Seorang Muslim Yang Paling Baik, Senin 08 Desember 2008

Seorang Muslim Yang Baik
Senin, 8 Desember 2008


قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

(صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Seorang lelaki bertanya pada Rasul saw mengenai Islam yang baik? (muslim yang baik), sabda Rasulullah saw : “Kau membagikan makanan, dan mengucap salam pada yang kau kenal dan yang tak kau kenal” (Shahih Bukhari)

{mosimage}Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Yang Maha Luhur, Sang Maha Pemilik Matahari dan bulan dan seluruh alam semesta yang Menghamparkan Kerajaan Langit dan Bumi sebagai lambang Kemegahan, yang menjadikan setiap kehidupan ada pada Nya (Allah Swt) dan berakhir dengan kematian, yang menjadikan kehidupan manusia berakhir dengan kematian dan berlanjut dengan kehidupan setelah kehidupan. Kehidupan yang kekal dan abadi, maka disampaikanlah tuntunan Para Nabi, mengajak mereka kepada kebahagiaan kekal sampailah kepada Nabi Mulia, pembawa Keridhoan Allah, pembawa Cahaya Keagungan Illahi, pembawa tuntunan Illahiyah dan Alqur’anul Karim ialah Sayyidina Muhammad Saw.

Tiada makhluk manusia yang lebih beruntung di muka bumi melebihi mereka yang mengikuti Muhammad Rasulullah. Semakin mereka mengikuti Sang Nabi saw, semakin agung dan bahagia mereka kelak, semakin tinggi derajatnya dan semakin diberi kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Swt Yang Maha Mampu Merubah Takdir Keputusan Nya menjanjikan kemuliaan dan perubahan kebahagiaan bagi para pengikut Muhammad Rasulullah Saw.

“Walladziina amanuu wa’amilushshaalihaati wa amanuu bima nuzzila ’alaa muhammadin wahuwal haqqu min rabbihim, kaffar ‘anhum sayyi’aatihim wa ashlaha baalahum” (QS. Muhammad : 2) (mereka mereka yang beriman dan beramal shalih dan mengikuti apa apa yang diturunkan dan diajarkan kepada Muhammad, “wahuwal haqqu min rabbihim”, beliau itu kebenaran dari Tuhan mereka, kebenaran dari Yang Memelihara setiap kehidupan, kebenaran yang disampaikan oleh Sang Pemilik Langit dan Bumi, mengirimkan Kebenaran Nya berupa tuntunan Sayyidina Muhammad Saw, “kaffara ‘anhum sayyi’aatihim wa ashlaha baalahum”, Allah ampuni dosa dosa mereka dan Allah perbaiki keadaan mereka.

Semakin mereka memperbaiki keadaannya dan hubungannya dengan Allah, semakin mereka perbaiki hari harinya dengan tuntunan Sang Nabi saw, Allah hapuskan dosa dosa mereka dan Allah perbaiki keadaannya, keadaan dirinya, keadaan hatinya, keadaan perasaannya, keadaan kehidupannya, keadaan pekerjaannya, keadaan rumah tangganya, keadaan hidup dan matinya hingga ia bangkit di yaumal qiyamah dibenahi oleh Allah dengan pembenahan sempurna karena mereka mengikuti Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin hadirat, inilah kehidupan sementara, gerbang menuju kehidupan yang abadi. Inilah nafas nafas kita yang pasti berakhir dengan nafas sakaratul maut dan berpisah dengan semua yang kau lihat dan kau dengar.

Inilah hari Idul Adha, hari agung dari hari hari yang diagungkan Allah Swt dan termuliakan mereka untuk memuliakan hari ini dengan tuntunan Sang Nabi saw dengan memperbanyak takbir dan tahlil dengan ucapan “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Wa Lillahil-hamd”. Disunnahkan untuk bertakbir sampai terbenamnya matahari dihari Idul Adha lalu takbir terus disunnahkah setiap shalat fardhu dan sunnah saja hingga asar hari Tasyriq yg ketiga (13 dzulhijjah).

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah berfirman mengabarkan keluhuran bagi para pengikut Sang Nabi Saw. “yarfa’illahulladzina amanuu minkum walladzina uutuul i’lma darajaat” (QS. Mujadilah : 11) (Allah mengangkat derajat kalian kalian yang menuntut ilmu diantara kalian dengan derajat derajat yang sangat tinggi). Kita memahami kalau kalimat “darajaat” berarti derajat saja dan kita paham derajat, surga itu bagaikan langit dan bumi diantara derajat yang satu dengan derajat yang lainnya. Kalau Allah mengatakan “darajaat” berarti derajat yang banyak. Setiap kali bertambah ilmu kita makin tinggi kita diberi derajat oleh Allah di surga kelak. Dan pula didunia, semakin dekat ia kepada Allah, semakin dekat ia kepada samudera Yang Maha Luas Melimpahkan Kebahagiaan, Yang Maha Merubah Keadaan.
Sebagian orang berkata “kalau cuma ngaji, ngaji dan majelis sampai kapan majunya? tidak cukup dengan begini saja akan selesai kehidupan ini”. Hadirin hadirat ingatlah Yang Maha Merubah Keadaan dari keadaan yang indah menjadi keadaan yang buruk, dari musibah menjadi kenikmatan atau sebaliknya, dari kemiskinan kepada kekayaan atau sebaliknya, Dialah (Allah Swt) Yang Mampu Merubah Keadaan kita. Ketika seorang hamba berjalan dan meniti jalan Muhammad Rasulullah Saw, dijanjikan oleh Yang Maha Merubah Keadaan akan mengubah keadaan dengan sebaik baiknya keadaan.
Hadirin hadirat yang menjanjikan adalah Yang Tidak Pernah Mengingkari Janjinya.

Allah Swt telah berfirman “minta kepada Ku akan Kujawab doa doa kalian”. Lalu kita bertanya “bagaimana dengan doaku siang dan malam yang masih belum dikabulkan Allah?”. Jawabannya adalah ketidaktahuan kita bahwa Allah menjawab doa kita lebih daripada yang kita minta. Kita minta A (misalnya) tanpa kita sadari Allah mengangkat 100 musibah yang akan datang di hari esok. Doa kita hanya hal yang remeh saja tapi Allah Yang Maha Dermawan memberi lebih dari itu.
Hadirin hadirat, jawaban dari Allah itu lebih dari sekedar suara. Doa kita kepada Allah tapi kita tidak dengar jawaban dari Yang Maha Menjawab Doa. Jawaban Allah bukan dengan suara dan tidak sesempit hanya sekedar pengabulan, minta itu diberi itu, tidak sesempit itu Anugerah Yang Maha Dermawan. Minta hal yang 1, Allah beri 1000 dan itu bukan hal yang mustahil bagi Rabbul Alamin. Barangkali seorang hamba meminta hal yang remeh, Allah berikan hal yang lebih agung atau Allah berikan juga dan Allah tambahkan lebih dari doanya dan itu pasti karena Dialah (Allah Swt) Yang Menamakan Dzatnya “Al Karim” (Yang Maha Dermawan, Yang Maha Memberi).

Hadirin hadirat, tiada seseorang meminta kepada Allah lalu turun kedua tangannya dengan tangan kosong saja terkecuali dipenuhi anugerah. Inilah Allah dan inilah Maha Raja Dermawan dari seluruh makhluk Nya dan Pemberian Nya terus berlimpah sepanjang siang dan malam tanpa kita sadari. Barangkali kita berdoa malam ini tentang 1 hajat, besok Allah kabulkan atau jika tidak Allah tidak kabulkan tapi Allah angkat sedemikian banyak musibah yang akan datang di hari esok. Hal itu tidak kita ketahui, barangkali kalau kita melihat takdir kita tidak akan berhenti bersujud, kita meminta Kasih Sayang Illahi. Kalau kita lihat musibah apa yang akan datang di hari esok, barangkali sekarang kita bisa berdiri besok kita terkena 1 musibah dan lumpuh seumur hidup barangkali saat ini kita melihat esok terkena 1 musibah tidak bisa lagi melihat dan demikian banyak musibah yang bisa saja terjadi dan itu berubah dalam sekejap dengan doamu hadirin.

“kaffara ‘anhum sayyiatihim wa ashlaha baalahum” (Kuhapuskan dosa dosa mereka dan Kuperbaiki keadaan mereka), Dialah Allah Yang Maha Memperbaiki Keadaan dan perbuatannya Maha Sempurna.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Ketika salah seorang beribadah dengan ibadah yang sangat banyak maka Rasul Saw mendengar seorang wanita beribadah dengan ibadah yang sangat banyak sampai berlebihan maka Rasul Saw berkata “apa ini ibadah yang berlebihan?”, “innallahu la yamallu hatta tamallu’ ” (Allah itu tidak bosan bosannya tapi kalian yang akan bosan kalau terlalu banyak beribadah). Zaman sekarang orang beribadah Qabliyah, Ba’diyah dan Tahajjud sudah dibilang berlebihan, itu bukan berlebihan. Yang disebut berlebihan ibadah itu adalah meninggalkans seluruh aktifitas demi ibadahnya, ini yang disebut berlebihan. Nabi Saw berkata “la yamallu hatta tamallu’ ” (Allah itu tidak akan bosan sampai kalian bosan sendiri). Maka jangan paksakan diri melebihi kemampuan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dari kemuliaan inilah Allah Swt menuntun kita kepada bimbingan yang paling sempurna, bimbingan yang menjadi perluasan dan persaudaraan bagi seluruh manusia khususnya diantara muslimin. Oleh sebab itu, Rasul saw ditanya sebagaimana hadits yang tadi kita baca “anna rajulan sa’alannabiy saw, seseorang bertanya kepada Rasul saw “ayyul islam khair”, maksudnya orang muslim yang mana yang amalnya baik? tunjukkan padaku amal amal yang baik dalam islam. Tentunya banyak namun Sang Nabi saw memberikan 2 ajaran yang sangat indah jika kita perdalam. Apa itu? ”ith’amu tha’am (demikian riwayat Shahih Bukhari). “kau membagi bagikan makanan”. Berarti sekarang ini hari hari tasyrik, disunnahkan membagikan daging kurban. Perlu diketahui pembagian daging kurban itu untuk seluruh muslimin bukan dikhususkan untuk fuqara saja. Jadi orang ang mampu juga boleh diberikan. Lain dengan shadaqah dan zakat, tidak boleh diberikan terkecuali kepada mustahiq diantaranya fuqara dan masakin. Kalau daging kurban boleh diberikan kepada yang mampu dan yang tidak mampu asal dia muslim karena daging kurban adalah jamuan muslim kepada muslimin lainnya yang ia kenal dan yang ia tidak kenal.
“ith’amu tha’am” (bagikan makanan) kata Sang Nabi Saw. Jangan dipisahkan hanya yang muslim dan miskin saja, yang tidak miskin pun boleh kalian jamu tapi tentu yang afdhal adalah yang tidak mampu. Jadi kalau daging kurban diberikan kepada yang miskin atau yang kaya, tentunya pada yang miskin lebih afdhal. Tapi kalau mau diberikan kepada yang mampu, tidak ada larangannya karena itu sunnah juga selama ia muslimin karena daging kurban adalah jamuan sesame muslimin yang kenal dan yang tidak ia kenal.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah jika tahun ini Majelis Rasulullah Saw dititipkan 13 ekor kambing oleh seorang saudara kita dari Sidney, Australia untuk kurban disini (di Majelis Rasulullah Saw) dan juga 1 dari jamaah majelis kita di Jakarta, jadi tahun ini 14 ekor kambing. Yang 13 dari Sidney, Australia dan yang 1 ekor dari Jakarta, dan 1 ekor sapi dari Bapak Gubernur H. Fauzi Bowo untuk Majelis Rasulullah Saw. Jadi tahun ini Majelis Rasulullah Saw kurban 14 ekor kambing dan 1 ekor sapi, Alhamdulillah Semoga Allah muliakan mereka yang menitipkan kurbannya di Majelis Rasulullah Saw.

“ith’amu tha’am” (bagikan makanan) kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal, wa aqri’ussalam alaa man arafta ma alaa man lam ta’rif (dan ucapkan salam kepada yang kau kenal dan yang tidak kau kenal). Mengucapkan salam itu jangan hanya kepada yang kita kenal saja, tanpa kita sadari orang yang tidak kita kenal pun jika diucapkan salam itu bukan untuk dia saja tapi pahala karena Allah, menyebarkan Nama Allah “Assalam” (adalah Nama Allah Yang Maha Sejahtera). Assalamu’alaikum artinya Yang Maha Penyejahtera melimpahkan kesejahteraan kepadamu, itulah makna kalimat Assalamu’alaikum. Jadi kalau seseorang mengucapkan Assalamu’alaikum itu dzikir karena kalimat Assalam adalah Nama Allah.
Hadirin, Sayyidina Ibn Umar radhiyallahu anhuma diriwayatkan di dalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari, Ibn Umar ini setiap pagi keluar dan ditanya oleh orang “kau ini kepasar, belanja tidak?, lewat gang sana lewat gang sini, lewat rumah si anu lewat rumah si ini, pulang ke rumah, mau apa? keluar tidak silaturahmi pada fulan, ke pasar tidak belanja, balik lagi ke rumah, keluar sebentar balik lagi ke rumah”, ia berkata “aku keluar hanya untuk menyebarkan kalimat Assalam”. Lewat ada muslim, ucapkan “Assalamu’alaikum”, hanya untuk bersalam saja aku keluar rumah. Jadi orang keluar rumah itu macam macam niatnya, ada yang niat dagang, ada yang niat sekolah dan Para Shalihin ada yang teringat Keagungan Nama Allah. Assalam,
ia keluar dari rumahnya untuk menyebarkan salam lalu balik lagi kerumahnya.

Sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhum diriwayatkan didalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari, beliau kalau keluar dari rumahnya memakai minyak wangi ditangan kanannya. Ini sering kita lihat, kenapa? Sayyidina Anas berkata “memuliakan orang yang menyalamiku”. Salah satu cara memuliakan mereka adalah memakai minyak wangi di tanganku, jadi orang yang menyalamiku itu nanti wangi tangannya. Darimana kau pelajari ini? dari Rasulullah Saw. Demikian indahnya akhlak.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dalam satu kejadian salah satu teman saya beberapa tahun yang lalu sudah lanjut usia, usinya 60 tahun lebih. Ia mempunyai 6 orang anak. Kebetulan ia menyeberang dari Lampung menuju ke Pelabuhan Merak. Di pelabuhan sudah beli tiket, ternyata ditipu. Tiketnya dibawa kabur entah kemana, ia sudah mengeluarkan uang dan ia orang yang tidak mampu. Cuma 1 ia mendapatkan kemuliaan, saat lewat 1 orang yang wajahnya bengis (barangkali preman disitu) ia mengucapkan salam. Orang ini kemana mana selalu bersalam yang jika kira kira yg disalamu adalah seorang muslim, maka ia selalu mengucapkan salam walaupun ia seorang yang tampak bengis di pelabuhan. “Assalamu’alaikum”, tidak dijawab. Barangkali kita tahu kalau di pelabuhan banyak orang yang tidak ramah, ada diantaranya ramah bukan kebanyakan tapi diantaranya tidak ramah. Diucapkan salam, tidak dijawab, diam saja.
Ia lewat saja bersama istri dan anak anaknya. Ketika terjadi penipuan ini, ia pun ribut “tiket saya dibawa orang, saya sudah bayar”. Tadi yang diucapkan salam tidak menjawab ikut dalam kerumunan itu, “kenapa?”, “ini tiket saya dibawa kabur”. “apa ciri ciri orang itu?”, “begini..begini”, “oo.. sudah tenang”, tidak lama ia datang bersama orang itu dan orang itu dipaksa untuk mengembalikan uangnya. “kenapa kamu menipu Bapak ini, Bapak ini saudara saya..!”. Padahal ia tidak kenal dengan orang itu, ia hanya disalami oleh orangtua tadi padahal ia tidak menjawab tapi ucapan salam itu tembus ke dalam hatinya. Bibirnya tidak menjawab, wajahnya cemberut tapi ucapan itu tembus ke hatinya dan ia terharu. Barangkali seumur hidupnya jarang orang mengucap salam kepadanya. Ia merasa seorang yang berulah barangkali, banyak berbuat jahat dan orang jijik mengucapkan salam kepadanya. Ada 1 orangtua ini mengucapkan salam kepadanya, orang itu ditipu, ia membelanya sampai berkata “ini saudara saya, kenapa kau menipunya?”, padahal baru kenal saat itu karena mengucapkan salam. Demikian hadirin hadirat indahnya sunnah Nabi Muhamamd Saw. Oleh sebab itu bantu kemuliaan sunnah Sang Nabi Saw dengan menyebarkan salam kepada orang yang kita kenal atau kepada orang yang tidak kita kenal.

Rasul Saw bersabda “la yukminu ahadukum hatta yuhibba li akhiihi maa yuhibbu linafsih” (belum sempurna iman seseorang sampai ia menginginkan apa yang terjadi padanya, terjadi juga pada saudara saudaranya dari kenikmatan), demikian diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari. Kalau ia punya kenikmatan ia menginginkan surga, ia menginginkan orang lain juga masuk surga, jika ia inginkan keluasan,ia inginkan seluruh muslimin dalam keluasan. Ini kesempurnaan iman. Maksudnya apa? Semakin tinggi derajat seseorang, semakin tidak mau memusuhi muslimin. Semakin tinggi derajatnya semakin ingin seluruh muslimin mendapatkan kemuliaan, jika ia telah menunaikan shalat 5 waktu, ia ingin seluruh muslimin menunaikan shalat 5 waktu, jika ia ingin masuk surga ia ingin seluruh muslimin masuk surga. Jiwa seperti ini telah dicerminkan oleh Sayyidina Muhammad Saw.
Ketika musuh musuhnya melempari dirinya dan mengejarnya, beliau berdoa “Allahummahdiy Qaumiy fa innahum laa ya’lamuun”. Dibela itu orang yang melempari, dibela dengan doa beliau. Wahai Allah beri mereka petunjuk karena mereka tidak tahu. Dibela orang yang melempari beliau Saw.

Inilah puncak kesempurnaan akhlak Nabiyyuna wa Sayyiduna Muhammad Saw. Dan juga dalam ukhuwwah diantara kita satu sama lain, Allah Swt telah memerintahkan kita untuk mengikuti Sang Nabi Saw semampunya, yang dengan itu Allah meluaskan keberkahan dengan jiwa semacam Nabi Muhammad Saw inilah luasnya islam ke Barat dan Timur. Beliau bukanlah seorang kaya yang bisa mengunjungi seluruh permukaan Barat dan Timur untuk menyampaikan kalimat Tauhid. Beliau bukan seorang penguasa yang bisa mengerahkan ribuan pasukan untuk menyampaikan tuntunannya ke Barat dan Timur. Beliau hanya diikuti oleh beberapa budak dan para pemuda, semakin banyak dan semakin banyak pembenahan umat terjadi di Makkah dan sampai terusir pembenahan terjadi di Madinah, perlahan berlanjut ke seluruh permukaan bumi. Sampai saat ini 14 abad setelah wafat beliau (Nabi Saw) pembenahan umat terus berjalan, diteruskan oleh jiwa jiwa yang membawa kemuliaan semangat Nabi Muhammad Saw.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Di malam Idul Adha ini tentunya saya tidak berpanjang lebar, cuma perlu saya beritahukan bahwa majelis ini tidak ada liburnya. Majelis malam selasa ini Insya Allah tidak ada liburnya sampai yaumal qiyamah, Amin Allahumma Amin. Selama saya masih hidup, Insya Allah saya selalu hadir di malam selasa ini. Hadirin hadirat jadi kalau kebetulan lewat, ada suara terdengar kabar dari sana sini kalau malam selasa depan libur, itu jangan dibenarkan, itu ucapan yang tidak benar. majelis ini berlanjut, walau bulan ramadhan, walau malam lebaran, kita takbiran bersama majelis berlanjut,
Yang mampu hadir, silahkan hadir. Yang tidak bisa hadir, sekarang ada radio RASfm dan juga tentunya niatnya untuk hadir dan mendapatkan bagian pahalanya.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita bermunajat untuk pembenahan umat di bumi Jakarta dan sekitarnya dan juga untuk saudara saudara kita khususnya Ustadz Kadir Anggaluly yang barangkali beberapa hari lagi akan kembali ke wilayahnya di Irian Barat, semoga diberi kekuatan oleh Allah Swt, diberi perlindungan oleh Allah Swt dari musuh musuh islam. Semoga semakin banyak jamaah jamaah muslimin yang mulai bangkit mengenal shalat disana, Amin Allahumma Amin. Dan juga untuk para santri santri yang tinggal disini khususnya KH. Ahmad Baihaqi semoga dilimpahi keluasan dan pertolongan oleh Allah Swt dalam menegakkan dakwah dan semoga anak anak santri yang baru ini diberi ketenangan untuk betah tinggal di Jakarta di dalam taklim.

Ya Rabbiy Ya Rahman kami bermunajat Kehadirat Mu di hari Idul Adha ini dan hari hari tasyrik yang masih tersisakan Keagungan dan Kemuliaan Dzulhijjah, Rabbiy kami bermunajat Kehadirat Mu Yang Maha Luhur meminta seluruh daripada rahasia Kedermawanan Mu atas segala hal kami. Rabbiy Rabbiy Yang Maha Mengubah Keadaan, Wahai Yang Maha Mengubah Keadaan, ubah keadaan kami dengan sebaik baiknya dhahiran wa bathinan dunia wal akhirat, ubah keadaan hari esok kami dengan yang palingbaik di dalam kebahagiaan dunia dan akhirat, dalam keluasan dunia dan akhirat, dalam kebahagiaan dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh