Home Forums Forum Masalah Umum Thoriqot Shufiyah Dan Perkembangannya Kemudian

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • Author
    Posts
  • #76272603
    AbuNajiyah
    Participant

    Assalammu\’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Fadhilatusy Syaikh Habib Mundzir hafizhahullahu, Saya mau tanya tentang femahaman saya yang suka berubah-rubah mengenai tentang Shufiyah ( kadang percaya kadang mengingkarinya) maklumlah karena keawaman dan informasi yang saya dapatkan begitu adanya. Nah yang setahu saya ini yang tertera di bawah ini, gimana pendapat Habib sendiri ?

    Tentang asal munculnya thoriqot Shufiyah, telah di terangkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam kitab beliau “Majmu\’ Fatawa Jilid 11” halaman 6. Bahwa Shufiyah adalah model pengamalan agama yang dilakukan oleh seorang yang bernama Abdul Wahid bin Zayd muridnya Al Imam Al Hasan Al Bashri. Orang yang di sebutkan di sini mempunyai murid-murid dalam majlis ilmu yang sangat kuat dalam beribadah dan bersikap zuhud (yakni tidak mempunyai ambisi kepada dunia karena sibuk dengan kerinduannya kepada akhirat) dalam kehidupan serta takut melanggar larangan agama.

    Menurut catatan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ini, Shufiyah asalnya ialah sebagai simbul ketaatan kepada agama Allah yang sangat kuat, yang dilakukan oleh para Ulama di zaman Tabi\’in dari kota Bashrah, dengan sikap zuhud dan semangat beribadah yang luar biasa berdasarkan pengetahuan dan pemahaman mereka yang benar terhadap Al Qur\’an dan As Sunnah. Thoriqot Shufiyah yang demikian ini di namakan “Shufiyatul Haqo\’iq” (Majmu\’ Fatawa Jilid 11” halaman. 18 )

    Kemudian datanglah setelah itu kelompok-kelompok Ahlul Bid\’ah yang menampilkan lambang-lambang zuhud dan ibadah dalam rangka menipu ummat Islam untuk menebarkan racun bid\’ahnya di kalangan muslimin. Seperti Al-Hallaj yang mengkampanyekan pemahaman Hululiyah yaitu keyakinan bahwa Allah Ta\’ala telah menyatu dengan alam sehingga segala bentuk penyembahan terhadap unsur-unsur alam ini (bintang, bulan, matahari dan sebagainya) di anggap sebagai peribadatan kepada Allah Ta\’ala. Pemahaman Hululiyah ini sesungguhnya berasal dari animisme yang di kemas dengan berbagai atribut-atribut keislaman.

    Kemudian muncul pula tokoh-tokoh filsafat yang memakai atribut thoriqot Shufiyah dan memasukkan racun pemahamannya kepada umat Islam dengan lambang-lambang thoriqot Shufiyah seperti zuhud, waro\’ dan lainnya. Maka muncul-lah dari tokoh-tokoh itu semacam Muhyiddin Ibnu ‘Arobi yang mengkampanyekan pemahaman wihdatul wujud dimana pemahaman ini membagi derajat pengamalan Islam itu dalam tiga bagian yaitu Syari\’at, Ma\’rifat dan Hakikat. Dimana kalau seseorang telah mencapai derajat Hakikat berarti dia telah menyatu dengan Allah.

    Pemahaman ini di ambil dari Budhisme, yakni konsep peribadatan Hindu yang di perbaharui oleh sidhartagautama yang meyakini bahwa orang yang telah mencapai tingkat hakikat Ilahiyah (ketuhanan) maka dia telah menjadi seorang Budha yang menyatu dengan Allah, pemahaman yang demikian sama kafirnya dengan pemahaman Hululiyah.

    Melalui thoriqot Shufiyah ini pula di lansir berbagai bid\’ah-bid\’ah (kesesatan) dalam bidang Aqidah seperti Jabriyah. Yaitu pemahaman sesat yang menyatakan bahwa karena seluruh alam ini telah di taqdirkan oleh Allah Ta\’ala, maka semua perbuatan makhluk mukallaf (manusia dan jin) adalah sama dengan gejala alam yang lainnya yaitu menjalankan apa saja yang di kehendaki oleh Allah. Sehingga semuanya di anggap taat kepada Allah meskipun melakukan berbagai kekafiran, kemusyrikan dan kemaksiatan karena menurut pemahaman ini semua itu hanya menjalankan kehendak Allah sebagaimana matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Sehingga menurut pemahaman sesat ini, syari\’at Allah itu harus di kesampingkan bila orang meyakini hakikat konsep taqdir, tentu pemahaman ini sama kafirnya dengan pemahaman yang sebelumnya.

    Thoriqot Shufiyah di akhir-akhir perjalanannya sampai di masa kita ini, telah jauh menyimpang dari sejarah thoriqot Shufiyah itu sendiri. Dimana gerakan thoriqot Shufiyah cenderung untuk menjauhkan ummat Islam dari keharusan tafaqquh fid diin (memahami agama) dengan proses belajar yang di namakan ta\’allum (mempelajari Al Qur\’an dan As Sunnah dengan bimbingan guru dari kalangan Salafus Shalih). Ummat Islam di alihkan dari ilmu dengan berbagai cerita khurofat (kedustaan) dan takhayul (khayalan-khayalan) dan berbagai kejadian aneh para guru thoriqot dengan bantuan para jin melalui ilmu sihir, serta berbagai penipuan-penipuan terhadap orang-orang yang jahil tentang agamanya. Sehingga jadilah para guru thoriqot itu sebagai dukun-dukun para normal yang melayani pengikut thoriqot itu dengan ilmu-ilmu sihir. Akhirnya berkembanglah satu anggapan bahwa belajar thoriqot Shufiyah identik dengan belajar ilmu sihir atau ilmu perdukunan.

    Perkembangan thoriqot Shufiyah yang demikian tentu sangat bertentangan dengan para Imam-imam thoriqot Shufiyah terdahulu seperti Junayd bin Muhammad Al Baghdadi, Sahl bin Abdullah At Tastuuri, Abu Nu\’aim Al Asfahani dan para Imam yang lainnya yang mereka sangat mengingkari berbagai kebid\’ahan dan selalu menganjurkan untuk berpegang dengan As Sunnah An Nabawiyah serta keharusan untuk mencapai ketaqwaan tertinggi kepada Allah dengan belajar Al Qur\’an Was Sunnah dengan merujukkan pemahaman keduanya kepada Salafus Shalih dan kemudian beramal dengan ilmu tersebut.

    Wallahu a\’lam Bishshowab

    Wassalammu\’alaikum warahmatullahi wabaraktuh

    #76272629
    Munzir Almusawa
    Participant

    Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

    Rahmat dan kasih sayang Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda,

    saudaraku yg kumuliakan,
    ucapan semacam itu hanya fitnah dari kalangan wahabiy saja, mereka memang gemar menuduh sesat pada siapapun,

    mengenai Al Hallaj bukanlah orang sesat, cuma kesalahannya adalah memberikan ucapan yg membuat orang awam salah menafsirkan, sebagaimana ucapan : Aku adalah Alhaqq, ucapan semacam ini kufur bila diucapkan dengan makna dhohirnya, namun Al hallaj mengucapkannya dg maksud bahwa Allah swt yg mengucapkannya, sebagaimana kita membaca firman Nya swt : \"Laa ilaaha illa Ana\" (tiada tuhan selain Aku)

    ucapan semacam ini diulang ulang oleh AL Hallaj dalam ucapan dzikirnya, dan menimbulkan fitnah bagi sebagian kalangan muslimin,

    bukti bahwa Alhallaj dalam kebenaran adalah saat ia dipancung, maka darahnya tumpah sebagian kepantai dan air laut bergelora dg suara : \"Ana Alhaq.. Ana Alhaq..\", dan sebagian darah yg tumpah dipasir menuliskan kalimat : \"Ana Alhaqq\"

    kalau seandainya ia ini penyihir maka tak mungkin alam ini bisa demikian, karena sihir itu hanya sebatas kehidupan si penyihir, setelah ia wafat maka semua sihir akan sirna, demikian pula Istidraj

    lalu mengapa lautan dapat menyuarakan dzikirnya?, lalu mengapa darah itu menuliskan dzikir itu?,

    Allah ingin membela fitnah yg menimpa Alhallaj, sebagaimana Allah jadikan para lebah menutupi aurat salah seorang sahabat yg ditelanjangi saat dibunuh, dan Allah menjadikan darah para sahabat ada yg tercium wangi dlsb.

    Alhallaj dibunuh karena dirisaukan akan meresahkan muslimin dg ucapan dzikirnya.

    mengenai fitnahan kelompok wahabiy atas para sufi adalah karena kebodohan mereka sendiri, karena bila bicara mengenai penyimpangan pada beberapa tarekat sufi maka sungguh penyimpangan itu bukan hanya pada para sufi, tapi pada fuqaha dan ulama pun terjadi penyimpangan, demikian keadaan ummat ini.

    tentunya kita tidak memanut mereka yg menyimpang dari kalangan sufi dan kalangan fuqaha, namun tak perlu menyudutkan kelompok sufi yg dalam penyimpangan karena penyimpangan terjadi dimana mana.

    dan penyimpangan terbesar adalah pada kelompok wahabi itu sendiri.

    demikian saudaraku yg kumuliakan,

    wallahu a\’lam

Viewing 2 posts - 1 through 2 (of 2 total)
  • The forum ‘Forum Masalah Umum’ is closed to new topics and replies.