Segala puji bagi Allah Swt sebagaimana Allah Swt apabila berkehendak kepada hambaNya kebaikan maka Allah Swt akan memberikan kepada hamba Nya taufik untuk diberikan kebaikan. Salawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah Saw, beliaulah Saw pemberi syafa’at kepada umatnya termasuk kepada kita dan melalui kekasih Allah Swt yakni Rasulullah Saw yang memberikan keselamatan kepada umat dan menunjukan kita dari jalan kegelapan menuju pada jalan yang terang benderang. Dialah penyejuk hati kita yaitu baginda Rasulullah Saw di dunia dan di akhirat dan di yaumil kiyamah. Semoga Allah Swt limpahkan balasan seagung-agungnya kepada Sayidina Muhammad Saw dengan berkat baginda Rasulullah Saw maka hadirlah kita berkumpul di tempat & acara ini. Semua ini berkat junjungan kita baginda Rasulullah Saw
Dan beliau Al habib Umar juga mengatakan, saya sudah mempunyai keinginan dari dahulu untuk hadir di majelis ini, yang mana majelis ini di pimpin oleh al marhum Al Habib Munzir Al musawa yang kita semua mengenal beliau hampir –hampir kami tidak pernah melihat perbuatan buruk yang di lakukan oleh beliau. Kami tau & mengenal Habib Munzir dengan betul –betul pengenalan kepada beliau dahulu di Tarim .
Kalian semua mengenal beliau, kalian melihat, duduk bersama beliau, berhadapan dengan beliau, menimba ilmu dari al marhum Al Habib Munzir, dan kita semua melihat kelapangan dari pada dada beliau , kedermawanan beliau , kesabaran beliau , senyum beliau yang selalu kita lihat di wajah beliau. Dahulu al marhum Al habib Munzir Al musawa datang ke kota Tarim bersama kawan-kawan beliau diantaranya Habib Ja’far , Habib Alwi Bin Yahya , Habib Jindan, Habib Sodiq Baharun , Habib Qureis Baharun , Syekh Ridwan dan yang lainya dari kawan kawan beliau datang ke kota Tarim dengan membawa niat yang begitu agung, membawa hati yang bersih dan dahulu beliau hadir di majelis seperti ini majelis guru beliau Al Habib Umar Bin Hafidz. Beliau datang ke kota Tarim dengan niat untuk membersihkan jiwa hingga menerima amanat yang di bawa oleh baginda Rasulullah Saw dan amanat yang beliau terima tersebut beliau bawa ke Indonesia dan di sebarluaskan kepada kalian semua .
Majelis kalian ini bersambung sebagaimana majelis di kota Tarim yang di ajarkan oleh guru-guru beliau yakni bagaimana bermuamalah dengan Allah Swt di dalam intropeksi diri di hadapan Allah SWT maka majelis yang ada sekarang ini adalah buah atau hasil yang dahulu beliau hadiri di kota Tarim dan beliau menimba ilmu dari guru-guru beliau seperti Habib Umar bin Hafidh. Keberkahan yang beliau dapatkan di kota Tarim sampailah ke Indonesia negeri kita ini hingga sampailah ke majelis kita ini untuk selalu kita mengingat Allah Swt dan mengingatkan kita kepada baginda Rasulullah Saw.
Dahulu kita semua mengetahui tatkala beliau berangkat ke kota Tarim dengan kawan-kawan beliau dan musim di Tarim itu berbeda dengan di Indonesia, manakala musim panas maka suhu panasnya sangatlah tinggi dan begitupula saat keadaan musim dingin, tidak seperti di negeri Indonesia ini dan beliau sangat sabar menghadapi panas yang begitu panasnya dan dingin yang begitu dingin nya, semua di lewati oleh beliau dan selalu kita melihat bagaimana kesabaran beliau. Habib Munzir selalu menyendiri , selalu berbuat baik terhadap teman nya, sehingga beliau di cintai dan di sukai oleh kawan kawan nya dan beliau betul betul menjalankan, mempraktekkan akan adab –adab dan akhlak yang beliau lihat langsung dari guru –guru beliau begitu pula yang langsung beliau mencontohnya dari akhlak sayidina Muhammad Saw.
Pada suatu hari di kota Tarim pada musim dingin, para ikhwan mengadu kepada Habib Umar bahwa dari kami tidak semua punya selimut atau punya jaket yang bisa menahan dari kedinginan maka Habib Umar pun memberikan beberapa selimut dan selimut itu dibagikan kepada tolabah atau santri –santri semua namun yang belum dapat selimut itu justru al marhum Habib Munzir maka beliau mendatangi rumah habib Umar seraya berkata semua selimut sudah di bagikan kecuali ana yaa habib lalu Habib Umar masuk kedalam rumah untuk mengambil selimut akan tetapi ukuran selimut itu agak kecil berbeda dengan yang di dapat oleh teman –temannya maka di bawanya pula yang penting bisa menutupi beliau dari kedinginan di kamar. saat di waktu malam kedinginan maka di tutupkan selimut tersebut sampai ke kepalanya tatkala selimut itu sampai di kepala maka tercium dari selimut itu bau air kencing maka habib munzir menjadi terheran-heran lantaran bagaimana guru kami yang terkenal akan akhlaknya memberikan selimut bekas kepada saya dan berbau kencing maka kejadian ini membuat al Marhum Habib Munzir sedih sembari bertanya-tanya dalam dirinya “kok begini ‘’, maka besoknya beliau mendatangi rumah Habib Umar untuk menanyakannya & terlihat mukanya berubah maka salah satu pembantu yang ada di rumah Habib Umar melihat muka habib Munzir dan bertanya ‘’ yaa habib kenapa muka mu hari ini berubah, tidak seperti biasanya engkau tersenyum ‘’ lalu Habib Munzir mengatakan, saya heran semua temen –temen mendapatnya selimut yang baru sementara ana mendapat selimut yang bekas, lalu pembantu ini mengatakan “wahai habib Munzir, engkau tau ini selimut di ambil oleh habib Umar dari selimut anaknya karena semua yang punya Habib Umar sudah di bagikan untuk santrinya bahkan yang punya istrinya pun dibagikan, hingga kepunyaan anak yang lain pun di bagikan hingga beliau mengira sudah kebagian semua terkecuali kepunyaan anak beliau yaitu habibana Salim yang waktu itu masih kecil namun tidak luput di ambil selimutnya karena lebih mengutamakan santri santrinya daripada anaknya sendiri. Tatkala Habib Munzir mendengar ini beliau menangis Dan menyesal “Yaa Allah… Akhlak ini belum pernah aku lihat , akhlak yang begitu mulia ini siapa ? saya ini hanya santrinya namun saya lebih di utamakan dari pada anak beliau beliau sendiri” maka hal itu membuat Habib Munzir menyesal dia mengira yang dibagikan seperti itu hanya kepadanya melainkan semua telah di bagikan bahkan kepunyaan Habib Umar , istrinya , anaknya di bagikan kepada santri karena kekurangan dari yang barunya. Demikian buah kesabaran Habib Munzir yang mendapati pembelajaran dari habib Umar akan akhlak yang di ajarkan oleh baginda Rasulullah Saw.
Beliau melihat akhlaknya Habib Umar sebagaimana ciri-ciri akhlaknya para sahabat Rasulullah Saw yaitu mereka lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, lebih memikirkan saudaranya yang muslim daripada dirinya sendiri dan beliau tidak mendapat tafsir ayat al Qur’an akan tetapi beliau mendapatkan tafsir ini langsung dipraktekkan dari sang guru yaitu Al Habib Umar bin Hafidz. Beliau Al Habib Umar lebih mengutamakan orang lain dari pada keluarga beliau sendiri yaitu santri –santrinya, inilah tarbiyah yang di ajarkan oleh baginda Raasulullah Saw oleh guru guru beliau , dan juga tatkala ke Indonesia bagaimana pengorbanan beliau untuk murid murid beliau.
Diceritakan ‘’Dahulu Al Habib Umar punya kebiasaan di muslim dingin atau musim panas supaya anak-anak ada refresing sedikit dengan membawa para santri ke ribat yang ada di kota sihr di mukala, suatu malam saya mencari-cari akhina Habib Munzir hingga ke kamarnya pun tidak ada , maka saya naik ke lantai atas dan saya dapati beliau duduk di pojok sendirian padahal malam itu betul- betul dingin dan ada rintikan hujan, dilihatnya beliau memegang tasbih maka saya mendekat dan berkata “masuk ya habib istirahat ‘’ dan saya melihat beliau menangis ‘’ kenapa engkau menangis ada apa ? Maka Habib munzir mengatakan ‘’ saya sudah 3 hari tidak bermimpi Rasulullah Saw ‘’
Maka Habib Umar Bin Idrus Bin Sahab mengatakan banyak ya Habib orang berbulan –bulan tidak mimpi bertemu Rasulullah Saw walaupun dia tolabul ilim , dia orang Alim , namun dia tidak menangis sepertimu yang hanya 3 hari tidak bermimpi Rasulullah saw.
Maka beliau Habib Munzir mengatakan ‘’ saya takut ada dosa yang menghijab saya untuk bertemu dengan Rasulullah Saw ‘’
Dan beliau Habib Munzir Mengatakan ‘’ wahai akhina Umar asal engkau tau puncak keinginan ku datang ke tarim ini yaitu untuk aku selalu bisa bersambung dengan baginda Rasulullah Saw dengan berkat bersambung dengan Rasulullah itu lah yang menyambungkan aku dengan guru –guru kita.
Lihat bagaimana kecintaan dari pada Habib Munzir kepada Rasulullah SAW perhatian beliau pada adab yang beliau ambil dari guru –guru beliau, sebagaimana Sayidah Aisyah r.a tatkala ditanya bagaimana tentang akhlak Rasulullah Saw maka beliau mengatakan akhlak Rasulullah Saw adalah al Qur’an beliau adalah al Qur’an berjalan itulah pada diri Rasulullah SAW maka ini di ambil oleh mereka yang mencintai nabi Muhammad SAW mereka berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mencontoh dan meniru Rasulullah Saw di dalam kehidupan mereka sehari-hari dan ini di praktekan oleh Habibana Munzir dan di ajarkan kepada murid- murid beliau asar pengaruh kecintaan beliau kepada Rasulullah SAW maka datanglah yang namanya ilmu asar kecintaan beliau terhadap Rasulullah Saw maka datanglah akhlak yang mulia , adab dan kebaikan yang lainya dan daripada pengaruh kecintaan beliau terhadap Rasulullah Saw kita lihat majelis yang di hadiri di zaman sekarang ini oleh umat yang begitu banyak ini berkat percontohan beliau dan kecintaan beliau kepada nabi Muhammad Saw karena beliau mengikuti baginda nabi Muhamamd Saw .
Sebagaimana Al Habib Husein Alhaddar juga mengatakan ‘’ ada beberapa waktu atau hari hari di situ di curahkan rahmat pemberian dari Allah Swt maka beliau mengatakan raihlah rahmat & pemberian dari Allah Swt dengan kita hadir di majelis –majelis yang mana majelis tersebut di hujani rahmat dan pemberian dari Allah Swt seperti majelis seperti ini. kemudian setelah kita mengetahui majelis ini di hujani Rahmat Allah Swt kemudian apa yang bisa kalian ambil , apa yang bisa kalian bawa pulang , apa yang bisa kalian praktekan untuk diri kalian dan keluarga kalian itulah hasil hadirnya kita di majelis-majelis semacam ini.
Wal hamdulillahirabil’alamin
Jasaltul Itsnain Majelis Rasulullah
16 Febuari 2015, Masjid Raya Almunawar
~ Al Habib Umar bin Idrus Bin Sahab hadramaut ~