Barang siapa yang hadir di majelis dia menyimak dengan benar, mendengar dengan telinga & hatinya, lalu menjalankan apa yang dia simak & dengar dengan sebaik baiknya. Tujuan utama nasihat dari guru guru kita Alhabib Umar bin Hafidz bukan hanya sekedar untuk di dengar lalu di lupakan, tapi untuk diteladani, agar kita ikuti, dijadikan sebagai panutan & pedoman dalam hidup kita.
Kemarin Guru Mulia menghimbau kita untuk senantiasa hadir di majelis yang semacam ini. Sebab hadirnya kita di majelis yang semacam ini adalah karunia & anugrah yang besar dari Allah untuk kita. Berapa banyak orang yang disaat yang sama seperti ini mereka sedang sibuk dengan dunia, sibuk dengan politiknya, sibuk dengan hartanya bahkan sibuk dengan kemaksiatan nya, tapi kita dipilih oleh Allah untuk mendapatkan anugrah & rahmat dari Allah dimajlis ini. Maka syukurilah nikmat & anugrah ini dari Allah.
Imam Haddad pernah berkata dalam hidup ini ada dua golongan, golongan yang pertama adalah mereka yang taat, yang dirahmati oleh Allah, disayang oleh Allah, di masukan dalam surga Allah, dan golongan yang kedua adalah yang suka maksiat terhadap Allah, suka melanggar, dilaknat oleh Allah & menjadi kayu bakar nya api neraka. Alhmdulilah Allah memberikan kita nikmat untuk jadi bagian yang Allah limpahi rahmat Nya. Semoga kita menjadi bagian yang pertama dari golongan itu. Semua ini sudah pilihan Nya Allah, namun kita masih bisa berdo’a meminta bersimpuh dihadapan Allah, minta di kasihani Allah. Allah berfirman lewat nabi Muhammad saw
“Wahai Muhammad, jika hamba hamba Ku bertanya tentang Aku. Katakan pada mereka Aku dekat, dan Aku menjawab setiap do’a hamba hamba Ku yang berdo’a kepada Ku”
itulah janji Allah. Namun Allah meminta kita untuk menjawab panggilan Nya, dengan cara patuh, iman, nurut, karena itu lebih baik untuk mereka dan menjalankan apa yang sudah kita dengar dari guru guru kita, menjauhi maksiat terhadap Allah.
Maka minta lah sama Allah agar kita selalu dapat menjaga nikmat ini, sebab kalau nikmat sudah di cabut/ dihilangkan oleh Allah, susah untuk kembali lagi. Kemarin guru kita Habibana Umar dalam nasehat nya senantiasa kita untuk selalu berbakti kepada orang tua, karena orang yang rugi adalah orang yang durhaka kepada orang tua. Abdul Qodir Assegaf berkata,
“Setiap majelis yang didalam nya di sebut nama Rasulullah, maka keberkahan Rasulullah di dalam nya”.
Apalagi majelis ini dapat pandangan khusus dari wali Allah, dibawah naungan wali wali Allah, yang kalian lihat banyak tapi lebih banyak yang kalian tidak lihat.
Tujuan majelis ini di bangun oleh guru kita almarhum habibana Munzir bisa membawa perubahan baik untuk diri kita, jangan jadikan majelis ini hanya sekedar tradisi baca maulid terus pulang lupa begitu saja. Karena setiap kita hadir majelis nanti Allah akan mempertanyakan kehadiran kita di majelis, sudahkah kita majelis membuat perubahan untuk diri kita? sudah kah kita menjauhi maksiat terhadap Allah, apalagi majlis ini dapat pandangan dari wali wali Allah. Pesan saya jangan pernah kalian tinggal majelis ini siapapun yang mengajar/ memberikan nasihat mereka hanya penyambung lidah dari guru guru mereka hingga ke Rasulullah. Sebab seorang da’i yang benar benar cinta tulus terhadap Rasulullah, benar benar tulus membawa teladan nya Rasulullah, benar benar tulus berdakwah di jalan Allah, maka sesungguh nya mereka adalah wakil nya Rasulullah sebab mereka membawa guru guru mereka hingga menyambung ke Rasulullah.
Semakin dekat hubungan mereka dengan Rasulullah, semakin kuat cinta mereka untuk Rasulullah maka mereka semakin menjadi wakil nya Rasulullah. Tapi ingat tugas mereka hanya menyampaikan dan kita melaksanakan apa yang kita dengar dengan sebaik baiknya dalam hidup kita. Semua ini pilihan Allah untuk kita mendapatkan anugrah yang besar dalam nikmat Allah yang besar dalam majelis ini.
Al Imam Abu Yazid Albustomi adalah seorang ulama besar, alim, sholeh, hamba yang di sayang oleh Allah. Dulu ada sebuah kampung yang penduduk nya sedang melakukan sholat untuk meminta hujan, namun hujan tidak juga datang sampai ada seseorang yang bertanya kepada penduduk itu “Sedang apa kalian?” salah seorang menjawab “Kami sedang melakukan sholat meminta hujan kepada Allah”. Lalu orang itu mengangkat tangan nya sambil berdo’a “Wahai Allah, demi yang ada di kepala ku ini maka turunkanlah hujan”, Seketika turunlah hujan dengan lebat, maka para penduduk pun kaget & bertanya ada apa di kepala orang itu hingga Allah mengabulkan do’a nya. Lalu ia menjawab “Di kepala ku ada dua bola mata dan sesungguh nya dua bola mata ku pernah melihat Al Imam Abu Yazid Albustomi”. Itulah yang terjadi kepda hamba hamba yang di sayang oleh Allah.
Dahulu ada seorang raja yang berziarah ke maqam Al Imam Abu Yazid Albustomi, setelah berziarah dia bertanya kepada orang orang, “Adakah murid Al Imam Abu Yazid yang masih hidup?” penduduk kampung menjawab “Ada tinggal satu orang dan dia sudah berumur 100 tahun lebih”. Maka di panggilah ia oleh raja itu, setelah bertemu, sang raja memeluk nya, menciumi nya dan berkata “Apa yang pernah engkau dengar langsung dari Al Imam Abu Yazid Albustomi”. Lalu kakek itu berkata “Aku pernah mendengar langsung dari beliau Al Imam Abu Yazid Albustomi berkata, barang siapa yang melihat aku, melihat orang yang pernah melihat aku maka dia akan masuk kedalam surga” senanglah hati raja itu. Tapi sang raja bertanya “Lalu bagaimana dengan orang yang pernah melihat wajah Rasululah, hidup di jaman Rasulullah sedangkan mereka masuk kedalam neraka contoh nya Abu Jahal, Abu Lahab. Mereka semua melihat wajah Rasulullah tapi mereka masuk ke dalam neraka? Seorang imam besar saja jika kita melihat nya dapat masuk surga bagaimna dengan Rasulullah jika mereka melihat nya” maka kakek itu menjawab, “Yang dikatakan Al Imam Abu Yazid Al Bustomi itu benar & yang kamu katakan itu juga benar. Tapi sesungguh nya mereka tidak pernah benar benar melihat wajah Rasulullah. Orang orang kafir tersebut hanya melihat Rasulullah sebagai anak yatim nya Abu Tholib, anak yatim kemarin, anak yang hina di hadapan mereka. Pandangan yang benar adalah pandangan nya Abu Bakar terhadap Rasulullah, pandangan nya Umar terhadap Rasulullah, pandangan Usman terhadap Rasulullah, pandangan Ali terhadap Rasulullah.”
Sebab mereka memandang dengan pandangan yang benar & penuh cinta terhadap Rasulullah saw. Sampai Sayyidina Umar pernah berkata
“Sungguh setelah aku memandang wajah Rasulullah maka hilanglah cinta terhadap dunia dalam hati ku”,
itulah pandangan yang tulus & sebenarnya pandangan. Maka pandanglah majelis ini dengan pandangan nya para sahabat memandang Rasulullah. Jadikan diri kita lebih baik dalam majelis ini. Menjauhi apa yang membuat Allah murka & bersyukurlah senantiasa, sebab Allah menurunkan anugrah yang besar, sebab kita di izin kan untuk hadir di majelis ini.
~ Alhabib Ahmad bin Novel bin Jindan ~
Jalsatul Isnain di Masjid Raya Almunawar