Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw
9 desember 2019
-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير
Yang sama-sama kita hormati khusus nya Al-Habib Muhammad Al-Junaid , guru kita tercinta yang senantiasa selalu membimbing kita Al-Habib Jakfar bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan panjang umur sehat wal afiyah serta ilmu yang di berikan kepada kita menjadi ilmu yang berguna dan bermanfaat, yang kita hormati dan kita muliakan Al-Habib Ahmad Al-Idrus , Al-Habib Husein Al-Habsyi , guru kita Kh.abdussalam , Kh. Salman Yahya kita doakan panjang umur sehat wal afiyah
Hadirin dan hadirat demikian para pendengar Live Streaming Majelis Rasulullah Saw dimanapun berada semoga Allah Swt mencurahkan rahmat nya untuk kita, mengampuni dosa-dosa kita, memudahkan segala urusan kita dan ilmu yang kita pelajari dan senantiasa kita dengar bermanfaat.
Kita akan kembali melanjutkan pelajaran kita kajian Hadist Riyadhussholihin yang telah di karang oleh Imam Imam Nawawi yang telah sampai pada Hadist yang ke 8 dan Alhamdulillah majelis kita Allah tambahkan kemuliaanya pada malam hari ini dengan di berikannya hidayah kepada saudara kita yang baru saja memeluk agama Islam yang bernama Violita Febriyana semoga Allah Swt membahagiakan hidup nya di dunia dan akhirat dan menetapkan Iman dan Islam bukan hanya untuk kita semua tapi untuk saudari kita dan saudara kita dimanapun berada. Para Muallaf mudah-mudahan di mudahkan Iman Islam kita sampai akhir hayat.
Hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt kita akan membaca Hadist bersama
وعَنْ أبي مُوسَى عبداللَّهِ بْنِ قَيْسٍ الأَشعرِيِّ قالَ: سُئِلَ رسولُ الله ﷺ عَنِ الرَّجُلِ يُقاتِلُ شَجَاعَةً، ويُقاتِلُ حَمِيَّةً ويقاتِلُ رِياءً، أَيُّ ذلِك في سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُول الله ﷺ: مَنْ قاتَلَ لِتَكُون كلِمةُ اللَّهِ هِي الْعُلْيَا فهُوَ في سَبِيلِ اللَّهِ مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Musa Abdullah bin Qais Al Asy’ari ra berkata “Rasulullah SAW ditanya tentang seorang laki-laki yang berperang karena kebaranian, berperang karena hamiyah (fanatisme kelompok) dan berperang karena riya. “Manakah yang berada di jalan Allah?” Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa berperang agar kalimat (Agama) Allah menjadi yang tertinggi maka dialah yang fi sabilillah (Muttafaqun Aleih)
Sampailah kita malam ini pada Hadist yang ke 8 dari sahabat Rasul yang memiliki julukan Abi Musya Al Asyari namanya Abdullah bin Qeis Al- Asyari. Al asyari ini bukan hanya beliau tapi banyak sahabat Rasul yang berasal dari Qobila Al-Asyariyin yang mana mereka itu adalah orang-orang asli Yaman dan hampir rata-rata sahabat Rasul yang berasal dari yaman ini kebanyakan mereka itu kaum Dhuafa dan sangat dekat dan di cinta oleh Nabi Muhammad Saw bahkan banyak beberapa tradisi-tradisi mereka yang di puji oleh Baginda Nabi kita Muhammad Saw di antara nya beberapa kali kita mendengar bagaimana tradisi orang-orang Asyariyin kalau mereka mau perang mereka mengumpulkan perbekalan yang sedikit pas-pasan di jadikan satu lalu ketika datang waktu nya makan mereka saling berbagi rata. Itulah kaum Asyariyin di antara keistimewaanya dan Asyari yang di sebut di dalam Hadist kali ini Imam Abu Musa namanya Abdillah bin Qeis salah satu sahabat Rasul yang masuk Islam pada tahun ke 7 Hijriyah. Kalau saya tidak salah beliau lah salah satu orang yang di sebut Ashab Safinatain atau memilki 2 kali Hijrah dari Yaman Hijrah ke kota Habasyah. Di kota Habasyah di sana berjumpa dengan sahabat-sahabat Rasul yang meminta perlindungan oleh Raja Najasyi. Saat itu Sayyidina Jakfar bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat yang lain. Lalu setelah itu dari Habasyah beliau Hijroh ke kota Madinah. Bertepatan saat itu sedang perang Khaibar maka beliaupun ikut hadir di dalam medan perang Khaibar bersama Rasulullah Saw.
Dalam sebagian riwayat yang lain di dalam rombongan itu termasuk Abu Hurairah yang berasal dari Negeri Yaman. Imam Abu Musa ini salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan Hadist nya Rasul kurang lebih ada 163 Hadist nya Rasu. Meninggal dunia pada Tahun 44 Hijriyah dan salah satu sahabat yang memiliki suara paling bagus dalam membaca Al-Qur’an. Oleh karena nya Nabi seriing mendengarkan Abi Musa ketika membaca Al-Qur’an dan Nabi tidak memberitahukannya. Nabi sanget menikmati ketika Abu Musa membaca Al-Qur’an. Kadang suatu kali Rasul memanggilnya wahai Abu Musa bacakan lah Al-Qur’an untuk ku dan setelah itu Rasul memujinya. semoga Allah meridhoinya dan kiya mendapatkan barokahnya.
قالَ: سُئِلَ رسولُ الله ( suatu saat Rasul di Tanya oleh seorang sahabat namanya Lahiq bin Dhomroh. Orang itu bertanya kepada Rasul) عَنِ الرَّجُلِ ( tentang perihal seseorang) يُقاتِلُ شَجَاعَةً، ( yang ikut di Medan pertempuran perang karena ingin menunjukan dirinya itu sebagai seorang pendekar, seorang pemberani) ويُقاتِلُ حَمِيَّةً ( di antara mereka bagaimana wahai Rasul ada yang ikut perang karena tujuannya untuk melindungi diri dia membunuh orang agar diri nya selamat. Adakalanya ulama mengatakan حَمِيَّةً karena kebencian. Wallahu alam tapi menurut bahasa dia melindungi diri agar tidak terbunuh akhir nya dia bunuh orang.
Lalu ويقاتِلُ رِياءً، ( bagaimana wahai Rasul orang yang hadir di dalam medan pertempuran berperang karena mencari popularitas. Pengen di lihat pengen di sanjung, pengen di puji oleh orang kalau dia itu hadir di dalam pertempuran. Lalu sahabat itu bertanya kepada Rasul) أَيُّ ذلِك في سَبِيلِ اللَّهِ؟ ( dari ketiga contoh itu wahai Rasul yang mana orang yang mendapatkan pahala berperang, membunuh, karena Allah Swt? maka Rasul menjawab فَقَالَ رَسُول الله ﷺ: مَنْ قاتَلَ لِتَكُون كلِمةُ اللَّهِ هِي الْعُلْيَا ( barang siapa berperang atau membunuh tujuannya agar supaya agama Allah Swt menjadi mulya, menjadi luhur, menjadi agung karena Allah Swt) فهُوَ في سَبِيلِ اللَّهِ مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. ( maka hakekat nya orang itu sedang berperang di jalan Allah Swt) Hadist sepakat Imam bukhori dan Imam Muslim. Hadist malam ini tidak berbicara masalah tentang pembunuhan. Hukum nya bagaimana? Bagaimana cara yang terbaik? Atau menanti perintah datang nya perang? Tidak berbicara soal itu, tapi disini berkaitan dengan bab keikhlasan. Oleh karena nya oleh Imam Nawawi di letakan kepada Hadist yang ke 8 pada bab keikhlasan dan menghadirkan niat.
Di contoh kan dalam Hadist ini sahabat itu nanya sama Rasulullah Saw. Tentu segala sesuatu yang tidak di mengerti kita di anjurkan dalam Islam itu bertanya فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui). Agar kita tidak jahil, tidak dungu, tidak sesat di dalam ubudiyah kita kepada Allah Swt. demikian juga sahabat bertanya kepada Rasul ada orang ikut berperang, tentu nya kita pahami perang itu bunuh-bunuhan, dia ingin menujukan diri nya itu kuat, dia berperang agar di bilan dia itu pendekar. Ada lagi orang membunuh karena tujuannya melindungi diri nya, ada lagi orang berperang tujuannya mencari popularitas yang semua itu membingungkan, lalu sahabat bertanya wahai Rasulullah yang di maksud berperang karena Allah Swt, membunuh karena Allah Swt itu yang bagaimana? Pastinya berperang dan membunuh karena Allah Swt ada pahalanya, yang contoh di sebutkan tadi ada pahalanya atau tidak? Nabi menjawab dengan jawaban yang sangat ringkas tapi penuh dengan makna. Apa jawaban Nabi? Siapa saja yang berperang tujuannya untuk mengangkat agama Allah Swt berarti dia di jalan Allah Swt. artinya kalau perang ada tujuan lain, tujuannya karena kelompok, tujuannya karena bayaran, tujuannya karena perempuan, tujuannya kerena harta, tujuannya murni karena mencari rampasan perang, berarti dia tidak di jalan Allah Swt.
Lain kalau sudah terjadi perang ada sisa sisa rampasan perang yang di sebut Ghonimah itu halal untuk di ambil.( barang siapa yang berperang lalu dia membunuh musuh nya maka harta milik musuh nya yang di bawa itu menjadi milik pembunuh.
Ibu bapak Hadirn-hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt kita lihat bagaimana peranan yang namanya keikhlasan. Keikhlasan ini merupakan suatu dynamo yang menjadi magnet di dalam ibadah seseorang. Bahkan di sebut oleh Nabi pokoknya kalau membunuh perang tujuannya untuk mengangkat agama Allah Swt berarti dia di jalan Allah Swt. tidak ada yang tahu kecuali hal tersebut muncul dari dalam hati yaitu keikhlasan.
Ibadah kita ini perlu kita perhatikan, bukan hanya Jihad, bukan hanya perang, seluruh Ubudiyah kita dengan Allah Swt perlu kita perhatikan, tidak boleh lepas dari 2 hal:
- Keikhlasan
- Dengan cara yang benar.
Ada orang sholat saya ikhlas bib wudhu atau tidak? Berarti kalau tidak berwudhu cara nya salah. Saya ikhlas berpuasa bib tapi sampai jam 12 siang doang bib nah ini cara nya salah. Saya pergi haji bib dengan uang yang halal tapi saya hanya tidur doang di Ka’bah nah berarti cara nya salah. Harus ada keikhlasan, harus ada cara yang benar atau sebalik nya ibadah nya benar sholat nya luar biasa pake Wudhu rukun-rukun nya tidak di tinggal tapi tujuannya karena orang. Kira kira kalau tidak ada keikhlasan ibadah nya di terima atau tidak sama Allah Swt. yang di terima sama Allah Swt yang ada ikhlas nya. Yang tidak ada ikhlas nya tidak di terima, mau ngaji, mau sholat, mau puasa, mau Haji, mau Jihad sampai tadi di sebut oleh Nabi berperang untuk mengangkat agama Allah Swt berarti orang itu ikhlas dan cara nya benar.
Sayyidina Umar Amirul Mukminin kalau beliau berdoa itu di antara doa nya itu seperti ini: Ya Allah hamba memohon kepadamu dari amal yang hamba lakukan yang paling ikhlas dan yang paling benar. Akhir nya sahabat bertanya: wahai Amirul Mukminin apa itu yang di maksud amal yang paling ikhlas, lalu Sayydina Umar menjawab: amal ibadah yang paling ikhlas yang kita kerjakan murni karena Allah Swt dan apa yang paling baik, apa yang paling benar lalu Sayyidina Umar menjawab: apa yang di ajarkan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an kita ikuti apa yang di ajarkan oleh Nabi dalam Hadist kita ikuti itu adalah cara yang benar.
Maka nya biasanya orang ketika selesai pengajian dia menutup dengan kalimat wallahu ‘alam bisshowab. Allah Swt yang paling mengetahui cara yang terbaik yang paling benar hanya Allah Swt. hanya kita mengikuti apa yang di tuntun oleh Allah Swt melalui Baginda Nabi kita Muhammad Saw
Kembali ke Hadist, yang ikhlas itu berarti di jalan Allah Swt. kalau tidak ikhlas tidak di terima sama Allah Swt. tidak ikhlas dan tidak dengan cara yang benar. 3 karakter manusia yang nanti di hari kiamat paling pertama yang di bakar di dalam Api Neraka nya Allah Swt.
- orang yang gugur sebagai pahlawan
- orang Alim
- orang dermawan
itu hebat semua bib, itu orang-orang mulia semua bib, ya itu dari sudut pandang manusia tapi dalam pandangan Allah Swt jelek. Jadi di panggang di Neraka terlebih dahulu sebelum orang Bakhil, sebelum orang Jahil, sebelum orang-orang yang lain.
Di sebutkan di dalam Hadist Rasul Saw di bawakan oleh Al-Imam Abu Hurairah: orang yang pertama kali di sidang oleh Allah Swt di harti kiamat seorang pahlawan yang gugur sebagai Syahid di mata manusia. Akhir nya Allah Swt memanggil nya, wahai orang yang mati Syahid mendekatlah karena kamu mau di sidang, apa yang kamu kerjakan? Saya mati gugur sebagai Syahid demi engkau wahai Allah( kata orang yang mati Syahid). Apa kata Allah Swt? kamu bohong, kamu dusta, kamu itu perang sampai gugur sebagai pahlawan agar di bilang sama orang kamu itu pendekar, kamu sudah di puji, apa yang kamu mau sudah dapat. Setelah itu, wahai Malaikat seret hamba yang seperti ini jebloskan ke dalam Neraka sebelum orang lain.
Orang melihat ini pendekar gugur sebagai Syahid tapi Allah Swt melihat ini orang ikut perang karena agar supaya di bilang dia ini pendekar, orang yang kuat akhir nya masuk ke dalam Neraka nya Allah Swt
Lalu kemudian yang ke 2 orang yang ngaji, nuntut ilmu setelah itu jadi Alim ngajarin orang baca Qur’an nya bagus lalu di panggil sama Allah Swt dan di Tanya, apa yang kamu lakukan di dunia? Saya santri, saya rajin pengajian lalu saya menjadi orang Alim dan mengajar lalu saya membaca Qur’an dengan bagus lalu apa kata Allah Swt kamu bohong, kamu dusta, kamu belajar Ilmu agar orang bilang kamu ini Alim, kamu baca Qur’an agar orang bilang kamu ini Qori dan bersuara bagus. Wahai Malaikat seret orang seperti ini masukan ke dalam Neraka ku
Yang ke tiga di panggil sama Allah Swt orang yang kaya punya segala-gala nya, rajin sedekah. Wahai hambaku bagaimana kamu di dunia? Saya mati dalam keadaan dermawan tidak ada segala jalan di situ yang saya bisa bersedekah pasti saya sedekah bantu orang sampai saya mati. Kata Allah Swt kamu bohong, kamu rajin sedekah agar orang bilang kamu itu ahli sedekah, orang dermawan, apa yang ente mau sudah dapat. Mencari pujian biar di bilang orang dermawan, tapi apa jawaban Allah Swt? Hei Malaikat seret hamba yang seperti ini jebloskan ke neraka sebelum orang lain.
Jadi amalan yang di terima itu sama Allah Swt yang murni karena Allah Swt. mudah-mudahan Allah jadikan kita orang yang ikhlas, berharap ridho dari Allah Swt.
Ibu Bapak, Imam Ahmad bin Hambal di dalam Mazhab nya banyak ulama di dalam nya mengatakan dan memperkuat ucapan nya kalau orang jadi Imam Sholat waktu nya rukuk dia tidak rukuk dia menanti ada orang yang sedang wudhu supaya bisa ikut Sholat berjamaah maka orang yang menjadi Imam itu sholat nya bukan karena Allah Swt tapi tujuannya untuk Makmum. Kalau Imam nya tidak sah otomatis di katakan tidak sah. Padahal dia mengatakan di awal takbir Fardhu Lillahi ta’ala di lanjutkan Inna Sholati Wanusuki Wamahyaya Wamamati Lillahirobbil ‘alamin. Tetapi kenapa kau tunggu orang?
Mungkin di dalam Mazhab Imam Syafii ada perkataan adakala nya seorang Imam menanti datang nya makmum agar mendapatkan nilai fadhila berjamaah, tapi menurut Imam Ahmad bin Hambal sholat nya tidak sa, tidak karena Allah Swt tapi karena makmum
Ibu bapak hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt ada seorang datang kepada Rasulullah Saw dalam riwayat Imam Abu Daud dan Imam Annasai seorang sahabat datang yang bernama Abu Umamah menceritakan wahai Rasulullah Saw si fulan itu berperang siap bertempur karena dua tujuan
- berharap mendapat pahala
- mendapatkan pamor.
Bagaimana wahai Rasul Saw ada pahala nya gak? Kata Nabi dia tidak mendapatkan apa-apa.
Nabi besabda: Allah Swt tidak akan terima amal ibadah apapun kecuali amal tersebut tujuannya hanya untuk Allah Swt.
Wallahu’alam bisshowab wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh