Forum Replies Created
-
AuthorPosts
-
onehendraParticipant
[color=#FF6600][/color][size=4][/size]
ass.wr.wb….
memperhatikan dikusi antara pa munzir dengan para tamu pada forum ini dalam membahas sifat wujud, sebagai tamudalam forum ini sy akan memberikan beberapa tanggapan yakni:
1.sifat wujud adalah merupakan sifat wajib pada Allah yang merupakan salah satu sifat 20 yang digunakan sebagai dasar pijakan untuk membangun iman.2.adapun keberadaan Allah tidak membutuhkan pembuktian atau apapun juga sebagaimana yang sudah disampaikan oleh pa munzir pada pembahasan terdahulu, namun perlu diluruskan dalam kapasitas/koridor untuk ma\’rifat/mengenal kepada
sang zat wajibul Wujud/yang menjadikan sekalian yang wujud, bagi makhluk yang berakal dibutuhkan pembuktian untuk sampai kepada keyakinan kepada Allah karena adanya akal yang diberikan pada manusia maka disini pembuktian menjadi salah satu persyaratan untuk mengenali demikian pula dengan ilmu yang merupakan persyaratan untuk menjelaskan/menjawab segala persoalan, adapun bagi makluk yang lain tidak membutuhkan pembuktian karena tidak adanya akal pada makluk lainnya, namun untuk keberadaan Allah itu sendiri tidak membutuhkan apa2, hal ini harus jeli di dalam pengamatan dan pemaparan terhadap sesuatu yang akan dibahas terhadap dalil naqli baik itu yang bersumber dari Qura\’an dan Hadist karena semua bahasa yang digunakan adalah bahasa kiasan belum sampai kepada bahasa arti dan makna untuk sampai kepada maknanya maka harus diburhankan/dijelaskan dengan menggunakan patokan empat dalil (Aqli, naqli, fiil, samii), sehubungan harus diburhankan maka diperlukan seorang alim/orang yang berilmu agar sampai kepada yang dimaksud oleh Alquran maupun alhadist itu sendiri, hal tersebut tidak bisa ditafsirkan karena penafsiran tidak berdasarkan patokan, hanya menggunakan perkiraan saja.3.Mengenai penjelasan wujud dikatakan sebagai sebagai maha ada oleh pa Munzir mari kita buktikan disini penjelasan tersebut, penjelasan tersebut dikatakan sudah ada mendahului dari yang lain yang dikatakan saling terkait dengan wujud itu sendiri, hal tersebut sudah dibantah oleh sdr.kelana dan yang lainnya karena penjelasan pa munzir mengenai sudah ada mendahului hal tersebut adalah penjelasan untuk sifat qidam yang sesuai artinya yang tedahulu apabila penjelasan tersebut digunakan untuk menjelaskan wujud maka untuk penjelasan untuk qidam itu sendiri akan menjadi apa??? dari uraian singkat tersebut jelas berbeda antara Wujud dan Qidam, saya akan memberikan faktanya:
ketika si A mencari si B dirumah dan si C mengatakan si A ada dikamar mandi, bagi si B Si A diyakini ada namun belum wujud bagi si B, maka disini wujud adalah segela sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra baik melihat, mendengar, merasa dan memahami, dalam memahami harus menggunakan ilmu untuk mengindra segala sesuatu, maka penjelasan mengenai malaikat, sorga, neraka dll akan terjelaskan apabila ada ilmunya, maka bagi yang menggunakan ilmunya tidak ada yang tidak mungkin contoh: bagi yang tidak menggunakan ilmu archimedes/hukum archimedes maka akan mengatakan mustahil besi akan mengambang di air, padahal kenyataannya/faktanya sudah berapa banyak besi yaitu kapal laut yang sudah berlayar di air, hal tersebut tidak mustahil bagi yang memahami ilmu tersebut, demikian pula bagi yang memahami ilmu yang disampaikan Rasulullah akan pasti dapat memahami hal2 yang Ghoib, yang pada akhirnya hal yang ghoib wujud bagi siapapun yang memahami ilmu yang diajarkan oleh Rasulullah sehingga apabila
sudah memahami maka timbul keyakinan kepada yang dipahami itulah iman/yakin inilah yang disebut ilmu yakin atau yakin karena dibawa oleh ilmu adapun keyakinan tanpa memahami karena memang tidak ada ilmunya itulah yang disebut ikut2an/taqlid, yakin asal yakin saja tanpa didasari dengan ilmunya, hal tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak menggunakan ilmu sebagai dasar sehingga persoalan tidak terjawab atau tidak ketemu jawabannya atau yang disebut sesat, sesat itu artinya tidak ketemu, maka landasan awal dalam rukun islam itu adalah syahadat atau bersaksi sesuai dengan asal kata syahsahidan atau penyaksian, hal ini sekaligus membantah penjelasan pa munzir kepada salah tamu yaitu sdr.girang dalam topik Islam yg kaffah, yakni bahwa syahadat adalah mengakui tiada tuhan selain Allah, bagaimana timbul pengakuan seseorang apabila tidak memahami Allah dan Rosul, apabila sudah memahami Allah dan Rosul maka pengakuan itu akan muncul dengan sendirinya walau tidak diucapkan sekalipun karena ucapan belum tentu sesuai dengan yang apa yang diyakini, sebagi contoh seekor beo bisa mengucap kalimat sahadat bila diajarkan mengucap, namun beo tersebut tidak paham, demikian pula manusia bagaimana seorang kafir bisa bersahadat/bersaksi, kalau sang Rosul hanya memberikan penekanan yang penting Allah ada diyakini ada dihati bila tanpa mengungkap faktanya hal ini akan bertentangan dengan sifat Fathonnah/cerdas san Rasul pastilah disini sang Rosul menjelaskan faktanya dengan menggunakan ilmu sehingga orang tersebut dapat memahami lantas apbila sudah paham maka bagi orang yang memahami…Allah itu wujud bukan sekedar ada karena semua orang pada dasarnya mengakui adanya Tuhan namun kebanyakan dari mereka tidak mengetahui/tidak paham sehingga banyak memanifestasikan Tuhan dengan gunung, api, patung atau berhala2 yang lain dan pada akhirnya semua itu dibantah oleh Rosulullah bahwa semua itu bukan Tuhan, maka disini menjadi kewajiban Rosulullah untuk menjelaskan pemahaman tentang Tuhan maka Setelah Paham barulah tumbuh Iman, jelas hal ini Islam bukan karena Turunan, bukan lantaran bapaknya muslim kemudian anaknya menjadi muslim, hal ini untuk intropeksi bagi masing2 individu untuk memahami apakah dirinya sudah muslim atau belum, karena yang diseru itu adalah orang yang beriman untuk mendirikan sholat, berpuasa, berzakat, berhaji….tidak cukup hanya meyakini bahwa Allah itu ada dengan hanya melihat pada ciptaan, hal tersebut baru mengantar pada keyakinan bahwa Sang kuasa itu ada, namun dalam Islam harus memahami kepada Allah maka dipersyaratkan dengan syahadat/bersaksi, untuk menjadi saksi harus paham karena tidak mungkin menjadi saksi bila tidak memahami terhadap yang disaksikan, untuk memahami harus dengan ilmunya maka berlaku dalil \"kewajiban menuntut ilmu menjadi wajib bagi muslim\". Penjelasan mengenai wujud itu adalah sifat Allah apabila dikatakan maha ada maksudnya disini adalah yang mengadakan bukan ada sebelum ini itu dlsbagainya karena itu adalah
Qidam, bagi yang diadakan maka akan terkena hukum ketiadaan, sebagai penutup dari penjelasan singkat ini dituntut kejelian dalam menganalisa, menguraikan segala sesuatu karena itulah yang menjadi ciri dari warisatul ambiya/pewaris nabi…apa yang diwarisi? yakni ilmu…..untuk apa? untuk menjawab segala persoalan…persoalan apa? persoalan bahwa banyak umat manusia yang mempertuhankan selain daripada Allah……wass.wr.wb [color=#FF6600][/color] -
AuthorPosts

