Home › Forums › Forum Masalah Tauhid › Orang tua Rasuk mati Musyrik? › Re:Orang tua Rasul mati Musyrik?
Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillahirabilalamin
Allahuma shali ala sayidina muhammad wa ala ali sayidina muhammad
Semoga habiby dan keluarga selalu dalam lindungan Allah swt
“Wahai Tuhan kami, (sesungguhnya) kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi”.
Segala puji bagi Allah yang dengan kelembutannya kita diberikan hati (Qalbu), yang dengan hati ini kita dapat merasakan kebaikan dan meyakini kebenaran.
Wahai sahabatku yang kumuliakan, sesungguhnya teramat baik seseorang menuntut ilmu, karena ilmu yang bermanfaat dapat menjadi nilai ibadah yang tidak terputus meskipun maut telah menjemput.
Ada suatu cerita yang mengisahkan perbedaan antara penerimaan akal (logika) dan hati (qalbu):
Fulan: Ibu sesungguhnya ada seorang pemuda yang hendak meminangku, ia bertanya padaku siapakah kedua orang tuaku…
Fulan: Karenanya, aku hendak bertanya siapakah ibu kandungku?
Ibu: Benar, akulah ibu kandung mu.
Untuk saat itu si fulan dapat menerima bahwa ibu itu adalah benar ibu kandungnya.
Namun syaitan laknatullah berusaha menggodanya dengan bisikan-bisikan yang menimbulkan keraguaan di dalam hati si fulan (apa benar ibu itu adalah ibu kandungnya). Kemudian si fulan berusaha mencari bukti yang dapat diterima akal sehatnya (logika), karenanya si fulan bertanya pada penduduk kampung dan juga kepada seorang bidan yang membantu proses kelahirannya. Setelahnya si fulan merasa puas akan jawaban bahwa si fulan adalah benar anak kandung dari si ibu. Kemudia si fulan kembali bertanya kepada si ibu
Fulan: Jadi benar ibu adalah ibu kandungku, maka siapakah ayah kandungku?
Ibu: Si (A) adalah ayah kandung mu.
Untuk saat itu si fulan dapat menerima bahwa Si (A) adalah benar Ayah kandungnya.
Namun syaitan laknatullah kembali berusaha menggodanya dengan bisikan-bisikan yang menimbulkan keraguaan di dalam hati si fulan (apa benar Si (A) itu adalah Ayah kandungnya). Keraguan yang dibisikan syaitan laknatullah membuat hatinya benar-benar risau kepada siapa si fulan harus bertanya dan mencari jawaban yang dapat diterima akal sehatnya (logika)… Jika si Fulan tidak percaya atas jawaban dari si ibu maka kepada siapa dia harus bertanya…??
Demikianlah cerita ini menggambarkan betapa akal sehat (logika) tidak mampu menjawab pertanyaan itu, karenanya hanya dengan hati yang bersih dan ke-ikhlas-an lah semua itu dapat di terima dan tanpa di perdebatkan.
Wahai sahabatku yang hendak menuntut ilmu, carilah seorang guru yang menurutmu tidak ada keraguan untukmu, sehingga setiap apa-apa yang diajarkannya dapat diterima dengan hati yang lapang dan ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat dan menjadi amalan yang baik.
Sesungguhnya seorang guru adalah seperti ibumu yang mengajarkan ilmu sesuai dengan batasan-batasan pengetahuan yang dapat anda terima. Seorang guru tidak akan mengajarkan ilmu yang anda sendiri belum siap untuk menerimanya. Karenanya belajarlah dengan seorang guru, jangan hanya dengan buku.
Demikian semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Semoga Allah me-ridho-i dan mempermudah perjuangan dakwah habib ke singapore.
Wassalamu’alaikum