Pembahasan Tentang Istinja

Jaltsatul istnain Majelis Rasulullah

25 November 2019

Habib Ja’far bin Baghir Al Attas

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kita ucapkan selamat datang kepada dewan guru kita Al-Habib Muhammad Bagir bin Alwi bin Yahya semoga Allah Swt panjangkan umur beliau, di sehatkan badan beliau, di berikan keberkahan oleh Allah Swt, di berikan ilmu-ilmu yang bermanfaat dan juga para Kyai dan para Asatidz yang tidak kami sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada kalian semua dan semua yang hadir dan yang menonton di dalam Streaming Majelis Rasulullah Saw dan juga kita doakan Al-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi yang pada malam hari ini uzur tidak bisa hadir di majelis Ini. Semoga Allah Swt memberikan kesehatan, di berikan keselamatan di dalam dakwah beliau. Untuk meringkas waktu karena kita kedatangan tamu kita langsung memulai di dalam pembacaan kitab Matan Ghoyah Wattaqrib Al-Imam Abi Suja’ . sebelum nya kita baca doa nya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
نعم المولى ونعم النصير

Alhamdulillah Wa Syukrulillah di malam hari ini kita lanjutkan kajian kita di dalam Matan Ghoyah Wattaqrib Al-Imam Abi Suja’  di dalam pembahasan yang baru yaitu tentang Istinja. Sebelum nya saya ingin menyempurnakan dari pada pembahasan yang kemarin tentang doa-doa nya dari pada berwudhu karena banyak permintaan dari pada jamaah untuk mengulang doa-doa nya dari awal kalau kita masuk ke dalam Siwak. Bersiwak termasuk Sunnah Wudhu setelah Bismillahirrahmanirrahim tapi kalau sebelum Sunnah-sunnah Wudhu maka kita baca nya sebelum Bismillahirrahmanirrahim .

          Kita baca doa dari pada bersiwak: Ya Allah putihkan gigi ku dan kuatkan rahangku dan kencangkan gusiku dan Fasehkan lisanku dan mantapkan lah ucapanku dengan kalimat Tauhid dan berkahi aku dengannya dengan Siwak tersebut. 

         Kemudian doa ketika kita membasuh kedua tangan kita: Ya Allah aku minta anugrah dan keberkahan mu dan aku berlindung dari pada kesialan dan kebinasaan. 

         Kemudian doa ketika berkumur: Ya Allah berikan aku minum dari telaga Nabimu, yang mana minuman itu tidak akan membuatku haus selama-lamanya. 

         Kemudian doa ketika memasukan air ke dalam hidung: Ya Allah berikan aku rumah dari pada kenikmatan-kenikmatan surgamu.

        Kemudian doa ketika kita mengeluarkan air dari hidung: Ya Allah aku berlindung dari pada bau nya api neraka. 

        Kemudian doa ketika kita membasuh muka kita: Ya Allah sinarilah wajahku dimana hari bersinar nya para wajah kekasih-kekasihmu dan jangan engkau hitamkan wajahku dimana hari hitam nya wajah para musuhmu.

         Kemudian doa membasuh tangan kanan: Ya Allah berikan buku amalanku dengan tangan kanan dan hisablah aku dengan hisab yang ringan. 

         Kemudian doa membasuh tangan kiri: Ya Allah jangan kau berikan kitab amalanku dengan tangan kiri ku dan dari belakang punggungku. 

         Kemudian doa membasuh kepala: Ya Allah liputi aku dengan rahmatmu dan haramkan kulit dan rambutku dari api neraka dan lindungi aku dengan lindunga Arsyh mu dimana hari itu tidak ada lindungan kecuali lindunganmu. 

        Kemudian doa membasuh kedua telinga: Ya Allah perdengarkan aku seruan yang memanggil di dalam Surga mu dan jadikan aku orang-orang yang mendengar dari pada ucapan yang terbaik dan mengikutinya

         Kemudian doa ketika membasuh kaki kanan: Ya Allah kokoh kan langkahku di atas Shiroth bersama langkah-langkah para hamba mu yang soleh 

Kaemudian doa ketika membasuh kaki kirii: dan jangan kau plesetkan langkah kakiku dengan  langkah nya orang-orang Munafik dan orang-orang yang kafir kepadamu. 

         Itulah doa dari pada ketika wudhu walaupun Hadist nya Dhoif bahkan sebagian ada yang mengatakan Munkar tapi di amalkan oleh para ulama terutama Al-Imam Ghozali 

  1. Istinja

فصل) واالستنجاء واجب من البول والغائط )

Instinja’ itu wajib setelah buang air kecil dan buang air besar. 

واألفضل أن يستنجي بألحجار مث يتبعها بملاء وجيوز أن يقتصر على املاء أو على ثالثة أحجار ينقي هبن احملل فإذا أراد االقتصار على أحدها فاملاء أفضل.

Yang utama adalah bersuci dengan memakai beberapa batu kemudian dengan air. Boleh bersuci dengan air saja atau dengan 3 buah batu yang dapat membersihkan tempat najis. Apabila hendak memakai salah satu dari dua cara, maka memakai air lebih utama.

makna istinja adalah memutuskan/menghilangkan segala macam kotoran yang menempel pada diri kita atau lebih tepatnya pada 2 kemaluan yaitu depan dan belakang.

istinja di dalam fiqh persamaannya ada 3 diantaranya,

1. isitnja, yaitu membersihkan kotoran dengan air dan batu

2. istiqobah, sama dengan istinja

3. istijmar, membersihkan kotoran dengan batu

air dan batu terdapat perbedaan, yaitu air hanya membersihkan kotoran sedangkan tidak sempurna dalam mengangkat najis, sedangkan batu dapat mengangkat najis tetapi kurang bersih di dalam istinja.

adapun hukumnya istinja ada 5 sebagian mengatakan 6 diantaranya,

1. wajib

wajib istinja dari najis yang basah dan berceceran, sebab najis yang basah ini jika di diamkan akan menempel pada pakaian atau badan kita, adapun hal demikian selain jorok/kotor jika di diamkan akan mendatangkan penyakit.

2. sunnah

yaitu dari najis yang kering, seperti anak kecil yang makan koin lalu tertelan dan keluar koin tersebut dari kemaluan belakang maka sunnah untuk dibersihkan kemaluan tersebut.

3. mubah

dari keringat yang ada pada kemaluan belakang atau sekitarnya.

4. makruh

ketika kita abis buang angin lalu beristinja maka makruh hukumnya, hal ini dimakruhkan karna membuang buang air tanpa udzur.

5. haram

yaitu beristinja dengan barang orang, misal air orang atau batu orang kita pakai untuk istinja tanpa izin atas orang tersebut walaupun istinjanya sah, ada lagi yang haram dan tidak sah istinjanya yaitu beristinja dengan makanan, sampul buku buku pelajaran.

istinja wajib bagi 2 jalur yaitu depan dan belakang apapun itu kecuali mani, jika mani yang keliar maka yang diwajibkan adalah mandi janabah.

adapun istinja afdholnya adalah dengan batu terlebih dahulu baru air.

batunya memiliki 4 sifat,

1.  suci/bersih, kecuali istinja dengan batunya tersebut dibarengi dengan air maka diperboleh istinja dengan batu yang najis.

2. harus yang padat

batu, bukan tanah yang ngegumpal atau sesuatu yang mudah hancur seperti tisu yang basah. tisu basah tidak termasuk istijmar

3. Bisa dibuat untuk mengelap. Tidak benda yang licin

4. Bukan benda atau barang terhormat

Diharamkan menggunakan makanan, alat tulis ilmu, kertas buku baik ada lafadz arab atau tidak

  • Boleh menggunakan dengan 3 batu saja atau 1 batu yang mempunyai 3 sisi
  • Syaratnya harus sudah bersih, jika 3 kali belum bersih maka tambahkan lagi batu untuk membersihkannya dan ambil jumlah batu yang ganjil
  • Air lebh afdhol karena air menghilangkan najis dan dapat menghilangkan bekasnya

b. Adab

وجيتنب استقبال القبلة واستدبرها يف الصحراء وجيتنب البول والغائط يف املاء الراكد وحتت الشجرة املثمرة ويف الطريق والظل والثقب وال يتكلم على البول وال يستقبل الشمس والقمر وال يستدبرها.

  • Tidak boleh kemaluannya menghadap kiblat, tidak membelakanginya apabila dalam tempat terbuka (Keharamanya hanya bila dilakukan di tempat terbuka sebagaimana di masa kenabian, dimana orang-orang buang hajat di padang pasir.)
  • Tidak boleh buang air di genangan atau aliran yang sedikit karena perbuatan itu akan menajisi air tersebut
  • Tidak boleh buang air di pohon yang berbuah
  • Tidak boleh buang air di jalanan kecuali jalanan tersebut dibuat maksiat
  • Tidak boleh buang air di tempat yang dijadikan berteduh
  • Tidak berbicara saat kencing
  • Tidak boleh kemaluannya menghadap Matahari dan Bulan dan membelakanginya