Jangan Memandang Rendah Orang Lain

Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw

25 Sepetember 2017

-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير

   Yang kita hormati dan kita cintai guru-guru kita Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan semoga panjang umur dan di murahkan rezkinya, kemudian juga Habibanal Mahbub Al-Habib Muhammad Al-Bagir bin Alwi bin Yahya kita doakan mudah-mudahan panjang umur sehat wal afiyat, juga kepada Habib Ahmad Al-Idrus kita doakan panjang umur dan sehat wal afiyat, Ust. Abdussalam maupun para guru lainnya

         Alhamdulillah setelah kita bersyukur ke hadirat Allah sholawat dan salam kita haturkan untuk baginda Nabi besar Muhammad Saw. Lalu kemudian kita akan melanjutkan pelajaran kita dalam kitab Qutuful Falihin yang di karang oleh guru kita Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz semoga Allah panjangkan usianya, Allah sehatkan badannya, Allah kabulkan segala hajatnya dan senantiasa di kumpulkan oleh kita semua di dunia maupun akhirat Amin Ya Rabbal Alamin. Kita baca bersama Hadits yang ke 57

  1. عن أبي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم قال (رُبَّ أَشْعَثَ أَغْبَرَ مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ) رواه مسلم

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda “Bisa saja orang yang rambutnya kusut tertolak dari pintu-pintu, kalau ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah tunaikan”(HR Muslim)

Hadist yang ke 57 yang di bawa oleh Imam Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakher semoga Allah meridhoinya dan kita mendapatkan barokahnya Amin. Beliau berkata قال رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم (Rasul bersabda ). رُبَّ أَشْعَثَ (Bisa saja orang yang rambutnya kusut) مَدْفُوعٍ بِالْأَبْوَابِ (tertolak dari pintu-pintu) َوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ,( kalau ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah tunaikan).

Dari hadist ini Hadist yang sangat pendek tapi banyak maknanya. Menandakan sesungguhnya Allah Swt tidak melihat wajah manusia. Allah tidak melihat bentuk tubuh manusia. Tetapi Allah melihat amal dan kejernihan sanubari. Oleh karena itu dari Hadist ini mari kita belajar memperhatikan, membenahi dan membersihkan urusan amaliah kita dan urusan batin kita sebelum kita mengutamakan kebersihan  lahiriah kita. Karena yang di lihat oleh Allah bukan pakaian kita, yang di lihat oleh Allah bukan kulit kita, bukan warna kita, bukan bahasa kita, bukan darah kita, bukan kota dan Negri atau rumah atau pangkat kita yang Allah lihat adalah Amal dan kebersihan hati kita.

Sehingga menjadi ukuran seseorang itu di angkat derajatnya oleh Allah Swt karena amal. Bukan karena hartanya, bukan karena kedudukannya, bukan karena keturunannya  إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ. Dari Hadist ini menandakan orang yang rambutnya kusut, yang berdebu, yang di usir di setiap rumah, kalau dia bersumpah atau berdoa di Kabul dalam Hadist ini. Tapi kita lihat di awal kalimat Hadistnya kalimatnya رُبَّ. Ada kalanya berarti tidak banyak. Berarti banyak orang yang Miskin, Rambutnya berantakan, tidak kenal Mandi, berlumuran dengan debu, kemana2 di tolak, tidurnya di kolong jembatan, kalau dia berdoa tetep tidak di Kabul oleh Allah.

Banyak yang seperti itu kalau dia bersumpah sumpahnya bisa berbalik kepada dia. Dalam Hadist ini sedikit orang yang begitu kalau dia berdoa di Kabul. Lalu yang menjadi tolak ukur adalah orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Siapa orang yang paling bertaqwa dia jaga makananya dari yang Haram, dia ibadah , dan ketika mendapatkan ujian dari Allah dia bersabar, mau makan susah, pakaian itu itu saja, tubuhnya tidak terurus tapi taat kepada Allah Swt ini orang yang ada di dalam Hadist ini.

Bisa jadi orang-orang yang ada di dalam Hadist ini Hadir bersama kita malam ini. Yang kalau dia bersumpah di Kabul sama Allah. Yang menjadi patokan dia bertaqwa sama Allah. Hidup nya susah, hutang dimana-mana, makanan pas-pasan, untuk menutupi kebutuhan rumah tangga nya susah. Tapi masih ibadah sama Allah, masih Sholawat kepada Rasulullah masih duduk di majelis-majelis Ilmu, orang yang macam itu kalau dia berdoa di Kabul oleh Allah.

Tapi orang yang seperti ini tidak sembarangan menyumpahi orang. Dahulu di sebutkan di sebagian riwayat, di zaman Bani Israil ada ahli ibadah. Pada suatu hari melintas di hadapannya orang yang maksiat. Maka dia langsung berdoa. Saya sumpah demi Allah mudah-mudahan ini orang tidak di ampuni oleh Allah. Maka Allah utus seorang Nabi kasih tau sama orang itu dia sudah salah di dalam bersumpah. Yang pertama sumpahnya tidak terlaksana.

Yang ke 2 aku telah ampuni dosa orang yang berbuat maksiat tadi dan yang ke 3 amal-amal ibadahnya semua aku akan bikin habis. Gara-gara 2 hal yang pertama bangga diri, yang ke 2 dia merasa sombong kepada orang lain. Sehingga kita di tegur oleh Allah Swt di dalam Al-Qur’an: (wahai orang-orang yang beriman jangan sekali-kali sekelompok orang laki-laki menertawakan atau merendahkan kelompok yang lain. Boleh jadi kelompok yang lain itu lebih mulia dari pada kalian. Kelompok perempuan juga tidak boleh merendahkan kelompok perempuan yang lainnya. Boleh jadi kelompok yang lain itu lebih mulia dari pada kalian).

Hadirin hadirat yang di rahmati oleh Allah. Tolak ukur manusia di sebut dalam Al-Qur’an oleh Allah Swt terbagi menjadi 3. Derajat manusia itu di sebut dalam Al-Qur’an terbagi 3.

1). Orang berilmu

2) orang yang beramal soleh

3) orang bertaqwa

  • orang yang berilmu: apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?
  • Orang angkat derajat seseorang karena amal. Di dalam Al-Qur’an Allah sebut dan setiap manusia itu dibalas dengan derajat yang tinggi di hari kiamat karena amal-amal solehnya di dunia.
  • Karena Taqwa. Sesungguhnya yang mulia di antara kalian yang paling utama yang paling bertaqwa.

Mudah-mudahan kita menjadi hamba-hamba yang bertaqwa Amin. Ini tolak ukur di dalam Al-Qur’an. Sangat berbeda dengan tolak ukur kita. Biasanya orang itu di hormati karena ke kayaanya, karena kekuatan tubuhnya, dan karena kecerdasannya. Padahal boleh jadi orang itu penuh dengan dosa. Tapi karena kekayaan, karena kekuatan dan karena kecerdasannya  biasanya tetap di sanjung-sanjung.

Oleh karenanya baginda Nabi kita Muhammad Saw  tidak mau seperti itu. Dalam riwayat Hadist di bawa oleh Imam Ibnu Mas’ud di dalam riwayat Imam Ibnu Majah datang seseorang kepada Rasulullah dia ingin bicara kepada Nabi tapi karena kedudukan Nabi yang penuh derajat dan Haibah ini orang bicara kepada Nabi gemetar. Sampai mau bicara pun tidak bisa, jangankan orang ini bersama Rasul, kita bersama guru kita saja terkadang tidak bisa bicara.

Kata Nabi wahai Fulan tenang saja jangan ketakutan jangan gemeter tidak usah ragu kalau mau bicara bicara lah. Saya ini hanya anak seorang ibu yang biasa makan daging yang kering. Saking Tawadhunya Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu kalau kita merujuk ke Hadist ini boleh jadi pengemis datang kerumah kita itu dia orang yang di maksud dalam Hadist ini. Maka nya dalam Al-Qur’an Allah sindir

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلا تَنْهَرْ (Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).

Dalam Hadist baginda Nabi kita Muhammad Saw kalau datang pengemis kepada anda maka sambutlah dengan kelembutan atau tolak dengan keindahan, karena engkau tidak tau boleh jadi Musafir itu malaikat, bukan manusia bukan jin.

Imam Muhammad Ibnul Qodir bercerita di kota Madinah itu sudah berapa tahun tidak turun hujan menanam apa saja mati. Mulai kekeringan, maka berkumpul para ulama, orang-orang Soleh, ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak bikin sholat Istisqo. Berhari-hari mereka kerjakan tidak turub Hujan. Maka Imam Muhammad Ibnul Qadir malam-malam pergi ke Masjid. Termenung, di balik tiang dia bersandar tiba-tiba sepertiga malam datang seorang yang bajunya jelek. Terkena sinar Bulan di waktu malam dia sholat. Sambil menangis setelah itu dia angkat tangan seraya berdoa: Ya Allah…turunkanlah Hujan, kasian orang-orang Madinah, sudah bertahun-tahun tidak turun Hujan, detik itu kata Imam Ibnul Qadir tumpah air dari langit dan turun Hujan. Setelah dia keluar dari Masjid dan dia teruskan dengan sholat Subuh dan setelah Subuh berhenti Hujan. Orang Madinah senang.

Pada malam kedua Imam Ibunl Qadir balik lagi ke Masjid. Datang lagi orang itu dia masuk ke Masjid nengok kanan nengok kiri tidak ada orang. Padahal di balik tembok  ada Muhammad Ibnul Qodir  dia sholat lagi nangis. Lalu setelah itu dia berdoa Ya Allah turunkan Hujan  lag. Detik itu juga turun Hujan. Imam Muhammad Ibnul Qadir bingung.Malam ketiga seperti itu lagi, turun Hujan . pada malam ke tiga Muhammad Ibnul Qadir mengikuti nya. Ternyata ini orang ngontrak di salah satu rumah orang Madinah, dia buka usaha benerin Sendal dan Sepatu orang-orang Madinah.

Ketika dia mau datang di malam ke 4 ternyata tamu itu sudah keluar dari kota Madinah. Makanya orang-orang yang seperti itu tidak boleh di remehkan.

Dulu di zaman baginda Nabi kita Muhammad Saw. Rasul pernah bersabda berapa banyak orang yang lesuh , penuh dengan debu, rambutnnya yang berantakan, tidak punya pakaian kecuali dua helai yang sudah compang camping, tidak di anggap oleh Manusia tapi kalau dia bersumpah akan terlaksana sumpahnya. Di antaranya orang itu namanya Barra’ bin Malik. Anas bin Malik punya saudara namanya Barra’ bin Malik.

Kalau kaum Muslimin ikut perang bersama Rasul bahkan setelah Rasul meninggal dunia kalau terjadi di dalam medan pertempuran kaum Muslimin hampir kalah maka mereka kaum Muslimin mencari Barra’ bin Malik. Wahai Barra’ bin Malik kamu ini orang yang kalau beroda di Kabul sama Allah. Kita akan kalah, doakan agar kita di beri kemenangan oleh Allah. Maka Barra’ bin Malik berdoa: Ya Allah berikan kemenangan kepada kami, musnahkan mereka, detik itu juga orang-orang Kafir kalah. Allah berikan kemenangan.

Sampai pada suatu peperangan Barra’ bin Malik kembali di tuntut oleh sahabat. Wahai Barra’ bin Malik kita dalam keadaan sulit di dalam peperangan ini tolong minta sama Allah agar Allah berikan kemenangan kepada kita. Akhirnya Barra’ bin Malik berdoa Ya Allah berikan kemenangan untuk kami. Hancurkanlah musuh-musuh kaum kuffar ini dan jadikan saya ini orang yang bisa nyusul kepada Rasulullah. Detik itu juga doanya di Kabul.

Setelah bubar peperangan di temui Barra’ bin Malik sudah meninggal dunia artinya doanya minta nyusul dengan Rasul biar bisa berkumpul bersama Rasulullah.ini karakter orang yang kalau dia bersumpah di Kabul sama Allah. Pakaiannya lusuh sebagaimana di dalam Hadist. Kita sering berziarah ke makam Habib kuncung (Habib Ahmad bin Alwi AlHaddad). Buka sejarah beliau. Kramatnya begitu banyak. Waktu beliau hidup orang tidak anggap beliau itu orang Alim.

Orang anggap Habib Kuncung itu orang Gila. Sampai ketika mau naik kereta  di zaman Belanda di larang untuk masuk kereta. Tidak pantas anda naik kereta, kereta ini bagus, yang pantas naik kereta ini hanya orang kaya. Baju kamu lusuh, baju kamu jelek, turun. Habib Kuncung di usir dari kereta.turun dari kereta, kereta sedang di panasin, biar bisa jalan, yang ada kereta tidak jalan-jalan. Bingung ini Masinis Kereta, panggil Montir, lihat itu Mesin, di lihat Mesin masih baru dan masih bagus, kok tidak menyala?

Lalu di antara mereka ada yang tersadar. Tadi kita sudah usir orang yang berbaju lusuh yang seperti orang gila coba kita cari mungkin masih ada di situ. Akhirnya Habib Ahmad bin Alwi Al-Haddad(Habib kuncung) di ajak naik kembali ke dalam kereta lalu kereta di nyalain nyala. Kita tidak boleh menganggap orang-orang seperti itu orang biasa. Tapi kalau dia bersumpah di Kabul oleh Allah. Terakhir, orang yang seperti itu yang tidak di manusiakan oleh Manusia yang hidup nya susah yang kalau berdoa di Kabul oleh Allah Swt .

Dulu Imam Ibnu Hajar ketika pergi Haji bersama istrinya Imam Ibnu Hajar ini orang susah. Istrinya bilang wahai Suamiku tercinta bersama kita tahun ini berangkat Haji juga Imam Romli dari Mesir. Orang kaya raya, semua tempat penginapannya sudah di boking. Sampai kamar mandi umumnya sudah di boking sama istrinya. Istrinya juga ikut Haji. Kita makan pas-pasan, mau mandi antri, buat bayar mandi aja duit tidak punya, saya mau Tanya kepada kamu:

Wahai suamiku duit tinggal 2 Dinar. Kata Imam Ibnu Hajar maaf saya tidak punya duit, tidak punya apa-apa, Nangis istrinya menyesal punya suami susah begini. Nyesel saya punya suami kayak begini. Kata Imam Ibnu Hajar kamu sabar dah, memang sudah begini nasib kita. Tidak bisa, akhirnya kata Imam Ibnu Hajar sini dah kalau ente maksa. Itu ada sumur, lemparin timbang, lalu di lempar sama istrinya, Imam Ibnu Hajar berdoa, sekarang ente angkat ente timbang, di tarik sama istrinya ternyata yang naik setelah di tarik isinya bukan air tapi isinya emas.

Kata Imam Ibnu Hajar tumpahi, taro di daratan, lempar lagi timba yang kosong, tari, lalu di tarik lagi oleh istrinya isinya emas lagi. Penuh satu ember, kata Imam Ibnu Hajar ente pilih emas itu atau pilih ane? Ane pilih ente kata istrinya, kalau begitu lemparkan kembali emas itu ke dalam sumur, lalu di lempar. Ini intinya karakter orang-orang yang kalau dia berdoa di Kabul sama Allah, cirri-ciri nya pakaiannya lusuh, rambutnya kusut, tapi mereka itu punya nilai di hadapan Allah Swt. Mudah-mudahan Allah Angkat derajat kita, Allah sehatkan badan kita, Allah murahkan rizki kita, dan memiliki hati yang bertaqwa kepada Allah Swt Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.