Hakikat Nikmat Yang Sesungguh Nya

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُ

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ، ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ، ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ، ﻭَﺍﻟْﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ
ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢِ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ .

Hadirin hadirat rahimakumullah Wabil khusus para habaib, para kyai , para asatiz yang tidak saya sebutkan nama nya satu persatu tapi tidak mengurangi rasa hormat rasa takdhim saya kepada mereka. Kita sekalian berada dalam kucuran rahmat Allah swt, dalam satu maidah , satu hidangan, satu jamuan dari Allah Swt dihamparkan kepada kita, berupa hamparan maidah, hidangan ruhani, berupa pintu pintu rahmat yang terbuka, mengucurkan keberkahan dari Allah Swt Begitu juga kita mendapatkan nikmat berupa ilmu ilmu yang diwariskan oleh baginda Nabi Muhammad Saw, apa yang kita dengarkan tadi dari al habib abdurrahman al habsyi dan diteruskan oleh Al habib Ahmad al Kaff, merupakan hadiah yang terbesar bagi kita, berupa makanan makanan ruhani yang memantabkan iman islam kita, menambah cahaya di hati kita, maka kita wajib bersyukur atas setiap pelajaran setiap majelis ilmu yang kita hadiri jangan lupa kita mengucapkan Alhamdulillah. Ada satu habaib kalo Al habib Idrus bin Umar Al Habsyi, salah satu tokoh wali besar di Hadhramaut, guru dari Al Habib Muhammad bin Ali Al Habsyi, guru dari Al Imam Hasan Al Athas dan banyak dari para tokoh tokoh para habaib, beliau menganjurkan kalau habis menghadiri majelis majelis dzikir atau majelis ilmu, untuk membaca doa sehabis makan dan minum.

الحمد لله الذي أطعمني

وَسَقَاني

ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة

“Segala puji syukur pada Allah Swt yang telah memberikan aku makanan dan memberikan aku minuman tanpa daya dan upaya dariku semata mata ini adalah rizki dari Allah Swt.” Jadi doa setelah makan dan minum dipakai juga untuk doa setelah belajar,setelah hadir majelis dzikir atau majelis maulid,kenapa demikian,? karena ini adalah makanan dan minuman juga yang sepatutnya kita syukuri, bahkan lebih dari pada rizki yang dhahir, kenapa? Karena rizki yang dhahir itu hanya menguatkan dan mensehatkan badan jasmani kita, tapi rizki ma’nawi ini adalah untuk hakikat manusia seluruh nya dhahir dan bathin nya. Begitu juga banyak dari para hadirin yang mengenal, atau menghadiri majelis taklim Al habib abdurrahman assegaf bukit duri atau lebih di kenal Walid, beliau ini biasa dan diikuti oleh murid dan anak anak beliau, setiap selesai majelis ilmu, selalu bersama sama mengucapkan.. ‘’ Alhamdulillah ‘ala ni’amillah Alhamdulillah ‘ala barakatillah Alhamdulillah hamdan yuwafi ni’amahu wa yuka fiu madzidah wal hamdulillahirabil’alamin ‘’

Kenapa? Ini nikmat dari Allah yang begitu besar, kadang kita tak sadar atas nikmat yang begitu agung, sedang Allah swt sebutkan dalam Al quran

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

dan Alah telah mengumumkan kepada kita, kalau kalian bersyukur niscaya aku tambah nikmat dari KU, dan jika kalian mengingkari dan lupa akan nikmat, niscaya adzab Allah begitu pedih. Jadi setiap hadir majelis ilmu jangan lupa mengucapkan Alhamdulilla atau doa sebagaimana yang dibaca Al habib Idrus bin Umar Al Habsyi atau doa yang dibaca Al Walid Al Habib Abdurrahman Assegaf, Allah senang jika kita bersyukur atas nikmat Allah, walau yang paling kecil pun Allah senang dan ridha, maka nya dianjurkan kalau kita makan setiap kali suap, begitu juga setiap kali minum kita mengucapkan Alhamdulillah ada hadits hadits yang menganjurkan seperti ini. Selain hadits yang secara umum, kalau kita selesai makan atau selesai minum baru mengucapkan Alhamdulillah. Tapi ada hadits juga yang Rasulullah Saw menyatakan, Allah ridha dan senang dari seorang hamba setiap kali mengangkat satu suapan makanan nya atau satu tegukan minuman nya, dia mengucapkan Alhamdulillah. Perbuatan yang ringan ucapan yang sederhana tapi disitu ada Mahabatullah inilah Allah sebutkan

ۚ وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ

Sangat sedikit hamba KU yang pandai bersyukur, mudah mudahan kita yang disini termasuk orang yang bersyukur, karena kita menginfaqkan, memakan sebagian rizki Allah yaitu waktu dan harta serta kesehatan untuk hadir di tempat yang di ridhai Allah Swt. Jika kita ingin tahu kadar sesuatu itu, suatu kebaikan atau Apapun juga, paling jelas, paling mudah jika kita lihat kebalikkan nya saja. Jika kita ingin tahu nikmat tentang kesehatan dan terkadang kita tak bersyukur atau kita tak sadari nikmat tersebut maka lihat dan saksikan orang yang sedang sakit baru kita bersyukur kalau kita sedang dalam kesehatan. Jika kita ingin tahu nikmat nya hadir di majelis ini, maka lihat orang orang yang sedang dalam kemaksiatan, dalam tempat yang lalai sedangkan kita dipilih oleh Allah ditempatkan dalam tempat yang mengingat Allah Swt. Kita mengingat baginda nabi Muhammad Saw, mengingat syariat yang dibawa Nabi Muhammad Saw untuk diakarkan kepada kita dan diberikan kita taufik dari Allah untuk kita mau mendengar dan mempelajarinya.

. اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ شُكْرًا

Ya allah atas Mu Ya Allah segala nikmat kami bersyukur atasd nikmat MU ini Ya Allah. Hadirin rahimakumullah. Begitu juga ada satu nikmat yang begitu besar dan merupakan salah satu nikmat yang paling besar yang sering dari kita lalai, sering tidak menyadari nya, kita tahu nikmat yang terbesar adalah nikmat Islam, nikmat sehat walafiat, nikmat kita hidup dalam negara yang mayoritas beragama Islam, nikmat banyak majelis majelis ilmu atau majelis maulid, nikmat bahhwa kita dipilih oleh Allah sebagai umat Islam yang Ahlus sunnah wal jamaah. Ada satu lagi nikmat yang begitu hebat, begitu besar yang kita merasakan nya sampai sekarang terus, tapi saudara saudara kita di negeri yang lain sedang dicabut nikmat tersebut, yaitu nikmat aman.

Kita akan pergi majelis atau ketempat lain nya dengan perasaan aman, keluarga beserta harta kta juga aman, tapi sebagian saudara saudara kita yang di Palestina, di Suriah, atau di Iraq, atau di Yaman Utara bagian San’a sekarang ini, dan di negeri Islam yang lain, hampir sebagian banyak negeri Islam, Allah sedang memberi ujian dengan mencabut sebagian dari nikmat dari Allah. Negeri yang dahulu nya aman tenteram, seperti Suriah, termasuk negeri yang lebih makmur dibanding negara kita, ulama nya juga banyak, aulia nya juga banyak, Rasulullah Saw menyatakan “Kebanyakan abdal dari umat ku berada di negeri Syam”. Syam itu Arab Utara, seperti Suriah, Lebanon, Yordan, Palestina. Banyak wali wali dan ulama berada disana, tetapi Allah cabut nikmat aman , dengan serba peperangan, perpecahan antar muslim dengan muslim, diadu domba oleh tangan tangan kotor dari kafir, mereka mengadu domba, memprovokasi supaya umat Islam saling bunuh membunuh, faham faham yang mentakfirkan sesama muslim diberi ruang hinggan akhir nya menjadi kuat, dan kemudian sampai waktu nya terjadi perpecahan dengan sebab mereka. Maka nikmat aman yang kita rasakan sekarang di Indonesia ini, jangan lupa kita syukuri. Segala syukur YA ALLAH atas nikmat Islam, iman, keamanan kami, mudah mencari rizki, masih aman dan berkumpul dengan keluarga, yang sebagian negeri lain anak anak nya sudah tidak bisa tertawa lagi, trauma dengan perang atau pembantaian atas muslim bahkan terjadi pada orang tua mereka bahkan anak anak kecil pun juga ikut terbunuh, atau cacat badan nyakni nikmat yang harus selalu kita syukuri, bersyukur dengan dengan mematuhi perintah Allah , baik yang wajib atau yang sunnah dan menjahkan dari yang haram dan makruh, hakikat nikmat yang sesungguh nya.

Orang dikatakan sebagai hamba yang bersyukur, jika ia telah menggunakan segala nikmat yang Allah berikan kepada nya untuk tujuan Allah menciptakan Nikmat tersebut, seperti nikmat mata, Allah ciptakan mata kita untuk membaca al Quran, memandang orang shaleh, memandang orang tua dengan kasih sayang, memandang saudara Islam dengan kasih sayang bukan dengan kebencian, dengan pandangan sesat atau kafir, juga telinga kita, diciptakan untuk mendengarkan Al Quran, mendengarkan Ilmu dan nasehat dari Rasulullah, mendengar dzikrullah, mendengarkan qaidah yang mengingatkan kita kepada Allah dan Rasulullah Saw. Sekarang keadaan umat ini disibukkan mata nya, telinga nya dan lain nya dengan tontonan, bacaan dan acara yang penuh dengan ghaflah, yang melalaikan dari mengingat Allah Swt, dan lalai mengingat hari akherat.

Kita mohon pada Allah swt, semoga di beri hidayah negeri kita, masyarakat kita, semoga kita dijadikan hamba hamba yang bersyukur, Allah gerakan hati kita untuk ingin mendekatkan diri pada Allah swt, ingin mempelajari syariat Nabi Muhammad Saw, ingin dekat, ingin melihat serta ingin mendengar wajah wajah orang sholeh, wajah para aulia, wajah para orang yang khusyuk, yang dimuka nya ada cahaya ilmu, ada cahaya takut kepada Allah Swt, kita bersyukur kita sedang hadir majelis ilmu, majelis taklim, kenal dengan para habaib dan orang sholeh, kita bersyukur majelis ini di hadiri para orang tua , al Habib Hud al Athas, Al Habib Abdurrahma Bassurah, beliau beliau yang sejak kecil sampai dewasa duduk memandang wajah orang orang besar di sisi Allah, para aulia sholihin seperti Habib Hud Al Athas sejak kecil telah dituntun oleh kakek beliau Al habib Abdullah Al Athas, wali besar guru dari para kiai dan para habaib di Jakarta, beliau juga lama di Saudi Arabia duduk dengan para habaib dan ulama Al Habib Abdul Qadir Ahmad Assegaf, Al Habib Yahya bin Ahmad Alaydrus, begitu juga dengan habib Abdurrahman Basurahman duduk lama di Jeddah bersama Al Habib Abdulqadir bin Ahmad Assegaf, Habib Mansyur Haddad, beliau beliau ini orang orang yang ketika memandang mereka kita ingat kepada Allah swt.

Rasulullah saw pernah ditanya, “Wahai Rasulullah siapa itu para Aulia? apa ciri mereka?”. Maka Rasulullah Saw menjawab, “Mereka adalah orang orang yang jika dipandang, maka membuat ingat kepada Allah, bertambah keinginan ibadah, bertambah ingin bertaqarub kepada Allah”, memandang wajah wajah para aulia, menambah keimanan kita, bahkan ada hamba hamba Allah yang Rasulullah Saw sebutkan dalam sebuah hadits seseungguhnya Allah mempunyai hamba hamba dimuka bumi yang mana jika orang memandang wajah mereka sekali, maka orang yang memandang tersebut telah dicap sebagai calon penduduk surga, orang yang bahagia dan tak celaka selama lama nya, inilah hamba hamba pilihan Allah, para wali besar yang muqarrab dengan Allah, dan kita yakin beliau beliau yang hadir di sini Masya Allah, yang mana beliau beliau pernah duduk dengan habib Abdul Qadir Assegaf, duduk bersama habib Ahmad Mansyur Al Haddad, dan Habib Mansyur Haddad ini yang menghabiskan waktu masa muda nya belajar dengan para aulia sholihin, kemudian mengamalkan ilmu nya berdakwah sampai ke negeri Afrika dan sebagai nya, selama puluhan tahun dihabiskan untuk mengajak orang untuk masuk Islam dan mengamalkan Islam. Pada saat beliau wafat dikatakan, sekitar seratus ribu atau lebih orang Afrika masuk Islam ditangan beliau, dan di Afrika masih banyak yang kafir atau menganut faham animisme, bahkan menurut sensus Afrika ini sebenar nya adalah benua muslim, karena lebih dari sekitar 60% penduduk nya adalah muslim, sedang di benua lain Islam masih minoritas, dan tersebar di berbagai negara, maka ini menjadi ladang untuk menyebarkan agama baik Islam maupun agama lain, dan beliau telah meng Islamkan seratus ribu, sehingga kadang kadang orang yang telah di ajak ke agama lain namun ketika hadir maulid dan memandang wajah yang bercahaya dari Al Habib Mansyur Al Haddad langsung menjadi Islam.

Inilah wajah pewaris Nabi Muhammad saw pada wajah nya itu ada cahaya ilmu dan cahaya takut pada Allah swt. dan beliau Al Habib Mansyur al Haddad adalah salah satu guru dari Al Habib Umar bin Hafidh, Al habib Umar bin Hafidh pernah bercerita bahwa Al Habib Mansyur Al Hadad ini sebagaimana kebiasaan para wali wali besar, mereka sangat menghormati kedudukan Nabi Muhammad saw, hati mereka tak pernah luput atau lalai dan selalu ingat pada Rasulullah saw, setiap gerak dan perbuatan selalu mengikuti Nabi Muhammad saw, karena disitu ada mahabatullah dan fardhu dari Allah.. Ini adab adab para sholihin kalau mau berziarah kepada Rasulullah saw di Madinah, mereka tidak langsung masuk, melainkan menunggu di luar Madinah, yaitu menunggu ijin dari nabi Muhammad saw, diluar Madinah, bisa di rumah, di hotel atau di tenda dan menunggu berhari hari terkadang sampai didatangi Rasulullah saw lewat mimpi atau lewat lain. Jika telah Rasulullah saw mengijinkan barulah mereka memasuki Madinah, dan begitu juga jika telah selesai ziarah berhari hari dan tidak mau keluar atau pergi terkecuali menunggu dan dapat izin dari Rasulullah SAW.

Al habib Mansyur Al Haddad yang seluruh hidupnya dicurahkan untuk Rasulullah saw, mengajak banyak orang untuk masuk kedalam Islam, maka ketika beliau ke Madinah untuk berziarah beliau selalu menjaga adab tersebut, namun suatu saat Rasulullah saw mendatangi beliau dalam mimpi nya “Wahai Ahmad untuk mu bebas mau datang dan berziarah atau mau pulang”, tanpa perlu menunggu izin dari Rasulullah saw. Ini dari besar nya ridha dari Raulullah saw atas Al Habib Mansyur al Haddad. Wafat kurang lebih usia sembilan puluh tahun, saat beliau wafat mengantar banyak orang dengan kalimat Laa ila ha illallah, karena memang semasa hidup beliau habib untuk memuliakan Laa ila ha illallah, maka Allah gerakan lidah para pengantar jenazah untuk berucap Laa ila ha illallah, di iringi dan penguburan nya dengan kalimat Laa ila ha illallah. Ini kemuliaan yang besar, para raja atau orang kaya boleh saja di hormati orang namun setelah meninggal selesai sudah, dan kita harus mengagungkan sesuatu yang agung dihadapan Allah swt. Memuliakan yang mulia di sisi Allah swt dan jangan mengagungkan sesuatu yang hina di mata Allah swt, jangan kita mendahulukan sesuatu yang dibenci oleh Allah swt, maka sepantasnya hati kita, kecintaan kita, kita jaga, ini paling mahalnya harta kita adalah hati kita, jangan kita letakkan disitu sesuatu kotoran yang dibenci oleh Allah swt dan Rasul saw. Jadikan hati kita hanya untuk Allah dan Rasul dan orang orang yang di ridhai oleh Allah dan di ridhai Rasul Saw.

Kemudian juga, satu kewajiban dari kita sebagai umat Islam, adalah kita memperhatikan keadaan umat Islam, baik lingkungan masyarakat kita atau pun dimana pun umat Islam berada, dari kesusahan mereka apa yang kita bisa bantu dan perbuat maka kita bantu, para janda tua, para yatim dan jika yang jauh jika tak bisa membantu nya maka kita. Ulama sendiri mengatakan, saya teringat Al Habib Umar bin Hafidh mengatakan para aulia sholihin yang mereka ini adalah orang orang yang beramal sebanyak mungkin , sebesar mungkin mencari ridha dan pahala dari Allah swt, mereka menyadari bahwa kekuatan mereka , jasad mereka, niat mereka ini masih terbatas, tetapi mereka ingin dari keluasan dari rahmat Allah swt, maka mereka lebih menfokuskan kepada berdoa kepada umat Islam dan berkhidmat kepada umat Islam, sebab ketika kita mendoakan umat Islam, ketika kita mendoakan YA ALLAH rahmati umat Islam, rahmati dan sayangi umat Nabi Mu Muhammad saw, maka betapa banyak pahala yang kita dapat, mungkin sekitar 1,5 milyar hasanah ditulis dengan satu doa kita..

Ya Allah berikan jalan keluar , pertolongan kepada umat Nabi Muhammad saw, Ya Allah ridhai umat Nabi Muhammad, Al imam Abu Abbas Al Mursi,  seorang wali besar di mesir, murid dan khalifah Al Imam Al Khutub Abi Hasan Asyadzili, beliau bukan dari kalangan habaib, tapi karena beliau sungguh sungguh dalam belajar , mengambil dari guru nya Al Imam Abi Hasan Asyadzili yang beliau adalah keturunan Sayyid Hasan bin Ali bin Abi Thalib, beliau Al Imam Abul Abbas al Mursi pernah mengatakan, “Siapa yang mengucapkan setiap habis sholat subuh dalam doa qunut nya orang yang rutin mendoakan umat Nabi Muhammad saw setiap sholat subuh saja, maka dia akan menjadi wali abdal”, yaitu wali yang mempunyai derajat yang tinggi, yang ciri khas nya ada tiga sesungguh nya abdal abdal umat Ku kata Nabi Saw, setiap zaman ada 40 wali abdal nya, dan diatas nya ada derajat wali lagi dan lagi.

Semoga kita semua menjadi wali, yaitu wali untuk takut kepada Allah swt, supaya kita bisa menangis dan bertaubat dari dosa dosa kita. Agar cinta pada Allah, bisa benar dalam beribadah pada Allah swt, bisa tawadhu kepada Allah dan rahmat kepada umat Islam. Rasulullah saw menyatakan abdal dari umat ku ini tidak mendapat kedudukan yang tinggi disisi Allah bukan dari sholat sunnat atau yang lain, tapi dengan Tiga hal, YANG PERTAMA….. bersih hati nya, tidak menyimpan dengki atau iri kepada sesama muslim, tidak menyimpan hasud dan hati nya bersih, selalu khusnudzon kepada umat Islam, selalu berprasangka orang lain lebih baik selama ia juga beragama Islam, orang ini dicintai oleh Allah dapat cahaya dari Allah swt, inilah yang berat.

Yang KEDUA, belas kasih, penuh kasih sayang kepada umat Islam, Al habib Umar bin Hafidh, menyebutkan sifat orang yang sholeh sholeh ini mulutnya tidak mau fudhul, pembicaraan nya tidak ada yang sia sia, bahkan pandangan nya kepada sesama muslim jika tanpa kasih sayang kepada nya maka pandangan itu dianggap fudhul dan sia sia. Pandangan mereka penuh kasih sayang, maka jika orang sholeh memandang kita rahmat Allah ikut turun kepada kita, orang orang yang penuh rahmat dirahmati oleh Allah swt, kasih sayang dan rahmati orang yang di muka bumi bahkan pada binatang maka yang “dilangit”, Allah swt akan merahmati kalian.

Yang KETIGA sifat nya, orang yang pemurah. Kita mohon pada Allah swt, semoga Allah merahmati umat Islam, disegala penjuru baik di Timur atau di Barat, baik di Suriah ataupun di Palestina, ataupun di Iraq, ataupun di Yaman, ataupun di Afrika, ataupun di Kashmir, ataupun di Burma, saudara saudara kita kaum Raohingya, atau Filipina Selatan, ataupun di China, umat Islam semua nya yang sedang menderita, tidak ada yang menolong mereka, hanya kita memohon rahmat Allah Swt Wal afwu minkum

Jasaltul Itsnain Majelis Rasulullah SAW

~ Habib Hamid Barakwan ~