Makna kata Sujud dan syarat ber Sujud

      Jalsatul Itsnain Majelis Rasulullah Saw

   Senin, 16 Januari 2017

-Habib Ja’far Al-Atthos-

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sebelum kita membaca kitab Safinatunnajah kita membaca doanya Habib Abdullah AlHaddad sebagaimana biasa

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،
وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،
وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،
وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،
اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِ

 

Alhamdulillah Wa Syukru Lillah di malam hari ini kita kembali di dalam pengajian kita pembahasan ilmu Fiqih dan di karang oleh kitab Safinatunnajah oleh  Syekh Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Sumair, yang mudah-mudahan Allah  terus memberikan keberkahan yang berlimpah ruah, di berikan ilmu-ilmu yang bermanfaat, di berikan cahaya oleh Allah Swt, untuk terus  di berikan ketenangan di dalam hati kita , sujud yang hakiki yang di dalam hati kita yang merupakan pembahasan kita pada malam hari ini dalam masalah sujud dalam rukun-rukun sholat, yang kita ketahui, sujud ada sujud jasadiah kita, ada sujud hati kita, yang

Di katakan oleh Al-Imam Muhammad Junaid Al-Bagdadi: “apakah hati itu punya sujud juga?” Beliau mengatakan “iya, sujud yang tidak akan di angkat selama-lamanya”, mudah-mudahan kita di beri jasadiah yang selalu sujud kepada Allah Swt, begitu juga dengan batiniah kita, hati kita, ruhaniah kita, di sujudkan oleh Allah Swt menjadi hamba Allah yang benar-benar di terima oleh Allah Swt, makna sujudnya dalam ciri  dari pada ummat nya Rasulullah Saw,

سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ

kita lihat guru-guru kita, para ulama kita, yang datang bersama kita pada hari ini,  suatu hadiah yang besar yang kita patut bersyukur kepada Allah Swt dengan kedatangan dari pada guru besar kita Habib Muhammad bin Abdul Qodir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf, yang merupakan pintu yang di buka oleh beliau untuk seluruh keberkahan majelis-majelis ilmu, majelis-majelis  maulid, terutama di ibu kota Jakarta dan di seluruh Indonesia  dengan kedatangan guru mulia kita Habib umar atas perintah Habib Abdul Qodir Assegaf, mudah-mudahan Allah pandang diri kita, di berikan oleh Allah Swt  cahaya yang di titipkan oleh Allah melalui lidahnya para ulama-ulama kita, pewaris-pewaris nabi Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Pada hakikat nya saya gemetar juga pada hari ini, tapi saya ingin mendapat keberkahan pandangan dari pada Habib Muhammad bin Abdul Qodir  bin Ahmad Assegaf yang dari ayah beliau, dari ayah-ayah beliau yang merupakan sulalah yang begitu hebat yang bersambung kepada Habib Muhammad Bin Umar bin Toha Sofi Assegaf, murid dari pada Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang pernah saya ceritakan dari salah satu anak beliau, Ketika Habib Abdul Qodir bin ahmad membuka dari pada kita Ihya’ulumuddin, beliau menemukan dari seluruh pembahasan yang di pentahkan Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf, bukan dari ayah beliau,  akan tetapi Habib Abdul Qodir yang lain, minta untuk baca kitab kepada Habib Abdullah bin Husain bin Tohir, karena guru beliau di sewon meninggal dunia, di buka kitab-kitab dari pada Ihya’ulumuddin sampai pada pembahasan tentang penyakit-penyakit hati, beliau bingung, kok ada di dalam kitab yang begini hebat pembahasan tentang penyakit-penyakit hati. Merasa bingung beliau bertanya kepada  guru nya Habib Abdullah bin Husain bin Tohir, wahai habib, aku baca kitab ilmu, kitab muamalah,  dan kitab-kitab Ihya , semua mengagumkan diriku, tapi ketika aku baca kitab dari pada tentang penyakit hati aku bingung, apa ada manusia seperti ini,  di katakan, engkau dari keturunannya Habib Muhammad bin Umar Toha Sofi Assegaf engkau terdidik dari lingkungan yang tidak mengenal penyaki-penyakit hati  seperti  ini,  cukup wahai anakku engkau baca dari pada kitab Ihya yang lain nya, jangan engkau mempertanyakan dari pada penyakit hati, karena memang engkau tidak terdidik dari orang-orang yang punya penyakit hati. Mudah-mudahan kita juga di bersihkan oleh Allah Swt , keluarga kita di bersihkan oleh Allah Swt, kita jaga hati kita dari segala macam-macam penyakitnya dengan kita benar-benar memahami sujudnya kita dengan Allah Swt, bukan hanya jasadiah kita, tapi hati kita untuk berusaha  dengan maksimal, dengan usaha kita dengan keras , agar benar-benar sujud kepada Allah Swt, mudah-mudahan hati kita di berikan cahaya oleh Allah Swt, Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Pembahasan kitab dalam Fiqih dalam kitab Safinatunnajah di dalam rukun yang ke 9 dari rukun-rukun sholat Yang ke 9 adalah sujud. Di dalam bahasa arab sujud mempunyai makna bisa artinya merasa nyaman, atau makna nya patuh, tunduk, dan merendah. Ini yang di ambil dari kata sujud , yang hakikinya kita benar-benar patuh, tunduk , merendah di hadapan Allah Swt, dengan perintah Allah Swt untuk kita sujud kepada Allah Swt. Dan tempat inilah waktu inilah yang Rasulullah Saw mengatakan paling dekatnya .

Dalam hadist Rasulullah Saw dalam shohih muslim dikatakan bahwa Rasulullah Saw mengatakan “paling dekatnya seorang hamba kepada Allah Swt  dalam keadaan dia bersujud, maka perbanyaklah di dalam nya dengan doa. Maka pasti akan di kabulkan doa-doa kalian.”

Makanya Rasulullah Saw ketika turun kata Sayyidina Uqbah bin Amir ketika turun Sabbihis ma rabbikal a’laa. Kata Rasulullah Saw, jadikan bacaan tersebut di tambahkan wabihamdih di dalam sujud kalian. Wajibnya hanya sekali sempurnanya paling minim 3x atau 5x atau 9x atau 11x. Itu kalau kita sembahyang dengan berjamaah, kalau kita sembahyang sendirian boleh kita tambahkan doa-doa yang panjang yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw

Kemudian dari makna sujud dalam bahasa fiqihnya adalah meletakan orang yang sholat dia punya keningnya di tempat sujudnya, itu makna dari kata sujud,

Kemudian syarat sujud kata para ulama ada 9

  1. Semua rukun dalam sholat harus sah.
  2. Harus ada Tumakninah
  3. Tidak boleh mempunyai niat yang lain.
  4. Niat nya harus sujud
  5. Harus sujudnya di sertai dengan 7 tulangnya, ini pendapat Imam Nawawi dan di ambil oleh ulama-ulama kita
  6. Keningnya harus sebagian, walaupun sedikit harus ada yang terbuka. Jangan sama sekali tidak ada,
  7. Tidak boleh sujud dengan sesuatu yang bergerak bersama nya,
  8. Harus pantatnya lebih nungging dan harus lebih tinggi dari kepala,
  9. Ada harus sedikit tekanan

Itu adalah syarat-syarat sujud yang Insya Allah nanti kita akan teruskan lagi, jadi 9 dari syarat sujud ini harus kita perhatikan benar-benar,

Dulu Habib Alwi bin Abdurrahman bin Abdullah  Al-Masyhur kalau dia sujud sampai air matanya deras keluar dari matanya. Dan banyak para sholihin yang ketika sujudnya.

Seperti Uwais Al-Qorny , dan banyak lagi dari kalangan sholihin yang menikmati sholatnya. Mudah-mudahan Allah jaga diri kita , mudah-mudahan Allah beri kita ilmu yang bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.