Ibadah Nabi SAW di Bulan Sya’ban

Ibadah Nabi SAW di Bulan Sya’ban
Senin, 20 Juli 2009

أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ :
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا، أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، وَكَانَ يَقُولُ : خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّتْ، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلَاةً دَاوَمَ عَلَيْهَا

(صحيح البخاري)

Sungguh berkata Sayyidatina Aisyah ra :
Belum pernah Nabi saw melakukan puasa sunnah pada suatu bulan pun sebanyak puasa sunnah beliau saw dibulan Sya’ban, dan sungguh beliau saw pernah melakukan puasa Sya’ban sebulan penuh, dan beliau saw bersabda : “Beramallah dari amal amal semampu kalian, sungguh Allah swt tidak pernah bosan hingga kalian sendiri yg bosan”, dan shalat sunnah yg paling disukai Nabi saw adalah yg dilakukan dg berkesinambungan walaupun sedikit, dan beliau saw jika melakukan shalat sunnah maka beliau saw mendawamkannya.
(Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Jalla Wa Alaa, Maha Raja langit dan bumi, Maha Menguasai

setiap perasaaan dan jiwa. Maha Mengetahui di waktu mendatang, Maha Menentukan kehidupan

Hamba – hambaNya sepanjang waktu dan zaman, Maha Mengatur terbit dan terbenamnya matahari

dan bulan, Maha Mengatur siang dan malam, Maha Memiliki lautan, hewan dan daratan, dan Maha

Mengetahui setiap lintasan pemikiran hamba-Nya, setiap niat dan keinginan hamba-Nya, setiap

getaran perasaan hamba yang baik dan buruknya diketahui oleh Allah Jalla Wa Alaa Yang Maha

Melihat, Maha Mengetahui setiap rahasia dan setiap rencana baik dan buruknya. Dialah Allah

Yang Maha Mensucikan jiwa dari niat – niat yang hina. Semoga jiwaku dan kalian disucikan

Allah dari niat – niat yang hina.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Di malam agung ini kembali kita berkumpul di akhir – akhir penghujung bulan Rajab yang

diberkahi Allah. Maka mereka yang masih belum termuliakan dengan kemuliaan taubat maka

raihlah. Jangan lewatkan bulan Rajab ini, jiwa kita masih belum bertaubat kepada Allah,

masih belum meminta kepada Allah untuk dibenahi hal – hal yang hina dalam diri kita dan

jadikanlah Rajab ini meninggalkan kita dengan membawa segenap dosa dan kesalahan kita dengan

doa dan munajat dan juga perbanyak doa agar dengan lewatnya bulan Rajab ini, lewat pula

segala kesulitan dan permasalahan kita dunia dan akhirat. Beruntunglah mereka yang

memperbanyak doa dan munajat kehadirat Allah, seraya berdoa “Wahai Rabbiy jangan lewatkan

Rajab ini terkecuali Kau jadikan Sya’ban merupakan matahari kebahagiaan bagi kami sepanjang

hidup hingga kami wafat hingga kami menghadap-Mu”.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah bersabda Sang Nabi saw diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha

sebagaimana hadits yang kita baca “Lam yakunnabiy shallallahu alaihi wa sallam: yashuumu

syahran aktsar min sya’ban, wa kana yashuumu sya’ban kullahu” belum pernah Rasul saw puasa

sunnah sebanyak puasa di bulan sya’ban dan pernah Rasul itu berpuasa 1 bulan penuh di bulan

sya’ban”.

Hadirin – hadirat, sampai disini kita membahas terlebih dahulu betapa mulianya bulan

sya’ban karena Rasul saw memperbanyak ibadah di bulan sya’ban diantaranya puasa. Dengan

memperbanyak puasa di bulan sya’ban itulah, Rasul saw mengajarkan umatnya. Belum pernah

beliau memperjuangankan banyak berpuasa sunnah melebihi di bulan sya’ban. Oleh sebab itu

hadirin – hadirat, isyarat Ilahiyyah dari perbuatan Sang Nabi saw yang sangat mengetahui

letak waktu – waktu mulia dan waktu – waktu yang lebih mulia dari sebagian waktu lainnya.

Seraya mengambil waktu – waktu tersebut untuk memperbanyak ibadah yang tentunya telah

menjadikan isyarat yang jelas bagi kita bahwa waktu – waktu tersebut sangat dimuliakan

Allah.

Jika waktu tersebut sangat dimuliakan Allah, maka disitulah kesempatan bagi kita

mengambil kesempatan untuk memperbanyak doa, munajat dan ibadah. Karena disaat – saat yang

dimuliakan Allah itu, barangkali kita mendapatkan anugerah yang lebih dari waktu

lainnya.

Bulan Sya’ban AlMukarram (Almukarram : yg dimuliakan) menyimpan kemuliaan yang banyak

diantaranya adalah turunnya firman Allah “Innallaha wa malaikatahu yushalluuna alannabiy,

yaa ayyuhalladzina’amanu shalluu alaihi wa sallimuu tasliimaa” QS. Al-Ahzab:56.) Ayat

ini turun di bulan Sya’ban, maka bulan Sya’ban disebut bulan shalawat kepada Nabi Muhammad

Saw. Karena dibulan Sya’ban inilah Allah menurunkan firman tersebut bagi seluruh mukminin

mukminat hingga akhir zaman untuk memperbanyak shalawat kepada Sang Nabi saw.

Hadirin – hadirat, persiapkan kedatangan bulan Sya’ban dengan menyambut anugerah

Ilahiyyah yang disiapkan kepada hamba – hambaNya yang mau menerima anugerah dengan

memperbanyak shalawat kepada Sayyidina Muhammad Saw. Yang semoga dengan Sya’ban yang padanya

kita perbanyak shalawat itu, akan membuka rahasia keberkahan di waktu mendatang dengan

kemuliaan dunia dan akhirat. Mukminin – mukminat tiada pernah berhenti berharap kepada

Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan di bulan Sya’ban itu pula terjadinya perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsa menuju

Masjidil Haram di Makkah Al Mukarramah. Turunnya ayat Aku telah melihat engkau

menginginkan kiblat yang mengarah ke tempat yang lain dari Masjidil Aqsa (wahai

Muhammad), maka kami akan menghadapkan kiblatmu ke arah yang engkau inginkan (yaitu

Masjidil Haram). Maka Sang Nabi saw mengarahkan kiblatnya menuju Masjidil Haram dan kemudian

turun ayat penyempurnanya, “maka hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram”.(QS Al Baqarah

144) Demikian hadirin – hadirat, Sya’ban merupakan Kesempurnaan Allah Swt, muncul

padanya kepada Sayyidina Muhammad Saw yang mana bulan Rajab adalah bulan kemuliaan shalat.

Shalat masih berlanjut terus menghadap ke Masjidil Aqsa dan kemudian di bulan Sya’ban,

belasan bulan setelah diwajibkannya shalat itu maka dihadapkanlah kiblat itu ke Masjidil

Haram sampai saat ini. Dan kejadian itu di bulan Sya’ban.

Dan bulan Sya’ban pula mempunyai kemuliaan agung yaitu malam Nishfu Sya’ban yang di malam

itu Allah Swt memuliakan hamba- hambaNya dan disunnahkan padanya memperbanyak doa dan

munajat. Sebagaimana dijelaskan oleh Hujjatul Islam Al Imam Syafi’i alaihi rahmatullah bahwa

berbeda pendapat ulama tentang malam lailatul qadr, sebagian mengatakan di bulan Ramadhan,

sebagian mengatakan di malam nishfu sya’ban. Namun tentunya pendapat yang lebih kuat

“lailatul qadr adalah di bulan Ramadhan”. Namun ada juga pendapat yang mengatakn malam

nishfu sya’ban mempunyai kemuliaan seperti malam lailatul qadr. Dan di malam nishfu sya’ban

pula Allah Swt memberikan kesempatan kepada hamba- hambaNya dengan berganti amal kitab

setiap tahunnya. Amal kitab pahalanya dan dosanya yang diganti setiap tahun. Agenda dosa dan

pahala itu diganti oleh Allah mulai malam 15 sya’ban dan disitu disunnahkan untuk

memperbanyak ibadah.

Muncul pertanyaan kepada saya, tentang amal – amal yang paling baik di malam nishfu sya’

ban? Sebagian para ulama mengajarkan shalat 100 rakaat dan lainnya. Tentunya belum saya

temukan ada 1 dalil yang shahih mendukung shalat 100 rakaat di malam nishfu sya’ban. Akan

tetapi hal itu terikat kepada sunnahnya memperbanyak ibadah di malam nishfu sya’ban. Maka

apakah itu berupa memperbanyak ibadah shalat sunnah, memperbanyak doa, memperbanyak membaca

Alqur’an, dan semua itu hal yang baik dilakukan di malam nishfu sya’ban. Malam – malam agung

itu telah menanti kita, kemuliaan – kemuliaan itu menanti kita dan kemudian akan datanglah

Ramadhan AlMukarram.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita teruskan riwayat hadits Sang Nabi saw, Rasul saw bersabda sebagaimana ucapan

Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul kemudian bersabda “khudzuu minal amal ma

tuthiqun” ambillah dari amal pahala itu semampu kalian. Bila mampu 1 bulan penuh

berpuasa di bulan sya’ban, berpuasalah. Bila tidak mampu ambillah semampunya, 1 hari, 2

hari, berapa pun semampunya ambillah semampunya hal – hal yang sunnah hingga usia kita dan

jasad kita menyaksikan lewatnya hari – hari kita didalam sunnah Muhammad Rasulullah Saw.
(lalu keterusan hadits tsb) “Innallaha la yamillu hatta tamilluu” sungguh Allah tiada

akan pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan. Maksudnya apa? Kalau kita tidak

bosan – bosannya maka hal itu baik. Tetapi Allah Maha Tidak Mungkin bosan.manusia bisa

sampai pada sifat bosan, namun Allah tidak ada padanya sifat bosan. Menunjukkan setiap

pendosa yang selalu bertaubat, Allah tidak akan bosan menerima taubatnya. Setiap orang yang

bersalah memohon maaf kepada Allah, Allah tidak akan bosan memaafkannya. Setiap hamba yang

berdoa siang dan malam, Allah tidak akan bosan mendengar doanya. Hamba yang beribadah siang

dan malam, Allah tiada akan pernah bosan untuk menerima ibadah hamba-Nya. Manusia memiliki

sifat bosan. Akan tetapi hadirin – hadirat, kita berharap kepada Allah agar Allah membenahi

kita untuk tidak bosan beribadah, untuk tidak bosan bertaubat, untuk tidak bosan membenahi

diri kita dan Rasul saw diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha bahwa Rasul

saw bersabda (kelanjutan hadits tsb) “ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa

sallam ma duwima alaihi” amal yang paling dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah

yang dikerjakan berkesinambungan. Bahwa Rasul itu kalau melakukan suatu shalat sunnah,

tidak lagi meninggalkannya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sering bisikan syaitan membisikkan telinga kita untuk tidak banyak beramal. Jangan

banyak – banyak beramal, nanti kau tidak bisa mendawamkannya. Sungguh itu bisikan

syaitan, kita layaknya mengambil amal yang semampunya, seringannya untuk tidak kita

tinggalkan dan boleh menambahkan amal sebanyak – banyaknya di waktu senggang kita, walaupun

sering tertinggalkan tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Tetapi ada amal – amal yang

sangat ringan, yang selalu kau jaga, yang tidak pernah kau tinggalkan baik dalam keadaan

safar atau dalam keadaan di rumah, dalam kesibukkan kerja, dalam keadaan sakit, tetap

dikerjakan. Ada yang menjaga shalwat kepada Nabi saw yiatu 100X setiap harinya, shalawat

100X tidak akan makan waktu 10 menit dari 24 jam. Tidak sempat pagi, siang, sore, maghrib,

isya, subuh, lewat 1 hari 1 malam, bisa di qadha esoknya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
“Ahabbusshalat ilannabiy shallallahu alaihi wa sallam ma duwima alaihi” amal yang paling

dicintai oleh Sang Nabi saw adalah shalat sunnah yang dikerjakan berkesinambungan. Kita

mempunyai waktu 24 jam, lihatlah mana waktu yang paling senggang pada hari – harimu. Saya

lebih santai di waktu maghrib, ambil 2 rakaat ba’diyah Isya, saya tidak punya waktu shalat

sunnah qabliyah – ba’diyah, shalat fardhu saja curi – curi waktu karena sibuk bekerja, ambil

2 rakaat saja, barangkali qabliyah subuh 2 rakaat atau ba’diyah maghrib 2 rakaat. Waktu yang

jelas engkau disitu tidak sibuk, ambil 2 rakaat saja. 2 rakaat dulu jangan ditinggalkan,

kalau ada waktu boleh qabliyah dhuhur 4 rakaat, ba’diyah dhuhur 4 rakaat, qabliyah ashar 4

rakaat, maghrib tambah awwabin 6 rakaat, qabliyah isya 4 rakaat, ba’diyah isya 4 rakaat,

boleh ditambah tapi punya 1 waktu yang tidak kita tinggalkan dari hal yang sunnah Nabi

Muhammad Saw. Yang 2 rakaat jangan tinggalkan, yang lainnya di saat senggang, lakukan atau

disaat kita sibuk bisa kita tinggalkan karena hal itu sunnah. Tetapi ada amal – amal yang

kita pegang walaupun hal itu ringan tapi itu tidak kita tinggalkan sebagai pencapaian cinta

Nabi Muhammad Saw yang pasti padanya kecintaan Allah Swt.

“Wa kana idza shalla shallalah dawama alaiha” Rasul saw itu kalau sudah melakukan 1

shalat sunnah, tidak meninggalkannya. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw

melakukan shalat witir dan tidak pernah meninggalkannya. Dimanapun beliau saw berada bahkan

disaat safar beliau melakukan shalat witir di atas kendaraannya. Shalat sunnah itu,

kalau kita di dalam perjalanan tidak wajib menghadap kiblat, bisa ke Barat,

Timur, kemana saja arahnya kendaraan kita, boleh kita melakukan shalat padanya, bisa

berdiri, bisa duduk. Demikian didalam shalat sunnah. Kalau shalat yang fardhu tentunya harus

menghadap kiblat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian ringan dan mudahnya Nabi saw mengajarkan kepada kita, maka kita sudah berada di

akhir bulan Rajab untuk membenahi kehidupan dan hari – hari kita sebaik – baiknya,

membenahi jiwa kita sebaik – baiknya, mempersiapkan diri masuk ke bulan sya’ban dengan

kemuliaan, mempersiapkan diri sampai ke gerbang Ramadhan dengan seindah – indah keadaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt tiada henti – hentinya memuliakan hamba-Nya dengan kemuliaan yang ia dambakan,

kemuliaan di dunia dan kemuliaan akhirat adalah milik Allah. Firman Allah: Allah itu

memberikan kewibawaan dan kemuliaan pada yang dikehendakinya dan Allah Maha Mencabutnya dari

yang dikehendakinya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Jangan kita terlalu sedih dengan keadaan diri kita (misalnya) yang dalam kesulitan atau

sering kena musibah. Karena musibah itu bukan hanya di dunia, musibah itu bisa saja di alam

barzah, musibah bisa di alam akhirat, bisa saja orang banyak kena musibah di dunia tapi di

alam barzah, ia bebas dari musibah dan di yaumal qiyamah, ia bebas. Atau sebaliknya, orang

yang selalu lancar hidupnya di muka bumi tapi di alam barzah ia banyak terkena musibah atau

di yaumal qiyamah banyak terkena musibah dan musibah yang cukup berat adalah pertanyaan atas

kenikmatan.

Ketika diriwayatkan Nabiyullah Sulaiman alaihi shallatu wa sallam, ketika sedang melihat

kerajaan. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Sulaiman ini ditundukkan untuknya hewan,

tumbuhan, jin dan juga angin, air ditundukkan untuknya sehingga taatlah kesemuanya pada

Nabiyullah Sulaiman alaihi shallatu wa sallam. Ketika ia sedang melihat kerajaannya dari

atas langit maka Jibril alaihi shallatu wa sallam mendatangi Nabi Sulaiman alaihi sallam

berkata “wahai Sulaiman, kau lihat petani yang sedang bekerja di tengah ladang itu,

tanyalah ia”. Maka Nabiyullah Sulaiman diturunkan dan bertanya “wahai petani apa yang

ada di hatimu sampai Jibril datang kepadaku memerintahkan untuk bertanya kepadamu apa yang

ada di hatimu?”, petani itu berkata “wahai Sulaiman, aku bersyukur kepada Allah atas

kenikmatan yang diberikan kepadaku seluas – luasnya”. Nabiyullah Sulaiman berkata

“wahai petani kenikmatan seluas- luasnya seperti apa? Kau bekerja dari pagi hingga sore dan

kau hanya mendapatkan makanan untuk hari esok dan hari esok lagi kau tidak mempunyai makanan

kecuali dengan bekerja lagi, apa yang kau sebut keluasan dan kenikmatan sehingga kau

bersyukur kepada Allah? Ceritakan kepadaku kenikmatan yang datang padamu?”. Petani itu

berkata “wahai Sulaiman, aku gembira karena hisabku perhitungan nikmatku sedikit, apa

yang akan dihisab (dimintai pertanggungan jawab dihadapan Allah) dari kenikmatanku? Cuma

alat tani, istri dan anakku, cuma itu saja yang dipertanyakan oleh Allah dan yang harus aku

pertanggungjawabkan. Tapi engkau Sulaiman, kau bertanggungjawab mempunyai hak dan kewajiban

pada semua hewan, jin, tumbuhan dan seluruh apa yang ditundukkan Allah untukmu”. Maka

sujudlah Nabi Sulaiman menangis kepada Allah Swt, “Rabbiy beri aku kemudahan dalam

pertanggungjawabanku?”. Bergetar Nabi Sulaiman ketika dikatakan “kau akan

bertanggungjawab akan kewajibanmu atas hewan, tumbuhan, jin, angin dan semua yang

ditundukkan oleh Allah untukmu”.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu jangan sampai kita terlalu sedih atau terlalu bingung dan risau akan musibah

yang datang di dunia, barangkali itu merupakan kemudahan yang kekal dan abadi di yaumal

qiyamah dan jangan pula kita tertipu dengan keadaan yang selalu dalam kenikmatan.

Naudzubillah! barangkali di hari esok ia terkena musibah yang sangat berat atau barangkali

musibah setelah wafatnya atau musibah di alam barzah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kondisi saya malam hari ini masih belum fit, maka kita bermunajat kepada Allah Swt semoga

Allah terus mensukseskan daripada dakwah Nabi kita Muhammad Saw. Kita bermunajat kepada

Allah dan bersyukur dimana semalam telah sukses acara kita di hadiri lebih dari 50.000

muslimin – muslimat. Semoga Allah Swt terus memberikan kesuksesan bagi kita dengan acara

besar di malam nishfu sya’ban yang akan datang. Kita akan buat acara besar – besaran,

InsyaAllah dihadiri ratusan ribu muslimin – muslimat dalam doa dan munajat di malam nishfu

sya’ban. Kita bermunajat kepada Allah Swt, benahi jiwa kami Rabbiy, terbitkan kebahagiaan

dan keberkahan bulan Rajab ini, pastikan kami dalam keluhuran dan tidak keluar dari bulan

Rajab terkecuali dalam cahaya pengampunan, tidak keluar dari bulan Rajab ini terkecuali

dalam keindahan, keridhoan, kesucian, kemuliaan, keluhuran. Wahai Yang Maha Bercahaya

menerangi jiwa dan sanubari kami ini, Wahai Yang Maha Menerangi alam semesta dengan

keindahan, wahai Yang Maha Menerangi kehidupan dengan kebahagiaan, kami menyebut Nama-Mu

Yang Maha Indah dan Bercahaya Abadi agar Kau terangi hari – hari kami dengan kebahagiaan

yang abadi, Kau damaikan jiwa kami dengan Cahaya Keagungan-Mu, Kau sejukkan sanubari kami

dengan Cahaya Keindahan-Mu.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya

Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Cukupkan musibah bagi muslimin, pastikan surga untuk seluruh wajah ini Ya Rabb, pastikan

kebahagiaan untuk kami semua,
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah

Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Kita teruskan acara kita dengan doa bersama mendoakan seluruh muslimin –muslimat agar

diberikan keselamtaan oleh Allah Swt dan mereka yang dalam kesulitan, mereka yang dalam

musibah dan bencana, semoga Allah Swt menolong mereka dengan kedamaian, dengan keluasan,

dengan kebahagiaan, dan dengan penyelesaian. Dan juga kita berdoa agar Allah mengangkat

seluruh musibah kita, menyellesaikan segala permasalahan kita, menenangkan sanubari kita,

amin allahumma amin.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh