti sirna.

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

    #114840071
    onehendra
    Participant

    [color=#FF6600][/color][size=4][/size]
    ass.wr.wb….
    memperhatikan dikusi antara pa munzir dengan para tamu pada forum ini dalam membahas sifat wujud, sebagai tamu

    dalam forum ini sy akan memberikan beberapa tanggapan yakni:
    1.sifat wujud adalah merupakan sifat wajib pada Allah yang merupakan salah satu sifat 20 yang digunakan sebagai dasar pijakan untuk membangun iman.

    2.adapun keberadaan Allah tidak membutuhkan pembuktian atau apapun juga sebagaimana yang sudah disampaikan oleh pa munzir pada pembahasan terdahulu, namun perlu diluruskan dalam kapasitas/koridor untuk ma\’rifat/mengenal kepada
    sang zat wajibul Wujud/yang menjadikan sekalian yang wujud, bagi makhluk yang berakal dibutuhkan pembuktian untuk sampai kepada keyakinan kepada Allah karena adanya akal yang diberikan pada manusia maka disini pembuktian menjadi salah satu persyaratan untuk mengenali demikian pula dengan ilmu yang merupakan persyaratan untuk menjelaskan/menjawab segala persoalan, adapun bagi makluk yang lain tidak membutuhkan pembuktian karena tidak adanya akal pada makluk lainnya, namun untuk keberadaan Allah itu sendiri tidak membutuhkan apa2, hal ini harus jeli di dalam pengamatan dan pemaparan terhadap sesuatu yang akan dibahas terhadap dalil naqli baik itu yang bersumber dari Qura\’an dan Hadist karena semua bahasa yang digunakan adalah bahasa kiasan belum sampai kepada bahasa arti dan makna untuk sampai kepada maknanya maka harus diburhankan/dijelaskan dengan menggunakan patokan empat dalil (Aqli, naqli, fiil, samii), sehubungan harus diburhankan maka diperlukan seorang alim/orang yang berilmu agar sampai kepada yang dimaksud oleh Alquran maupun alhadist itu sendiri, hal tersebut tidak bisa ditafsirkan karena penafsiran tidak berdasarkan patokan, hanya menggunakan perkiraan saja.

    3.Mengenai penjelasan wujud dikatakan sebagai sebagai maha ada oleh pa Munzir mari kita buktikan disini penjelasan tersebut, penjelasan tersebut dikatakan sudah ada mendahului dari yang lain yang dikatakan saling terkait dengan wujud itu sendiri, hal tersebut sudah dibantah oleh sdr.kelana dan yang lainnya karena penjelasan pa munzir mengenai sudah ada mendahului hal tersebut adalah penjelasan untuk sifat qidam yang sesuai artinya yang tedahulu apabila penjelasan tersebut digunakan untuk menjelaskan wujud maka untuk penjelasan untuk qidam itu sendiri akan menjadi apa??? dari uraian singkat tersebut jelas berbeda antara Wujud dan Qidam, saya akan memberikan faktanya:
    ketika si A mencari si B dirumah dan si C mengatakan si A ada dikamar mandi, bagi si B Si A diyakini ada namun belum wujud bagi si B, maka disini wujud adalah segela sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra baik melihat, mendengar, merasa dan memahami, dalam memahami harus menggunakan ilmu untuk mengindra segala sesuatu, maka penjelasan mengenai malaikat, sorga, neraka dll akan terjelaskan apabila ada ilmunya, maka bagi yang menggunakan ilmunya tidak ada yang tidak mungkin contoh: bagi yang tidak menggunakan ilmu archimedes/hukum archimedes maka akan mengatakan mustahil besi akan mengambang di air, padahal kenyataannya/faktanya sudah berapa banyak besi yaitu kapal laut yang sudah berlayar di air, hal tersebut tidak mustahil bagi yang memahami ilmu tersebut, demikian pula bagi yang memahami ilmu yang disampaikan Rasulullah akan pasti dapat memahami hal2 yang Ghoib, yang pada akhirnya hal yang ghoib wujud bagi siapapun yang memahami ilmu yang diajarkan oleh Rasulullah sehingga apabila
    sudah memahami maka timbul keyakinan kepada yang dipahami itulah iman/yakin inilah yang disebut ilmu yakin atau yakin karena dibawa oleh ilmu adapun keyakinan tanpa memahami karena memang tidak ada ilmunya itulah yang disebut ikut2an/taqlid, yakin asal yakin saja tanpa didasari dengan ilmunya, hal tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak menggunakan ilmu sebagai dasar sehingga persoalan tidak terjawab atau tidak ketemu jawabannya atau yang disebut sesat, sesat itu artinya tidak ketemu, maka landasan awal dalam rukun islam itu adalah syahadat atau bersaksi sesuai dengan asal kata syahsahidan atau penyaksian, hal ini sekaligus membantah penjelasan pa munzir kepada salah tamu yaitu sdr.girang dalam topik Islam yg kaffah, yakni bahwa syahadat adalah mengakui tiada tuhan selain Allah, bagaimana timbul pengakuan seseorang apabila tidak memahami Allah dan Rosul, apabila sudah memahami Allah dan Rosul maka pengakuan itu akan muncul dengan sendirinya walau tidak diucapkan sekalipun karena ucapan belum tentu sesuai dengan yang apa yang diyakini, sebagi contoh seekor beo bisa mengucap kalimat sahadat bila diajarkan mengucap, namun beo tersebut tidak paham, demikian pula manusia bagaimana seorang kafir bisa bersahadat/bersaksi, kalau sang Rosul hanya memberikan penekanan yang penting Allah ada diyakini ada dihati bila tanpa mengungkap faktanya hal ini akan bertentangan dengan sifat Fathonnah/cerdas san Rasul pastilah disini sang Rosul menjelaskan faktanya dengan menggunakan ilmu sehingga orang tersebut dapat memahami lantas apbila sudah paham maka bagi orang yang memahami…Allah itu wujud bukan sekedar ada karena semua orang pada dasarnya mengakui adanya Tuhan namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahui/tidak paham sehingga banyak memanifestasikan Tuhan dengan gunung, api, patung atau berhala2 yang lain dan pada akhirnya semua itu dibantah oleh Rosulullah bahwa semua itu bukan Tuhan, maka disini menjadi kewajiban Rosulullah untuk menjelaskan pemahaman tentang Tuhan maka Setelah Paham barulah tumbuh Iman, jelas hal ini Islam bukan karena Turunan, bukan lantaran bapaknya muslim kemudian anaknya menjadi muslim, hal ini untuk intropeksi bagi masing2 individu untuk memahami apakah dirinya sudah muslim atau belum, karena yang diseru itu adalah orang yang beriman untuk mendirikan sholat, berpuasa, berzakat, berhaji….tidak cukup hanya meyakini bahwa Allah itu ada dengan hanya melihat pada ciptaan, hal tersebut baru mengantar pada keyakinan bahwa Sang kuasa itu ada, namun dalam Islam harus memahami kepada Allah maka dipersyaratkan dengan syahadat/bersaksi, untuk menjadi saksi harus paham karena tidak mungkin menjadi saksi bila tidak memahami terhadap yang disaksikan, untuk memahami harus dengan ilmunya maka berlaku dalil \"kewajiban menuntut ilmu menjadi wajib bagi muslim\". Penjelasan mengenai wujud itu adalah sifat Allah apabila dikatakan maha ada maksudnya disini adalah yang mengadakan bukan ada sebelum ini itu dlsbagainya karena itu adalah
    Qidam, bagi yang diadakan maka akan terkena hukum ketiadaan, sebagai penutup dari penjelasan singkat ini dituntut kejelian dalam menganalisa, menguraikan segala sesuatu karena itulah yang menjadi ciri dari warisatul ambiya/pewaris nabi…apa yang diwarisi? yakni ilmu…..untuk apa? untuk menjawab segala persoalan…persoalan apa? persoalan bahwa banyak umat manusia yang mempertuhankan selain daripada Allah……wass.wr.wb [color=#FF6600][/color]

    #114840077
    Munzir Almusawa
    Participant

    alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Rahmat dan kelembutan Nya swt semoga selalu membimbing hari hari anda

    saudaraku yg kumuliakan,
    selamat datang di web para pecinta Rasul saw, kami sangat gembira menyambut kedatangan anda, kita bersatu dalam kemuliaan,

    perlu diketahui bahwa dalam forum tanya jawab di web ini bukanlah tanggap menanggap, forum ini adalah khusus tanya jawab mereka yg akan bertanya pada saya, yg ingin bertanya pada saya silahkan bertanya, saya akan menjawab semampunya, jika ada yg belum difahami atau dianggap tidak tepat maka boleh ditanyakan lagi poin poinnya dg ringkas,

    saudaraku ilmu tauhid bukan ilmu logika, muslimin masa kini tetap merasa akal mereka sebagai acuan tauhid, hal ini batil,
    tauhid adalah iman, iman jauh lebih mendalam dari alam akal, akal tak bisa menjangkau keluasan tauhid, akal tak bisa menerima keberadaan malaikat, sorga, neraka, mahsyar, akal tak bisa terima tanah bisa berubah menjadi milyaran sel hidup yg menjadi mata, telinga, darah, tulang, kulit, dll.

    saya telah berulang ulang menjelaskan ini namun saudara saudaraku terus bersikeras,

    ketahuilah kita ini menyembah Allah, Allah tidak terlihat, tidak terdengar, tidak tersentuh, tidak bisa dikhayalkan, tak bisa diserupakan, dan akal telah tamat dalam hal yg serupa ini,

    tentunya Logika bisa membantu memperkuat iman kita, sebagaimana Ibrahim as yg meminta pada Allah menunjukkan bagaimana Allah menghidupkan yg sudah mati, Allah bertanya : \"apakah kau tak percaya?\", Ibrahim as berkata : \"Aku percaya, tapi agar hatiku lebih tenang\" (QS Albaqarah 260)

    ketika Nabi Ibrahim as mencari tuhannya dengan logika ia tak menemukannya, matahari, bulan, bintang, ia tak menemukan tuhan dengan logikanya, namun ketika datang hidayah dari Allah swt maka ia mengerti bahwa semua ini ada yg mengatur dan memilikinya, dan tak ada pembuktian logika dalam menemukan tuhannya, karena secara logika mestilah terlihat, terasa, terdengar, bagaimana logika menerima pencipta yg tak ada dimatanya, tak terasa dan tak terdengar?,

    disini jelas bahwa pembuktian dengan logika berperan dalam memperkuat iman, namun bukan dasar tauhid,

    logika mana bisa menerima keberadaan raja Alam semesta yg Maha Abadi, namun tak terlihat, terdengar, terasa, dan tak pula boleh diserupakan dg sesuatu..

    tuhan apa ini ?, tuhan khayalan kah..?, demikian logika berbicara.

    disinilah penjelasan saya bahwa Logika/akal tidak bisa dijadikan dasar daripada tauhid, tapi tentunya sangat bisa memperkuat tauhid.

    Lalu bagaimana dengan firman Nya : ”Mereka yg berbai’at padamu sungguh mereka telah berbai’at pada Allah, Tangan Allah diatas tangan mereka” (QS Al Fath 10), dan disaat Bai’at itu tak pernah teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai’at pada sahabat.

    lalu bagaimana logika masih bisa dipaksakan..?

    [b]saya harap jika ada sanggahan atas penjelasan saya maka landaskan Alqur\’an, atau hadits shahih agar sah digunakan sebagai dalil, tanggapan yg tak menyertakan Alqur\’an dan alhadits tak akan kami tampilkan mengingat banyaknya para penanya lain yg menantikan quota,
    [/b]
    dan waktu kita sempit pula jika hanya berdebat tanpa mengacu pada dalil yg tsiqah

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

    Wallahu a\’lam

    #114840156
    Budi
    Participant

    betul bib… ini cuma ngaco kesana kemari.., fatwa dari logika tanpa guru, dalil ngga ada, cuma kesana kemari tanpa ada kejelasannya, Allah swt telah berfirman :
    \"Wahai Orang orang yg beriman, Taatilah Allah dan Taatilah Rasul dan Pemimpin kalian, Jika kalian berselisih maka kembalikanlah pada Allah dan Rasul Nya jika kalian benar benar beriman pada Allah dan Hari akhir, hal itu lebih baik dari selisih dan sebaik baik penafsiran\" (QS Annisa 59)

    jika menyanggah maka pake dalil dong, kalau cuma otak ya tukang cukur bisa ngaku Nabi tuh..

    karena tanpa ilmu, cuma mengandalkan logika saja, kalam ulama yg berlandaskan dalil dan sanad yg jelas malah dibantah dg logika.

    ngga perlu ditampilkan kalo nyanggah terus tanpa dalil, apalagi tidak beradab..

    mas, anda disini tamu, kita masuk kerumah guru pake adab, jangan maen semprot sembarangan, disini bukan web umum, cuma karena murid murid beliau ratusan ribu dan ga bisa punya kesempatan jumpa beliau, maka dibuka web ini supaya mereka bisa komunikasi dan nanya ke gurunya dimanapun mereka berada,

    gitu. biar paham..

    #114840954
    sheefa
    Participant

    BUDI SUCI awalnya saya pikir kesucian pribadimu seerti namamu namun itu salah.
    ketahuilah olehmu bahwa ketika kita bicara tentang kebenaran singkirkan dahulu emosi yang tentunya akan merugikan diri KAMU nantinya.

    bicara tauhid tidak pandang laki atau perempuan tua muda habib atau bukan….ketika kebenaran itu datang jangan lihat dari siapa datangnya tapi pikirkanlah apa yang diungkapkannya.

    mohon maaf..aku hanya seorang perempuan yang melintas dan tertarik atas pembahasan TAUHID oleh yang mulia HABIB namun aku melihat ada sedikit kekeliruan dalam hal pemaparan HABIB.

    lihatlah perdebatan antara HABIB dan seorang KELANA yang tentunya kita semua dapat menarik kesimpulan dari itu semua ANDAI KITA MAU BERFIKIR bukannya mengumpat tidak karuan seperti anda.

    Andai MAJELIS RASULULLAH dihuni oleh orang2 seperti anda maka tunggulah kemundurannya.

    Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan dan semoga saya dapat kesempatan untuk bertukar pikiran lebih jauh dengan HABIB pada kesempatan lain.

    #114840983
    Budi
    Participant

    neng…

    cari ilmu jangan disamain ma dagang jamu..

    kalo ga ngerti tanya ulama, bukan nawar..

    kalo dagang jamu bisa tawar menawar, kalau tauhid ini sudah diberi penjelasan oleh ulama masih nawar juga dengan pemahaman dengkul tanpa ilmu, itu namanya……. (tebak ndiri, kalo gue nyebut gue di blok ntar, hue..he..he..)

    ada ada aja ini, tong kosong ilang datang murid tong kosong kesini..

    eneng kan tamu disini, yg sopan dong…

    semua tamu bakal diperlakukan sopan sama yg punya rumah, tapi kalau tamunya ngga sopan dan menyebalkan ya anjing penjaga yg ditongolin… digonggong deh.. jangan salahin yg punya rumah..

    hue..hue..hue..

Viewing 10 posts - 1 through 10 (of 12 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Tauhid’ is closed to new topics and replies.