Tidak sedikit diantara teman-teman kita menganggap DOA adalah hal yang biasa bahkan mereka berani memvonis dan menyakini esensi doa hanya 1% dalam hidup di dunia, selebihnya yang menentukan kesuksesan adalah usaha kita.
Allahu Akbar,,.
Padahal jika mereka terus belajar dan mendalami ilmu, Doa itu adalah bagian dari usaha (Ikhtiyar) dan banyak sekali dalil Ayat/Hadits yang membahas kemuliaan berdoa. Hanya orang-orang sombonglah yang enggan untuk berdoa, merasa semua kesuksesan,keuntungan yang mereka dapat hasil kerja usaha dirinya,bukan karna doa.
Syair Imam Syafi’i:
Jangan Remehkan Kehebatan Panah Malam (Doa)”
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Apa engkau mencemuh doa dan meremehkannya? ** Kau tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh doa.”
…
“Panah malam (yakni: dua tangan yang menadah pada Allah di malam hari) tak akan pernah kembali dengan sesuatu yang hampa ** Dia memiliki tujuan, dan setiap tujuan pasti memiliki akhir perhentian.”
…
Sahabat sahabatku yang kucintai…
Bait syair di atas menggambarkan betapa doa, bagi seorang mukmin, merupakan harapan terbesar yang sentiasa ada menemani dalam setiap masalah kehidupan yang dihadapinya. Ketika ramai yang telah putus harapan, hancur dalam mimpi dan asa, seorang mukmin selalu optimis dan yakin bahawa di sana selalu ada jalan untuk keluar, selalu ada keajaiban illahi yang dapat terjadi melalui doa. Bukankah Allah, sebagai Pemilik alam semesta ini dengan segenap keajaibannya telah mengikrarkan sebuah janji:
“Dan jika hambaKu bertanya padamu tentangKu, maka ketahuilah bahwasanya Aku ini dekat. Aku menjawab setiap doa dari orang yang berdoa hanya kepadaKu.”
[Qur’an.2. Al-Baqarah: 186]
Jangan pernah menyangka bahawa doa yang selalu kita panjatkan sia-sia..! Tidak jarang, apa yang mampu dihasilkan oleh doa adalah lebih besar dan lebih bermanfaat dari apa yang kita pinta dalam doa tersebut. Kalaupun jawapan dari suatu panjatan doa tidak sesuai dengan harapan, maka yakinlah bahawa ganjaran pahala yang dihasilkan oleh doa yang tulus pada illahi, pasti memiliki nilai yang jauh lebih besar.
Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4848)
Dan Doa,diantaranya yang menjadikan wasilah media perantara pertemuan Makhluq dengan Al-Khaliq
Itu sebabnya ‘Umar al Khattab radhiallahu’anhu mengatakan:
“Demi Allah, aku tidak terlalu peduli dengan hasil atau jawaban dari doaku, kerana itu ada di tangan Dzat yang Maha Kuasa, yang aku fikirkan dan sentiasa harapkan adalah kesempatan untuk dapat selalu berdoa, kerana jika aku telah diberi taufik untuk berdoa, maka jawapan itu pasti ada (entah itu sesuai harapan kita atau tidak, karna boleh jadi, apa yang kita harapkan belum tentu baik bagi kita. Allah-lah yang Maha Mengetahui, jawapan apa yang terbaik bagi seorang hamba dengan doanya).”
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba yang Tawadhu’ rendah diri,tidak sombong dan meremehkan amalan.
Dan menjadikan kita Ahli Istiqamah.
Aamiin Ya Rabbal ‘aalamiin.
~ Habib Quraish Baharun ~