Kalian akan melihat Tuhan pencipta kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama

Kalian akan melihat Tuhan pencipta kalian
sebagaimana kalian melihat bulan purnama
Senin, 14 Desember 2009


عَنْ جَرِيْر بنِ عَبْدِ اللهِ قاَلَ :
كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى اْلقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي اَلْبَدْرَ فَقَالَ : إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا اْلقَمَرَ لاَ تُضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا .

( صحيح البخاري )

Dari Jarir bib Abdillah RA. berkata :
” Kami sedang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memandang bulan purnama di malam itu , seraya bersabda : Sungguh kalian akan melihat Tuhan pencipta kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini , tidak terhalangi apapun dalam melihatNya subhanahu wata’ala , maka semampunya berusahalah menyempurnakan shalat subuh dan shalat Ashar maka perbuatlah “. ( Shahih Al Bukhari )

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ .

Limpahan puji ke hadirat Allah Maha Raja Tunggal dan Abadi , Maha membuka kesempatan bagi hamba-hambaNya untuk mendapatkan keluhuran , untuk mendapatkan kebahagiaan , Maha memberi kesempatan dengan segala apa yang telah diberikannya , jasad dan panca indera kita dan hamparan yang ada di bumi dan juga sanubari , pemikiran , dan ruh kita untuk mendapatkan anugerah yang dhahir dan yang bathin sebanyak-banyaknya, tanda dari rahasia kedermawanan Allah , nama yang paling berwibawa di alam semesta , nama yang jika diagungkan di dalam sanubari akan membuka seluruh rahasia keluhuran , seluruh rahasia kenikmatan , seluruh rahasia keindahan , seluruh rahasia kebahagiaan , seluruh cahaya kemuliaan terbuka dari keagungan nama Allah maka agungkanlah , dan temui beribu-ribu dan berjuta-juta pintu keluhuran yang terbuka di setiap saat pada hari-harimu dan akan terbuka pula kebahagiaan yang kekal , belum cukupkah dengan firman Allah subhanahu wata’ala :

فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنَ

( البقرة : 152 )

” Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepada kalian, Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu ingkar kepadaKu ” . ( QS. Al Baqarah : 152 )

Hadirin hadirat , adakah keluhuran yang lebih indah selain kedekatan diingat oleh Allah subhana wata’ala , diingat oleh Maha Raja alam semesta , diseru dan diingat namanya , diingat wajahnya dan bentuknya dan dirinya hingga akan abadi kelak di hari kiamat , disaat semuanya dilupakan oleh keluarga dan sahabatnya , Allah subhanahu wata’ala tidak melupakan kita karena kita sering mengingat Allah , seraya berfirman :

فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ

( الذاريات : 50 )

” Maka segeralah kembali kepada Allah ” . ( QS. Az Zariyat : 50 )

Maka kembalilah, dan menghindarlah kepada Allah dalam segala permasalahan . Dalam segala hal baik itu kesusahan , kemudahan, kenikmatan , kesulitan dan segala masalah yang terjadi maka tetaplah engkau bersama Allah . Jika diberi kenikmatan bersyukurlah karena Allah berjanji akan menambahnya jika kita bersyukur , maka bukalah penambahan kenikmatan dengan rahasia syukur , karena syukur membuka kebahagiaan dan anugerah yang lebih . Dan jika kita di dalam kesulitan maka tabahlah dan berdoalah, karena hanya doa yang mampu merubah takdirNya .

Hadirin hadirat , firman Allah subhanahu wata’ala :

” فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ ”

( Kembalilah kepada Allah ) dalam masalah hari-harimu , dalam masalah sekolahmu , dalam rumah tangga , dalam pekerjaan , dalam bermasyarakat dan di dalam segala aktifitas kita , selalu menghindarlah dari segala sesuatu menuju Allah subhanahu wata’ala , maksudnya selalu bersama Allah subhanahu wata’ala . Kalau terkena masalah maka larilah kepada Allah , seperti bayi kalau terkena masalah maka ia lari kepada ibunya , lebih-lebih lagi Maha Raja alam semesta yang Maha memelihara hambaNya lebih daripada pemeliharan seorang ibu terhadap anak-anaknya .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Firman Allah subhanahu wata’ala :

” فَفِرُّوْا إِلَى اللهِ ”

ayat ini juga menyeru para pendosa , mereka kehabisan cara karena putus asa telah banyak berbuat kesalahan , mau lari kemana lagi kalau bukan kepada Yang Maha Mengampuni . Hadirin hadirat , karena Yang Maha Mengampuni itu tunggal yaitu Allah subhanahu wata’ala , tiada yang lainnya yang bisa menghapus dosa , yang bisa mensirnakan dosa-dosa kita kecuali Allah subhanahu wata’ala , maka kembalilah kepada Allah subhanahu wata’ala . Berbeda kalau dengan makhluk jika kita berbuat hal-hal yang dimurkai oleh orang yang kita risaukan maka kita akan lari menghindar , kenapa karena kalau kita mendekat tentunya akan dicelakai , mungkin dipukul, dimarahi , disiksa , atau disakiti atau dicaci , tapi berbeda dengan Allah , cara melarikan diri dan selamat dari kemurkaan Allah adalah kembali kepadaNya . Karena tidak ada tempat di alam semesta kecuali milikNya . Hadirin hadirat, mungkin kita bisa lari untuk menghindar dari kejaran musuh kita tapi kalau kepada Allah kita mau lari kemana ?! , sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ

( البلد : 7 )

” Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya ? ” ( QS. Al Balad : 7 )

Allah subhanahu wata’ala juga berfirman :

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا

( الطور : 48 )

” Dan bersabarlah ( Muhammad ) menunggu ketetapan TuhanMu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami ” . ( QS. At Thuur : 48 )

Jika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam kesedihan dan permasalahan maka Allah menenangkan jiwa sang Nabi , dan ucapan ini bukan hanya untuk sang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saja , tetapi untuk semua orang yang beriman yang mengikuti tuntunan Sang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Allah berfirman ” bersabarlah atas ketentuan-ketentuanmu sungguh engkau tidak jauh dari pandanganKu , selalu dalam penglihatanKu wahai Muhammad ” shallallahu ‘alaihi wasallam .

Dalam salah satu riwayat Rasul rindu kepada Allah subhanahu wata’ala, tidak ada yang membuat beliau tersulitkan selain rindunya kepada Allah subhanahu wata’ala . Musibah , kesulitan , kenikmatan tidak bisa mengguncang rindu beliau kepada Allah subhnahu wata’ala , rindu kepada Allah lah masalah terbesar bagi beliau , tiada masalah-masalah besar di dalam hari-harinya selain rindu kepada Allah subhanahu wata’ala dan keselamatan ummatnya shallallahu ‘alaihi wasallam , maka ketika Rasul shallallahu ‘alihi wasallam sangat rindu kepada Allah , maka Allah tenangkan dengan ucapan ini ” Sabar atas ketentuan Tuhanmu karena engkau selalu dalam penglihatanKu, dalam pengawasanKu ( QS. At Thuur : 48 ) .

Hadirin hadirat , semua makhluk dalam penglihatan Allah , dan orang-orang yang beriman yang tentunya juga mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka khithabah ini juga sampai kepada mereka , bahwa mereka disabarkan oleh Allah atas kententuan-ketentuan untuknya , dan jangan lupa karena kita selalu dalam penglihatan dan penjagaan Allah subhanahu wata’ala. Maka semakin kita mencintai Allah dan menghindari maksiat maka kita semakin berada dalam pandangan kasih sayang Allah subhanahu wata’ala . Ayat ini turun , disampaikan oleh Allah kepada Sang Nabi agar kita memahami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berada di dalam pengawasan Allah dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mendambakan ummatnya agar selalu di dalam kedekatan dengan Allah subhanahu wata’ala , maka ummatnya pun selalu berada di bawah pengawasan Allah subhanahu wata’ala , sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ

( البقرة : 255 )

“Dia (Allah) tidak mengantuk dan tidak tidur ” . ( QS. Al Baqarah : 255 ) Namun selalu mengawasi hambaNya , dan setiap waktu Allah selalu mengatur segala sesuatu .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Hadits yang lalu yang masih belum saya syarahkan , yaitu tiga hal jika ada pada diri seseorang maka ia akan merasakan lezatnya iman :

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّنْ سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.

Yang pertama secara ringkas saya jelaskan karena malam Selasa yang lalu sudah saya jelaskan , tinggal yang kedua dan ketiga yang belum saya jelaskan . Ringkasnya adalah seseorang tidak akan bisa memahami bahwa Allah dan Rasul bisa lebih ia cintai dari yang lainnya kecuali ia (sudah) memahami cintanya Allah dan Rasul Nya kepada dirinya , kalau ia sudah memahami hal ini tentunya ia tidak akan bisa melebihkan cinta kepada selain Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Karena yang paling mencintai dirinya adalah Allah dan Rasul Nya , di saat semua belum ada , Allah Yang menciptanya , ( mungkin ada yang berkata ) tapi kekasihku si fulan juga mencintaiku , ayah dan ibuku juga mencintaiku .

Semua itu adalah ciptaan Allah , jangan lupa semua yang mencintaimu adalah Allah Yang menciptakan cinta itu dalam setiap jiwa . Bayangkan setiap jiwa yang ada , setiap cinta yang ada pada sanubari manusia bahkan hewan sekalipun terhadap anaknya, buaya bisa melindungi telurnya , seekor anjing bisa menjaga telur milik majikannya di mulutnya agar tidak pecah , cinta yang ada pada diri mereka semua bersumber dari Allah subhanahu wata’ala . Bagaimana manusia bisa mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mulai dari awal hingga akhir perjuangannya , beliau selalu memperjuangkan ummatnya agar sampai kepada istana keabadian .

Hadirin hadirat , saat semua kekasih kita tidak berani bertanggungjawab atas dosa-dosa kita di hari kiamat , Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang mungkin tidak pernah bertemu kita , tidak kenal wajah kita , barangkali kita tidak mengenal wajah beliau , tapi beliaulah yang akan mencari nama ummatnya , si fulan bin fulan naik kedalam syafaat shallallahu ‘alaihi wasallam . Jadi tentunya orang yang masih mencintai selain Allah dan Rasul melebihi dari cinta kepada Allah dan RasulNya maka belum bisa mencapai kesempurnaan lezatnya iman , tentunya ia bisa merasakan kelezatan iman tetapi belum sempurna . Jika kita telah memahami bahwa kita lebih mencintai Allah dan RasulNya dari yang selainnya maka di saat itu ada yang kedua . Yang kedua adalah ,

وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلّهِ

Tidak mencintai seseorang kecuali karena cintanya kepada Allah , sulit sekali ! Tidak sesulit ketika kita memahami kalimatnya , kalau kita memahami maknanya . Makna yang terpendam , tentunya ini adalah samudera cinta namun awal dari gerbangnya adalah ketika seseorang mencintai orang lain , namun orang yana dia cintai berbuat dosa maka ia tidak senang , kalau orang yang ia cintai berbuat baik maka ia senang , dan kebanyakan dari kita seperti itu . Tidak mungkin jika ada orang yang kita cintai berbuat jahat kita senang , insyaallah semua dari kita di dalam hatinya juga tidak senang jika orang yang kita cintai berbuat hal yang jahat , nah itulah cinta karena Allah subhanahu wata’ala , telah mencintai hal yang baik dan mengharamkan dan membenci hal yang jahat . Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam hadits qudsy :

يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُلْمَ عَلَى نَفْسِي وَ جَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا

” Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku jadikan hal tersebut (kezhaliman) di antara kalian sebagai sesuatu yang haram, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (HR. Muslim )

Mencintai seseorang karena Allah, yaitu jika ia berbuat jahat maka kita tidak senang , bukan membencinya . Berbeda antara tidak senang dan membenci , benci adalah hal yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada seluruh makhluk , kecuali benci karena Allah . Benci karena Allah berbeda dengan benci kepada orangnya , kalau benci karena Allah , ketika melihat orang lain berbuat jahat ia tidak senang tetapi ia ingin orang itu kembali kepada keluhuran bukan menginginkan ia celaka ( biar celaka ini orang , biar ia mati dan lain sebagainya ) , sungguh jika ia meninggal dalam kehinaan justru itu lebih tidak disukai oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , kita inginkan semua orang yang wafat dalam husnul khatimah .

Jadi kita boleh berbuat baik, atau menyayangi , atau bersahabat dengan orang yang di luar Islam , sungguh berbuat baik kepada orang yang di luar Islam adalah perintah Allah selama mereka tidak berbuat jahat kepada kita, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ¤ إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

( الممتحنة : 8-9 )

” Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”. ( QS. Al Mumtahanah : 8-9 )

Tapi jika mereka berbuat hal itu ( berbuat zhalim terhadap muslimin ) , maka Allah izinkan kita berperang , dengan senjata dengan harta dan lainnya , jika ada di wilayah kita yang memerangi kita dari non muslim , mengusir muslimin dari kampungnya maka boleh memerangi mereka , tapi jika tidak maka kita diperintah oleh Allah agar berbuat baik kepada mereka , dan jika mereka berbuat baik kepada kita maka kita harus lebih baik kepada mereka .

Di dalam riwayat Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan seorang yahudi tinggal di rumahnya , sepantasnya mungkin kalau zaman sekarang maka akan dikatakan najis!, kafir masuk ke rumahku!, sebaliknya Rasulullah mengizinkan seorang yahudi yang mau berkhidmah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari , seorang yahudi berkhidmah kepada Rasulullah dengan membawakan sandalnya, membawakan bajunya, mengambilkan airnya dan lainnya , Rasulullah tidak mengatakan ” kau mau masuk ke rumahku maka kau harus masuk Islam…! “, Rasulullah tidak demikian .

Hingga berhari-hari dan berbulan-bulan orang yahudi ini tinggal di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, alangkah indahnya akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , sampai akhirnya ia sakit dan pulang ke rumah ayahnya, ketika ia pulang ke rumah ayahnya maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguknya dan ia dalam keadaan sakaratul maut , maka Rasul berkata ” ucapkan Laa ilaaha illallaah ” , tapi pemuda itu tidak mau mengucapkannya sebelum meminta izin kepada ayahnya, ia melirik kepada ayahnya yang juga seorang yahudi , maka ayahnya yang yahudi tau bahwa Nabi Muhammad ini orang baik , padahal ia ( Nabi Muhammad ) adalah orang yang paling benci terhadap kekufuran , tetapi ia mengizinkan anakku tinggal di rumahnya, makan dan minum di rumahnya hingga sekarang ia menjenguknya , maka ia berkata ” Athi’ abalQasim ( taati abul Qasim Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ) “, maka pemuda itu berkata ” Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah “, kemudian ia wafat maka Rasul keluar dan para sahabat melihat wajah Rasul sangat cerah dan gembira , maka seorang sahabat bertanya : ” Ya Rasullallah apa yang membuatmu gembira ? “, maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata ” Alhamdulillah allazi hadaahu lil iimaan, Sungguh aku bahagia orang yahudi itu telah beriman “, inilah cita-cita dan keindahan budi pekerti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .

Jadi tidak mencintai seseorang kecuali karena cinta Allah , maksudnya adalah semakin saudara-saudara kita berbuat buruk , maka semakin kita ingin membenahi mereka , itulah cinta karena Allah . Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana salah satu kelompok yang dinaungi oleh Allah subhanahu wata’ala di hari tiada naungan kecuali naungan Allah subhanahu wata’ala tujuh kelompok yang sering saya bahas, salah satunya adalah : Pria yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan mempunyai derajat yang mulia atau kaya raya, maka pria itu berkata ” Inni akhaafullah ” aku tidak mau berbuat itu, aku takut kepada Allah ini adalah perbuatan dosa “, pria yang seperti itu atau wanita yang diajak berzina oleh seorang pria seperti itu dan ia menolak dengan ucapan ” aku takut dosa , aku takut kepada Allah ” maka Allah janjikan ia termasuk salah satu dari tujuh kelompok yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat .

Diriwayatkan pula di dalam riwayat yang tsiqah (tsiqah : riwayat yg kuat) , ketika salah seorang wanita disukai oleh seorang pria , pria ini selalu ingin mengajak wanita itu berzina , maka kemanapun wanita ini pergi ia mengikutinya . Suatu waktu wanita itu ikut dalam satu kafilah menuju wilayah yang jauh maka pria itu pun ikut dan mendekat kepada wanita itu , maka wanita itu berkata ” kau jangan mendekat kepadaku , kecuali jika sudah tidak ada lagi yang melihat ” , maka pria itu senang dan berkata : ” baiklah nanti tengah malam saja “, ketika sampai tengah malam datanglah ia kepada wanita itu dan wanita itu belum tidur, pria itu berkata : ” semuanya sudah tidur “, maka wanita itu berkata : ” apakah semua orang sudah tidur ? ” si pria menjawab : ” betul “, si wanita berkata lagi : ” tidak ada lagi yang melihat kita ? “, pria itu menjawab : “ya, tidak ada lagi yang melihat kita “, maka wanita itu berkata : ” Apakah Allah tidak melihat kita, apakah Allah tidur ?!” , maka pria itu terdiam dan mundur kemudian ia bertobat kepada Allah subhanahu wata’ala . Hadirin hadirat , taubat bisa muncul dari pria atau wanita , sebab dari berniat dosa bisa muncul tobat dari jiwa yang luhur . Dan yang ketiga adalah :

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي اْلكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Yang ketiga adalah ia benci kembali kepada perbuatan-perbutan kufur yang pernah ia perbuat, dosa-dosa besar yang pernah ia perbuat ia tidak mau kembali lagi melakukannya sebagaimana seorang yang tidak mau dilemparkan ke dalam api . Bagaimana seseorang akan lari menghindar dan tidak senang jika dilempar kedalam api , maka seperti itulah ia juga tidak mau kembali melakukan perbuatan dosa yang pernah ia lakukan .

Tiga hal , jika ketiganya itu ada pada diri sesorang maka ia akan merasakan lezatnya kesempurnaan iman , apa lezatnya kesempurnaan iman ? lezatnya kesempurnaan iman itu adalah ia sudah merasa rahasia cinta dan rindu kepada Allah memenuhi jiwanya , ia sudah berada di dalam sorga yang lebih nikmat dari sorga walaupun ia masih hidup di dunia , hatinya sudah terang benderang dengan cahaya keindahan Allah , hari-harinya indah , hari-harinya penuh rahmah , siang dan malamnya bahagia , selalu dalam kedekatan kepada Allah . Tiga hal , yang pertama ia menjadikan Allah dan Rasul lebih ia cintai dari yang lainnya, yang kedua ia tidak mencintai seseorang kecuali karena cinta kepada Allah , jika membawa kemurkaan Allah maka ia tidak mau mencintai orang itu , dan yang ketiga ia tidak mau kembali melakukan dosa-dosa besar yang pernah ia perbuat sebagaimana ia benci dan tidak senang dimasukkan ke dalam api . Tiga hal ini jika ada pada diri kita , kita sudah membacanya, kita sudah mendengarnya , kita sudah memahaminya , kita berdoa semoga Allah melimpahkan kemuliaanNya untuk kita semua , dan Allah menjadikan kita ke dalam kelompok orang-orang yang mendapatkan kelezatan iman . Allah sudah mengizinkan kita mendengar hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , hadits ini 14 abad yang silam diucapkan oleh sang Nabi , sekarang kita mendengarnya kembali, kita cerna di dalam hati , Allah izinkan hal ini maka tentunya kita menginginkan pula Allah izinkan kita agar kita sampai kepada kelezatan iman , amin allahumma amin .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits agung riwayat Shahih Al Bukhari yang dijelaskan oleh sayyidina Jarir radiyallahu ‘anhu , yang berkata :

كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى اْلقَمَرِ لَيْلَةً يَعْنِي اَلْبَدْرَ فَقَالَ : إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا اْلقَمَرَ لاَ تُضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا

Sayyidina Jarir berkata : ” Suatu malam kami sedang majlas, majlas berbeda dengan majelis, kalau majelis sifatnya resmi seperti kita sekarang ini kalau majlas adalah duduk santai mungkin tiga atau empat orang, Maka sayyidina Jarir berkata suatu malam kami majlas bersama Rasulullah di tempat terbuka , maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandang bulan purnama kemudian Rasulullah bersabda ” Kalian akan melihat Allah seperti jelasnya kalian melihat bulan purnama ini tidak ada sesuatu pun yang menghalanginya , lantas beliau terdiam dan berkata ” maka barangsiapa yang mampu diantara kalian untuk selalu menjaga dan menyempurnkan shalat Subuh dan shalat Asar maka perbuatlah ” .

Semakin kita menyempurnakan shalat Shubuh dan shalat Asar , hal itu bisa membuka rahasia keindahan memandang zatNya Allah subhanahu wata’ala . Demikian yang disabdakan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Namun perlu diperjelas , bukan berarti bentuk Allah seperti bulan jangan sampai kita berhayal seperti ini , ingat satu hal firman Allah subhanahu wata’ala :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ

( الشورى : 11 )

” Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia ( Allah ) , dan Dia Maha Mendengar , Maha Melihat ” . ( QS. As Syuuraa : 11 )

Yang dimaksud dalam hadits tadi adalah akan diizinkan kepada mata-mata yang diridhai oleh Allah untuk melihat keindahan ZatNya , sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Muslim Rasulullah shallahu ‘alihi wasallam bersabda : Bahwa tabir yang menutupi Allah itu adalah tabir cahaya , kalau Allah membuka tabir itu saat ini maka terbakarlah seluruh alam semesta daripada keagungan dan kewibawaan Allah subhanahu wata’ala , hancur lebur alam semesta ini daripada keagungan dan kewibawaan Allah subhanahu wata’ala , maka Allah menutupnya dengan tabir cahaya . Manusia di siang hari melihat matahari saja sudah silau , padahal cahaya matahari itu jauh sekali , maka bagaimana dengan tabir cahaya ciptaan Allah yang menutup keagungan keindahan dan kewibawaan Allah subhanahu wata’ala agar tidak terlihat oleh alam semesta , dan itu akan dilihat oleh orang-orang yang diizinkan oleh Allah subhanahu wata’ala di yaumul qiyamah , siapa mereka ? diantaranya :

رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

” Seseorang yang ketika mengingat Allah , mengalirlah air matanya ” .
Orang –orang seperti itu akan Allah beri kesempatan kepada mereka untuk memandang keindahan ZatNya .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Tentunya semkin rindu seseorang kepada Allah , maka wajahnya akan semkain dipancari dengan cahaya keindahan Allah . Demikian wajah yang paling rindu kepada Allah , sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Berkata Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu di dalam Mustadrak ‘ala shahihain dan lainnya di dalam banyak riwayat , berkata Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu :

يَارَسُوْلَ اللهِ إِذَا رَأَيْنَاكَ رَقَّتْ قُلُوْبُنَا

Wahai Rasulallah jika kami melihatmu , bergetar jiwa kami pada puncak kekhusyu’an , tapi ketika kami kembali kepada keluarga , berkurang kekhusyu’an kami . Jadi berbeda di saat mereka berhadapan dengan wajah orang yang paling rindu kepada Allah , cahaya kerinduan dan cahaya Allah berpijar kepada mereka hingga mereka melihat keindahan itu . Sebagaimana dalam riwayat Shahih Al Bukhari yang diriwayatkan oleh sayyidina Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu yang berkata :

مَا رَأَيْنَا مَنْظَرًا أَعْجَبُ مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

” Tidak pernah kami melihat suatu pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah sang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “.
Kenapa menakjubkan ? karena menyimpan rahasia keindahan Allah subhanahu wata’ala . Tadi kita telah mendengar lantunan qashidah bahwa bulan purnama itu hanya mengambil pecahan dari cahaya Allah ,

يَقْتَبِسُ اْلبَدْرُ مِنْ سَنَاهُ

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang keindahan ZatNya di yaumul qiyamah ,

اَللّهُمَّ ارْزُقْنَا النَّظَرَ إِلَى وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ

Wahai Allah sempurnakan kelezatan iman pada diri kami yang penuh dosa , penuh kesalahan , penuh kealpaan , penuh kelemahan dalam taat kepadaMu dan dalam menghindari larangan-laranganMu . Kami meminta ke hadiratMu Rabby agar Kau jaga diri kami, sempurnkan iman kami agar kami mencintaiMu dan mencintai RasulMu , agar kami mencintai semua yang kami cintai terwarnai dengan cinta kepadaMu . Ya Rahman Ya Rahim , jauhkan kami dari dosa sejauh-jauhnya , jauhkan kami dari kesalahan dan kehinaan sejauh-jauhnya , limpahkan kepada kami kebahagiaan dunia dan akhirah seluas-luasnya , beri kami kemakmuran seluas-luasnya , beri kami khusyu’ setinggi-tingginya , beri kami cahaya seterang-terangnya , beri kami ketenangan sedamai-damainya Ya Rahman Ya Rahiim,

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا…

Katakanlah bersama-sama..

يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ…يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ…لاَإلهَ إِلاَّ الله… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالىَ مِنَ اْلأَمِنِيْنَ

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Doa dan munajat kita insyaallah membuka kebahagiaan kita dunia dan akhirah , tidak Allah persempit kehidupan kita di dunia , tidak Allah persempit hati kita dengan terus ingin berbuat dosa , dan tidak Allah butakan mata kita di hari kiamat dari memandang keindahan ZatNya , Amin Allahumma Amin .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Malam Jum’at yang akan datang Tabligh Akbar Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , malam 1 Muharram di Masjid Walikota Bekasi , Masjid Al Barakah bersama walikota Bekasi . Biasanya malam Jum’at di kediaman saya di Cidodol , tapi karena bertepatan dengan 1 Muharram maka kita pindahkan ke Masjid Walikota Bekasi, dengan zikir Jalaalah dan doa untuk kedamaian bangsa kita, semoga Allah memberikan kedamaian untuk Negeri kita . Dan juga saya menyampaikan salam hormat dari Kapolda Metrojaya beliau belum bisa hadir , malam Jum’at lalu saya hadir ke Kapolda Metrojaya beliau menyampaikan salam hangat beliau gembira atas ketertiban dan juga kedamaian Majelis Rasulullah , dan beliau terus mendukung penuh perjuangan kita bersama Majelis Rasulullah dan siap mendukung penuh acara kedatangan guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh . Dan juga satu hal yang masih beliau himbau kepada kita masalah helm , karena masih banyak orang-orang yang tidak suka terus sms kepada beliau mengenai majelis-majelis yang ada , Alhamdulillah tidak ada celah bagi Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena tertib , kecuali sedikit saja yaitu masalah helm.

Hadirin hadirat , jadi semampunya kita sempurnkan satu misi untuk mendamaikan wilayah kita sampai terangkatnya panji kedamaian , panji sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di Jakarta yang mengawali kedamaian di barat dan timur . Demikian yang bisa saya sampaikan , terimakasih kepada para Habaib yang hadir pada malam hari ini . Dan kita teruskan acara kita dengan mengingat kembali indahnya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam , renungkan kemuliaan qashidah ini , bahwa ada satu yang akan membela kita Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai wakil dari kasih sayang Allah , Rahmatan lil’aalamiin . Tafaddhal Masykuraa