Home Forums Iseng dalam keluhuran TELAH DATANG ROH KEBENARAN

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #82678604
    AZIS NURYADIN
    Participant

    Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS. Ash-Shaff: 6)

    Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yohanes 16:13)

    Jikalau Penghibur (Parakletos) itu datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang aku. (Yohanes 15:26)

    Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (Yohanes 16:7)

    Yesus telah menubuatkan tentang datangnya Roh Kebenaran atau Penghibur (Parakletos). ‘Roh’ bisa berarti malaikat, bisa berarti setan (yang biasa disebut roh jahat), bisa berarti nabi. Jika yang dimaksud dengan roh di sini adalah roh kudus, maka hal itu tidaklah mungkin. Karena pada Yohanes 16:7 di atas dijelaskan bahwa Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa itu baru akan datang setelah Yesus pergi, sedangkan roh kudus telah datang dan menemani Yesus dalam da’wahnya. Yesus mengatakan ‘pergi’ bukan mati. Karena sesungguhnya Yesus diangkat ke langit bersama 4 malaikat. Kemudian Allah mengubah seseorang menjadi mirip dengan Yesus dalam hal rupa dan suara. Jadi bukan Yesus yang mati di tiang salib.

    Maka jelaslah bahwa ‘roh’ di sini berarti nabi. Siapakah nabi yang dimaksud? Tentu Nabi tersebut mempunyai ciri-ciri yang telah diceritakan oleh Yesus dan para Nabi sebelumnya. Dalam Yohanes 16:13 dikatakan bahwa Nabi yang akan datang itu adalah Nabi Kebenaran yang membawa kebenaran dan memimpin manusia kepada kebenaran. Nabi itu adalah Nabi Muhammad saaw.

    Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al-Isra`: 81)

    Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa`: 170)

    Dalam Yohanes 15:26 dikatakan bahwa Roh itu adalah ‘Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa’. Dalam Al-Qur`an istilah ini menjadi ‘cahaya dari Allah’.

    Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya (roh kebenaran yang keluar) dari Allah, dan kitab yang menerangkan. (QS. Al-Maidah: 15)

    Dalam Yohanes 15:26 dikatakan bahwa Nabi itu adalah seorang ‘Penghibur’ (Parakletos), pembawa berita gembira, pembawa berita penghiburan. Dan Penghibur itu akan bersaksi tentang Nabi Isa.

    Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari`at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan: “Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira (parakletos) dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Maidah: 19)

    Diriwayatkan daripada Ubadah bin As-Somit r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Sesiapa yang mengucap Dua Kalimah Syahadat, yaitu: “Aku bersaksi bahwa tidak ada yang pantas disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah,” dan bersaksi bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah, anak hambanya dan kalimah Allah, yaitu Nabi Isa as dijadikan oleh Allah tidak berbapa hanya dengan kalimah KUN yang berarti jadilah engkau maka jadilah dia, yang disampaikan kepada Mariam dan juga tiupan roh daripadaNya, serta bersaksi bahwa balasan Syurga adalah pasti begitu juga balasan Neraka adalah pasti; niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam Syurga melalui salah satu dari lapan pintu Syurga sebagaimana yang dikehendakinya. (HR. Bukhori, Muslim, dan Ahmad)

    Dalam Yohanes 16:13 dikatakan bahwa Roh itu tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, melainkan apa yang didengarnya (diwahyukan kepadanya) dari Allah. Dalam Al-Qur`an, Allah menyifatkan Nabi Muhammad saw dengan demikian:

    Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 4)

    Dalam Yohanes 16:13 dikatakan bahwa Roh itu akan memberitakan hal-hal yang akan datang. Nabi Muhammad saaw di dalam banyak hadits telah menubuatkan tentang kejadian yang akan datang, baik kejadian yang kemudian disaksikan para shahabat, maupun kejadian yang baru akan disaksikan oleh generasi setelahnya, bahkan mengenai tanda-tanda akhir zaman, tentang hari berbangkit, tentang hari pengadilan, dan sebagainya.

    Maka jelaslah bahwa Roh Kebenaran atau penghibur yang dijanjikan itu tidak lain adalah Nabi Muhammad Rasulullah saaw.

    Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS. Ali ‘Imran: 64)

    (hotarticle.org)

    #82679205
    AZIS NURYADIN
    Participant

    Paraclete Bukanlah Roh Kudus

    Saya dapat memahami dan menerima dengan baik julukan Yesus Ruhullah (Ruh Allah), Muhammad Rosululloh (Muhammad Rasul Allah). Tetapi saya tidak dapat pernah memahami ataupun menerima bahwa roh atau rasul adalah oknum Tuhan.

    Sekarang kita akan melanjutkan dengan membuktikan dan membantah kekeliruan umat Kristen tentang Paraclete.

    Dalam artikel ini saya akan mencoba membuktikan bahwa Paraclete itu bukan Holy Ghost (Roh Kudus) sebagaimana diyakini Gereja Kristen, juga sama sekali tidak berarti “penghibur” atau “perantara”. Dalam artikel berikut, insya Allah, saya akan menunjukkan bahwa bukan “Paraclete” melainkan yang benar adalah “Periclyte” yang secara persis berarti “Ahmad” yang artinya adalah “yang paling terkenal, terpuji, dan termasyur”.

    Roh Kudus Digambarkan dalam Perjanjian Baru Sebagai suatu Kepribadian Yang Lain

    Suatu pemeriksaan yang seksama mengenai pasal-pasal berikut dalam Perjanjian Baru akan meyakinkan para pembaca bahwa Roh Kudus bukanlah oknum Tuhan dari Trinitas.

    Dalam Lukas 11:13 Roh Kudus dinyatakan sebagai “pemberian” Tuhan. Kontras antara “pemberian yang baik” yang diberikan oleh orang tua yang jahat dan Roh Kudus yang diberikan kepada orang beriman oleh Tuhan sama sekali meniadakan gagasan tentang suatu kepribadian dari Roh itu. Dapatkah kita secara sungguh-sungguh dan nyata-nyata menegaskan bahwa Yesus ketika ia membuat hal yang berlawanan diatas, bermaksud mengajarkan kepada pendengarnya bahwa “Tuhan Bapa” menghadiahkan “Tuhan Roh Kudus” kepada “anak-anak” duniawi-Nya ? Pernahkah ia menyinggung secara tidak langsung bahwa ia mempercayai oknum Tuhan ketiga Trinitas sebagai pemberian dari oknum Tuhan yang pertama Trinitas? Dapatkah kita percaya bahwa rasul mempercayai “pemberian” ini sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada makhluk hidup? Gagasan keyakinan itu membuat seorang muslim merasa ngeri!

    Dalam 1 Korintus 2:12 (Injil karangan Paulus), Roh Kudus digambarkan dalam jenis netral “Roh dari Tuhan”. Paulus dengan jelas menyatakan bahwa sebagaimana Roh yang berada dalam diri manusia membuat manusia tahu hal-hal yang ada didalam dirinya, begitu pula Roh Tuhan membuat seorang manusia tahu hal-hal yang bersifat Ilahiah (1 Korintus 2:11). Konsekuensinya, Roh Kudus disini bukanlah Tuhan melainkan suatu hasil, saluran, atau medium melalui mana Tuhan mengajarkan, dan mengilhami orang. Jadi itu semata-mata perbuatan Tuhan pada manusia. Pemberi ilham tidaklah langsung sang Roh melainkan Tuhan sendiri. Paulus jelas-jelas mengemukakan dalam ayat diatas bahwa jiwa manusia tidak dapat melihat kebenaran-kebenaran tentang Tuhan tetapi hanya melalui Roh, ilham, dan petunjuk-Nya.

    Dalam 1 Korintus 6:19 (Injil karangan Paulus)kita membaca bahwa hamba-hamba Tuhan yang shaleh disebut “Bait Roh Kudus yang mereka terima dari Tuhan”. Disini lagi-lagi Roh Tuhan tidak ditunjukkan sebagai suatu oknum (pribadi), melainkan kebajikan atau kuasa Tuhan. Tubuh dan jiwa seorang beriman dipersamakan dengan Bait yang diperuntukkan untuk menyembah Tuhan.

    Dalam Epistel kepada bangsa Romawi (karangan Paulus, kitab Roma 8:9), Roh ini yang “hidup” didalam orang beriman disebut secara bergantian “Roh Allah” dan “Roh Kristus”. Dalam ayat ini “Roh” berarti keyakinan dan agama Tuhan yang dibawakan oleh Yesus. Tentu saja, Roh ini tidak dapat diartikan sebagai Roh Kudus idaman umat Kristen, yakni yang ketiga dari tiga tuhan.

    Ucapan salam Injil, “Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus”, seandainya asli dan benar-benar ditetapkan oleh Yesus, bisa saja secara sah diterima sebagai ungkapan keimanan sebelum berdirinya Islam secara resmi. Tuhan sebagai Pencipta adalah Bapak (dalam artian bukan biologis). Kaum Orientalis Kristen tahu bahwa kata Semit “Abb” atau “Abba” yang diterjemahkan sebagai “bapa”, berarti “orang yang melahirkan atau berbuah” (“ibba” =buah). Pengertian ini kata ini sudah cukup masuk akal dan penggunaannya cukup sah. Alkitab seringkali menggunakan sebutan “Bapa”. Tuhan dimanapun dalam alkitab, mengatakan “Israel adalah anakku yang pertama lahir”; dan ditempat lain dalam kitab Ayub, Tuhan dipanggil dengan sebutan “Bapak Hujan”. Namun dalam perkembangannya, istilah ini disalahgunakan oleh Paulus dan Gereja Trinitas. Namun tidak demikian dengan AL-Qur’an yang tidak menggunakan istilah ini.

    seorang Monoteisme Sejati akan memandang bahwa dogma Trinitas yang menyatakan bahwa Tuhan melahirkan anak, adalah suatu penghinaan besar. Lantas apakah ucapan salam pembaptisan Kristen ini adalah asli ataukah palsu? Saya percaya bahwa para penginjil tidak pernah mengesahkan penggunaannya dalam ritual, doa, atau ibadah lain apapun, selain dalam pembaptisan. Poin ini sangatlah penting.

    Yohanes telah meramalkan pembaptisan dengan Roh Kudus dan Api oleh nabi Muhammad, sebagaimana yang telah kita buktikan dalam pembahasan sebelumnya. Sang Pembaptisnya adalah Tuhan sendiri, dan perantaranya adalah Anak Manusia atau Barnasha menurut penglihatan Daniel, maka sangatlah benar dan sah menyebut dua nama itu sebagai sebab pertama dan kedua yang tepat guna, dan nama Roh Kudus pun, sebagai causa materialis dari Sibhghatullah. Sehingga kalau memang demikian halnya, maka sebutan Ilahiah “Bapa” sebelum disalahgunakan oleh Gereja, sudah tepat.

    Sebenarnya Sibghatullah adalah suatu kelahiran dari Kerajaan Tuhan, yakni Islam. Sang Pembaptis yang menyebabkan kelahiran kembali (regenerasi) ini adalah Tuhan. Mengenai nama kedua dalam ucapan salam Kristen, “Anak”, kita tidak mengetahui siapa atau apa “anak” ini? Anak siapa? Jika Tuhan dengan tepat disebut “Bapa”, maka kita heran dan penasaran, yang mana saja “anak-anak”-Nya yang banyak sekali (dalam banyak ayat alkitab) itu yang dimaksud dalam salam pembaptisan.
    Yesus mengajarkan kita untuk berdoa “Bapa kami yang ada di Surga”. Jika kita semua adalah anak-Nya dalam artian makhluk ciptaan-Nya, maka penyebutan kata “anak” dalam ucapan salam menjadi agak tidak berarti dan bahkan menggelikan. Kita tahu bahwa “Anak Manusia” atau Barnasha disebut sebanyak 83 kali dalam khotbah-khotbahnya Yesus.

    Al-Qur’an tidak pernah menyebut Yesus sebagai Anak Manusia, melainkan “Anak Maria (Maryam)”. Ia tidak bisa menyebut dirinya “Anak Manusia” karena ia adalah hanya “anak seorang perawan”. Tidak mungkin melepaskan diri dari kenyataan itu. Anda bisa menjadikan “anak Tuhan” sebagaimana dengan kebodohan yang Anda lakukan, tetapi Anda tidak bisa menjadikannya “Anak Manusia” kalau Anda tidak mempercayainya sebagai keturunan Yusuf Si Tukang Kayu (yang menurut Bible adalah suami Maria), kalau Anda tidak mempercayainya sebagai keturunan biologis Yusuf Si Tukang Kayu.

    Saya tidak tahu persis bagaimana, apakah melalui intuisi, ilham, atau mimpi, saya diajari dan diyakinkan bahwa nama kedua dalam ucapan salam itu adalh suatu interpolasi dari “Anak Manusia”, yang adalah Ahmad.

    Adapun mengenai Roh Kudus dalam ucapan salam, ia bukanlah roh oknum atau individu, melainkan wakil, kekuatan energi Tuhan dengan mana seorang manusia dilahirkan atau masuk kedalam agama yang benar dan pengetahuan yang benar tentang Tuhan.

    Sumber:
    “Menguak Misteri Muhammad SAW”, Benjamin Keldani, Sahara Publisher, Edisi Khusus Cetakan kesebelas Mei 2006.

    Prof. David Benjamin Keldani adalah seorang mantan pastur Katholik Roma sekte Uniate-Chaldean. Ujarnya: “Kepindahan saya ke Islam tak lain karena hidayah Allah. Tanpa bimbingan-Nya, semua pengetahuan, penelitian untuk menemukan kebenaran ini mungkin hanya akan membawa kepada kesesatan. Begitu saya mengakui keesaan mutlak Tuhan, maka nabi Muhammad SAW pun menjadi pola sikap dan perilaku saya.

    http://menguakmisterimuhammad.blogspot.com/2006/11/paraclete-bukanlah-roh-kudus.html

    http://hotarticle.org/paraclete-bukanlah-roh-kudus/

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Iseng dalam keluhuran’ is closed to new topics and replies.